Keterangan Pers Presiden RI sebelum Kunjungan Kerja ke Afrika dan Arab, Jakarta, 30 Januari 2013

 
bagikan berita ke :

Rabu, 30 Januari 2013
Di baca 733 kali

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SEBELUM MELAKSANAKAN KUNJUNGAN KERJA KE LIBERIA, NIGERIA,

ARAB SAUDI, DAN MESIR

DI BANDARA HALIM PERDANA KUSUMA, JAKARTA

RABU, TANGGAL 30 JANUARI 2013

 

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahiim,

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Saudara-saudara, utamanya para Wartawan yang saya cintai,

 

Saya akan menyampaikan penjelasan tentang rencana tugas saya beserta delegasi dan rombongan ke luar negeri kali ini. Delegasi akan melaksanakan kunjungan ke negara-negara sahabat selama lebih kurang delapan hari, dan akan mengunjungi empat negara. Kegiatan kunjungan luar negeri ini ada yang bersifat peningkatan hubungan bilateral, tetapi juga ada yang merupakan agenda kerja sama multilateral. Insya Allah, setelah saya beserta delegasi dan rombongan berangkat sore hari ini, esok hari pertama-tama akan sampai di Kota Monrovia, Liberia.

 

Sebagaimana yang Saudara ketahui, High Level Panel yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertugas untuk menyiapkan kerangka kerja sama internasional yang baru pasca-MDG 2015 akan kembali melaksanakan sidangnya. Ini sidang ketiga setelah pertama kami laksanakan di New York, kedua di London, ketiga di Monrovia, dan nanti keempat di Indonesia, dan yang terakhir akan kita serahkan hasil kerja itu ke Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, insya Allah pada bulan Mei tahun ini.

 

Tentu selama dua hari berada di Monrovia, saya beserta Perdana Menteri Inggris dan Presiden Liberia akan memimpin panel itu untuk melanjutkan pekerjaan yang telah kami lakukan selama ini. Jadi, memang fokusnya adalah pertemuan lengkap anggota panel, dan fokusnya tetap mempersiapkan kerangka kerja sama yang baru sebagai kelanjutan dari MDG yang meliputi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

 

Dan sebagaimana yang menjadi tema besar Indonesia, kita ingin mengangkat dan merekomendasikan agar tema sentral dari kerja sama global ini adalah mengakhiri kemiskinan di seluruh dunia. Tentu dengan fokus beberapa agenda sebagaimana MDG yang berlaku sekarang ini. Tentu belum tepat saya menyampaikan kerangka baru itu seperti apa. Apakah MDG plus? Apakah MDG ditambah dengan tujuan-tujuan yang baru? Semua opsi terbuka. Yang penting, kita ingin kerja sama yang baru nanti lebih efektif dibandingkan MDG yang berlaku sekarang ini.

 

Setelah kurang lebih dua hari berada di Monrovia, Liberia, saya beserta delegasi akan melanjutkan kunjungan ke Nigeria. Dan berada di Nigeria kurang lebih satu hari. Sebagaimana Saudara ketahui, Nigeria adalah negara di Afrika yang penting dan memiliki prospek perkembangan yang baik, termasuk potensi dan perkembangan ekonominya. Jadi bukan hanya Afrika Selatan, tetapi Nigeria dan sejumlah negara kunci di Afrika sekarang ini memiliki perkembangan yang baik.

 

Presiden Nigeria telah dua kali berkunjung ke Indonesia. Pertama, menghadiri Konferensi Asia Afrika, ulangi, betul? Konferensi Asia Afrika bertepatan dengan 50 tahun peringatan KAA waktu itu. Kemudian, Presiden Nigeria berkunjung kembali ke Indonesia untuk menghadiri pertemuan D-8. Kebetulan waktu itu saya sebagai Ketua D-8. Oleh karena itu, tentu baik karena Nigeria amat dekat dengan Liberia, saya berkunjung satu hari sebagai kunjungan balasan, dan sekaligus mengingat potensi Nigeria yang baik akan kita gunakan untuk meningkatkan kerja sama dan kemitraan bilateral.

 

Setelah dari Nigeria, saya beserta delegasi, insya Allah akan melaksanakan ibadah umroh sehingga dari Nigeria akan terbang ke Jeddah. Di Jeddah, ada satu acara yang tidak kalah pentingnya yaitu Business Forum. Potensi untuk kerja sama ekonomi dengan Timur Tengah tinggi. Oleh karena itu, kita ingin dengan potensi Indonesia terkini sebagai anggota D-8 dan salah satu tujuan utama investasi global, kita ingin menjalin kerja sama yang lebih riil lagi dengan Timur Tengah.

 

Oleh karena itulah, forum di Jeddah akan kita gunakan dengan sebaik-baiknya agar membawa manfaat riil bagi kepentingan nasional kita. Di Jeddah, setelah itu kami akan menuju ke Mekkah Al-Mukarramah untuk menjalankan ibadah umroh, dan berada di Mekkah kurang lebih 15 jam. Kemudian, kami akan melanjutkan perjalanan ke Madinah Al-Munawwarah untuk melanjutkan ibadah umrah kami, ziarah di makam Rasulullah, dan di Madinah kami akan berada sekitar lima jam. Setelah itu, saya dan delegasi akan melanjutkan kunjungan ke Kairo, Mesir.

 

Di Kairo, sebagaimana Saudara ketahui, dirancang akan dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Konferensi, ulangi, sekarang namanya Organisasi Kerja Sama Islam - OKI atau OIC. Insya Allah, saya akan berada di Mesir sekitar satu hari, mungkin kurang sedikit. Dan tepat pada tanggal 6 Februari malam hari, insya Allah, saya beserta delegasi akan kembali ke Tanah Air. Di Mesir tentu penting bagi negara-negara anggota OKI untuk meningkatkan efektivitas kerja sama kita yang sangat penting sekarang ini. Dan saya dijadwalkan selama berada di Mesir dalam rangkaian pertemuan OKI akan menghadiri dan diminta oleh tuan rumah tentang sesi menyangkut Palestina. Dan ini kepentingan nasional kita karena kita harus terus berupaya untuk mendukung kemerdekaan Palestina sebagaimana yang kita laksanakan selama ini. 

 

Saudara tentu tahu situasi di Mesir diwarnai dengan berbagai gangguan politik, sosial dan keamanan. Ada tiga provinsi yang dinyatakan sebagai daerah berkeadaan bahaya, apa namanya, status emergency. Di Kairo juga ada protes-protes politik dan gerakan sosial. Tapi sejauh ini tuan rumah masih akan tetap menyelenggarakan KTT OKI itu, dan Indonesia siap hadir di situ dengan harapan, situasi keamanan kondusif bagi pelaksanaan KTT.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan Saudara-saudara. Kepada para Wartawan yang akan menyertai kunjungan saya beserta delegasi, nanti selama kita berada di negara-negara itu akan saya berikan penjelasan pers secara sistematis dan berkelanjutan.

 

Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.  



 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI