KEYNOTE SPEECH PRESIDEN RI PADA ACARA INDONESIA-CHINA BUSINESS LUNCHEON, 3 OKT 2013 DI JAKARTA

 
bagikan berita ke :

Kamis, 03 Oktober 2013
Di baca 723 kali

KEYNOTE SPEECH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

INDONESIA-CHINA BUSINESS LUNCHEON

DI HOTEL SHANGRI-LA, JAKARTA

TANGGAL 3 OKTOBER 2013

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

 

Yang Mulia Bapak Xi Jinping, Presiden Republik Rakyat Tiongkok,

Para Pimpinan Dunia Usaha dari Tiongkok dan Indonesia,

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Delapan tahun lalu, tahun 2005, Tiongkok dan Indonesia meletakkan tonggak sejarah baru dalam hubungan bilateralnya, dengan membangun Kemitraan Strategis, Strategic Partnership di antara kedua negara.  Deklarasi Kemitraan Strategis itu dilakukan di Jakarta, antara waktu itu, Presiden Hu Jintao dengan saya.

 

Kemarin, tanggal 2 Oktober 2013, satu hari setelah Hari Nasional Tiongkok, kita kembali mengukir tonggak sejarah yang baru, dengan meningkatkan lagi hubungan bilateral kita menjadi Kemitraan Strategis yang komprehensif, Comprehensive Strategic Partnership.  Deklarasi Kemitraan Strategis yang komprehensif ini juga dilakukan di Jakarta, antara Presiden Xi Jinping dengan saya, kemarin.

 

Hari ini, tanggal 3 Oktober 2013, kalangan dunia usaha kedua negara langsung menindaklanjutinya dengan membangun kerja sama, yang akan membawa manfaat bersama bagi Indonesia dan Tiongkok.  Terima kasih. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Yang Mulia Bapak Xi Jinping, Presiden Republik Rakyat Tiongkok, beserta segenap delegasi dan kalangan dunia usaha dari Tiongkok yang berkenan menghadiri forum yang sangat penting ini.

 

Yang Mulia Bapak Presiden,

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Indonesia-China Business Luncheon yang kita selenggarakan pada hari ini, memiliki nilai yang sangat penting bagi peningkatan Kemitraan Strategis yang komprehensif antara Indonesia dan Tiongkok. Kemitraan Strategis itu kita bangun berlandaskan prinsip-prinsip kesetaraan, timbale-balik, saling menghormati, dan tentunya saling membawa manfaat bagi kedua negara.

 

Kemitraan strategis di antara kedua negara kita, juga menjadi sangat penting mengingat banyaknya peluang, potensi, dan komplementasi yang tinggi. Tiongkok saat ini tengah beranjak dari sektor manufaktur padat karya menuju manufaktur berbasis ilmu pengetahuan dan  teknologi.  Sementara Indonesia memiliki tekad untuk lebih membangun sektor manufaktur yang juga makin didukung oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dengan tetap mempertahankan penciptaan lapangan pekerjaan.

 

Dalam kaitan itu, kedua negara kita dapat saling melengkapi untuk mencapai pembangunan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan. Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia, ekonomi nomor terbesar kedua di dunia, dan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dapat menyatukan potensi secara bersama, bagi peningkatan perdagangan dan investasi, dan kerja sama ekonomi yang lain.  Di Indonesia sendiri, masih banyak ruang bagi peningkatan kerja sama dan investasi yang terbentang luas dari Aceh hingga Papua, yang dapat kita kerja samakan.

 

Yang Mulia Bapak Presiden,

 

Dalam rentang periode tahun 2009 hingga tahun 2013, alhamdulillah, Indonesia telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,9 persen per tahun atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi lima tahun sebelumnya. Kami juga bersyukur,  bahwa di antara negara anggota G-20, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah Tiongkok.

 

Produk Domestik Bruto dengan ukuran Purchasing Power Parity Indonesia juga telah meningkat dari 645 miliar dolar pada tahun 2004, menjadi 1,2 triliun dolar Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi yang terus membaik ini, juga diikuti oleh menurunnya tingkat pengangguran dan kemiskinan.

 

Saat ini, kami terus berupaya untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah dinamika perekonomian global yang tidak mudah. Yang Mulia bersama saya baru saja menghadiri Pertemuan Puncak G-20 di Rusia, yang juga mendiskusikan gejolak dan tekanan baru perekonomian global, utamanya yang dihadapi negara-negara emerging markets. Minggu depan, Yang Mulia dengan saya dan para Pemimpin APEC juga akan bertemu kembali di Bali untuk melanjutkan kembali pembahasan kita, kerja sama yang riil di jajaran anggota APEC. Ke depan, saya sungguh percaya, kalangan dunia usaha Tiongkok dapat menjadi salah satu mitra utama Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai peluang investasi.

 

Di bidang infrastruktur, Pemerintah Indonesia melihat potensi yang sangat besar bagi partisipasi pelaku bisnis dari Tiongkok. Apalagi saat ini, kami tengah giat-giatnya mengimplementasikan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau MP3EI di banyak koridor, dari Sumatera hingga Papua, serta dari Kalimantan hingga Nusa Tenggara. Banyak sekali infrastruktur yang akan kita bangun, mulai dari jalan dan jembatan, pelabuhan laut dan bandar udara, hingga telekomunikasi tercanggih. 

 

Selain infrastruktur, pengembangan bidang energi di Indonesia juga memerlukan investasi yang cukup besar. Untuk periode tahun 2013 hingga tahun 2030, Indonesia akan mengalami peningkatan tajam permintaan untuk sumber daya energi. Pada tahun 2030, pasar energi kami diperkirakan  akan mencapai  270 miliar dolar Amerika Serikat. Untuk itu,  terbuka peluang pengembangan kerja sama di bidang energi, baik energi panas bumi yang masih sangat potensial untuk digali, maupun energi terbarukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Bersama dunia usaha Indonesia, baik di pusat maupun daerah, kalangan dunia usaha Tiongkok bisa melaksanakan kerja sama yang tepat dan saling menguntungkan.  Kerja sama yang dapat mempercepat pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

 

Sementara itu, di bidang perdagangan, total perdagangan kedua negara kita pada tahun 2012 telah mencapai lebih dari 50 miliar dolar Amerika Serikat. Tentu dengan makin banyaknya peluang yang terbuka luas, kita dapat meningkatkannya lagi, nilai total perdagangan kita di tahun-tahun mendatang. Yang kita tuju adalah pedagangan yang makin kuat, makin berimbang, dan terus berkelanjutan. Partisipasi aktif dalam memperluas jaringan produksi dan jaringan bisnis dari para pengusaha Indonesia di Tiongkok atau sebaliknya, menjadi kunci dari peningkatan itu. Saya berharap, para pengusaha Tiongkok dapat melihat Indonesia sebagai sumber utama untuk memenuhi kebutuhan produksi dan pengembangan bisnisnya.

 

Yang Mulia Bapak Presiden Xi Jinping,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Saat ini, Pemerintah Indonesia terus meningkatkan kualitas pelayanan bagi para investor dan mitra dagang, termasuk dari Tiongkok. Berbagai kendala yang selama ini kerap muncul, seperti prosedur administrasi dan perizinan, peraturan investasi, dan kurangnya informasi, terus kita perbaiki. Pintu kami terbuka lebar bagi siapa saja  yang ingin berinvestasi di Indonesia, dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi regional, baik untuk memasuki pasar di kawasan ini maupun kawasan lainnya. Mari kita bangun jaringan bisnis di antara kedua negara agar kemitraan kita bertambah kuat.  Kemitraan yang manfaat positifnya dapat dirasakan oleh rakyat kedua negara. Kemitraan yang adil dan menjanjikan kemakmuran bersama.  Kemitraan di antara mitra strategis Tiongkok dan Indonesia yang memiliki tujuan yang besar dan mulia untuk jangka waktu yang panjang.

 

Tahun lalu, ketika saya melakukan kunjungan ke Tiongkok, para pelaku usaha kedua negara telah melakukan penandatanganan 15 nota kesepahaman dengan total nilai investasi  mencapai 17,6 miliar dolar Amerika Serikat. Hari ini saya beserta Yang Mulia, kembali menyaksikan penandatangan sejumlah perjanjian kerja sama bisnis dan investasi, yang tadi disebutkan oleh Menteri Perindustrian Indonesia, Hidayat, bernilai sekitar 28,2 miliar. 

 

Perjanjian kerjasama bisnis dan investasi ini patut kita sambut gembira, karena akan meningkatkan ekonomi kedua negara.  Saya berharap, berbagai perjanjian kerja sama bisnis dan investasi tadi dapat segera direalisasikan secara nyata dan berkelanjutan.  Saya yakin Yang Mulia sepakat dengan saya bahwa saatnya untuk bekerja dan berbuat secara nyata.

 

Yang Mulia Bapak Presiden,

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Mengakhiri sambutan ini, saya ucapkan selamat berdialog dan mengembangkan jejaring bisnis yang saling menguntungkan di antara kalangan dunia usaha Indonesia dan Tiongkok. Dan yang terahir, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Yang Mulia Bapak Presiden Xi Jinping yang telah menghadiri acara ini, dan terima kasih atas segala komitmen dan niat baik Beliau untuk kedua bangsa, kedua negara ini terus meningkatkan kerja sama, baik secara bilateral maupun secara regional dan global, dan bukan hanya kerja sama ekonomi tapi kerja sama di berbagai bidang yang lebih luas, sesuai dengan semangat kita, membangun Kemitraan Strategis yang komprehensif. Saya mendoakan di bawah kepemimpinan Yang Mulia, Tiongkok akan bertambah maju dan berjaya.

 

Terima kasih. Terima kasih.

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI