Konferensi Pers Presiden RI Mengenai Penurunan Nilai Tukar Rupiah, Tgl. 21 Agt 2013, di Jakarta

 
bagikan berita ke :

Rabu, 21 Agustus 2013
Di baca 731 kali

KONFERENSI PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENGENAI PENURUNAN NILAI TUKAR RUPIAH

PADA

RAPAT KERJA BIDANG EKONOMI

TANGGAL 21 AGUSTUS 2013

DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA

 

 

Bismillahirrahmanirrahim.

Saudara-saudara,

Hari ini, saya ingin menjelaskan kepada rakyat Indonesia, berkaitan dengan situasi ekonomi negara kita, utamanya pada hari-hari terakhir ini. Dengan penjelasan ini, saya berharap saudara-saudara kita, rakyat Indonesia mengerti duduk persoalan, serta apa yang terjadi menyangkut perekonomian kita, dan sebenarnya juga perekonomian dunia. Dan sekaligus mengerti apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh pemerintah, untuk mengatasi persoalan ini.

 

Sebagaimana saya sampaikan pada tanggal 16 Agustus yang lalu, ketika menyampaikan pidato RAPBN Tahun 2014, bahwa tahun 2013 ini, adalah tahun yang tidak mudah bagi ekonomi Indonesia, dan sebenarnya juga bagi ekonomi di kawasan Asia, dan banyak lagi negara-negara di dunia. Tahun depan pun, tahun 2014, ekonomi kita juga akan masih menghadapi tantangan-tantangan yang tidak bisa kita abaikan. Yang kita hadapi, sebagaimana rakyat ketahui hari-hari terakhir ini misalnya, ada pelemahan nilai tukar rupiah yang cukup signifikan, menurunnya harga saham kita yang juga cukup signifikan, dan sejumlah tantangan baru yang kita hadapi, itu disebabkan oleh dua faktor.

 

Faktor pertama, yang sifatnya global dan regional, yaitu ditetapkannya kebijakan moneter di Amerika Serikat, yang berpengaruh kepada situasi keuangan di banyak negara, negara berkembang, emerging market, termasuk Indonesia. Itu yang sifatnya dari luar, faktor eksternal. Sedangkan yang dari dalam faktor internal, memang kita juga menghadapi masalah, ekspor kita menurun, karena memang ekonomi dunia sedang mengalami perlambatan pertumbuhan atau resesi. Sementara impor barang kita masih tetap tinggi, sehingga neraca perdagangan kita menjadi tidak baik, neraca pembayaran juga tidak baik. Hal seperti ini juga dilihat oleh yang disebut pasar. Pasar dalam negeri, maupun pasar luar negeri, antara lain ada kekhawatiran pasar kalau-kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun secara tajam. Begitu, yang sekarang disampaikan oleh pihak pasar ekonomi, pasar bisnis, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

 

Pasar juga mengatakan, kalau pembayaran, neraca pembayaran, dan neraca perdagangan seperti ini yang disebut dengan defisit, ini kalau tidak ada solusi, apalagi bertambah memburuk juga tidak baik, bagi ekonomi kita. Ekonomi Indonesia. Inilah yang menyebabkan hari-hari terakhir ini terjadi penurunan yang tajam atas nilai tukar rupiah kita.  Meskipun di kawasan Asia, ini boleh disebut tengah-tengah. Ada yang lebih baik dibandingkan Indonesia, ada yang lebih buruk dibandingkan Indonesia, menyangkut nilai tukar rupiah ini sampai dengan tanggal 20 Agustus yang lalu. Namun, bagi kita tidak perlu terlalu membandingkan, bagaimanapun ini harus kita atasi, agar nilai tukar rupiah tidak lebih memburuk, dan kemudian tidak lebih mengganggu perekonomian kita secara keseluruhan. Inilah yang saya anggap isu penting masalah utama yang harus kita carikan solusinya.

 

Sementara itu, pertumbuhan, kita harapkan tidak sampai mengalami perlambatan yang tajam, apalagi jatuh. Terus terang, kita dulu menetapkan pertumbuhan 6,3%, pemerintah bersama DPR RI, dan itu tertuang dalam APBNP Tahun 2013, belum ada perubahan kebijakan yang ada di Amerika Serikat, yang berpengaruh kepada dunia, dan sejumlah perkembangan baru di bidang perekonomian. Oleh karena itu, saya harus dengan jujur mengatakan untuk mencapai 6,3% barangkali berat bagi Indonesia. Oleh karena itu, kita harus bekerja sangat keras. Saya mengajak semua pihak, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, semua untuk bekerja sekuat tenaga andaikata ada penurunan, pertumbuhan ekonomi kita, penurunannya tidak sangat tajam.

 

Dua hal inilah yang menjadi sasaran, apa yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini, setelah peringatan 17 Agustus kemarin, pemerintah bekerja, kami bekerja siang dan malam sekarang ini untuk menetapkan kebijakan, langkah, tindakan, dan semua yang perlu dilakukan di hari-hari mendatang, di minggu-minggu mendatang, di bulan-bulan mendatang dengan tujuan kita bisa meminimalkan, bisa mengurangi dampak dan tekanan terhadap ekonomi kita. Kemudian kita bisa relatif menjaga pertumbuhan yang kita harapkan. Kalau tidak sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, sekali lagi, turunnya jangan sampai terlalu tajam.

 

Di samping kita punya kewajiban untuk menjaga pertumbuhan dan cara yang pemerintah lebih pilih untuk menjaga pertumbuhan ini adalah, dengan menggerakkan, mempercepat, dan segera mengimplementasikan rencana dan persiapan investasi di berbagai bidang, berbagai proyek di seluruh Tanah Air. Karena ekspor kita tahu menurun, maka andalan kita investasi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang akan segera kita jalankan di waktu dekat mendatang untuk menjaga pertumbuhan, utamanya kita akan mengandalkan sisi investasi. Kemudian, dengan harapan akan menjadi lebih seimbang antara ekspor dan impor barang dan jasa kita, maka neraca pembayaran menjadi lebih bagus, harapan kita, nilai tukar rupiah tidak terus melemah apalagi pelemahannya itu secara tajam. Inilah yang kita usahakan dengan sungguh-sungguh, dengan sangat serius sekarang ini.

 

Tentu persoalan ekonomi bagi rakyat bukan hanya sekedar index harga saham gabungan, bukan sekedar nilai tukar rupiah, bukan sekedar pertumbuhan ekonomi, bukan sekedar investasi, tetapi kami juga akan berupaya sekuat tenaga untuk menjaga stabilitas harga atau inflasi, agar rakyat kita tetap memiliki daya beli untuk membeli barang dan jasa yang dibutuhkan, dalam kehidupan sehari-harinya. Kebijakan dan langkah tindakan untuk menjaga stabilitas harga juga termasuk yang akan segera kita berlakukan secara ekstra untuk waktu jangka dekat mendatang.

 

Masih ada satu lagi, kita ingin meskipun dunia usaha tentu mendapatkan tekanan sebagaimana yang dihadapi oleh pemerintah, tetapi pemerintah akan menetapkan kebijakan agar tidak mudah terjadi PHK, Pemutusan Hubungan Kerja. Kita harus mengamankan juga saudara-saudara kita kaum pekerja, sebagaimana mengamankan rakyat yang lain. Oleh karena itulah, kita juga akan melakukan sesuatu bekerja sama dengan dunia usaha, apa pun tekanan yang dialami oleh dunia usaha dan pemerintah juga alami, jangan sampai sekali lagi mudah melakukan PHK. Sebab kalau terjadi PHK, maka lebih sulit lagi rakyat kita di dalam mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

 

Itulah yang kami bahas, rumuskan, dan tetapkan sebagai kebijakan, yang akan segera kami jalankan. Setelah selesainya pertemuan yang saya pimpin ini, dan sejak tiga hari yang lalu sebetulnya Kabinet sudah bekerja, akan ditindaklanjuti selama dua hari ini, untuk merumuskan sekali lagi kebijakan, dan tindakan pengelolaan ekonomi kita, dengan tujuan utama menjaga stabilitas keuangan kita. Yang kedua, bagaimanapun kita juga menjaga pertumbuhan untuk tidak menurun secara tajam. Dua hal itulah, ditambah upaya kita untuk mencegah terus terjadinya inflasi yang tidak kita kehendaki maupun PHK, maka paket akan segera disiapkan dalam waktu dua hari ini, dan nanti Insya Allah pada hari Jumat pagi, akan saya putuskan sebagai paket kebijakan dan tindakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi sekarang ini. Dan, kemudian hari Jumat juga akan diumumkan oleh para menteri teknis, yang membidangi, yang menangani masalah-masalah ini. Dan, pada hari berikutnya lagi dijalankan.

 

Nah, saya berharap kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mendukung langkah-langkah pemerintah mengatasi permasalahan ekonomi sekarang ini, saya sudah menjelaskan apa yang terjadi, mengapa itu terjadi, dan sekaligus saya sudah menjelaskan bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang cepat, tepat, dan terukur. Dan semuanya itu kita tujukan untuk kepentingan rakyat kita, kepentingan perekonomian kita.

 

Itulah, Saudara-saudara, yang dapat saya jelaskan, dan penjelasan lebih lanjut nanti akan disampaikan pada hari Jumat, setelah pemerintah secara resmi menetapkan kebijakan untuk merespon perkembangan perekonomian terkini, dan sekaligus apa saja responnya, apa saja kebijakannya, silakan nanti didengarkan apa yang akan dijelaskan oleh para menteri teknis, menteri terkait.

 

Terima kasih, Saudara-saudara.

 

 

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI