Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna Bidang Polhukam, Jakarta, 18 September 2012

 
bagikan berita ke :

Selasa, 18 September 2012
Di baca 726 kali

PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

SIDANG KABINET PARIPURNA BIDANG POLHUKAM

DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA

PADA TANGGAL 18 SEPTEMBER 2012

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden dan peserta Sidang Kabinet Paripurna,

 

Hari ini, alhamdulillah, kita dapat kembali menyelenggarakan Sidang Kabinet Paripurna, dan topik utama yang hendak kita bahas pada sidang kita hari ini berkaitan dengan bidang politik, hukum, dan keamanan. Setelah pengantar saya ini, nanti akan saya persilakan Menteri Luar Negeri untuk menyampaikan presentasi tentang perkembangan situasi dunia, terutama isu-isu politik dan keamanan yang mengemuka sekarang ini, yang langsung atau tidak langsung memiliki dampak bagi kehidupan di tanah air.

 

Contoh, situasi di beberapa negara baik di Timur Tengah maupun di Asia menyusul dikeluarkannya atau dirilisnya sebuah film yang dianggap sebagai penistaan terhadap agama tertentu, yang sekarang tengah terjadi di banyak negara, bahkan juga terjadi di Indonesia. Juga situasi geopolitik sebetulnya, ya katakanlah politik dan keamanan di kawasan Asia, utamanya Asia Tenggara dan Asia Timur, lebih khusus lagi sengketa teritorial di wilayah Laut China Selatan. Untuk diketahui bahwa ketegangan di Laut China Selatan bukan hanya antara Tiongkok dengan negara-negara ASEAN yang memiliki klaim terhadap wilayah atau bagian dari wilayah itu, tetapi ternyata juga ada ketegangan yang tinggi, misalnya sekarang ini antara Tiongkok dengan Jepang, dan sebenarnya juga antara Jepang dengan Korea, dan negara-negara di kawasan Asia Timur. Ini juga akan di-update­ terus, barangkali Pak Marty situasi di Syria yang terakhir, dan mungkin juga disampaikan agenda besar yang akan diacarakan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun ini. Dengan demikian, kita bisa mengikuti dan bisa mengembangkan kebijakan dan langkah-langkah pemerintah kita secara tepat.

 

Setelah itu, nanti Menko Polhukam akan menyampaikan dan menjelaskan kepada kita semua upaya yang dilakukan oleh jajaran pemerintah, utamanya aparat keamanan, kepolisian, TNI, intelligence, dan lembaga-lembaga lain untuk menjamin keamanan di seluruh tanah air, termasuk keamanan dan ketertiban publik. Ini juga penting untuk kita pastikan agar, baik stabilitas politik, saya ulangi, baik stabilitas politik, ataupun keadaan keamanan dalam negeri tetap terjaga sehingga pembangunan ekonomi yang sekarang juga menghadapi tantangan yang serius dapat kita laksanakan dengan baik, dan semuanya itu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

 

Akan dilaporkan nanti apa saja yang menjadi agenda dan prioritas sekarang ini untuk dilaksanakan oleh jajaran penegak keamanan. Saya juga memberikan atensi, sebentar lagi akan ada pemilihan gubernur di DKI Jakarta. Tentu negara, pemerintah tidak masuk pada wilayah politik praktisnya, kita serahkan saja kepada masyarakat DKI Jakarta untuk memilih pemimpin yang dianggap tepat oleh mereka secara demokratis, fair, tanpa apa namanya, sesuatu yang mengganggu pemilihan gubernur itu sendiri. Tapi satu hal, saya mengikuti bahwa kompetisi sangat keras dan ketat. Oleh karena itu, mari kita pastikan dalam proses pemilihan itu, sebelum, pada saat, maupun setelah, keamanan Jakarta tetap terjaga.

 

Kita punya riwayat di masa yang lalu ada ekses setelah Pilkada dilaksanakan, baik di Jawa maupun di luar Jawa yang tentu tidak kita kehendaki kalau itu menimbulkan dampak yang tidak bagus, kalau terjadi aksi kekerasan, pengrusakan, dan sebagainya. Kita harus sungguh bertanggung jawab sambil menghimbau calon-calon gubernur itu untuk memiliki komitmen dan tanggung jawab menjaga keamanan di Jakarta yang menjadi barometer dari keamanan negara kita. Itu yang juga mesti dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian, demokrasi kita insya Allah akan makin hidup sekaligus makin matang, dan kemudian penggunaan kebebasan itu tidak merusak sendi-sendi kehidupan bangsa yang harus terjaga stabilitasnya, termasuk keamanan dan ketentramannya. Kita akan mendengarkan nanti penjelasan dari Menko Polhukam.

 

Saudara-saudara,

 

Pengantar yang ingin saya sampaikan ada beberapa. Pertama, sebagaimana Saudara ketahui, kita akan menjadi Ketua APEC. Tahun depan Indonesia menjadi Chairman of APEC, menerima keketuaan ini dari Rusia tahun ini, dan Saudara tahu tahun lalu Amerika Serikat. Kita tahun depan, dan setelah kita akan kita serahkan ke Republik Rakyat Tiongkok. Saya tahu kita sudah memulai mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan mari kita sukseskan untuk kepentingan Indonesia sendiri dan serta untuk kepentingan kerja sama di kawasan Asia Pasifik, utamanya dalam wadah APEC. Satu hal yang harus saya sampaikan dalam pertemuan APEC kemarin, semua pemimpin ekonomi yang tergabung dalam APEC menyadari bahwa perekonomian global masih penuh dengan ketidakpastian, masih diwarnai dengan resesi terutama di sejumlah kawasan, misalnya Eropa ataupun Amerika, ataupun emerging economies yang juga mengalami slow down dalam pertumbuhan perekonomiannya. Yang ini disadari akan berdampak kepada seluruh negara di dunia ini, termasuk APEC.

 

Hampir semua Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, menyampaikan dalam pertemuan di Vladivostok, Rusia, kemarin, pertumbuhan mereka terganggu, ekspor mereka bahkan banyak yang jatuh. Oleh karena itulah, kita ingin melakukan kerja sama yang lebih efektif, yang lebih nyata. Di satu sisi, harapannya masing-masing negara anggota APEC bisa survive, bisa bertahan, dan syukur-syukur ekonominya tetap tumbuh baik. Kemudian kawasan Asia Pasifik, utamanya lagi kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur itu betul-betul menjadi pilar, menjadi penyangga perekonomian global yang sekarang sedang menghadapi kesulitan-kesulitan. Oleh karena itulah, tema besarnya tetap resilience, bagaimana menjaga daya tahan ekonomi di kawasan ini, dan kemudian terus melakukan sesuatu agar pertumbuhan terjadi. Oleh karena itu, di APEC Meeting Vladivostok, agenda utama yang kami bahas secara mendalam adalah perlunya menjaga pertumbuhan, menghidupkan kerja sama perdagangan dan investasi, lebih mengintegrasikan ekonomi kawasan, pentingnya menjaga keamanan pangan atau food security, keamanan pangan, ketahanan pangan, dan kemudian bagaimana kita mulai menuju ke, yang disebut dengan innovative economy, ekonomi yang bisa didorong oleh inovasi, termasuk inovasi teknologi.

 

Itulah yang menjadi bahan bahasan, tetapi intinya adalah bagaimana kerja sama makin efektif, makin baik, sehingga membawa benefit bagi negara anggota dan juga bagi ekonomi kawasan.  Tentu kita punya tugas untuk melanjutkan apa yang kita bahas di Vladivostok kemarin dan Indonesia ingin tampil nanti dengan, tetap tema besarnya sama economic resilience, atau regional resilience, dan juga apa namanya, membikin kawasan kita sebagai engine of growth pada tingkat dunia.

 

Saudara-saudara,

 

Itu apa yang kita hasilkan dalam APEC Meeting di Vladivostok kemarin. Sedangkan hal lain yang ingin saya sampaikan pada sidang kabinet kali ini, saya ulang lagi, yang sudah saya sampaikan beberapa saat yang lalu, empat bulan terakhir pada tahun 2012 ini, mulai bulan September ini sampai Desember, saya instruksikan kepada seluruh kementerian dan lembaga, dan saya minta UKP4 untuk melakukan monitoring dan evaluasi betul-betul menuntaskan semua pekerjaan rumah yang masih tersisa. Baik yang menjadi bagian dari RKP dan APBNP tahun 2012 ini, banyak, saya masih tahu Saudara-saudara harus mengerjakan pekerjaan rumah itu dengan sebaik-baiknya agar tidak miss, tidak meleset, termasuk kesiapan kita untuk menyukseskan tahun 2013 dan tahun 2014. Saudara tahu politik akan panas karena tahun Pemilu, justru di situlah kita harus lebih fokus, bekerja lebih serius membangun keterpaduan dan kerja sama yang baik, sehingga semua sasaran yang telah ditetapkan melalui RKP, APBN, dan RPJMN itu betul-betul bisa dicapai.

 

Saya juga meminta kepada setiap Menteri, setiap anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, untuk berlomba mencapai prestasi. Saya bisa bandingkan nanti dengan prestasi tahun sebelumnya atau prestasi era Kabinet Indonesia Bersatu I. Justru kita tidak boleh kendor tahun-tahun terakhir ini, justru memiliki tanggung jawab apa yang belum dapat kita capai, mari kita capai dengan sepenuhnya.

 

Yang terakhir, saya mendapatkan laporan bahwa dalam dinamika pembahasan RAPBN bersama DPR RI yang itu semua mengalir dari RKP, dari RAPBN, dan dari Nota Keuangan yang telah saya sampaikan dalam Sidang Gabungan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah beberapa saat yang lalu, itu mengalami dinamika yang khas pada tingkat DPR RI, maksudnya pembahasan antara Pemerintah dengan DPR RI. Contoh, kita telah menetapkan sebuah kebijakan bahwa SAL tahun 2011, Saldo Anggaran Lebih, itu kita utamakan, kita prioritaskan untuk memperkecil gap atau mempercepat pengatasan ketertinggalan pada Kawasan Timur Indonesia, Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan NTT. Dalam perkembangannya ternyata ada yang belum seperti itu. Oleh karena itu, perlu dikawal agar, karena itu SAL, bukan anggaran yang dirancang secara konvesional setiap tahunnya kita lakukan, maka manakala kita menyadari ketertinggalan itu terlalu besar di bagian timur tentu secara moral kita wajib untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan di sana.

 

Kemudian ada sejumlah rencana yang mengalami pergeseran yang cukup prinsip. Saya berpesan kepada para Menteri. Para Menteri wajib menyampaikan kepada eselon satunya masing-masing agar mengawal. Bisa jadi pada tingkat DPR RI mungkin setelah dibahas di sana, di sini, ada penyesuaian-penyesuaian, itu bisa terjadi, dari dulu juga begitu, di negara lain pun juga begitu. Tetapi jangan sampai sesuatu yang jelas arahnya, tujuannya, manfaatnya, kemudian bergeser ke kiri, ke kanan, dengan tidak, apa namanya, tidak, tidak, tidak jelas alasannya. Yang saya tidak mau terima, banyak kejadian, itu perubahan-perubahan itu setelah dibicarakan antara jajaran Saudara, Eselon I Saudara, dengan pihak-pihak tertentu di DPR sehingga terjadi perubahan yang menurut saya tidak tepat.

 

Saya sekali lagi mempersilakan karena forum yang tertinggi adalah pemerintah dengan DPR RI dalam penetapan APBN itu, silakan. Tapi tetaplah berpegang pada common sense, berpegang kepada semua yang telah kita rencanakan dengan baik, prosesnya pun luar biasa dalam penetapan RAPBN melibatkan daerah, vertikal, horizontal, ada satu proses melalui Musrenbangnas dan sebagainya, jangan sampai itu berubah total dan kemudian kita tidak mencapai sasaran yang kita ingin capai setiap tahunnya. Saya memberikan atensi khusus dan saya sudah meminta kepada Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, apa saja yang berubah secara dramatis,  yang berubah secara total. Saya akan segera tahu di mana yang kita sendiri tidak konsisten, tidak konsekuen, tidak mengawal dengan baik apa yang telah saya pidatokan pada tanggal 16 Agustus yang lalu.

 

Tiga hal itulah yang ingin saya sampaikan ke hadapan jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II, dengan tujuan sekali lagi, mari kita tuntaskan tahun ini sebaik-baiknya dalam arti mencapai hasil yang setinggi-tingginya. Kemudian kita bersiap diri untuk melakukan yang terbaik tahun depan, tahun 2013, dan akhirnya tahun 2014 mendatang.

 

Demikianlah yang ingin saya sampaikan sebagai pengantar dan setelah jeda nanti, saya persilakan Menteri Luar Negeri untuk menyampaikan presentasinya.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI