Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kanpres, Jakarta, tgl. 25 Juli 2013

 
bagikan berita ke :

Kamis, 25 Juli 2013
Di baca 599 kali

PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

SIDANG KABINET PARIPURNA TENTANG MASALAH EKONOMI

DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA

TANGGAL 25 JULI 2013

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Saudara Wakil Presiden dan para Peserta Sidang Kabinet Paripurna yang saya hormati,

 

Alhamdulillaah,  seraya kita menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini, kita dapat kembali melaksanakan Sidang Kabinet Paripurna hari ini dengan agenda membahas perkembangan situasi perekonomian kita, sekaligus mengembangkan kebijakan dan solusi untuk menghadapi atau mengatasi permasalahan ekonomi yang ada. Saya sudah menyampaikan pesan kepada para menteri terkait agar dalam Sidang Kabinet hari ini dikemukakan tiga hal penting.

 

Pertama, adalah perkembangan situasi ekonomi kita, sekaligus tentu perkembangan perekonomian global dan regional yang memiliki dampak baik langsung maupun tidak langsung kepada perekonomian kita. Itu pertama.

 

Yang kedua, adalah terhadap itu semua, kebijakan dan langkah tindakan seperti apa yang perlu kita lakukan, agar perekonomian kita tetap bertahan dan bahkan tetap tumbuh.

 

Sedangkan yang ketiga, saya juga ingin mendengarkan apa yang mesti kita lakukan dari sisi ekonomi terhadap perhelatan besar yang akan segera datang, yaitu kegiatan mudik lebaran secara nasional, misalnya menyangkut stabilitas harga, ketersediaan bahan pokok, dan lain-lain. Kita akan mendengarkan dari para menteri terkait, ketiga hal itu dalam Sidang Kabinet Paripurna ini.

 

Saudara-saudara,

 

Ekonomi memang sangat menentukan. Hiruk pikuk politik dan sosial apa pun manakala ekonomi kita terjaga maka, Insya Allah, kita akan bisa mengatasi masalah-masalah itu. Tetapi kalau ekonomi kita juga mengalami masalah, apalagi masalahnya berat, maka implikasinya akan luas, masuk ke wilayah politik, wilayah sosial, dan bahkan wilayah keamanan. Oleh karena itu, saya sungguh berharap agar kita semua bisa mengelola perekonomian kita sebaik-baiknya.

 

Kalau kita mengikuti perkembangan, dan dinamika perekonomian global, Saudara-saudara, ibarat perekonomian dunia itu punya pilar-pilar utama, secara regional misalkan ada tiga pilar, pilar Eropa, pilar Asia, dan pilar Amerika, maka salah satu di antaranya sedang goyah yaitu Eropa. Simak perkembangan setiap harinya, terutama ledakan pengangguran yang begitu besar, dan GDP ratio yang juga di luar kewajaran, sangat di luar kewajaran dan lain-lain. Amerika, kita ketahui sedang melakukan perubahan yang signifikan atas policy-nya. Tetapi kita juga mengetahui pilar Asia, dua negara besar di Asia ini juga sedang mengalami masalah yaitu Tiongkok dan India. Oleh karena itu, pasti ekonomi kita terdampak oleh perkembangan regional dan global itu.

 

Dalam keadaan seperti ini, saya ingin mengajak Saudara memiliki cara pandang yang jernih, yang rasional, dan tidak perlu kita gugup atau panik, karena dengan cara pandang seperti itu, Insya Allah, tersedia solusi, atau cara-cara untuk mengatasinya. Kalau situasi perekonomian global dan regional seperti itu, hampir pasti ada tantangan terhadap pertumbuhan kita, ada tantangan terhadap stabilitas yang ada di, stabilitas  harga maksud saya yang ada di Indonesia, ada persoalan dengan nilai tukar, dan sejumlah indikator perekonomian kita. Jadi, sungguhpun kebijakan kita benar, sungguhpun apa yang kita lakukan dalam pengelolaan perekonomian ini benar, tetap ada permasalahan menyangkut ekonomi Indonesia. Apalagi kalau kebijakan kita tidak tepat, langkah tindakan kita tidak tepat, kita tidak cukup mengantisipasi, dan sebagainya, maka persoalan menjadi bertambah rumit.

 

Kita berkumpul hari ini, dan tentu seterusnya ingin bersama-sama memastikan bahwa di tengah situasi yang seperti ini, kita bisa menetapkan kebijakan dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh, sehingga kita bisa mengurangi dampak perekonomian global terhadap perekonomian kita. Dalam istilah yang sering kita kenal, kita harus minimizing the impact of global economy.

 

Itulah pengantar saya, dan karena ekonomi itu terkait satu sama lain, bicara ekonomi bicara APBN, bicara ekonomi bicara stabilitas harga, bicara ekonomi bicara lapangan pekerjaan atau pengangguran, bicara ekonomi bicara bagaimana pertumbuhan tetap kita jaga, investasi dan sebagainya. Oleh karena itu, semua terlibat. Jangan hanya menganggap ini domain atau urusan dari para menteri jajaran, jajaran perekonomian semata. Kita harus peduli dan kita juga harus masuk di wilayah ini.

 

Demikianlah pengantar saya, Saudara-saudara, yang ingin saya sampaikan, dan satu lagi lupa. Kemarin saya menerima Baznas, Badan Amil Zakat Nasional. Saya di satu sisi bersyukur karena ada kenaikan zakat yang dikumpulkan oleh Baznas sebesar 27%. Tahun lalu 2012, itu mencapai 2,..7 apa 9 triliun kemarin? 2,7 triliun, naik 27 % dibandingkan tahun 2011. Saya berdiskusi dengan Prof. Didin Hafidhuddin, pimpinan Baznas, kemarin. Masih ada potensi besar, yang kalau kita bangun kesadaran umat kita terutama kelompok menengah, consuming class, middle class, yang juga tumbuh secara baik, maka besaran zakat yang Insya Allah, kita kumpulkan zakat jauh lebih besar.

 

Oleh karena itu, saya berjanji kepada beliau untuk duduk bersama di bulan suci Ramadhan ini, apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan penerimaan zakat, sambil memastikan semua dikelola dengan benar, akuntabel, transparan, dan juga digunakan dengan benar. Kalau itu bisa dilakukan, maka apa yang dilakukan Baznas itu bisa menjadi komplo, apa namanya komplementer dari apa yang dilakukan oleh pemerintah terutama mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, itu tambahan yang pertama.

 

Sedangkan tambahan yang kedua, saya kira Saudara juga ikut memantau perkembangan sosial di bulan suci Ramadhan ini, dan saya beberapa kali menyerukan agar semua memuliakan, dan menghormati bulan Ramadhan, semua. Sekaligus menjaga jangan sampai ada kekerasan, konflik, perusakan, apalagi tindakan-tindakan yang anarkis. Mari kita semua melibatkan diri dalam, satu, memuliakan dan menghormati bulan Ramadhan, dan yang kedua, menolak, mencegah tindakan-tindakan yang tidak semestinya, dan manakala itu melanggar hukum, hukum harus ditegakkan dengan tegas. Hanya dengan cara itu, kita akhirnya bisa betul-betul memuliakan, dan menghormati bulan suci Ramadhan.

 

Ini, mari kita jadikan tekad kita, dan ke depan situasinya harus lebih baik dari sekarang. Betapa kita bersyukur, tidak semua negara, tidak semua umat Islam memiliki kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa dengan tenang, misalnya di Mesir, di Syria, di Irak, di Afganistan, di Pakistan, dan banyak negara lain, yang juga umat yang ada di negara itu tidak begitu tentram untuk menjalankan ibadah puasanya. Mari kita jaga keadaan negara kita yang alhamdulillaah baik seperti ini, untuk tidak ada gangguan apa pun.

 

Itulah pengantar saya, dan seterusnya saya persilakan kepada Menko Perekonomian, dan para menteri jajaran Kementerian Koordinator Perekonomian untuk menyampaikan laporannya. Saya persilakan.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

KementerianSekretariat Negara RI