Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, Jakarta, 14 Februari 2013

 
bagikan berita ke :

Kamis, 14 Februari 2013
Di baca 775 kali

PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

SIDANG KABINET PARIPURNA

DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA

TANGGAL 14 FEBRUARI 2013

 

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Saudara Wakil Presiden dan para Peserta Sidang Kabinet Paripurna yang saya cintai,

 

Alhamdulillaah, kita dapat kembali menyelenggarakan Sidang Kabinet Paripurna dengan agenda utama Evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2015. Dengan tujuan, kita ingin dalam jangka waktu dua tahun kurang sedikit ke depan ini, kita bisa lakukan, apa yang bisa kita lakukan, untuk sejauh mungkin mencapai tujuan dan sasaran yang telah kita tetapkan dalam RPJMN tersebut.

 

Tentu di negara mana pun tidak pernah ada sebuah rencana strategis, apalagi berjangka menengah dan jangka panjang yang tidak mengalami revisi, perubahan, dan penyesuaian. Karena memang keadaan dunia dan keadaan sebuah negara itu dinamis dan penuh dengan perubahan. Namun, rencana yang baik meskipun along the way, ada penyesuaian dan perubahan, tapi tetaplah sejauh mungkin kita bisa mencapai sasaran yang telah kita tetapkan.

 

Hari ini memang penglihatan kita akan lebih tertuju kepada aspek ekonomi, meskipun RPJMN bukan hanya pada sektor perekonomian juga sektor yang lain. Dan saya ingin, setelah kita tahu posisi kita sekarang ini, tahun 2013, dan kita tahu apa yang hendak kita tuju dan capai pada tahun 2014 nanti, maka kita akan tahu, kalau begitu kebijakan program, aksi, dan rencana kerja, serta dukungan anggarannya, maka APBN seperti apa yang harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Saya harus mengulangi yang ke sekian kalinya, meskipun dua tahun ini adalah tahun politik, tahun pemilu, tetapi perhatian kita harus tetap pada upaya penuntasan RPJMN dan program-program yang telah kita tetapkan. Saya bersama Wapres akan terus mengikuti, bukan hanya memantau, tetapi memastikan pemerintah ini bekerja dengan penuh, bekerja sekuat tenaga, dan insya Allah bisa mencapai hasil yang setinggi-tingginya.

 

Namun sebelum itu, saya ingin menyampaikan dua hal: yang pertama, bencana alam masih terus terjadi, baik di negeri kita maupun di negara-negara lain. Nampaknya ini siklus lima tahunan, curah hujan begitu tingginya. Dan ini memerlukan kewaspadaan, kesiagaan, dan tindakan preventif yang harus kita lakukan.

 

Pengalaman ketika Jakarta dilanda banjir yang besar kemarin, ternyata Kanal Banjir Barat itu ada titik yang jebol, dengan demikian mengakibatkan luapan air dan genangan yang tinggi. Ini bisa terjadi di tempat yang lain. Lakukan check and recheck. Kepada Menteri PU saya kira, saya ulangi lagi, teruskan untuk memeriksa semua konstruksi seperti itu. Saya ingatkan juga di kawasan luapan lumpur Sidoarjo, curah hujan yang tinggi juga bisa menggenangi. Saya mendapatkan laporan, masih ada yang belum beres, sehingga mengganggu upaya kita untuk menahan kemungkinan jebolnya lumpur Sidoarjo. Saya juga mendapatkan laporan, Lapindo belum memenuhi kewajibannya. 800 miliyar belum diselesaikan. Sampaikan pada Lapindo, kalau janji ditepati. Kalau main-main dengan rakyat dosanya dunia akhirat. Sampaikan. Mari kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan di seluruh Tanah Air ini, demi rakyat kita, demi masa depan kita.

 

Yang kedua, saya kemarin mengundang Menteri Pertanian, sehubungan dengan insiden yang terjadi, yang mengait kepada sektor pertanian. Kewajiban saya sebagai Presiden adalah memastikan bahwa kebijakan, regulasi, manajemen, perintah-perintah Saudara, arahan Saudara sebagai Menteri, itu lurus dan benar. Itu wilayah yang saya sangat peduli. Oleh karena itu, sebagaimana dulu Saudara Menpora yang lama, sebelum yang bersangkutan mengundurkan diri, begitu kasus Hambalang mencuat. Saya panggil, ada apa? Jelaskan kepada saya secara lisan dan tertulis. Dengan demikian, saya akan mengetahui apakah ada kesalahan kebijakan, apakah ada kesalahan instruksi, apakah ada penyimpangan yang tidak sepatutnya terjadi. Saya sudah mendengarkan penjelasan dari Menteri Pertanian, menyangkut itu semua, lisan dan tertulis.

 

Saudara-saudara,

 

Saya hanya mengingatkan saja, cegah, kementerian, lembaga di mana Saudara memimpin, dari infiltrasi dan penetrasi dari pihak mana pun yang hampir pasti bisa menimbulkan permasalahan. Infiltrasi itu apakah dari parlemen, anggota parlemen, dari dunia bisnis, atau oknum di dalam tubuh kita sendiri, tubuh di lembaga-lembaga di kementerian-kementerian. Jangan main-main, untuk ke sekian kalinya. Cegah, dan cegah, dan cegah. Jangan sampai urusan yang kecil-kecil jadi pemberitaan media massa berhari-hari, yang besar-besar kita lalai untuk menyelesaikannya, lalai untuk mengatasinya, lalai untuk memberikan atensi bagi pembangunan ini, bagi kita semua.

 

Saya kira itu sebagai pengantar dua hal. Saya ingin kita lurus dan benar, mari kita selamatkan pemerintahan ini untuk rakyat. Godaannya luar biasa, tapi harus tetap lurus, punya posisi yang jelas, dan tidak bermain-main dengan apa pun.

 

Begitu Saudara-saudara, dan setelah ini kita beri kesempatan nanti kepada Menko Perekonomian dengan jajaran menteri terkait untuk memulai melaporkan evaluasi RPJMN hingga sekarang ini. Terima kasih.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

KementerianSekretariat Negara RI