Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Tantang MIGAS, Jakarta, 7 Mei 2013

 
bagikan berita ke :

Selasa, 07 Mei 2013
Di baca 760 kali

PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

SIDANG KABINET TERBATAS TENTANG MIGAS

DI KANTOR PRESIDEN

TANGGAL 7 MEI 2013

 

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Saudara Wakil Presiden dan Peserta Sidang Kabinet Terbatas yang saya cintai,

 

Pertemuan kita hari ini tidak dijadwalkan dan memang tidak ada rencana untuk Sidang Kabinet Terbatas ini, tetapi saya memandang perlu untuk mengundang Saudara untuk membicarakan sejumlah hal. Ini menyangkut apa yang terjadi di Tanah Air kita yang saya ikuti dari hari ke hari, utamanya ada dua isu pokok.

 

Pertama menyangkut kerukunan sosial, lebih khusus lagi kerukunan antarumat beragama, baik antar maupun intra agama.

 

Yang kedua, adalah menyangkut perekonomian kita. Perekonomian baik yang kita lihat terjadi pada tingkat dunia maupun di negeri kita sendiri. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan empat hal untuk kita bahas secara bersama, dan nanti akan saya berikan arahan dan instruksi, bagaimana kita semua mengelola dan mengatasi masalah-masalah yang akan saya sampaikan ini.

 

Pertama, adalah berkaitan dengan bidang politik, hukum, dan keamanan, lebih khusus lagi menyangkut permasalah sosial, hukum, dan keamanan. Jelasnya, terjadinya kembali benturan antarumat beragama.

 

Yang kedua, saya ingin mengajak untuk kita peduli, dan melakukan langkah-langkah yang tepat untuk menjaga pertumbuhan ekonomi kita. Terutama setelah BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi kita pada triwulan pertama tahun ini.

 

Agenda yang ketiga, adalah juga sesuatu yang penting untuk mengecek kesiapan kita di dalam menyusun rancangan APBN Perubahan tahun 2013, beserta upaya untuk mengurangi subsidi BBM. Jelasnya kesiapan kita untuk menaikkan harga BBM yang tentu harus dipasangkan ketersediaan anggaran, untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak, utamanya golongan tidak mampu.

 

Kemudian agenda yang keempat, ini berkaitan dengan manajemen pemerintahan, dan saya garis bawahi bahwa kita ini banyak merugi, atau yang saya sebut dengan miss opportunity, karena birokrasi, karena proses yang berbelit-belit, karena kerumitan di dalam menjalankan usaha, utamanya usaha perekonomian. Oleh karena itu, saya kira sudah saatnya untuk melakukan revolusilah, debirokratisasi, bukan sekedar reformasi birokrasi. Sebagai contoh tadi saya mendapatkan laporan dari Kepala SKK Migas, ditayangkan. Puluhan perizinan yang harus ditempuh dan dilewati, padahal kalau itu bisa kita pangkas hanya sepertiganya saja, ekonomi kita akan lebih bergerak lagi. Demikian juga investasi di sektor hulu Migas kita. Ini contoh kecil dari ribuan perizinan yang ada di negeri ini.

 

Sekali lagi, kita sangat dirugikan oleh aturan yang dibikin oleh kita sendiri. Oleh karena itu, pada sisa masa bakti Kabinet ini, kita semua, mari kita benahi habis-habisan ya meskipun nanti buahnya baru akan dirasakan pada periode pemerintahan mendatang, tetapi lebih bagus sekarang kita tata, kita atasi, kita perbaiki bersama-sama.

 

Saudara-saudara, empat agenda itulah yang akan kita acarakan pada Sidang Kabinet Terbatas sore hari ini.

 

Menyangkut konflik atau benturan antarumat beragama, ini ya saya sebetulnya berharap semua pihak, utamanya jajaran pemerintah daerah di mana benturan atau kekerasan sosial itu terjadi, yang mengambil tanggung jawab penuh untuk mengatasinya sampai tuntas. Tentu pemerintah pusat juga tidak bisa tinggal diam, memberikan bantuan, sama, sampai tuntas.

 

Saya akan jelaskan nanti apa yang perlu kita lakukan, dan rakyat sebetulnya sudah sangat tidak nyaman dengan masih terjadinya benturan sosial di berbagai tempat di negeri ini. Puluhan kali saya mengatakan, jangan terlambat, jangan ada kesan pembiaran, semua bertanggung jawab sampai selesai. Saya akan jelaskan nanti apa saja yang mesti dilakukan, dan ukurannya sekali lagi selesainya masalah itu, bukan karena sudah ada pertemuan, sudah ada pendekatan, itu harus, tapi selesaikan masalah itu. Itu yang diharapkan oleh rakyat, dan itu juga yang saya harapkan untuk dijalankan oleh jajaran kita. Itu yang pertama.

 

Yang kedua, menyangkut pertumbuhan ekonomi. Kemarin BPS baru merilis, pertumbuhan kita enam koma berapa? Nol dua. Saya mendengar pertama justru dari siaran Channel New Asia. Jadi katakan ini pertumbuhan terendah sejak tahun 2010 untuk kuartal pertama tiap-tiap tahun, tolong dicek, saya kira benar itu. Ya kita sudah tahu mengapa? Karena ekspor kita yang jatuh, dan kita sudah tahu karena bukan Indonesia sendiri, hampir semua negara juga mengalami hal yang sama bahkan lebih buruk, tetapi kita harus berupaya supaya tidak lebih jatuh lagi kita punya pertumbuhan ekonomi. Kalau tahu ekspor kita terganggu, ya mari kita berusaha sekuat tenaga, jangan lebih terganggu lagi. Kalau kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan terganggu, masih ada kontributor yang lain, investasi misalnya, investasi bagus tapi harus lebih bagus lagi, agar lebih bagus lagi ya bikin aturan, kebijakan fiskal yang berkaitan dengan itu ya harus kita bikin lebih bagus lagi, (inaudible) kemudian kita lakukan secara bersama-sama. Itu yang kedua.

 

Sedangkan yang ketiga adalah (inaudible) termasuk kesiapan kenaikan BBM beserta kompensasinya. Sebenarnya saya ingin melakukan pertemuan konsultasi dengan pimpinan DPR, tapi karena reses, karena pimpinan DPR masih ada di luar negeri, pertemuan itu baru bisa dilakukan pada tanggal 13 Mei, berarti Senin minggu depan. Tetapi, saya berharap tidak perlu harus menunggu pertemuan saya dengan pimpinan DPR, tapi jajaran Kementerian Keuangan dan tentu melibatkan kementerian yang lain, harus bekerja siang dan malam untuk menyiapkan draft APBN itu. Ini sudah sangat mendesak, begitu asumsi berubah, berubahlah APBN ini. Pertumbuhan saja berubah, hati-hati nanti dalam merumuskan pertumbuhan dalam APBN-P. Mari kita pilih angka yang memang bisa kita capai, sehingga kualitas perencanaan kita bagus. Bicaralah baik-baik dengan DPR agar sekali lagi membikin rencana kita lebih realistik, karena kita tahu dunia sedang seperti apa? Kawasan Asia juga sedang seperti apa? Dan saya mendengar bahwa perbincangan masyarakat di media massa menyangkut kapan kenaikan BBM? Mengapa pemerintah seperti ragu-ragu? Sampaikan dengan gamblang. Begitu bantuan kepada masyarakat yang memerlukan siap, maka harga BBM kita sesuaikan. Di situ, oleh karena itu, sekali lagi APBN-P ini menjadi sangat-sangat penting untuk segera dibicarakan dengan DPR RI.

 

Kita tidak ingin juga ada semacam ketidakpastian di negeri kita menyangkut APBN-P, subsidi BBM, termasuk penyesuaian harga BBM itu sendiri. Ya karena tidak semua kewenangan ada di tangan pemerintah, kalau menyangkut anggaran mesti dibicarakan dengan DPR RI ya kita harus sangat pro-aktif untuk itu. Itu yang ketiga.

 

Sedangkan yang keempat, Saudara-saudara, adalah yang saya katakan perlu ada perubahan radikal, ya tentang perizinan, atau pengelolaan usaha di pusat maupun di daerah. Karena ini juga menghambat investasi sebetulnya. Kalau investasi terhambat padahal satu-satunya andalan tentu dengan konsumsi rumah tangga, dengan pengeluaran pemerintah di investasi ini. Dan saya masih melihat ada bottlenecking di banyak kementerian, di banyak lembaga dan juga di daerah. Daerah kadang-kadang justru hambatannya itu luar biasa. Ini yang menurut saya harus betul-betul firm, real dan kita lakukan perbaikan, jangan tanggung-tanggung.

 

Empat hal itu yang akan kita bicarakan, tapi nanti akan saya jelaskan lebih luas dan untuk Saudara bisa memahaminya dan kemudian sama-sama kita carikan jalan keluarnya. Tidak bisa ditunda-tunda lagi dan harus segera kita lakukan.

 

Demikian pengantar saya Saudara-saudara. Terima kasih.

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI