Pengarahan Presiden RI kpd Peserta Rapat Pimpinan TNI dan Polri Th. 2014, Tgl.9 Jan 2014, di Jakarta

 
bagikan berita ke :

Kamis, 09 Januari 2014
Di baca 750 kali

PENGARAHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPADA

PESERTA RAPAT PIMPINAN TNI DAN POLRI TAHUN 2014

DI AUDITORIUM SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN (STIK), JAKARTA

TANGGAL 9 JANUARI 2014

 

 

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati para Menteri, Jaksa Agung, dan Kepala Badan Intelijen Negara,

Yang saya cintai Panglima TNI, Kapolri, KASAD, KASAL, KASAU, dan para Pimpinan, dan Pejabat Utama jajaran TNI dan Polri, maupun yang mengemban tugas di jajaran Kementerian dan Lembaga-lembaga Negara,

 

Alhamdulillaah, hari ini saya dapat kembali bertemu dengan Saudara semua, para Pimpinan TNI dan Polri untuk menyatukan semangat, tekad, dan langkah kita untuk mengemban tugas bangsa dan negara menuju Indonesia yang lebih baik.

 

Saya melihat wajah-wajah baru dibandingkan dengan rapat pimpinan tahun lalu. Oleh karena itu, saya ucapkan selamat atas anugerah pangkat dan jabatan kepada Saudara, dengan harapan Saudara senantiasa sukses di dalam mengemban tugas-tugas yang diamanatkan oleh negara. Barang, barangkali tahun ini juga, sebagian dari Saudara akan mengakhiri masa bakti aktif, baik di jajaran TNI maupun Polri. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas pengabdian yang Saudara berikan kepada negara selama ini. Ingat, pengabdian kepada bangsa dan negara tidak pernah mengenal batas akhir.

 

Dulu saya pensiun delapan tahun lebih cepat dibandingkan masa pensiun saya sesuai dengan Undang-undang yang baru. Tetapi saya masih bisa melanjutkan pengabdian saya di bidang yang lain. Saya mendoakan para perwira tinggi jajaran TNI dan Polri yang akan memasuki akhir masa bhakti tahun ini, selamat menempuh pada karier kedua dan semoga sama suksesnya, bahkan insya Allah lebih sukses dibandingkan apa yang Saudara raih ketika bertugas di jajaran TNI dan Polri.

 

Para Peserta Rapat Pimpinan yang saya cintai,

 

Saya senang Saudara kembali melaksanakan rapat koordinasi seperti ini. Dulu, pada tahun 1998, saya salah satu konseptor dan pelaku reformasi ABRI. Salah satu agenda reformasi ABRI adalah dipisahkannya TNI dengan Polri yang tadinya berada dalam satu organisasi dan satu atap, tentu dengan tujuan dan alasan yang kuat. Sungguhpun demikian, sungguhpun tidak lagi menjadi satu organisasi, tetapi tidak berarti bahwa tidak ada lagi koordinasi dan sinergi dalam pelaksanaan tugas Saudara. Dan dengan tidak digabungkannya antara TNI dengan Polri, sebagaimana yang pernah berlaku di Indonesia di waktu yang lalu, tidak berarti pula tidak ada kohesi dan kebersamaan dalam melaksanakan tugas, apalagi harus berujung kepada sering terjadinya benturan di antara jajaran TNI dan Polri. Forum seperti ini, ataupun forum-forum yang lain amat penting untuk memastikan bahwa kedua institusi negara yang sangat penting ini, tetap dapat mengemban tugasnya dengan baik.

 

Para Peserta Rapat Pimpinan yang saya cintai,

 

Saya sengaja berpesan kepada staf pribadi Presiden, agar acara pengarahan saya kepada Peserta Rapim ini bersifat terbuka. Mengapa? Pada musim Pemilu, pada tahun politik di antara kita ada yang mudah berburuk sangka. Saya bertemu dengan Saudara misalnya, dikira memberikan pengarahan yang mengganggu netralitas TNI dan Polri. Oleh karena itulah, saya persilakan para Wartawan, siapa pun, untuk meliput apa yang saya katakan ini dari A sampai Z. Ini sekaligus sebuah transparansi dan akuntabilitas yang ingin saya tunjukkan sebagai pemimpin pemerintahan. Kita tentu mengharapkan pemberitaan pers yang objektif dan akurat. Kita juga berharap bisa bersama-sama mencegah fitnah, fitnah dari siapa pun terhadap siapa pun. Fitnah itu tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi merusak. Oleh karena itu, saya menyeru kepada seluruh rakyat Indonesia, marilah kita berikan sanksi moral dan sanksi sosial bagi pihak-pihak yang gemar dan mudah memfitnah pihak-pihak yang lain.

 

Para Peserta Rapat Pimpinan yang saya cintai,

 

Saya ingin sejenak untuk melakukan kilas balik dan evaluasi terhadap kinerja jajaran TNI dan Polri, baik pada kurun waktu empat tahun terakhir ini atau bolehlah mundur pada kurun waktu sembilan tahun terakhir ini. Saya menilai bahwa tugas-tugas konstitusional TNI telah dapat dilaksanakan dengan baik. Kita ingat, menurut Undang-Undang Dasar, TNI mengemban tugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Negara kita tetap utuh dan berdaulat. Kita mampu mengatasi ancaman terhadap keutuhan dan kedaulatan itu. Merah-Putih tetap berkibar dari Sabang sampai Merauke dalam, saya ulangi lagi, Merah-Putih tetap berkibar dari Sabang sampai Merauke dalam keutuhan NKRI.

 

Meskipun tentu di sana-sini ada kekurangan jajaran TNI dalam mengemban tugas, tetapi TNI saya nilai cakap, cepat, dan berhasil dalam melaksanakan tugasnya, apakah tugas-tugas operasi militer untuk pertahanan, saya tidak menyebut perang, military operation available, tetapi saya menggunakan operasi militer untuk pertahanan maupun operasi militer selain perang, seperti bencana alam, tugas-tugas pemeliharaan perdamaian dunia, maupun kegiatan melawan terorisme, utamanya membantu jajaran Kepolisian kita.

 

Saya berharap para Jenderal, para Laksamana, dan para Marsekal, untuk melanjutkan terus apa yang Saudara laksanakan sekarang ini yaitu pembangunan kekuatan, modernisasi persenjataan, utamanya alutsista, dan juga pelatihan dan kesiagaan operational readiness.

 

Bangsa yang besar ini, dengan luas wilayah yang luas sekarang ini, dikaitkan dengan situasi yang berkembang secara dinamis, haruslah siap dengan berbagai kontingensi, dan haruslah memiliki kesiapan dan kesiagaan yang tinggi. Dengan demikian, kapan saja, di mana saja, TNI harus siap untuk mengemban tugas menjaga kedaulatan negara dan keutuhan NKRI.

 

Saya juga akan melakukan evaluasi kinerja Polri. Ingat, menurut Undang-Undang Dasar, Polri mengemban tugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat, serta menegakan hukum. Saya menilai, tentu dengan berbagai kekurangan yang ada sebagaimana yang juga ada di jajaran TNI, Polri telah mampu melaksanakan semua tugas konstitusional tersebut. Oleh karena itu, saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kalau saya telaah secara lebih dalam, apa yang dilaksanakan oleh jajaran Polri, ada yang berkategori berhasil dan sangat berhasil, tapi ada juga yang belum sepenuhnya berhasil. Dan ini tentu terjadi di lembaga mana pun dan di negara mana pun.

 

Saya secara khusus ingin mengambil contoh prestasi dan capaian Polri. Situasi sosial dan Kamtibmas tahun 2013 yang lalu, jauh lebih baik dibandingkan situasi yang sama pada tahun 2012, apakah itu konflik komunal, kekerasan horizontal, maupun benturan antara unsur masyarakat dengan negara. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2013 dapat dilaksanakan dengan baik. Di samping kerja keras Polri untuk capaian itu, tentu saya perlu mengucapkan terima kasih dan penghargaan saya pula kepada Komando Teritorial TNI, para gubernur, bupati, dan walikota, dan unsur pemerintahan daerah, para pemuka agama, dan tokoh masyarakat, dan elemen lain yang bersama-sama dengan Polri menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh Tanah Air.

 

Saya masih ingat, beberapa kali berbicara dengan para pejabat jajaran TNI dan Polri, dan juga pemerintah daerah, bahkan pernah hingga tingkat komandan Kodim dan Kapolres, yang menurut pandangan saya benar-benar perlu dilakukan sinergi yang kuat di seluruh Tanah Air. Hasilnya nyata, tingkat kekerasan, gangguan keamanan, dan ketertiban masyarakat tahun lalu, insya Allah jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Saudara-saudara,

 

Tadi disampaikan oleh Kapolri perihal Pemilihan Umum yang sebentar lagi akan kita laksanakan, bahkan Pemilihan Umum Legislatif maupun Pemilihan Umum Presiden. Tugas dan kewajiban TNI dan Polri saya kira Saudara-saudara sudah mengetahui, adalah ikut memastikan agar pelaksanaan Pemilu dapat berlangsung dengan tertib dan aman, dan apa yang perlu dikontribusikan oleh TNI dan Polri tetap segaris, serta sesuai dengan amanah dan ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Dan kemudian, dalam mengemban tugas ini, maka netralitas TNI dan Polri harus senantiasa dijaga.

 

Pemilu, Pemilihan Umum, elections, sesungguhnya sebuah regularitas demokrasi. Pemilu tidak boleh dilihat sebagai sesuatu yang menakutkan, dan tidak boleh pula menjadi beban bagi rakyat, bagi kita semua. Dan jangan lupa pula, Pemilihan Umum meskipun politik kita pasti akan menghangat dan bahkan memanas, tetapi tidak boleh pula mengganggu tugas-tugas pemerintahan, tugas-tugas kenegaraan, baik pada tingkat pusat, maupun tingkat daerah.

 

Pemilu itu akan berjalan dengan baik, dan sekali lagi tidak perlu ditakutkan, dicemaskan, dan dijadikan beban, sepanjang dapat dilaksanakan secara demokratis, jujur, tertib, dan aman. Dan di atas segalanya saya harus menggarisbawahi, semua sesuai dengan Undang-Undang Dasar, Undang-undang, dan peraturan-peraturan yang berlaku. Jika dalam pelaksanaan Pemilu ada keberatan atau protes, atau aduan, lakukanlah melalui, melalui saluran dan mekanisme yang telah diatur. Ini saya sampaikan kepada masyarakat luas, dan kepada, kepada para peserta Pemilu. Semua harus berlangsung secara damai, peaceful, dan solusinya, kalau ada masalah apa pun, adalah solusi hukum.

 

Tentu kita cegah dan tidak akan memberikan toleransi bagi siapa pun untuk memilih caranya sendiri, bertindak sendiri-sendiri, melawan hukum, dan apalagi disertai dengan tindakan kekerasan, perusakan, ataupun aksi-aksi yang anarkistis. Di sini, faktor pemimpin dan para tokoh politik amat menentukan. Saya sungguh berharap dari mimbar ini, kepada para pemimpin dan tokoh politik untuk bisa menjadi dan memberi contoh dalam berdemokrasi yang tertib dan damai. Mampu mengendalikan emosinya dan bisa menahan diri, juga mampu pula mengendalikan emosi para pendukung-pendukungnya, dan jangan sampai, justru memprovokasi dan mengaktifasi, sehingga aksi-aksi kekerasan dan anarki yang tidak kita kehendaki, itu bisa terjadi. Saya sungguh berharap, jangan melakukan itu, karena kita harus bersama-sama menjaga stabilitas politik, serta keamanan dan ketertiban kehidupan masyarakat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Ada yang berpendapat, Pemilu, begini pendapatnya, karena Pemilu 2004 dan 2009 berjalan relatif aman, tertib, dan lancar, pastilah itu katanya Pemilu 2009 juga akan aman, tertib, dan lancar. Saya harus mengingatkan, dan kaum militer serta kepolisian pasti mengetahui bahwa janganlah melihat sesuatu sebagai kegiatan yang rutin. Situasi dan konteks dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain, apalagi sebuah Pemilihan Umum itu bisa berbeda. Kita tidak boleh menganggap enteng atau under estimate, meskipun tidak perlu pula kita menganggap sesuatu yang amat berat over estimate. Tapi kuncinya adalah jangan dianggap sebagai kegiatan rutin, anggaplah sebagai operasi penting untuk betul-betul memastikan Pemilihan Umum yang insya Allah akan segera dilaksanakan di negeri ini bisa berjalan dengan, sekali lagi, dengan aman, tertib, dan lancar.

 

Bangsa Indonesia, kita semua, tahun ini juga harus mencegah instabilitas politik yang berlebihan, itu tidak baik, tidak baik bagi rakyat. Kompetisi politik juga janganlah melebihi kepatutan, itu juga merusak, dampaknya buruk. Apalagi jika terjadi benturan fisik, tindakan kekerasan, dan pengrusakan. Ini ajakan saya kepada seluruh komponen bangsa, untuk sekali lagi, mencegah stabilitas politik yang tidak semestinya terjadi, kompetisi politik yang melebihi kepatutan, dan aksi-aksi kekerasan yang juga tidak sepatutnya terjadi.

 

Tugas jajaran Polri. Saudara tentu mengemban tugas untuk mencegah dan menanggulangi gangguan kamtibmas. Dalam mengemban tugas itu, cegahlah terjadinya korban, apalagi korban jiwa. Semoga di tahun 2004, 2009, manis, indah. Saya berharap tahun ini juga begitu. Minta maaf, sudah lama batuk tidak datang, sekarang ini menyapa saya. Kini..., Sabtu dan Minggu...itu tanggalan saya hilang. Tolong kasih tahu staf pribadi saya, Kustanto, itu merah, bukan, bukan hitam. Maksud saya, jangan terlalu banyak diacarakan pada hari Sabtu dan Minggu, bikin batuk.

 

Untuk jajaran Polri, sebagaimana yang sering Saudara lakukan, utamakan pendekatan yang persuasif, lakukan pendekatan dari preventif, preventif, dan kalau perlu memang tindakan yang luas, tapi itu cara terakhir untuk mencegah memburuknya situasi. TNI harus senantiasa siaga dan siap membantu Polri jika keadaan mengharuskan.

 

Para Peserta Rapim yang saya cintai,

 

Saya ingin mengulang kembali pentingnya Saudara semua menjaga netralitas TNI dan Polri dari Pemilu ini. Saya sudah sering menekankan, sebagaimana yang saya sampaikan dalam Rakor atau Rapim tahun 2009 yang lalu, lima tahun yang lalu, saya akan menekankan kembali pada acara yang sangat penting ini. Netralitas TNI dan Polri itu sesungguhnya bukan hanya harapan saya selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, tetapi juga merupakan harapan dari para elit politik, partai-partai politik, dan juga rakyat Indonesia. Setelah kita mengambil pelajaran dari Pemilihan Umum 2004 yang lalu, alhamdulillaah pada Pemilihan Umum 2009 yang lalu, netralitas TNI dan Polri dapat diwujudkan. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Saudara semua. Tidak ada unsur pimpinan TNI dan Polri yang bermain politik sendiri, rakyat mencatat, dan itu sejarah bagi Saudara semua.

 

Sebagaimana yang saya sampaikan tadi, saya adalah salah satu pelaku reformasi ABRI. Jangan diganggu dan dirusak semangat reformasi, dan hasil-hasil reformasi yang telah kita hasilkan. Teruslah mengukir sejarah yang baru, bahwa TNI dan Polri sungguh menghormati demokrasi, dan tidak mengganggunya. Saya agak hati-hati dalam mengeluarkan statement dan dalam bertindak di tahun politik ini, di tahun Pemilu ini, sebab bisa disalahpersepsikan oleh kalangan masyarakat luas. Sekali lagi, saya sungguh berharap, dan saya percaya bahwa Saudara, para pemimpin jajaran TNI dan Polri benar-benar netral dalam Pemilu 2014 ini.

 

Ini juga merupakan kesempatan yang baik, untuk saya menyampaikan secara singkat, agenda dan tugas nasional pada tahun 2014 ini. Tentu Saudara-saudara, menyukseskan Pemilu, Pemilu 2014 ini dalam arti berjalan dengan aman dan damai, tertib dan lancar, serta jujur, adil, dan demokratis, bukan satu-satunya agenda nasional. Meskipun itu penting, dan boleh dikata sebuah prioritas. Di samping itu, negara khususnya, pemerintah pada umumnya, harus menuntaskan dan merampungkan misi yang diemban dalam masa bakti 2009, 2014, dengan sekuat tenaga. Sasaran-sasaran yang belum sepenuhnya dicapai, akan kita upayakan untuk bisa dicapai.

 

Meskipun begini, saya harus menyampaikan kepada para pemimpin dan pejabat teras jajaran TNI dan Polri. Pengalaman menunjukan, pemerintahan mana pun, bahkan negara mana pun, di akhir masa baktinya selalu ada capaian yang jauh melebihi sasaran yang telah ditetapkan. Ada capaian yang sesuai dengan sasaran, pas begitu, tetapi juga ada capaian yang di bawah sasaran yang diharapkan. Mengapa itu terjadi? Saudara tahu, situasi serba dinamis, kompleks, dan juga terus berkembang dari waktu ke waktu. Muncul berbagai permasalahan dan tekanan di luar asumsi yang Saudara terbiasa dan terampil menyusun rencana kampanye, kampanye militer maksud saya, rencana operasi, namanya tercatat sebagai asumsi, ketika asumsi berubah, ulangi, ketika keadaan berubah, asumsi tidak sebagaimana yang diharapkan, tentu ada kontingensi, kemudian dibikin perencanaan baru, disesuaikan dengan harapan, sesuatu yang tidak dibayangkan sebelumnya, yang ada, semua itu bisa diatasi.

 

Demikian juga mengelola negara, mengelola pemerintahan, termasuk situasi nasional yang kita hadapi sekarang ini. Saya ingin, karena barangkali ini, insya Allah kesempatan saya terakhir sebagai Presiden, untuk memberikan pembekalan dan pengarahan kepada Rakor Gabungan seperti ini, saya ingin mengajak Saudara semua untuk sedikit melakukan kilas-balik apa yang kita lakukan bersama selama ini, utamanya yang menjadi tugas dan tanggung jawab saya sembilan tahun di dalam memimpin negara dan menjalankan pemerintahan di negeri kita. Tentu kalau saya sampaikan, kalau apa yang saya sampaikan ini merupakan capaian dan keberhasilan, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan, tetapi kalau yang saya sampaikan nanti masalah-masalah yang belum sepenuhnya bisa kita atasi, itu berarti ajakan saya untuk memperbaiki mengatasi masalah-masalah itu pada masa bakti kepemimpinan saya, dan manakala itu belum selesai tentu akan berlanjut pada pemerintahan-pemerintahan berikutnya lagi.

 

Hasil dan capaian kita bersama adalah, ekor krisis nasional yang terjadi di tahun 1998 dan tahun-tahun berikutnya masih kita rasakan telah benar-benar dapat kita akhiri dan atasi. Jika ekonomi kita jatuh dan rontok di tahun 1998, sepuluh tahun kemudian, tahun 2008 Indonesia menjadi anggota G-20, dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Hutang IMF, karena krisis 1998 dulu berjumlah 69 triliun, telah dapat kita lunasi, dan ada satu lembaga donor internasional yang disebut CGI, dapat kita bubarkan, dengan demikian, dengan demikian kita bisa merencanakan dan mengelola perekonomian kita secara mandiri.

 

Saudara masih ingat, sejak tahun 19, ulangi, untuk 1991, 92, menyusul peristiwa Santa Cruz di Dili, kita mendapatkan sanksi embargo militer oleh dunia. Alhamdulillaah pada tahun 2005, sanksi, dan embargo itu dicabut, dan akhirnya kita bisa membangun kekuatan pertahanan kita, serta melaksanakan modernisasi alusista secara signifikan.

 

Konflik bersenjata di Aceh setelah 32 tahun, dan sisa konflik, konflik komunal di Poso, di Ambon, dan di Maluku Utara, juga dapat kita akhiri. Politik makin stabil, demokrasi dan kebebasan tetap terjaga, hak-hak asasi manusia juga terus kita hormati dan majukan. Penegakan hukum terus berjalan, pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, juga kita laksanakan secara agresif, secara agresif, dan tercatat persepsi anti korupsi, apakah yang diukur oleh transparansi internasional maupun oleh BPS Indonesia, juga dalam keadaan yang makin baik.

 

Indeks pembangunan manusia, utamanya penghasilan, pendidikan, dan kesehatan juga terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Peran internasional Indonesia di dunia, baik dalam konteks regional, atau kawasan, maupun konteks global makin kuat, dan makin mengemuka. Itu adalah capaian dan hasil yang bersama-sama kita raih pada tahun-tahun terakhir ini. Pertanyaannya kemudian, apakah dengan demikian semuanya sudah baik dan tidak ada permasalahan lagi di negeri kita ini? Tentu jawabannya masih ada yang belum baik, masih banyak pekerjaan rumah kita. Oleh karena itu, saya juga ingin menyampaikan sejumlah permasalahan, tantangan, serta pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh bangsa ini, oleh kita semua, sekarang dan ke depan.

 

Ingat Saudara-saudara, pembangunan itu sebuah proses dan memerlukan kesinambungan, development is a process, not an event. Kita ingat, Bung Karno memimpin Indonesia selama 22 tahun, tentu tidak berarti di era kepemimpinan beliau segala sesuatunya sudah baik di Indonesia ini. Pak Harto kemudian, memimpin negeri ini selama 32 tahun, juga mengalami hal yang sama, banyak yang dicapai, tetapi juga ada pekerjaan rumah. Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Mega, secara bergantian, transisi, memimpin selama 6,5 tahun, ketiga Presiden kita itu tentu ingin berbuat yang terbaik, tapi tentu ada masalah-masalah yang harus diatasi lebih lanjut, termasuk saya sendiri bersama-sama dengan Saudara ada yang sudah kita capai, ada pula yang belum. Oleh karena itu, tugas untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur di Indonesia ini adalah tugas sejarah yang tidak akan pernah rampung yang harus dilakukan dari satu generasi ke generasi yang lain, satu pemimpin ke pemimpin yang lain, dengan pemerintahan yang dibangunnya. Artinya, setiap Presiden dan pemerintahan yang dipimpinnya bertugas untuk melanjutkan pembangunan bangsa.

 

Nah, dengan pemahaman seperti itu, maka ada sejumlah pekerjaan rumah yang menurut saya perlu saya sampaikan kepada Saudara semua, tentu masih ada lagi di samping yang akan saya sampaikan ini, bahwa kita sekarang, dan makin ke depan, harus membikin Indonesia makin bersih dari korupsi dan penyimpangan.

 

Membikin kebebasan tidak disalahgunakan, sehingga memunculkan aksi-aksi kekerasan. Artinya apa? Setelah menikmati kebebasan yang begitu luas dan besar, rakyat Indonesia juga harus memiliki kepatuhan kepada pranata, termasuk kepatuhan kepada hukum, rule of law. Kita juga harus membikin masyarakat kita makin rukun, rukun satu sama lain, dan memiliki toleransi yang tinggi. Tanpa toleransi yang tinggi, maka kehidupan masyarakat dan bangsa yang majemuk tentu akan menghadapi banyak persoalan.

 

Yang lainnya yang bukan pekerjaan rumah kita, kita harus berpikir otonomi daerah sesuai dengan cita-cita, semangat, dan tujuan, harus lebih mendekatkan pelayanan kepada rakyat. Harus lebih mendorong kemajuan daerah di seluruh Tanah Air, dan makin terbebas dari ekses yang tidak perlu. Kita saksikan di sana-sini sering terjadi ekses, dan ini menjadi pekerjaan rumah kita untuk mengikisnya, dan justru semangat untuk desentralisasi dan otonomi daerah di satu sisi tidak mengganggu keutuhan NKRI, tapi di sisi lain juga bisa sekali membawa manfaat yang nyata bagi rakyat dan saudara kita di seluruh Tanah Air.

 

Para Peserta Rapim yang saya cintai,

 

Saudara saya kira mengikuti tentang perkembangan dan dinamika perekonomian sekarang ini. Produk perekonomian dunia, perekonomian kawasan di Asia Tenggara, di Asia Timur, di Asia Pasifik, maupun perkembangan perekonomian di negeri kita sendiri. Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 yang lalu, terus terang melambat. Mungkin karena belum selesai, hitung-hitungannya kita akan mencapai sekitar 5,7%, lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang di atas 6%. Meskipun demikian, karena keterlambatan ekonomi juga terjadi di banyak negara, utamanya negara BRICS ataupun emerging markets maka 5,7% itu insya Allah akan tetap menjadi pertumbuhan nomor 2 tertinggi di antara negara-negara G-20.

 

Ada pula pelemahan dan tekanan pada nilai tukar, pada transaksi perdagangan, pada neraca berjalan, dan juga inflasi. Dan ini pun karena paduan dari keadaan dalam negeri maupun pengaruh dari perekonomian dunia. Situasi ini juga dihadapi oleh negara-negara BRICS serta emerging market. Namun alhamdulillaah, dengan kebijakan yang cepat dan tepat, dan dengan kebersamaan kita semua, ternyata kinerja atau capaian perekonomian kita tahun  2013 yang lalu tidak seburuk yang kita perkirakan. Namun demikian, tahun 2014 ini kita harus bekerja keras dan mengelolanya secara serius, karena tekanan itu belum berakhir.

 

Situasi perekonomian global meskipun tadi pagi saya baca running text di televisi internasional, kemungkinan akan dikoreksi sedikit membaik, tapi tetap belum aman, dan sekali lagi pesan saya kepada seluruh rakyat Indonesia, utamanya para pelaku dan pengelola ekonomi, dan dunia usaha untuk benar-benar bekerja lebih keras, agar perekonomian kita tetap terjaga tahun ini.

 

Saudara pasti bertanya, apa relevansinya saya menceritakan tentang keadaan perekonomian di tahun 2014 ini, ketika domain Saudara lebih pada sisi keamanan dan ketertiban publik, sisi stabilitas sosial dan stabilitas politik, ataupun ya, tugas yang relevan dengan apa yang menjadi kewajiban TNI dan Polri. Begini Saudara-saudara, meskipun tahun 2014 ini adalah tahun politik dan tahun Pemilu, tapi ekonomi harus terjaga baik. Penciptaan stabilitas politik bukan hanya untuk kepentingan Pemilu, dengan demikian, tetapi juga untuk ekonomi. Sehingga konkritnya, apa yang akan dilakukan oleh Polri dibantu atau bersama TNI, di samping untuk tentu suksesnya Pemilu tahun 2014 ini, juga tetap terjaganya perekonomian kita. Saya titip, saya berharap tolong capai dua-dua itu, dan stabilitas politik, stabilitas sosial, keamanan dalam negeri, utamanya keamanan dan ketertiban masyarakat itu sangat penting, agar itu menjadi prakondisi, serta sekaligus kondisi bagi suksesnya Pemilihan Umum dan bagi terjaganya perekonomian kita yang ekonomi itu penting untuk memenuhi hajat hidup rakyat kita.

 

Politik sepanas apa pun, kalau ekonomi terjaga, rakyat kita tidak mendapatkan beban baru dalam kehidupan sehari-harinya, insya Allah segalanya akan berjalan dengan baik. Itulah yang perlu saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, dan sebagai penutup, sekali lagi saya ucapkan selamat bertugas untuk Saudara semua dan seluruh prajurit dan anggota Kepolisian di seluruh Tanah Air. Saya juga sekali lagi mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas pengabdian Saudara selama ini, terutama sembilan tahun terakhir ini, dan saya harus mengatakan bahwa TNI dan Polri tetap menjadi kebanggaan bangsa dan negara Indonesia, kebanggaan kita semua.

 

Sekian, sekali lagi, selamat bertugas, Tuhan beserta kita.

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI