PENYERAHAN PENGHARGAAN “CITRA PELAYANAN PRIMA” TAHUN 2008, 31-10-2008

 
bagikan berita ke :

Jumat, 31 Oktober 2008
Di baca 864 kali


ACARA PENYERAHAN PENGHARGAAN
“CITRA PELAYANAN PRIMA” TAHUN 2008
DI ISTANA NEGARA
PADA TANGGAL 31 OKTOBER 2008
 

Bismilahirrahmanirrahiim

 

Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara beserta para Menteri dan Kabinet Indonesia Bersatu, para Duta Besar Indonesia untuk Negara-negara Sahabat, para Pimpinan Lembaga-lembaga Pemerintah Non-Departemen dan Pimpinan BUMN, para Gubernur, Bupati, Walikota dari seluruh Indonesia, para Dewan Juri, para Penerima Tanda Penghargaan, apakah Piagam, Pelopor, Inovasi Pelayanan Prima, maupun Penerima Piala Citra Pelayanan Prima.


Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Marilah pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kepada kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan, dan semoga kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara kita tercinta. Kita juga bersyukur karena pada hari ini dapat menghadiri Penyerahan Tanda Penghargaan yang amat penting yang baru saja kita saksikan bersama. Kita telah mendengarkan dengan seksama sambutan dari Saudara Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tadi yang sesungguhnya merupakan kebijakan dan program pemerintahan untuk secara sistematis meningkatkan kualitas pelayanan publik di seluruh tanah air, dan kita senang, sejumlah kemajuan telah dapat dicapai meskipun masih banyak lagi pekerjaan rumah kita, dan yang mesti kita lewati masih panjang untuk betul-betul suatu saat Indonesia memiliki pelayanan terbaiknya, memiliki tata pemerintahan yang baik atau good governance dan birokrasi yang baik pula.

 

Kemarin di depan Civitas Akademika Universitas Diponegoro di Semarang, saya sampaikan meskipun sejumlah kemajuan telah kita capai dalam upaya kita membangun good governance, tetapi saya merasa ikhlas karena masih banyak lagi PR kita, PR saya, PR Pak Taufik Efendi,  PR semua para Gubernur, Bupati dan Walikota untuk betul-betul mengubah keadaan dan yang saya katakan tadi budaya dilayani menjadi budaya melayani. Sepertinya sulit, insya Allah bisa, dan kita bisa melakukan perubahan-perubahan yang sistematis.


Saudara-saudara,

 

Dalam ajaran agama, saya pikir agama manapun diajarkan bahwa kita mesti berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada rakyat, Itu bisa menjadi sarana untuk mengukur sesungguhnya dedikasi kita dalam tugas yang berkaitan dengan pelayanan publik. Saya sering mengatakan, di negeri ini kita pelit untuk mengucapkan terima kasih, pelit untuk memberikan apresiasi, pelit untuk memberikan penghargaan bagi mereka yang sudah berjuang keras berusaha sekuat tenaga.

 

Mari kita bangun etiket dan etika yang baik, memberikan penghargaan ucapan terima kasih bagi yang patut menerimanya. Tentu saja, kita memberikan dorongan, kita menegur, kita memberikan sanksi bagi yang lalai. Kalau ini kita lakukan, kehidupan kita akan menjadi seimbang, sehat, dinamis, penuh dengan semangat untuk berjuang lebih baik lagi, untuk bangsa dan negaranya.


Saudara-saudara,

 

Saya sudah mengatakan tadi, birokrasi, jajaran pemerintahan, hakekatnya adalah berperan sebagai Abdi Negara untuk menjalankan semua kehidupan bernegara ini sesuai dengan tatanan yang berlaku, Undang-Undang Dasar, Undang-Undang, Peraturan, dan semua yang nanti kita jalankan. Yang Kedua, sebagai Abdi Rakyat, memberikan pelayanan terbaik bagi rakyat. Inilah dua peran yang mesti dijalankan oleh jajaran pemerintahan atau birokrasi kita.
 

Saudara-saudara,

 

Sejak tahun 2004 akhir, saya menyampaikan kepada para Gubernur, Bupati dan Walikota, sebagian besar hadir di sini, sebagian besar hadir juga di sini dipilih langsung oleh rakyat dan mesti saya ulangi berkali-kali baik di Jakarta maupun ketika saya berkunjung ke daerah-daerah. Dari sekian banyak tugas Para Pimpinan baik Pusat maupun Daerah, saya menggaris bawahi 7 hal dan setiap saya bertemu dengan beliau-beliau di daerah manapun yang sering saya tanyakan adalah seperti apa kemajuan dari 7 hal yang menjadi prioritas, menjadi agenda yang selalu saya tekankan. 7 agenda itu adalah pertama, bagaimanapun setiap Pemimpin yang memimpin masyarakat dan daerah harus terus menerus mengurangi angka kemiskinan, satu. Yang kedua, terus menerus mengurangi angka pengangguran, dua, terus menerus meningkatkan kualitas pendidikan; ketiga, terus menerus meningkatkan pelayanan kesehatan, keempat, terus berikhtiar dengan kemampuan yang ada, membangun dan merawat infrastruktur yang akan digunakan oleh rakyat termasuk untuk menggerakkan perekonomian setempat, dan yang keenam dan ketujuh ini, meskipun urutannya pada nomor enam dan tujuh, tetapi sangat-sangat penting bagi kehidupan rakyat kita yaitu terus menerus membangun tata pemerintahan yang baik, birokrasi yang baik, mencegah dan memberantas korupsi, Ini yang keenam, dan yang ketujuh adalah terus menerus meningkatkan pelayanan publik. Jadi apa yang dilakukan oleh Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dengan bantuan para juri atau penilai tadi adalah untuk memastikan dua agenda penting itu makin ke depan semakin baik pelaksanaannya. Kalau saya memberikan ucapan terima kasih, penghargaan yang tinggi kepada Saudara-saudara, saya menyeru kepada yang lain-lain untuk terus juga meningkatkan kualitas pelayanan publiknya.


Hadirin yang saya hormati,

 

Di ruangan ini atau di tempat-tempat lain, saya tidak pernah berhenti berkata bahwa sikap mental yang dulu menghinggapi penguasa birokrat, pemimpin, tidak semua, tapi terasa mengganggu, kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah. Itu mesti harus  ditinggalkan jauh-jauh, kalau itu tidak berubah, saya yakin juga tidak berubah pemerintahan  kita, tidak berubah kehidupan perekonomian kita, tidak berubah peningkatan kesejahteraan rakyat kita. Jadi saya betul-betul meskipun seperti kelakar tapi ini mutlak harus kita laksanakan. Saya sering disela-sela kepadatan tugas saya pun, berbicara dengan rakyat, dihubungi sms yang masuk setiap hari, jumlahnya sekitar 500 buah, apa keluhan rakyat. Masih ada, meskipun dari tahun ke tahun mulai berkurang secara sistematik, Ya, biasa, ngurus-ngurus KTP, ngurus perizinan, ngurus ini dan itu, yang mestinya bisa lebih cepat, bisa lebih mudah, bisa lebih murah, kenyataannya tidak terlalu cepat, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu murah. Dan bahkan itu ada di paling depan. Saya tidak pernah mengatakan desa, kecamatan itu paling bawah, paling depan. Mereka karena langsung mengelola kehidupan masyarakat, bersentuhan dengan masyarakat, melayani rakyat, masih ada. Ini memerlukan gerakan kultural, gerakan struktural, kampanye besar-besaran untuk betul-betul membangun budaya melayani dan apa yang dilakukan oleh kita semua saya nilai sebagai bagian dari semuanya itu. Beberapa saat yang lalu saya menghadiri Pembukaan Pameran Produksi Indonesia di Kemayoran, Jakarta. Pamerannya besar, produk-produk unggulan kita terus berkembang, dan menjadi sembilan kekuatan ekonomi yang baru, ekonomi kreatif, ekonomi produk budaya, ekonomi warisan disamping sumber-sumber ekonomi yang konvensional. Kontribusi pada penerimaan negara makin meningkat, kontribusi pada pendapatan domestik bruto juga makin meningkat, dan itu menyumbang pertumbuhan. Kalau 7 kwartal berturut-turut ini, alhamdulillah, ekonomi kita sudah tumbuh 6 sekian persen, itu juga disumbang oleh pelayanan yang semakin baik, Oleh segi-segi yang membikin ekonomi kita makin efisien, makin produktif dan makin berbiaya ringan.

 

Saya katakan waktu itu, pertumbuhan kita katakanlah 6,4%, kalau di negeri ini ekonomi kita betul-betul efisien, good governance, birokrasi yang baik betul-betul terbentuk, yang ada semangat memudahkan semua urusan, dan bukan mempersulit semua urusan, yang ada adalah semangat bagaimana lapangan usaha bergerak dan tumbuh, saya punya keyakinan, dari 6% lebih pertumbuhan itu, mungkin bisa kita naikkan 25 %-nya. Saya yakin, jangka menengah, jangka panjang tidak mustahil dan bukan sesuatu yang sulit mencapai pertumbuhan 7 sampai 8 % secara sustainable. Terpulang kepada kita dan kalau saya ditanya, apakah Indonesia bisa mengikuti jejak China dan India? Bisa, insya Allah bisa, kalau betul-betul semua elemen di negeri ini menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi itu dalam arti yang luas. Kalau semua berkontribusi, semua berpartisipasi, tidak hanya yang ada penonton, sambil mengganggu, semua menjadi bagian dari proses itu, sampai kita. Dan bahkan Saudara tahu selama 4 tahun ini kebijakan politik ekonomi kita, kebijakan fiskal kita selalu ingin mengaplikasikan pertumbuhan bersama pemerataan, Kita tidak hanya mengejar pertumbuhan semata, tapi sejak awal, dalam konstruksi APBN dan APBD, dalam investasi di daerah, dalam gerakan perekonomian kita, kita ingin yang tumbuh, yang merata secara adil, Lebih baik pertumbuhan yang nanti 7-8 % tetapi lebih merata dan gap antara yang maju dengan yang belum maju, yang kaya dengan yang belum kaya, itu tidak terlalu menganga. Itu adalah pilihan kita, ideologi pembangunan ekonomi kita yang harus kita jalankan secara bersama.


Saudara-saudara,

 

Di samping kita ingin ekonomi tumbuh dengan baik dan dengan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat juga bisa ditingkatkan secara bertahap dengan cara antara lain meningkatkan kualitas pelayanan kita, perlu diingat bahwa Pelayanan Publik yang baik itu juga membantu rakyat kita terutama golongan ekonomi lemah, terutama komunitas rakyat kita yang belum sejahtera. Mengapa? Katakanlah pendapatan mereka belum terlalu besar, income-nya pas-pasan keluarga itu. Dengan Program Bantuan Langsung kepada masyarakat, kita mengenal cluster-cluster itu baik di bidang pendidikan, di bidang kesehatan, di bidang pertanian, di bidang banyak sekali. Itu sudah mengurangi pengeluaran, karena sebagian diambil oper oleh Negara dalam hal ini Pemerintah melalui kebijakan Fiskal APBN, sehingga hidupnya relatif layak. Kalau disumbang lagi oleh kita melalui pelayanan yang baik, sehingga ngurus KTP tidak berhari-hari, tidak mondar-mandir, keluar uang untuk naik Oplet, ataupun ngurus-ngurus yang lain, maka pengeluaran itu makin sedikit lagi, sehingga meskipun sebagian dari Saudara kita penghasilannya masih pas-pasan, kita semua meringankan beban hidupnya. Ini adalah justice, ini adalah Keadilan, tidak usah muluk-muluk, ini saja kita laksanakan secara tekun, secara baik di seluruh Indonesia, kita punya empati, kita membantu rakyat kita, kita membagi rasa yaitu rasa keadilan, yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan di negeri kita.


Saudara-saudara,

 

Yang terakhir,  sebelum saya mengakhiri sambutan ini, Saudara mengikuti bahwa perekonomian dunia sedang mengalami resesi, keuangan dunia sedang bergejolak dan mengalami krisis yang dipicu oleh krisis keuangan di Amerika Serikat memukul keuangan negara-negara maju, merambat keseluruh dunia seperti tsunami dan dampaknya mulai kita rasakan. Indonesia sebagai negara yang kena dampak, dampak itu mulai kita rasakan dan beberapa tahun mendatang akan masih kita rasakan. Oleh karena itu, saya dengan perasaan yang terang mengatakan tugas kita meminimalkan dampak, mengurangi dampak, agar perekonomian kita, insya Allah, bisa relatif kita jaga. Banyak komentar, banyak pendapat, banyak pandangan, kalau begitu kita hidup dalam tatanan dunia, tatanan perekonomian dunia, tatanan keuangan dunia yang tidak aman, yang sering tidak adil, iya betul, dan kita bersepakat banyak pemimpin dunia yang tidak punya pandangan yang sama dengan kita, mari kita ubah, mari kita perbaiki, sehingga tatanan ekonomi global ini adil, aman dan bisa berfungsi serta mempunyai alat untuk menghadapi krisis. Tetapi perjuangan itu panjang meskipun kita akan sangat aktif untuk menjadi bagian dari perubahan tata perekonomian global itu. Yang bisa kita mulai adalah menghadapi dunia yang belum aman seperti itu yang sering tidak adil, mari kita pandai-pandai membangun kehidupan perekonomian kita yang sanggup menghadapi berbagai gejolak. Semangat kita kembali mendayagunakan sumber daya yang kita miliki. Allah Subhanahu Wata’alla menganugrahkan tanah, air, iklim, yang mungkin sumber-sumber pertanian bisa kita kelola dengan baik, misalnya Tuhan memberikan sumber daya alam yang itu pun kalau kita bisa kelola dengan baik, bisa mendatangkan kemakmuran dan sejumlah potensi yang kita miliki.

 

Mari semua itu kita gunakan dengan sebaik-baiknya go local, back to nature, merawatnya, mendayagunakannya dengan baik sehingga meskipun kerjasama global itu sebuah keniscayaan kalau ada apa-apa dengan dunia, kita tetap bisa menjalankan kehidupan kita. Itulah ideologi, itulah aliran, nanti kita bangun bersama-sama ke depan ini. Pesan saya adalah karena kita terus mengelola dampak dari krisis keuangan global ini. Pemerintah, Bank Indonesia, dunia usaha, para ekonom, semua, kita bersatu untuk mengatasi ini saya berharap pada tingkat masyarakat luas dengan bimbingan Para Gubernur, Bupati dan Walikota untuk menjalankan kehidupannya sebagaimana biasanya. Tapi paham, bahwa iklim dunia sedang tidak baik, sehingga muncul kreasi, inovasi dan berbagai langkah yang baik pula. Justru jangan dibikin kehidupan sehari-hari mencekam, menyeramkan. Kalau semua berhenti, ekonomi justru berhenti. Kita ingin bergerak seperti biasanya itu, terutama yang tidak mengalami hambatan yang cukup fundamental, dan justru bagi yang memiliki kemampuan untuk berbelanja, untuk seperti yang biasa dilakukan, itu terus dilakukan, dengan demikian, sekali lagi, pergerakan ekonomi tetap baik. Kalau tidak kita kena dua pukulan, pukulan dari luar, kesalahan kita dari dalam. Mari kita pastikan business as usual, tapi dalam artian yang positif kegiatan kehidupan sehari-hari.

 

Kemarin saya berkunjung ke Semarang, satu mobil dengan Gubernur Jawa Tengah, Saudara Bibit Waluyo, kami berdua berbincang, “Pak Presiden yang penting rakyat itu tidak perlu tahu pak ada krisis, krisis ini, krisis itu, yang penting pangan cukup, nyambut gawe, macul, balik ngingsor, segala macam begitu, itu betul”. Selain itu pergerakan terus terjadi, jadi kalau semua diajak seminar, berdiskusi memikirkan dunianya, sudah banyak yang mengurus, yang penting kita kelola di dalam negeri dengan sebaik-baiknya. Pesan saya, dan dengan harapan kita bisa mengatasi tanpa harus menimbulkan hal-hal yang tidak kita kehendaki.


Demikianlah Saudara-saudara,

 

Pesan, harapan dan ajakan saya, dan yang terakhir, sekali lagi, secara tulus atas nama Negara, Pemerintah dan selaku pribadi, saya mengucapkan selamat dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dengan penuh kebanggaan kepada Saudara yang telah menjadi Inovator, menjadi Pahlawan-pahlawan dalam Pelayanan Publik, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan jalan kepada kita untuk membangun hari esok yang lebih baik. 

 

Sekian,

 

Assalaamu’alaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuh.          Â