Perguruan Tinggi Jangan Hidup Dalam Lamunannya Sendiri

 
bagikan berita ke :

Jumat, 29 Januari 2016
Di baca 569 kali

"Untuk itu saya mendorong Perguruan tinggi untuk mengembangkan riset  serta lakukan hilirisasi riset yang kompetitif menjawab kebutuhan masyarakat dan pasar," kata Presiden ‎Joko Widodo saat menghadiri acara Forum Rektor Indonesia yang dilaksanakan di Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat malam, 29 Januari 2016.‎‎

 

Sebagaimana dirilis dalan siaran pers Tim Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit‎, Presiden memberikan apresiasi kepada perguruan tinggi  yang sudah melakukan hilirisasi  dalam agro industri, kesehatan dan farmasi, manufaktur dan rekayasan teknologi informasi, energi baru dan terbarukan, serta di bidang seni, tradisi, dan budaya. "Saya minta riset-riset yang memperkuat inovasi dan memperkuat daya saing bangsa terus dilakukan," ujar Presiden.

 

‎Pendanaan Kreatif Untuk Perguruan Tinggi

 

Presiden juga memandang perlunya perguruan tinggi untuk memperkuat manajemen yang responsif dan mampu untuk mencari pendanaan kreatif. "Bisa saja kita pertemuan dengan BUMN, seperti dalam bidang biofuel. Masih banyak cara, tapi syaratnya adalah risetnya konkrit," ucap Presiden.‎

 

Presiden berharap agar perguruan tinggi dapat aktif bermitra dengan pemerintah, bisnis/industri, dan masyarakat. "Daerah-daerah tertinggal, terpencil, terdepan, dan kawasan perbatasan desa-desa memerlukan dukungan perguruan tinggi, baik dalam memperbaiki manajemen mereka maupun pendampingan," imbuh Presiden.‎

 

‎Kepada para rektor, Presiden berpesan agar Perguruan Tinggi tidak hidup dalam lamunan sendiri. "Artinya hanya bekerja untuk lingkungan sendiri. Kalau kita melakukan riset bisa diimplementasikan di lapangan," ucap Presiden.‎‎‎‎

 

‎Di awal sambutannya, Presiden mengatakan, bahwa Indonesia akan segera menghadapi Trans-Pacific Partnership (TPP), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), integrasi ekonomi regional Negara-negara Eropa, serta di Asia Tenggara kita sudah masuk ke ASEAN Economic Community (AEC). "Inilah era kompetisi, inilah era persaingan," kata Presiden.‎

 

Dalam era persaingan ini, Presiden menggarisbawahi pentingnya mempersiapkan produktivitas, etos kerja, daya saing, dan efisiensi. Untuk meningkatkan daya saing kita, Presiden menyebutkan ada 42.000 aturan regulasi‎ yang terkadang justru menghambat gerak kita sendiri. Untuk itu Presiden meminta aturan regulasi itu dipangkas, termasuk juga 3000 Peraturan Daerah (Perda) yang bermasalah.‎ (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0