Pulihkan Wisata Pantai Terdampak Tsunami Palu, Wapres Minta Penerapan Sistem Peringatan Dini

 
bagikan berita ke :

Jumat, 07 Januari 2022
Di baca 784 kali

Palu, wapresri.go.id – Beberapa lokasi wisata pantai di Palu, Sulawesi Tengah kehilangan pengunjung pasca terjadinya gempa bumi yang diikuti tsunami dan likuifaksi pada 28 September 2018 silam. Seperti halnya Pantai Taipa di Kecamatan Lembo, Kabupaten Konawe Utara yang kini sepi pengunjung karena menjadi salah satu lokasi wisata yang paling parah terdampak tsunami.

 

Untuk kembali menggeliatkan wisata pantai di wilayah Palu, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin meminta agar di sepanjang pantai diterapkan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System). Hal ini sebagai upaya untuk menjamin rasa aman masyarakat dan mencegah timbulnya korban apabila kembali terjadi bencana.

 

“Supaya dilengkapi dengan early warning system supaya masyarakat tahu kalau terjadi apa-apa, sudah ada aba-aba. Itu nanti akan dilengkapi seperti itu,” terang Wapres kepada awak media usai berolahraga pagi berkeliling Pantai Taipa yang berlokasi di sebelah utara Kota Palu, Jumat (07/01/2022).

 

Di samping itu, lanjut Wapres, penerapan aplikasi Peduli Lindungi juga harus dilakukan seiring dengan masih berlangsungnya pandemi Covid-19.

 

“Khusus untuk Covid-19 maka sudah menjadi aturan supaya disiapkan Peduli Lindungi (agar) mereka yang masuk ke sini memang terlindungi,” tegasnya.

 

Dengan begitu, kata Wapres, akan terbentuk rasa aman dan nyaman yang nantinya diharapakan akan menarik minat masyarakat untuk berkunjung.

 

“Yang penting rasa aman, rasa nyaman, itu yang saya kira perlu disiapkan di tempat-tempat wisata,” ujarnya.

 

Lebih lanjut, Wapres menuturkan bahwa sebenarnya panorama Pantai Taipa sangat indah. Menurutnya hanya karena terjadi tsunami yang menjadikannya sepi pengunjung.

 

“Saya kira tempat ini bagus sekali, karena memang tsunami saja. Tapi dari tempatnya saya kira cukup ideal dan saya dengar sebelum tsunami cukup ramai. Hanya memang karena sesudah tsunami itu (pengunjung menurun),” ungkapnya.

 

Namun, sambung Wapres, mulai awal tahun ini pengunjung Pantai Taipa sudah mulai meningkat, sehingga ia pun kembali menekankan pentingnya menghilangkan trauama masyarakat.

 

“Tapi mulai kemarin (tahun baru) rupanya sudah mulai ada peningkatan. Jadi yang penting menghilangkan trauma masyarakat dan ini karena memang bukan tempat hunian saya kira lebih aman,” ujarnya.

 

Lebih jauh, Wapres menerangkan bahwa meskipun telah menjadi zona merah yang dilarang untuk dihuni, Pantai Taipa tetap dapat dimanfaatkan untuk menjadi tempat aktivitas publik seperti obyek wisata, pasar, pusat kuliner, dan lain-lain.

 

“Ini memang sudah tidak boleh ada penduduk. Karena itu dikhawatirkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya (bencana). Tetapi daerah ini masih dibolehkan untuk wisata, aktivitas publik, pasar-pasar, kuliner,” paparnya.

 

Sebagai informasi, sebelum luluh lantak diterjang tsunami, Pantai Taipa merupakan destinasi wisata favorit masyarakat Palu karena memiliki fasilitas lengkap seperti kolam renang, wahana permainan, kebun binatang mini, gazebo, panggung acara dan lainnya. Bahkan di pantai ini masyarakat dapat menikmati keindahan biota bawah laut dengan fasilitas diving atau snorkeling.

 

Namun setelah diterjang tsunami, Pantai Taipa menjadi hancur berantakan dengan berbagai fasilitasnya yang rusak parah, sehingga kini menjadi zona merah dan masyarakat enggan berkunjung karena masih trauma. (EP-BPMI Setwapres)

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0