Sambutan dan Dialog Presiden RI dg Masyarakat Sekitar Lereng Gng Bromo, Probolinggo, Tgl.4 Mei 2013

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 04 Mei 2013
Di baca 860 kali

SAMBUTAN DAN DIALOG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN MASYARAKAT SEKITAR LERENG GUNUNG BROMO

DI LERENG GUNUNG BROMO, DESA NGADISARI, KECAMATAN SUKAPURA, KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

TANGGAL 4 MEI 2013

 

 

 

Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara, segenap Masyarakat Tengger yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam damai dan salam sejahtera untuk kita semua,

 

Hari ini Alhamdulillaah, Saya beserta Ibu Negara, para Menteri, Gubernur Jawa Timur, dan Bupati Probolinggo dapat berkunjung ke tempat yang indah dan penuh dengan nilai budaya dan sejarah ini, untuk bertemu langsung dengan Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Saudara-saudara sekalian.

 

Sambil melihat keadaan di tempat ini, apakah pembangunan yang dilaksanakan oleh kita semua, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten itu dapat dilaksanakan dengan baik. Namun, sebelum saya menyampaikan ajakan dan harapan saya kepada Bapak Ibu sekalian, saya ingin sedikit bernostalgia.

 

Saya pertama kali berkunjung ke tempat ini pada tahun 1969. Waktu itu saya baru tamat dari SMA, SMA Negeri Pacitan tahun 68, kemudian hijrah ke Malang. Nah, belum kenal sama Ibu Negara. Nah, ya itu di Malang itulah saya berjalan kaki dengan teman-teman saya,  Alhamdulillah  sampai ke tempat yang sangat dirahmati oleh Tuhan ini.

 

Kemudian tahun 2000, waktu itu saya mendapat  amanah sebagai Menteri Pertambangan dan Energi, sekarang namanya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, saya berkunjung kembali ke tempat ini untuk melihat atau meninjau petugas-petugas pengamat gunung api yang bertugas di sekitar tempat ini. Dan  Alhamdulillah ini yang ketiga kalinya, sebagai Presiden dan sudah lama saya dengan Ibu Negara ingin berkunjung kembali ke tempat ini, dan kali ini khusus untuk melihat perkembangan kepariwisataan  di daerah ini. Oleh karena itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ibu Mari Eka Pangestu, juga mendampingi saya, agar bisa memikirkan dan  kemudian bisa melakukan upaya dan bantuan agar kawasan wisata ini bertambah maju di masa depan.

 

Perlu Bapak-Ibu ketahui bahwa kunjungan saya ke Jawa Timur kali ini ada tiga agenda yang pokok. Pertama, kami berkunjung pada tanggal 1 Mei 2013 yang lalu ke Surabaya, itu dalam rangka ikut memperingati Hari Buruh International. Saya berkunjung ke dua perusahaan, bertemu dengan para pekerja atau para buruh, para karyawan, dan manajemen. Tujuan kami adalah untuk ikut memikirkan dan juga melakukan langkah-langkah agar kesejahteraan para pekerja, para buruh di Indonesia ini makin ke depan makin baik. Setelah itu selama kurang lebih dua hari, saya, boleh dikata berkunjung tapi juga boleh dikata mengikuti latihan gabungan yang dilaksanakan oleh Tentara Nasional Indonesia, baik itu latihan perperangan di laut, peperangan di udara, dan kemudian peperangan di darat yang dilaksanakan kemarin di Asembagus, Situbondo.

 

Dan kemudian, setelah bermalam di Probolinggo, tadi pagi sempat berjalan kaki dan berolahraga bersama dengan masyarakat, saudara-saudara kita di Probolinggo, dan kemudian kami menuju ke tempat ini. Sampailah di tempat ini dengan cuaca yang baik, dengan keramah-tamahan dari Bapak-Ibu sekalian. Saya merasa bersyukur, merasa bahagia, dan berbangga, bisa bertemu dengan Bapak-Ibu dalam suasana yang penuh dengan persaudaraan ini.

 

Bapak-Ibu, dan Saudara-saudara sekalian,

 

Bukan hanya sektor wisata yang menjadi unggulan masyarakat di tempat ini, tapi semua mengenal adalah nilai-nilai agama, nilai-nilai adat, dan nilai budaya yang dijunjung tinggi, ini patut menjadi contoh. Di era globalisasi, di era yang serba modern ini, banyak sekali masyarakat di negeri kita dan juga di negara-negara yang lain yang tidak pandai menjaga nilai agama, nilai budaya, nilai adat, tradisi, dan semua yang justru menjadi kekuatan dan keunggulan kita. Saya terus mengikuti dan sekali lagi saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan karena Bapak-bapak dan Ibu-ibu tetap bisa melestarikan nilai-nilai agama, adat, dan budaya ini.

 

Tadi juga disebut salah satu nilai yang luhur yang Bapak-Ibu jaga adalah persaudaraan, persahabatan, kemitraan yang tinggi, digambarkan kepada saya, meskipun ada batas Probolinggo dengan Pasuruan begitu, Lumajang dan Malang tetapi tidak ada perselisihan apa pun, ya yang mengganggu. Dan ini menunjukkan bahwa Bapak-Ibu, sekali lagi, bisa menjadi contoh, menjadi model kehidupan yang rukun dan damai.

 

Saya mengatakan kepada Pak De Karwo, tadi siang. Begini, Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanallahu wa' taala,  ketika menciptakan alam semesta, menciptakan bumi ini, dulu kala tidak ada batasnya itu, batas negara, batas provinsi, batas kabupaten. Itu adalah buatan manusia. Oleh karena itu, kita kembalikan kepada kebesaran dan kemuliaan Allah Subhanallahu wa' taala, Tuhan Yang Maha Kuasa ketika menciptakan alam semesta dan manusianya. Sebenarnya difirmankan agar kita hidup rukun, dan bersatu, tolong-menolong, bantu-membantu, tidak boleh bercerai-berai, apalagi bermusuhan.

 

Nah, sekali lagi ini juga diberikan contoh oleh Bapak-Ibu sekalian,  yang ada di tempat ini. Semua keunggulan, semua kekhasan ini, kalau disatukan dengan keindahan alam di tempat ini, di mana kita berada ini maka bagus kalau dijadikan modal utama dalam mengembangkan sektor wisata. Kalau sektor kepariwisataan bertambah maju, tentu ekonomi di tempat ini makin hidup, kalau ekonomi makin hidup tentu rumah tangga- rumah tangga makin sejahtera, hidupnya makin layak.

 

Saya berpesan kepada Ibu Bupati Probolinggo, Gubernur Jawa Timur, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan para menteri terkait, jadilah, jadikanlah modal dan keunggulan yang ada di tempat ini, keindahan alamnya, ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, agar berjiwa besar di tempat ini, di masa yang silam ditambah dengan kekuatan masyarakatnya tadi, menjadi daya saing dari wisata yang berkunjung ke tempat ini. Saya lihat banyak sekali wisatawan mancanegara tadi, ini juga bisa diberikan kemudahan acara, apa pun yang mereka bisa lebih tertarik lagi untuk datang di waktu yang akan datang, mengajak yang lain, mengajak teman-temannya, mengajak saudara-saudaranya, untuk berkunjung ke tempat ini.

 

Jadi, banyak hal yang bisa kita lakukan, dan saya kira para menteri, Pak Gubernur, dan Ibu Bupati,  setelah melihat keadaan di tempat ini, kita sama-sama jalan tadi tengok kiri-tengok kanan, apa yang perlu kita perbaiki, apa yang perlu kita bantukan, apa yang perlu kita tingkatkan. Agar sekali lagi, masyarakat, saudara-saudara kita yang tinggal di tempat ini, sebagai  wujud terima kasih kita bisa memiliki masa depan yang lebih baik. Baik itu yang menjadi kebijakan dan program pemerintah, pendidikan, kesehatan, usaha mikro kecil dan menengah, kemudian tentang kecukupan ketahanan kecukupan pangan, kecukupan energi, apa pun yang menjadi hajat hidup masyarakat kita sehari-hari, meskipun apa itu namanya seolah-olah itu program-program yang berjalan di seluruh wilayah Indonesia tetapi harus ada atensi khusus di daerah ini.

 

Saya minta Pak, Ibu Bupati dan Pak Gubernur, sungguh memperhatikan, berikanlah  perhatian khusus, program-program khusus, di kawasan khusus seperti ini. Demikian juga para menteri. Ini dulu yang saya sampaikan dan saya membuka kesempatan jika ada Bapak, Ibu, yang ingin mengajukan pertanyaan atau saran kepada saya, pada kesempatan yang baik ini. Saya akan respon nanti dengan tulus, karena sekali lagi, kami datang ingin berbagi kasih sayang untuk saling menyapa, untuk saling memberi, demi masa depan Bapak-Ibu sekalian, masa depan bangsa Indonesia, dengan memohon ridha Tuhan Yang Maha Kuasa.

 

Saya kira begitu dulu. Saya persilakan Pak De Karwo untuk memandu dialog kita.

 

Pak De Karwo (Gubernur Jawa Timur):

 

Terima kasih, matur nuwun Bapak Presiden dan Ibu Negara, satu kebiasaan beliau ini kalau rasanya tidak mendengarkan langsung dari rakyatnya itu, eggak sreg, kurang, kalau masakan itu bumbunya kurang lekoh, gitu, ya..ya, kurang lekoh, bumbunya itu, jadi itu bumbunya jadi itu, ngersane, ngersaken,  mendengar sendiri, mendengar sendiri dari Bapak-Ibu semuanya, agar seperti apa, dan kami semua akan menunggu perintah beliau, tapi satu kami akan Kabupaten, Provinsi dan Pak Menteri, monggo-monggo ada yang mau menyampaikan?

 

Mat Azis:

 

Wong ulun basuki langgeng, 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita sekalian,

Nama saya, Mat Azis, umur 43 tahun, asal Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Pertama saya mengucapkan selamat datang kepada Bapak Presiden dengan Ibu, beserta rombongan yang bisa hadir di Kawasan Wisata Gunung Bromo pada sore hari ini. Perlu saya laporkan, saya sampaikan kepada Bapak Presiden, kami sehari-hari sebagai pelaku usaha jasa wisata di Kawasan Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru. Semenjak tahun 2007, kami telah terbentuk paguyuban-paguyuban pelaku usaha wisata, yang pertama sudah terbentuk dengan adanya Paguyuban Angkutan Wisata Bromo-Jeglok, yang kedua sudah terbentuk Paguyuban  Angkutan Wisata Kuda,  Paguyuban Ojek, kemudian ada Paguyuban PKL, ada Paguyuban Fotografer, dan Paguyuban Jasa Informasi hingga sampai sekarang.

 

Hal ini tidak terlepas dari binaan, bimbingan dan program JME yang sudah masuk di Gunung Bromo dan kami juga terbentuk LWG, Local Waiting Group. Kemudian kami juga mengucapkan terima kasih, bahwasanya program PNPM  Pariwisata sudah masuk di desa kami, termasuk di desa tetangga atau di desa Telogo di Kawasan Gunung Bromo. Yang kedua, kami memberikan masukan atau usulan,  berkaitan dengan Gunung Bromo yang sudah internasional, saya memberi masukan tentang infrastruktur jalan. Mohon nanti ada dukungan dari pemerintah pusat. Yang kedua, tentunya kami juga mengharapkan dari semua para pelaku usaha yang ada di kawasan pariwisata Gunung Bromo ini, perlu didukung dengan adanya kredit modal lunak. Terima kasih, kami sampaikan itu kepada Bapak Presiden dan akhirnya saya ucapkan,

Wong ulun basuki langgeng,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita sekalian.

 

Presiden RI:

 

Terima kasih, silakan dilanjutkan dulu Bapak.

 

Pak De Karwo (Gubernur Jawa Timur):

 

Baru yang pertama, yang kedua.

 

Sutiksan:

 

Saya ucapkan, Wong ulun basuki langgeng,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Saya ucapkan selamat datang pada Bapak Presiden beserta Ibu, dan rombongan, dan kami sebagai masyarakat mengucapkan banyak terima kasih atas kehadirannya Bapak Presiden beserta Ibu dan rombongan di lereng. Nama saya, Sutiksan, umur saya 32 tahun, saya perwakilan, saya dari petani. Di sini di Bromo, masyarakat selain di bidang wisata, juga ada dari bidang pertanian, jadi mayoritas masyarakat di  Tengger ini petani dan kita dulu juga sudah pernah ada bantuan dari pemerintah. Namun  yang ingin saya tanyakan kepada Bapak Presiden, apakah ada bantuan kepada para petani khususnya petani sayur-mayur, holtikultura, alat dan sarana prasarana untuk mendukung ekonomi masyarakat di Bromo? Itu saja yang bisa saya tanyakan, saya ucapkan terima kasih.

Wong ulun basuki langgeng,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua.

 

Presiden RI:

 

Terima kasih, silakan lagi Pak Gubernur, masih ada?

 

Pak De Karwo (Gubernur Jawa Timur):

 

Monggo, silakan lagi.

 

Faturahman:

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Wong ulun basuki langgeng,

Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semua,

Yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia beserta Ibu, dan segenap rombongan,

Nama saya Faturahman, asal dari Probolinggo, pekerjaan sehari-hari sebagai anggota EARI cabang Probolinggo. Seperti kita ketahui bersama, bahwa kawasan Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru ini, hampir setiap hari dikunjungi oleh wisatawan asing, di samping wisatawan domestik. Namun, wisatawan asing sendiri masih kalah banyak dengan kunjungan domestik. Di dalam kesempatan  sore hari ini, kami berharap adanya teknologi informasi yang diperuntukkan nantinya untuk kemudahan informasi di obyek-obyek wisata di Indonesia, selain di Tengger, Semeru ini. Sehingga saat mereka berada di Taman Nasional Bromo Tengger, mereka juga dapat mengakses obyek-obyek yang lain, sehingga semakin tahun, mudah-mudahan semakin bertambah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia, dan tentunya akan menambah devisa yang masuk ke Indonesia. Selanjutnya tentang infrastruktur tadi, jadi jalan-jalan yang sementara ini sudah bisa dilalui, namun kiranya perlu yang namanya rest area, jadi karena jalur dari Probolinggo ke Bromo ini cukup jauh 50 kilo, di tengah-tengahnya mungkin ada rest area yang memadai, ada fasilitas umumnya, ada informasi yang lengkap terhadap wisatawan asing maupun domestik. Nah, ini mungkin akan menambah kenyamanan dan menambah informasi bagi wisatawan domestik maupun asing. Berikutnya juga untuk keselamatan mereka, keselamatan wisatawan asing ini juga karena mengingat tofografi di Bromo Tengger, berjurang-jurang kiranya masih perlu peralatan besar untuk membantu kawan-kawan di Taman Nasional saat menyelamatkan wisatawan yang tersesat maupun kadang-kadang mereka secara mendadak memohon bantuan.  Yang terakhir kawan-kawan dari Tengger mungkin masih juga perlu pencerahan. Sebenarnya kawasan ini ditunjuk Taman Nasional itu, ditetapkan sebagai Taman Nasional itu fungsinya apa saja kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan, dan di samping kami sendiri berusaha di EARI, mungkin kawan-kawan di Tengger juga banyak memiliki home stay, yang mana mereka juga perlu adanya pelatihan-pelatihan agar rumah mereka dan tata cara pelayanan mereka terhadap wisatawan yang datang agar tidak terlalu jauh dengan hotel yang ada di sekitar sini. Saya kira itu dari kami, saya akhiri dengan ucapan, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Wong ulun basuki langgeng.

 

Presiden RI:

 

Terima kasih.

 

Pak De Karwo (Gubernur Jawa Timur):

 

Pak Presiden, masih memberi peluang tadi ini rasanya kok, semua sudah diusulkan. Sudah semua ya? Sudah ya, sudah saya catat ini sudah sembilan usulannya itu. Saya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat. Monggo Bapak Presiden wonten kersa, Mat Azis, Sutiksan, Fatur.

 

Presiden RI:

 

Saya mau bicara sambil berdiri supaya bisa melihat semua. Mendengar apa yang disampaikan oleh Saudara Mat Azis, Saudara Sutiksan, dan Saudara H. Faturahman tadi saya senang sekali, karena apa yang disampaikan itu benar-benar diperlukan oleh Bapak-Ibu, Saudara-saudara semua. Tidak mengada-ada, tetapi benar-benar untuk keperluan, untuk memajukan kawasan ini, untuk lebih menyejahterakan kehidupan saudara-saudara kita yang ada di kawasan Daerah Wisata Bromo dan sekitarnya ini. Kalau ditanya apakah ada bantuan pemerintah? Insya Allah ada. Karena, saya beserta para menteri, termasuk Panglima TNI, Kapolri, Bapak Gubernur, Ibu Bupati, dan Pejabat yang lain, datang justru untuk mengetahui kondisi dan situasi yang ada di tempat ini, di masyarakat ini,  untuk kemudian memikirkan apa yang dulu dibangun, dibantukan dan ditingkatkan keadaannya. Nah, tadi Bapak-bapak sudah ngendiko, kira-kira itulah yang diperlukan untuk memajukan kawasan ini. Saya ingin meliha-lihat, begini yang diperlukan ternyata, satu yang sifatnya umum yaitu prasarana atau infrastruktur, apakah jalan, apakah sarana air bersih dan berbagai tempat untuk pertanian, untuk kawasan rumah tinggal,  perhotelan, jadi sifatnya infrastruktur dasar. Itu yang pertama.

 

Yang kedua, yang diperlukan juga apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat sehari-hari. Kalau bekerja pada pertanian, ya bagaimana pertanian bisa dibantu. Kalau pekerjaannya jasa wisata, bagaimana pekerjaan itu bisa dibantu. Apa pun yang menjadi mata pencaharian penduduk di kawasan ini. Itu yang kedua.

 

Sedangkan yang ketiga, karena ini merupakan kawasan wisata, bagaimana memajukan wisata ini, lebih banyak lagi yang berkunjung kesini, tinggalnya lebih lama, sehingga lebih banyak berbelanja, mendatangkan rezeki bagi  masyarakat di tempat ini. Tiga bagian besar itulah, yang nampaknya kalau saya dengarkan tadi, apa yang Bapak-bapak sampaikan yang perlu pemerintah ikut membantunya. Kalau saya bicara pemerintah mulai pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten. Mungkin pemerintah kabupaten sumber daya dan anggarannya terbatas, sehingga tentu tidak bisa mengharapkan semuanya dari kabupaten. Marilah ke provinsi, pemerintah provinsi, Pak Gubernur lebih banyak lagi anggarannya, tetapi juga harus dibagi di seluruh Jawa Timur. Marilah ke pusat, pada tingkat saya, tingkat pemerintah pusat, lebih banyak memang tetapi juga harus dibagi ke seluruh rakyat Indonesia. Tetapi saya sudah mengatakan tadi, harus ada perhatian khusus, harus ada bantuan khusus, untuk kawasan atau masyarakat di tempat ini.

 

Melihat semua itu, yang pertama, saya Insya Allah akan memberikan bantuan langsung yang bisa diberikan, mudah-mudahan nanti para menteri, Pak Gubernur juga ada yang bisa diberikan pada saat kami berkunjung ini, tetapi setelah itu, nanti malam bagus kalau Pak Gubernur, Ibu Bupati, dengan siapa yang dituakan bersama para menteri saya, duduklah satu jam di situ, apa yang disampaikan  tadi ditambah perlu biaya, a b c d e f. Pemerintah itu bekerja dengan rencana, pemerintah bekerja atas kebijakan  dan program, karena menyangkut anggaran, anggaran itu harus dipertanggung jawabkan kepada rakyat, satu rupiah pun.

 

Oleh karena itu, dengan ditata kebutuhannya apa saja, kita golongkan ada yang bisa dilaksanakan tahun ini, ada yang bisa dilaksanakan tahun depan, dan manakala memerlukan waktu yang panjang, tahun-tahun berikutnya. Dengan cara seperti itu, maka ada sekali lagi yang bisa langsung kita bantukan, kemudian  ada yang menjadi kebijakan dan program khusus untuk dilaksanakan di kawasan ini. Program ini harus program bersama, program kabupaten, program provinsi, dan program pemerintah pusat.

 

Saya, atas apa yang saya sampaikan tadi, tadi juga dalam perjalanan sambil menyapa saudara-saudara kita karena seperti biasanya dari Situbondo ke Probolinggo, ke tempat ini, kaca mobil saya buka, bersama istri, bersama Ibu Negara, karena saya harus menyapa masyarakat. Mereka menyapa pemimpinnya. Saya menyapa mereka dengan kasih sayang, pagi, siang, sore, dan malam dan itu merupakan kebahagiaan bagi saya. Biasanya kalau ada puluhan ribu rakyat yang menyapa ini jarang masuk televisi, yang masuk televisi kalau ada unjuk rasa, tiga, empat orang, tempatnya, tempatnya jauh, saya nggak ketemu, tapi SBY dihadang unjuk rasa. Ya, begitulah untungnya media kita, nggak apa-apa,  ini era demokrasi, yang penting kita harus biasa hidup dengan keadaan seperti ini, sehingga apa yang saya sampaikan tadi hampir tidak pernah ada dalam kehidupan media kita.

 

Adapun saya berjalan seperti itu Bapak-Ibu, dan memang saya lihat jalan itu relatif sempit ya Pak Gubernur, ya Bu Bupati, ya. Berarti seperti kampung saya di Pacitan, sebelah sini tebing, sebelah sini jurang. Oleh karena itu, tolong direncanakan betul Pak Gubernur, Menteri Pekerjaan Umum akan saya tugasi berkunjung ke sini, mungkin melebarkannya tidak bisa ke kiri langsung ke jurang, mesti ke kanan. Nah, ke kanan ini silakan, yang penting harus lebih luas sedikit dan lebih keras, kalau ada tempat simpangan rest area, itu juga penting. Itu menurut saya, jalan. Harus bisa membayangkan ada sumber yang bagus sehingga bisa didistribusikan terutama untuk air minum dan untuk pertanian.

 

Lantas, infrastruktur Bappeda, saya sempat dilapori,  Sekolah, Puskesmas, Pasar, Balai Rakyat yang unit di depan, dan sebagainya. Menurut saya karena ini kawasan wisata, harus lebih lengkap, fasilitas yang diperlukan seperti itu. Silakan, dibicarakan nanti malam, dengan prioritas, yang diprioritaskan apa dulu dari infrastruktur itu a b c d. Setelah infrastruktur, saya lebih senang ada keperluan untuk saudara-saudara kita yang menggarap holtikultura, kemudian Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan juga bersama kita, di samping besok kita, besok apa, besok menanam pohon itu? Sore ini kita menanam pohon di seluruh Tanah Air supaya lingkungan kita terjaga. Ini juga program penting, nanti Pak Menteri Kehutanan bisa ikut memikirkan bantuan kepada komunitas pertanian yang Pak ada di sini.

 

Di sini juga ada Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, pikirkan bantuan apa untuk menggerakkan  koperasi serta usaha kecil dan menengah yang ada di tempat ini. Pendek kata, yang berhubungan dengan  hajat hidup orang banyak mata pencaharian, Ibu Mari Pangestu juga dari jasa pariwisata apa. Pendek kata, duduklah bersama Bapak Gubernur, Ibu Bupati  dengan para menteri untuk memikirkan bantuan kepada komunitas sesuai dengan pekerjaan dan mata pencahariannya. Sedangkan yang ketiga adalah wisatanya itu sendiri, information center sangat penting, sangat penting silakan dipikirkan nanti. Lantas, apa namanya, tempat-tempat yang layak untuk bisa didiami oleh wisatawan baik mancanegara maupun domestik juga penting. Lantas jasa angkutan. Jasa angkutan ini menurut saya maha penting ini. Oleh karena itu, pikirkan apakah angkutan itu kendaraan ataupun  yang saya lihat kuda, tolong dipikirkan. Tadi, ada permintaan apakah ada kredit lunak, mesti ada kredit lunak, bahkan kredit usaha rakyat itu ibaratnya jaminannya pun dijaminkan oleh pemerintah. Kita pastikan BRI untuk turun ke sini dengan program khusus supaya mempermudah bantuan dengan kredit yang sangat lunak.  Lantas kalau usaha dapat kredit yang murah, namun saya juga berharap ada bantuan yang bisa diberikan langsung setelah nanti mendengarkan atau mengetahui apa yang diharapkan oleh Bapak-Ibu sekalian di tempat ini.

 

Itulah, yang pemerintah bisa lakukan. Insya Allah, akan kami lakukan setelah  semuanya kita susun nanti dengan baik. Saya tidak suka berjanji. Oleh karena itu, yang saya sampaikan adalah apa yang bisa segera kita lakukan, bantuan langsung kepada komunitas di sini. Sedangkan yang lainnya ditata, setelah ditata nanti kita hitung, berapa anggaran yang diperlukan, lantas apa saja yang diperlukan, yang kita prioritaskan mana yang lebih dahulu kita alokasikan tahun ini. Kemudian mana yang tahun depan, dan kemudian seterusnya. Inilah saran saya ya, dan betul-betul nanti malam bisa duduk sebentar, bisa diluruskan, supaya besok saya kembali ke Jakarta sudah membaca, kira-kira apa yang akan kita lakukan di tempat ini.

 

Tadi, dalam pembukaan saya lupa menyampaikan, Bapak-Ibu, kurang lebih 3 tahun yang lalu, itu ada produksi film Hollywood yang mengambil film di sini. Judulnya apa itu? Philosophers, The philosophers, karena pemainnya itu sempat saya terima di Jakarta, dan pengambilannya di tempat ini, di Kawasan Bromo, kemudian di Lampung, kemudian di Candi Prambanan. Saya lihat sedikit dan itu bagus, produksi Hollywood, karena sudah semakin banyak yang mengangkat tentang Indonesia termasuk yang dibikin di tempat ini. Bapak-ibu ada yang menyaksikan dulu? Itu film bagus, pengambilannya tidak sempat dilihat dulu? Tidak ya? Tahun berapa itu? Baik, yang penting begini, yang harus kita jaga, yang harus kita jaga ini kawasan wisata terbuka untuk siapa pun saudara-saudara kita dan juga dari luar negeri, tetapi nilai-nilai lokal, nilai agama, nilai budaya, nilai adat, harus dipertahankan, harus dijunjung tinggi, tidak boleh terganggu, tidak boleh dipengaruhi oleh nilai-nilai yang negatif. Setuju Bapak-Ibu? Oleh karena itu, saling mengingatkan daerah wisata pun, aturan wisata pun pastikan tidak mengganggu apa yang saya sampaikan tadi, karena justru itulah, kekuatan dan keunggulan masyarakat di kawasan ini yang harus kita  hormati.

 

Saya kira begitu jawaban saya dan para menteri ada yang ingin menambahkan ingin menyampaikan, atau Pak Gubernur? Monggo, silakan.

 

Gubernur Jawa Timur:

 

Terima kasih Bapak Presiden, nanti kami dengan tokoh masyarakat nanti malam ketemu, nanti kita merumuskan bersama nanti. Kami dengan para menteri, Insya Allah nanti langsung bersama para tokoh masyarakat, apa yang diperintahkan dan disumbangkan Bapak ke masyarakat Tengger segera bisa terealisasi minimal tahun 2014, karena sudah masuk anggaran 2013, sudah di-drop, sudah berjalan di tengah jalan, tapi kalau yang kecil-kecil mungkin bisa dilakukan. Kami juga akan menjabarkan instruksi Bapak, nanti buka bank UMKM di sini, kreditnya murah sekali, bunganya 4% setahun ya, tapi cicilannya tiap bulan...dikasih murah, tapi cicilannya tiap bulan tidak tiap hari, ini bukan bank titil. Nah, ini, Alhamdulillah, itu nanti, kami akan segera buka di sini, nanti malam kami ajak di sini, khusus bank UMKM bilang Pak Menteri UMKM, terima kasih.

 

Presiden RI:

 

Masih ada lagi?

 

Gubernur Jawa Timur:

 

Sampun, Pak.

 

Presiden RI:

 

Baik, yang terakhir, Bapak-Ibu, saya sekali lagi mengucapkan terima kasih dan penghargaan, kita masih ada acara lain, besok pagi juga saya masih ada acara di sini, saya izin bermalam di tempat sini, bersama Ibu-Bapak sekalian, mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkah, rahmat, dan bimbingan kepada kita sekalian. Terima kasih.  Wong ulun basuki langgeng.

 

Sespri:

 

Hadirin yang kami hormati, selanjutnya pada kesempatan ini Presiden Republik Indonesia berkenan menyampaikan paket bantuan sembako secara simbolis akan di terima oleh 5 orang, yaitu:

 

1.    Bapak Sutoyo, mewakili pemandu wisata;

2.    Ibu Lismayu, mewakili pedagang kaki lima asongan;

3.    Ibu Sulasih, mewakili pedagang kaki lima souvenir;

4.    Bapak Suyitno, mewakili jasa pembawa kuda, dan,

5.    Bapak Heri, mewakili buruh tani.

 

Berkenan Presiden Republik Indonesia, untuk menyerahkan bantuan.

 

Presiden RI:

 

Baik, di samping bantuan tali asih Bapak-Ibu, tentu saja saya juga akan memberikan bantuan untuk komunitas-komunitas, sedang dirancang yang besarnya nanti sekitar satu milyar rupiah, untuk  digunakan dulu, ini yang saya katakan bantuan langsung, sebelum nanti diuji programnya ya.

 

Sespri:

 

Acara, selesai, Presiden Republik Indonesia kembali ketempat, dan para penerima kembali ke tempat.

 

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI