Sambutan Presiden Joko Widodo usai Silaturahmi dengan para Penggiat Infrastruktur dalam rangka Hari Bhakti PU ke-78

 
bagikan berita ke :

Senin, 04 Desember 2023
Di baca 375 kali

di Istana Merdeka, Jakarta, Provinsi DKI Jakarta


 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.

 

Yang saya hormati Menteri PUPR beserta seluruh menteri yang hadir, Kapolri, Jaksa Agung, Kepala BPKP, seluruh dirjen dan mitra kerja Kementerian PUPR;
Bapak-Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia.

 

Saya enggak tahu tadi di dalam video, tadi yang komentar kok anak band semuanya; ada Ahmad Albar, ada Ari Lasso, Padi, karena Menteri PUPR-nya memang drummer. Jadi kalau yang komentar anak band, ya sama-sama anak band. Saya bisik-bisik tadi kok yang komentar kok anak band semua …. Saya baru ingat, oh iya, drummer.

 

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,
Kita tahu dimulai 2015, anggaran infrastruktur itu lipat hampir dua kali, dimulai dari sana dan kita telah memutuskan untuk membangun infrastruktur besar-besaran. Negara sebesar Indonesia dengan 17 ribu pulau, semuanya membutuhkan yang namanya infrastruktur. Infrastruktur konektivitas berupa jalan, pelabuhan, airport, semuanya dibutuhkan. Infrastruktur dalam rangka penyediaan air dimulai, baik bendungan, irigasi. Dan juga infrastruktur yang berkaitan dengan pelayanan; rumah sakit, sekolah, pasar rakyat, semuanya juga dibangun oleh pemerintah, dikerjakan oleh PUPR. Dan, di periode yang kedua, kita membangun satu yang besar, proyek terbesar, yaitu IKN Nusantara.

 

Untuk apa kita prioritaskan infrastruktur? Yang pertama, dalam rangka efisiensi biaya logistik. Ini penting sekali. Dalam rangka kita berkompetisi, dalam rangka kita bersaing dengan negara-negara lain, efisiensi biaya logistik ini sangat penting, sehingga akan mempengaruhi daya saing investasi negara kita. Enggak akan mungkin investor datang, kalau infrastruktur kita jelek. Mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada airport, mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada seaport, mau ke sebuah pulau enggak ada karena enggak ada jalan.

 

Yang ketiga, kita ingin menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Dengan infrastruktur baru, akan muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Ini penting.

 

Yang keempat, ini untuk konektivitas sosial dan budaya. Infrastruktur itu juga mempersatukan. Karena ada airport, orang Aceh bisa langsung terbang ke Papua, dari Papua terbang ke Jawa, dari Jawa bisa terbang ke Kalimantan dan Sulawesi. Fungsinya, sekali lagi, juga mempersatukan. Dan yang paling penting, saya melihat dalam hal indeks infrastruktur, kita ini memang, saat itu di 2014 saya melihat kita memang masih tertinggal. Dalam IMD Global Competitiveness Index bidang infrastruktur, kita saat itu di peringkat 54, saat ini masuk ke peringkat 51. Artinya meningkat, meskipun juga belum melompat. Kita ini kerja keras dalam bidang infrastruktur, betul-betul kerja keras. Perubahannya kelihatan, tetapi sekali lagi, peningkatan Global Competitiveness Index kita masih di angka 51. Iya, naik dari 54 ke 51. Kenaikan itu karena kita membangun seperti yang tadi disampaikan oleh Pak Menteri PU. Ada 42 bendungan yang telah selesai dan nanti mungkin ada tambahan 15 atau 17 lagi bendungan di tahun 2024. Irigasi dibangun untuk 1,2 juta hektare. Jalan tol, ada tadi Pak Menteri PU sampaikan 2.143 kilometer, sebuah lompatan besar untuk kita.

 

Tetapi, kalau kita bandingkan dengan jalan tol yang ada di Tiongkok, kita ini total berarti hampir 3.000 kurang dikit, 3.000 kilometer. Jalan tol di RRT berapa, Pak Menteri, ada yang tahu? [Sepanjang] 190.000 kilometer.  Bendungan, kita ini total hampir 300 bendungan, di Korea 20 ribu bendungan, di RRT seingat saya 98 ribu bendungan. Jadi masih jauh, masih perlu kerja keras. Meskipun iya, kita melakukan sebuah lompatan. Jalan nasional telah dibangun dalam sembilan tahun ini 5.700 kilometer. Rumah, 8,2 juta dari program sejuta rumah setiap tahun. Lintas batas, saya enggak tahu ada di Motaain, di Skouw, lalu Entikong, dan lain-lainnya, semua kita bangun.

 

Selain itu, kita juga membangun infrastruktur karena ada event-event besar di negara kita. Asian Games 2018, kita merombak total Gelora Bung Karno beserta lingkungannya. KTT G20 juga, persiapannya juga dikerjakan banyak oleh Kementerian PUPR. KTT ASEAN di Jakarta dan juga pembangunan destinasi wisata baru, misalnya di Labuhan Bajo, di Mandalika, dan di tempat-tempat lainnya.

 

Ini semua adalah hasil kerja keras Bapak-Ibu semuanya. Saya hanya ingin mengingatkan dalam perencanaan ini penyiapannya agar lebih komprehensif. Saya berikan contoh membangun jalan, jangan urusan jalannya saja, tapi mestinya satu paket pengerjaan itu; jalan, drainasenya, plus tambahan satu lanskapnya, trotoar dan lanskapnya. Jadi sisi arsitekturalnya, sisi lanskapnya semuanya menjadi satu kesatuan paket. Memang kadang-kadang kita ini melihat anggarannya, waduh anggarannya ini hanya bisa untuk ngerjain jalan saja, tapi menjadi nanti jalan rusak karena drainasenya belum ada, karena memang belum dianggarkan. Jadi mestinya cara berpikir kita satu paket perencanaan; jalan, drainase, trotoar, lanskapnya, semuanya disiapkan. Karena kalau hanya jalan saja nanti yang terjadi rakyat pasti di pinggir jalan, wah ini belum dibuat trotoar, tak buat jualan dulu. Wah, sudah langsung kaki lima, warung-warung semuanya di pinggir jalan. Mau membuat trotoar, drainase, harus ada ongkos sosialnya lagi ke depan. Ini yang saya bilang harus satu paket itu, seperti itu.

 

Yang kedua, di Labuan Bajo misalnya. Saya melihat ada jalan bagus, ada trotoarnya bagus, mulai ada tanam pohon. Waduh ini sudah beda ini sekarang PU, bagus. Ya, seperti itu. Tapi masih sedikit, semennya kelihatan. Kesan semen itu keras gitu ya, atos, nah dilunakkan dengan lanskap yang baik. Sedikit kritik.

 

Saya rasa, kemudian di kecepatan juga sangat baik. Kementerian PUPR itu biasanya paling mendahului di dalam pengerjaan realisasi anggaran. Januari itu pasti sudah mulai, karena kontraknya sebelum. Itu yang saya lihat. Dibanding dengan kementerian yang lain, selalu mendahului, itu yang bagus. Januari sudah langsung mulai. Itu yang sebetulnya sudah saya tekankan kepada kementerian yang lain untuk meniru PUPR.

 

Saya rasa, itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Selamat memperingati Hari Bhakti PU yang ke-78. Dirgahayu PUPR.

 

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.




Sumber: https://setkab.go.id/silaturahmi-dengan-para-penggiat-infrastruktur-dalam-rangka-hari-bhakti-pu-ke-78-di-istana-merdeka-jakarta-provinsi-dki-jakarta-4-desember-2023/