Sambutan Presiden RI pada acara Gerakan Nasional Memiliki Jamkes BPJS, Jawa Barat, 21 Oktober 2013

 
bagikan berita ke :

Senin, 21 Oktober 2013
Di baca 806 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

MEMPERKOKOH GERAKAN NASIONAL MEMILIKI JAMINAN KESEHATAN MELALUI

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

SUKABUMI, JAWA BARAT

TANGGAL 21 OKTOBER 2013

 

 

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

 

Sebelum saya menyampaikan sambutan yang telah saya persiapkan, saya ingin terlebih dahulu merespons apa yang disampaikan oleh Pak Dahlan Iskan tadi. Saya kira saudara-saudara kita, masyarakat Sukabumi, menunggu jawaban dan respons saya ini, tentang peningkatan infrastruktur dan sarana transportasi agar mobilitas manusia dan barang bisa berjalan lebih baik lagi.

 

Pak Dahlan, saya dukung penuh. Yang penting, cepat dilaksanakan dan kemudian nanti tetap kita padukan dengan program dan anggaran Kementerian Perhubungan. Tetapi ketika masih diperlukan waktu untuk menjadikan peningkatan sarana transportasi kereta api Jakarta, atau Bogor-Sukabumi ini, maka BUMN, saya senang, tampil sebagai pembuka jalan, tampil sebagai solusi, dan mudah-mudahan niat baik ini mendapatkan ridho Allah SWT. Saya juga telah meminta Menteri Pekerjaan Umum untuk meninjau tempat yang longsor atau rawan gangguan jalan, karena seperti kejadian sekarang ini, yang lewat rute yang sesungguhnya bisa terhambat satu-dua-tiga jam.

 

Saya memutar lewat Cianjur. Jadi tadi, perjalanan dari Cikeas melewati rute biasa, Cipanas berhenti sebentar, Cianjur, barulah sampai ke tempat ini. Oleh karena itu, sekali lagi saya memberikan dukungan penuh agar prakarsa dari BUMN itu menjadi solusi, dan selebihnya ditingkatkanlah kapasitas infrastruktur perhubungan, termasuk sarana transportasi yang diperlukan.

 

Saya lihat di antara Saudara-saudara hadir para perwira jajaran TNI dan Polri, termasuk para anggota bintara, dan tamtama, tentu di samping hadirin sekalian yang lain. Tempat ini, Pak Gubernur, ada nostalgia saya, bukan nostalgia yang aneh-aneh, Ibu Menkes.

 

Empat puluh tahun yang lalu, tahun 1973, atau ‘72 akhir sebetulnya, saya masih menjadi Taruna Akademi Militer. Waktu itu di tempat ini, kalau tidak salah, Kapolri, dulu masih AKABRI Kepolisian, betul? Itu ada semacam serah terima antara senior saya kepada saya, untuk menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Korps Taruna waktu itu.

 

Jadi, struktur Taruna itu ada Taruna Darat, Taruna Laut, Taruna Udara, Taruna Kepolisian. Masing-masing Taruna ada Pimpinan Korps-nya. Menjadi satu, itulah menjadi Dewan. Dan alhamdulillah, saya mendapatkan peluang sejarah waktu itu untuk memimpin Dewan Pimpinan Korps Taruna, yang inaugurasinya dilaksanakan di tempat ini.

 

Selebihnya, saya juga mengenal Sukabumi karena saya 15 tahun dinas di Jawa Barat, di Satuan Kujang Kostrad. Sangat sering dulu berlatih di Sukabumi ini sampai Pantai Selatan, perbukitan, apakah penerjunan, latihan serangan, dan sebagainya; amat sering.

 

Saya pernah dulu juga menggunakan helikopter, tetapi tidak tembus, balik dulu, mendarat di suatu tempat, kemudian cuaca bagus, baru kita lanjutkan. Oleh karena itu, sekali lagi transportasi sangat penting, Pak Dahlan. Dan saya mengucapkan terima kasih atas prakarsanya. Kalau Pak Dahlan mengatakan dua bulan, itu paling lambat. Jadi, tolong segera direalisasi.

 

Bapak-Ibu, Saudara-saudara,

 

Sebelum saya juga menyampaikan sambutan saya ini, saya ingin berbagi cerita mengapa jaminan kesehatan ini sangat penting, mengapa peran dan fungsi Askes sebagai BPJS Kesehatan juga sangat penting, dan mengapa yang dilakukan oleh para pimpinan BUMN tadi, untuk membikin kesehatan nasional kita makin baik di masa depan, juga sangat penting.

 

Tahun 2004, 2005, 2006, dua tahun pertama saya mengemban tugas menjadi Presiden, saya blusukan ke seluruh wilayah Indonesia, sambil mengelola kegiatan tanggap darurat serta rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh dan Nias yang terkena musibah tsunami yang dahsyat waktu itu. Mengapa saya blusukan? Mengapa saya datang di hampir semua provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, dan desa-desa di seluruh Tanah Air? Saya ingin tahu apa persoalan yang dihadapi oleh rakyat kita, terutama saudara-saudara kita yang tergolong tidak mampu atau miskin.

 

Meskipun pembangunan itu untuk semua, tidak diskriminatif, tetapi bagaimanapun secara moral pemerintah, dan saya sebagai Presiden, wajib untuk lebih memperhatikan keadaan saudara-saudara kita yang tergolong tidak mampu dan miskin. Ingat, kalau saya mulai blusukan ke mana-mana tahun 2005, negara kita sudah merdeka,  atau mungkin baru merdeka selama 60 tahun. Meskipun kita tahu para pemimpin sebelum saya, Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Mega, pada masanya masing-masing juga telah berbuat untuk negeri kita ini, tetapi ketika saya mulai memimpin pemerintahan dan negara yang kita cintai ini, saya ingin sungguh tahu apa persoalan yang dihadapi oleh rakyat kita, sekali lagi, terutama golongan yang kurang mampu dan miskin.

 

Apa kesimpulannya? Saya bersetuju atas rumusan apa itu kemiskinan yang dirumuskan oleh Bank Dunia, World Bank. Kita semua tentu telah mempelajari teori tentang ekonomi, teori tentang pengurangan kemiskinan, dan sebagainya. Kita juga punya pengalaman empiris mengembangkan kebijakan, program, dan tindakan nyata untuk mengurangi kemiskinan saudara-saudara kita. Banyak yang membicarakan di ruang seminar, konferensi, talkshow, dan sebagainya. Itu bagus, supaya bangsa ini sadar sebagaimana kesadaran bangsa-bangsa lain bahwa kemiskinan tidak cukup diteriakkan di panggung-panggung kampanye, tidak cukup dibahas di ruang-ruang seminar, ataupun talkshow televisi, tetapi harus dengan program nyata dan tindakan nyata yang betul-betul klop dengan apa yang dihadapi oleh keluarga-keluarga tidak mampu, keluarga-keluarga miskin.

 

Maka saya awali, apa itu kemiskinan? Siapa itu keluarga yang miskin? Rumusannya ternyata sangat sederhana. Orang miskin atau keluarga miskin itu, kalau malam, tidurnya tidak nyenyak karena perutnya lapar. Artinya, mereka yang sulit untuk mencukupi keperluan makannya sehari-hari. Nah, mengapa mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan makannya? Karena uangnya tidak cukup untuk membeli makanan. Mengapa tidak cukup? Karena penghasilan yang pas-pasan, apalagi dia menganggur, ya tidak cukup untuk memenuhi segala keperluan hidupnya. Jadi, pertama adalah orang miskin itu sulit untuk mendapatkan kecukupan makan.

 

Yang kedua, orang miskin itu, kalau sakit, tidak bisa berobat. Pasti sakitnya bertambah parah. Mengapa tidak bisa berobat? Ya, karena tidak punya uang kalau harus bayar berobat itu, meskipun dia miskin.

 

Orang yang miskin juga sulit menyekolahkan, menyekolahkan  putra-putrinya, kalau orang miskin pun harus bayar untuk sekolah itu. Bayangkan, kalau generasi berikutnya lagi tidak cukup ilmu dan pengetahuannya, pasti masa depannya tidak bagus.

 

Orang miskin juga tentu tidak punya tempat untuk berteduh. Tidak harus rumah yang baik, yang besar, berteduh pun kadang-kadang tidak punya. Jadi, mesti ada tempat hunian yang relatif layak bagi mereka, dan seterusnya, dan seterusnya.

 

Oleh karena itulah, Saudara-saudara, setelah dua tahun saya pelajari, saya dalami, saya berdialog dengan ribuan saudara-saudara kita di seluruh Tanah Air, maka bersama-sama pemerintah, bersama-sama semua pihak, kita rumuskan. Lantas kalau begitu, apa yang bisa diberikan oleh negara? Apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah?

 

Di situlah lahirnya berbagai kebijakan, lahirnya berbagai program yang alhamdulillah sekarang terus berkembang dan makin nyata. Misalnya, beras untuk rakyat miskin yang benar-benar mengalami kesulitan, maka kita tingkatkan program raskin waktu itu. Dan bukan hanya yang reguler, kalau tiba-tiba ada kesulitan baru, misalkan karena pemerintah atau negara terpaksa menaikkan harga BBM, maka raskin pun kita berikan. Itu untuk mengatasi kesulitan makan mereka, di samping memberikan lapangan pekerjaan agar ada penghasilan.

 

Yang kedua, kalau sakit, tadinya sulit berobat, maka kita bikin program Jamkesnas, Jamkesda, dan lain-lain. Tujuannya,  orang miskin harus kita gratiskan kalau dia berobat. Dengan demikian, tercoret sudah list ciri-ciri atau masalah bagi keluarga miskin.

 

Berikutnya lagi, kalau harus bayar putra-putrinya sekolah, dia tidak mampu. Berarti, tidak bersekolah anak-anak itu. Maka kita berikan BOS dan bantuan lain, beasiswa miskin. Kita coret lagi list yang membebani saudara kita yang miskin.

 

Lantas, kita berikan bantuan Kredit Usaha Rakyat sejak tahun 2007. Saya kira Dirut BRI ada di sini. Sudah berapa triliun yang kita alirkan untuk memberikan bantuan permodalan usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah agar bergerak mereka, agar bikin lapangan pekerjaan baru mereka. Dengan demikian, kemiskinan juga berkurang.

 

Daerah-daerah yang sulit air, infrastruktur lokal di desa, kita bikin program PNPM Mandiri yang juga kita luncurkan pada tahun yang relatif sama. Tujuannya menggerakkan ekonomi-ekonomi lokal, belum program bantuan sosial dan sebagainya.

 

Saya hanya ingin mengatakan bahwa yang kita lakukan, program dan kebijakan itu, itu bukan tanpa tujuan, bukan tanpa argumentasi, dan bukan tanpa dasar. Dengan ketekunan kita, kerja keras kita, upaya kita bersama, alhamdulillah, meskipun dunia belum aman benar, sering terjadi krisis ekonomi, pada dasarnya kita bisa menjaga perekonomian kita selama sembilan tahun ini, dan bahkan sebenarnya masih tetap tumbuh secara positif.

 

Kemiskinan dan pengangguran secara nasional juga berkurang. Kalau kita jujur, sekali lagi, jujur, datang ke seluruh pelosok Tanah Air, lihatlah kehidupan rakyat kita. Alhamdulillah lebih baik, meskipun masih banyak pekerjaan rumah kita, masih ada yang harus kita benahi, masih ada yang harus kita perbaiki, masih ada kekurangan di sana-sini. Kita harus akui, masih ada, dan itu pekerjaan rumah kita. Tetapi, tentu tidak jujur kalau tidak ada kemajuan sama sekali, tidak ada perbaikan sama sekali dari kehidupan rakyat di seluruh Tanah Air.

 

Ini meskipun bukan forum politik, sebagai seseorang yang tinggal setahun lagi mengakhiri tugas saya sebagai pemimpin di negeri ini, saya menyeru kepada pengganti saya nanti dan pemerintahan yang akan datang, program-program yang nyata-nyata membawa manfaat bagi rakyat kita, utamanya rakyat miskin dan tidak mampu, sebaiknya jangan ditinggalkan, jangan tidak dijalankan lagi. Bahkan, kalau perlu, ditingkatkan. Tetapi yang belum baik-belum baik pada era kepemimpinan dan pemerintahan yang saya pimpin, tentu bisa diperbaiki, bisa disempurnakan, dan bisa ditingkatkan.

 

Saya kira itulah pengantar yang ingin saya sampaikan. Pertama tadi,  menyangkut ide untuk menambah transportasi Bogor-Sukabumi, yang saya setujui. Yang kedua adalah mengapa bantuan kesehatan, asuransi kesehatan, dan pelayanan kesehatan ini sangat-sangat penting.

 

Kita ingin negara kita, Indonesia yang tercinta ini, menjadi negara maju di abad ini, di abad 21. Syarat untuk menjadi negara maju,  manusianya harus unggul. Manusia yang unggul ditentukan oleh tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, dan tingkat penghasilan agar mereka terus tumbuh menjadi manusia yang berdaya saing, unggul, dan maju. Oleh karena itulah, mari kita sukseskan gerakan ini, gerakan peningkatan kesehatan secara nasional dalam kerangka implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional, utamanya bidang kesehatan.

 

Saudara-saudara,

Itulah pengantar saya, agak panjang sedikit, tetapi saya pandang perlu untuk menyampaikan kepada Saudara-saudara dan hakikatnya kepada seluruh rakyat Indonesia. Sekarang saya akan menyampaikan sambutan singkat saya pada hari hari yang penting dan bersejarah ini.

 

 

Yang saya hormati para Menteri, Para Anggota DPR RI, Panglima TNI dan Kapolri, Saudara Gubernur Jawa Barat dan para Pejabat Negara yang bertugas di Jawa Barat, baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif maupun TNI dan Polri, Saudara Direktur Utama PT Askes Persero,  dan para Pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara,

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Pada kesempatan yang membahagiakan dan insya Allah penuh berkah ini, atas nama negara, pemerintah, dan pribadi, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus atas peran dan pengabdian PT Askes selama hampir lima dekade terakhir ini.

 

Sebagaimana telah dilaporkan oleh Menteri BUMN tadi, badan usaha ini telah secara sungguh-sungguh ikut memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di seluruh Tanah Air. Sejarah mencatat, sejak didirikan pada tanggal 15 Juli 1968, PT Askes telah berperan besar dalam memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan, utamanya bagi pegawai negeri sipil atau PNS, penerima pensiun PNS, dan TNI dan Polri, para veteran perintis kemerdekaan beserta keluarganya, bahkan juga badan usaha, dan masyarakat umum. Peran PT Askes yang besar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus kita berikan penghargaan. Terlebih selama 20 tahun terakhir ini, PT Askes Persero, sebagai bagian dari BUMN, telah menunjukkan kinerja yang baik.

 

Saudara-saudara,

 

Pembangunan sektor kesehatan menjadi salah satu prioritas penting dalam agenda pembangunan nasional kita. Kita ingin masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang layak dan memadai. Sebagai bagian dari upaya itu, pemerintah terus memperbaiki dan menyempurnakan pengelolaan jaminan kesehatan untuk memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam memperoleh manfaat dari jaminan pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.

 

Dalam beberapa tahun terakhir ini, pengelolaan jaminan kesehatan terus kita sempurnakan, baik pola penataannya maupun cakupan pelayanannya. Pengelolaan jaminan kesehatan terus kita dorong agar makin profesional dalam pelayanan, serta makin fleksibel dan mandiri dalam pengelolaan keuangannya. Melalui upaya penyempurnaan itu, saya senang PT Askes, sebagai salah satu pengelola layanan jaminan kesehatan di Tanah Air, telah dapat kita kembangkan menjadi BUMN yang memiliki peran besar dalam menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi masyarakat.

 

Saat ini, Askes sedang dalam proses perubahan status, sebagaimana disampaikan oleh Meneg BUMN tadi, menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan, yang akan kita berlakukan mulai tanggal 1 Januari 2014 mendatang. Perubahan status ini kita tujukan untuk mempercepat terselenggaranya, terselenggaranya  sistem jaminan sosial yang bersifat nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui BPJS Kesehatan, pemerintah ingin memberikan jaminan yang lebih luas lagi bagi terpenuhinya kebutuhan kesehatan bagi para peserta BPJS dan keluarganya. Melalui BPJS, kita junjung tinggi prinsip-prinsip kegotongroyongan, keterbukaan, dan kehati-hatian. Melalui BPJS yang bersifat nirlaba, kita tingkatkan akuntabilitas, portabilitas, serta kepesertaan yang bersifat wajib dengan memberikan manfaat kesehatan yang sebesar-besarnya bagi para peserta.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Sebagaimana kita ketahui bersama, sebagai tindak lanjut dari ditetapkannya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, pemerintah dan DPR telah mengesahkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS. Ini berarti, secara bertahap, lima jenis jaminan sosial, yaitu jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,  jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian, akan dapat dinikmati oleh rakyat.

 

BPJS Kesehatan menjadi langkah penting bagi kita untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih layak, terutama untuk masyarakat lapisan bawah. Melalui BPJS Kesehatan, rakyat miskin dapat berobat dan dirawat secara gratis di puskesmas dan rumah sakit. Terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk tanpa terkecuali merupakan tujuan utama implementasi BPJS. Semuanya itu merupakan jawaban kita untuk mewujudkan perluasan pelayanan kesehatan bagi rakyat Indonesia.

 

Dari laporan yang saya terima, terhitung mulai 1 Januari 2014 mendatang, pada tahap awal, kita akan memberikan pelayanan kesehatan kepada 140 juta peserta. Ini, kalau dibandingkan dengan penduduk Singapura, saya kira berapa kali lipat itu,  dengan penduduk Malaysia, juga berapa kali lipat. 140 juta peserta, antara lain, untuk 86,4 juta jiwa kepesertaan Jamkesmas untuk rakyat miskin, 11 juta jiwa untuk jaminan kesehatan daerah, 16 juta peserta Askes, 7 juta peserta Jamsostek, dan 1,2 juta peserta dari unsur TNI dan Polri. Insya Allah, pada tahap kedua, paling lambat tanggal 1 Januari 2019, seluruh rakyat Indonesia telah menjadi peserta BPJS Kesehatan. Tolong diingatkan Presiden yang akan datang, "Jangan lupa, 1 Januari 2019, rakyat kita sudah mendapatkan bantuan dari jaminan kesehatan."

 

Saudara-saudara,

 

Saat ini, kita tengah melakukan reformasi kesehatan. Melalui reformasi kesehatan, kita ubah paradigma, tadi Pak Gubernur juga mengangkat, dari sekadar berobat gratis menjadi sehat secara gratis. Untuk itulah, perbaikan layanan dan jaminan kesehatan, serta kegiatan pembangunan kesehatan lainnya kita sinergikan dengan perkembangan kependudukan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kelestarian lingkungan, hingga pembinaan budaya dan paradigma hidup sehat di kalangan masyarakat. Melalui reformasi kesehatan, kita ingin membangun rakyat Indonesia yang bukan saja sehat fisiknya tetapi juga sehat jiwanya,  agar dapat diwujudkan bangsa yang kuat, tangguh, dan cerdas.

 

Dalam kaitan itulah, pemerintah terus memberikan perhatian besar bagi peningkatan pelayanan kesehatan yang makin bermutu, makin merata, dan makin terjangkau. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik, kita perbaiki sistem pembiayaan kesehatan. Kita berikan layanan kesehatan cuma-cuma, utamanya bagi sebagian masyarakat kita yang masih miskin. Tidak hanya itu, melalui kemitraan dengan BUMN dan kalangan dunia usaha, kita perluas kerja sama dalam penyediaan sarana, fasilitas, serta jaminan kesehatan dalam jumlah yang mencukupi. Insya Allah, melalui kemitraan pemerintah dengan BUMN dan kalangan dunia usaha, kita akan perbanyak pembangunan mulai dari puskemas, posyandu, dan sarana kesehatan lainnya, terutama di daerah rawan bencana, daerah terpencil, dan pulau-pulau terdepan, hingga pembangunan rumah sakit berstandar internasional di kota-kota besar.

 

Saya menyeru kepada rakyat Indonesia yang tergolong mampu dan kaya. Ketika di negeri sendiri sudah bisa dibangun rumah sakit-rumah sakit berkelas dunia, dan itupun kita bangun setelah posyandu, puskesmas, rumah sakit di daerah juga telah maju, jangan sedikit-sedikit berobat ke luar negeri. Alhamdulillah, selama ini, termasuk sembilan tahun jadi Presiden, saya kalau checkup kesehatan menggunakan rumah sakit dan dokter-dokter di dalam negeri sendiri.

 

Tidak kalah kita dengan dokter-dokter negara lain. Kecuali dokter kita merujuk, "Bapak atau Ibu, ini diagnosanya, tapi baik kalau Bapak cek ke rumah sakit di kota ini, di negara ini." Itu memang baik juga untuk dilihat seperti apa perbandingannya. Tetapi kalau semua bisa dilakukan di dalam negeri, orang dari luar negeri bahkan mencari dokter-dokter Indonesia untuk mengobatinya, mengapa kita gemar dan bersukacita sedikit-sedikit berobat ke luar negeri? Ini juga salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi kita, termasuk peningkatan sektor kesehatan di negeri tercinta ini.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Dari apa yang saya kemukakan tadi, saya instruksikan, kebetulan hadir di sini Saudara Menko Kesra, jajaran Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, dan PT Askes, untuk memastikan suksesnya operasionalisasi BPJS Kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014 mendatang. Tinggal sekitar dua bulan, kalau perlu, bikin posko, bekerja siang dan malam sehingga, 1 Januari, apa yang kita rencakan bisa benar-benar dilaksanakan.

 

Optimalkan jaminan kesehatan bagi para peserta Askes, Jamsostek, Asabri, Jamkesmas, dan Jamkesda. Pastikan proses transisi menuju BPJS Kesehatan berlangsung lancar dan tidak menghambat layanan kesehatan yang berkualitas bagi pesertanya. Mari kita bekerja keras untuk mencapai target pemenuhan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2019 mendatang. Secara khusus, kepada jajaran PT Askes dan duta-duta Askes di seluruh Tanah Air, saya berpesan agar terus meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan yang profesional, santun, tanggap, informatif, dan bermartabat.

 

Banyak saudara-saudara kita yang sakit, ketika disentuh dengan lembut, penuh kesantunan, penuh kasih sayang, maka yang bersangkutan ternyata memiliki semangat, dan banyak yang lebih cepat sembuhnya. Tetapi kalau perlakuannya, perlakuan kita sebaliknya, saya khawatir yang tadinya sakit ringan menjadi sakit berat. Oleh karena itulah, tolong. Ini sepertinya remeh, tapi penting.

 

Kita pernah sakit. Kalau kita dilayani dengan baik, rasanya tumbuh semangat yang luar biasa. Ada inner power, ada kekuatan dari dalam, dan akhirnya kita sembuh lebih cepat.

 

Perluas penerapan motto "Melayani Pelanggan, Melampaui Harapan". Mari kita berikan perluas, saya ulangi, mari kita berikan perluasan layanan kesehatan yang makin merata, makin terjangkau, dan makin bermutu bagi masyarakat kita.

 

Akhirnya, Saudara-saudara, seraya memohon ridho Allah SWT, dan dengan mengucapkan ‘Bismillahirrahmanirrahim', saya mengajak kita semua untuk bersama-sama memperkokoh, memperkuat, dan menyukseskan Gerakan Sadar Memiliki Jaminan Kesehatan Melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.

 

Demikian, Saudara-saudara.

 

Terima kasih.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI