Sambutan Presiden RI pada Acara Maulid Nabi Muhammad SAW, di Monas, Jakarta, 24 Januari 2013

 
bagikan berita ke :

Kamis, 24 Januari 2013
Di baca 1324 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

MAULID NABI MUHAMMAD SAW

DI MONAS, JAKARTA

TANGGAL 24 JANUARI 2013

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Yang sama-sama kita cintai, Almukarom Habib Mundzir Al-Musawwa, Pemimpin Majelis Rosulullah, dan Keluarga Besar Majelis Rosulullah,

 

Yang saya cintai dan saya banggakan para Tamu Undangan,

 

Hadirin dan Hadirat sekalian yang saya muliakan,

 

Kita bersyukur ke hadirat Allah SWT, karena pada hari ini di tempat ini, kita dapat kembali bersatu dalam hati, bersatu dalam dzikir, dan bersatu dalam do’a, dalam rangka memperingati Maulid Nabi Besar, Junjungan kita, Pemimpin Agung, Nabi Muhammad SAW.

 

Shalawat dan salam, marilah sama-sama kita haturkan kepada Junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut-pengikut Rosulullah, hingga akhir zaman.

 

Atas nama negara dan pemerintah, pada kesempatan yang membahagiakan ini, saya juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Habib Mundzir Al-Musawwa, atas prakarsanya yang luar biasa ini, dan selalu dilaksanakan setiap tahun, yaitu acara yang sangat penting, Dzikir Akbar dan Doa Untuk Bangsa.

 

Hadirin, Hadirat yang dimuliakan Allah SWT,

 

Sebagaimana kita ketahui, bahwa banyak arti dan makna, mengapa kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Paling tidak ada tiga. Pertama, kita hendak bersyukur ke hadirat Allah SWT, karena telah mengutus Nabi Muhammad SAW, untuk mengajarkan Islam dan untuk menaburkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Patut kita syukuri. Yang kedua maknanya, kita juga mengucapkan terima kasih kepada Rosulullah, karena telah mengajarkan Islam, telah membimbing kita semua, membimbing umat manusia. Dan yang tidak kalah pentingnya, Rosulullah telah mengubah jalannya sejarah, dari masa kegelapan jahiliyah, menuju masa yang diterangi dengan cahaya iman. Sedangkan yang ketiga, mengapa kita selalu memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW? Karena kita semua ingin meneladani, ingin mencontoh dari beliau. Kita ingin mencontoh dan meneladani Rosulullah, sebagai pribadi, sebagai Nabi Besar, dan sebagai Pemimpin yang Agung. Apa yang harus kita contoh?

 

Hadirin dan Hadirat yang saya cintai dan saya muliakan,

 

Sebagaimana yang pernah saya sampaikan, paling tidak ada lima hal yang umat Islam wajib untuk mencontoh dan meneladani Rosulullah. Yang pertama adalah akhlak, budi pekerti, sikap, tutur kata, dan kesantunan Nabi Muhammad SAW, yang tiada bandingannya di dunia ini. Mari kita contoh. Yang kedua, kita juga harus meneladani dan menyontoh Rosulullah, ketika beliau memimpin dan mengelola kemajemukan. Beliau memimpin bangsa yang sangat majemuk, tetapi sejarah telah mencatat Nabi Muhammad SAW sangat berhasil di dalam memimpin bangsa yang majemuk itu seraya menjaga persaudaraan, menjaga kerukunan, menjaga toleransi, dan memberikan contoh, agar masyarakat menjauhi kekerasan. Itu yang kedua, yang perlu kita contoh dan kita jalankan di negeri tercinta ini.

 

Yang ketiga, kita perlu mencontoh Rosulullah, karena beliau memberi contoh, dan selalu mengajak umatnya untuk bekerja keras dan menuntut ilmu. Beliau mengajak kita untuk terus berikhtiar, tidak boleh menyerah, tidak boleh putus asa, karena hanya dengan bekerja keras seraya menuntut ilmu, maka terbuka kesejahteraan yang lebih baik di masa depan. Yang keempat, mari kita teladani, bagaimana beliau memimpin hijrah, atau sebuah perubahan. Perubahan itu sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, harus dilaksanakan secara terus-menerus, bukan proses sekali jadi, semuanya diajak, semuanya dengan kesabaran dan kasih sayang, dipastikan ikut serta dalam perubahan ke arah yang lebih baik itu.

 

Sedangkan yang kelima, atau yang terakhir yang patut kita contoh dari beliau pada kesempatan yang baik ini, beliau di dalam menjalankan perjuangannya selalu bekerja sekuat tenaga, gigih menjalankan sesuatu yang seolah-olah tidak mungkin dilakukan oleh seorang manusia, oleh seorang Nabi. Tetapi setelah itu beliau tawakal dan berserah diri, memohon ridha dan pertolongan Allah SWT. Dan, sejarah membuktikan perjuangan seperti itu, hasilnya sangat-sangat baik.

 

Itulah lima hal yang pada kesempatan yang baik ini Saudara-saudara, selaku umaro dan sebagaimana yang disampaikan oleh Habib Mundzir tadi, marilah kita contoh dan kita teladani bersama.

 

Yang terakhir Saudara-saudara, ini juga merupakan kesempatan yang baik bagi saya selaku umaro, yang sekarang sedang mengemban amanah untuk memimpin negeri ini, untuk menyampaikan pesan dan harapan kepada Saudara-saudara, Kaum Muslimin dan Muslimat, utamanya Majelis Dzikir Rosulullah, dan juga kepada seluruh rakyat Indonesia.

 

Sebagaimana Saudara-saudara ketahui, tahun ini dan tahun depan, bangsa kita akan kembali menyelenggarakan Pemilihan Umum. Marilah semua itu kita laksanakan dengan aman, tertib, dan damai. Tetaplah menjaga kerukunan, jangan sampai kita terpecah belah, mari kita cegah kekerasan, kalah dan menang itu biasa, dan yang menang wajiblah mengemban amanah untuk memajukan kehidupan rakyat yang sama-sama kita cintai. Insya Allah, Tuhan akan memberikan bimbingan, petunjuk, dan pertolongan-Nya, sehingga bangsa ini menghadapi tugas apa pun dan ujian apa pun, akan bisa mengatasinya dengan baik.

 

Pesan dan ajakan yang kedua atau yang terakhir adalah, sekarang ini sering terjadi bencana di seluruh dunia. Di negara kita, di beberapa daerah juga ada bencana. Di Jakarta beberapa saat yang lalu ada bencana banjir. Sekarang pun cuaca masih belum baik benar. Terhadap itu semua, pemerintah tentu akan berbuat sekuat tenaga, pemerintah akan membantu rakyat yang mengalami musibah itu, tetapi di atas segalanya saya memohonkan kepada rakyat Indonesia yang memiliki kemampuan, yang memiliki kelebihan untuk berbagi, menolong, membantu saudara-saudara kita yang mengalami musibah bencana itu. Dan, itu semua adalah bagian penting dari ajaran Islam, ajaran yang luhur yang harus kita jalankan bersama-sama.

 

Demikianlah Saudara-saudara, dan akhirnya, Saudara-saudaraku Kaum Muslimin dan Muslimat, marilah kita menjadi umat, hamba Allah yang baik. Marilah kita menjadi warga negara Indonesia yang baik. Dan, di atas segalanya, marilah kita teladani kebaikan-kebaikan dan keagungan-keagungan dari Nabi Besar Muhammad SAW, agar kehidupan kita ini, baik di dunia dan akhirat bisa selalu dalam tuntunan dari Allah SWT.

 

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, terima kasih.

 

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

 

AsistenDeputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

KementerianSekretariat Negara RI