Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Rapimnas KADIN tahun 2012, Jakarta, 2 Oktober 2012

 
bagikan berita ke :

Selasa, 02 Oktober 2012
Di baca 787 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PEMBUKAAN RAPAT PIMPINAN NASIONAL KADIN TAHUN 2012

DI HOTEL SHANGRI-LA, JAKARTA

TANGGAL 2 OKTOBER 2012

 

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahiim,

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Para Tamu Undangan yang saya hormati, Saudara Ketua Umum Kadin, para Sesepuh Kadin, dan para Pimpinan Jajaran Kadin, baik pusat maupun daerah, yang saya cintai,

 

Marilah sekali lagi, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena pada hari ini, kita dapat bersama-sama menghadiri acara Pembukaan Rapat Pimpinan Nasional Kadin Tahun 2012. Saya mengucapkan selamat untuk melaksanakan Rapimnas dan semoga Rapimnas ini lebih meningkatkan kinerja dan prestasi Kadin, dan juga semoga membawa manfaat yang nyata bagi perekonomian nasional kita.

 

Saya juga ingin menggunakan kesempatan yang baik ini, atas nama negara dan pemerintah, untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran Kadin dan dunia usaha atas partisipasi dan kontribusinya kepada perekonomian nasional. Jika, alhamdulillah, pada tahun 2008, 2009, ketika dunia mengalami krisis dan ekonomi kita selamat, dan jika sekarang ini perekonomian kita tumbuh di atas 6%, sebuah pertumbuhan yang tinggi, itu semua juga berkat kontribusi dan partisipasi dari Kadin dan jajaran dunia usaha kita. Sebagaimana Saudara ketahui, saya selalu mendorong dan membantu agar dunia usaha di tanah air, memiliki peluang yang makin terbuka untuk berusaha dan usaha itu terus tumbuh karena apabila dunia usaha atau bisnis di negeri ini tumbuh dengan baik, maka akan tercipta lapangan pekerjaan yang lebih luas, kesejahteraan para buruh dan karyawan juga meningkat, negara akan mendapatkan penerimaan pajak yang lebih tinggi, dan akhirnya rakyat kita juga dapat makin disejahterakan.

 

Para Peserta Rapimnas yang saya cintai,

 

Sebagaimana disampaikan oleh Ketua Pengarah dan juga Ketua Umum Kadin tadi, bahwa ada dua topik yang dibahas dalam Rapimnas ini. Pertama adalah berkaitan dengan peran, peluang, dan konstribusi usaha di daerah, bisnis di daerah bagi pembangunan daerah. Sedangkan yang kedua, sebuah niat dan upaya Kadin untuk bersama-sama pemerintah dan semua pemangku kepentingan di negeri ini memperkuat perekonomian dalam negeri, utamanya industri dan perdagangan di negeri kita. Kedua topik yang dipilih itu saya nilai tepat dan relevan dengan apa yang kita hadapi, dan itu juga sesuai pula dengan visi, strategi, dan kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, Saudara-saudara, saya dukung penuh kedua tema ini dan mari kita sukseskan secara bersama.

 

Hadirin yang saya muliakan, utamanya keluarga besar Kadin yang saya banggakan,

 

Sebelum saya menyampaikan harapan dan ajakan kepada Saudara untuk bersama-sama pemerintah makin meningkatkan dunia usaha dan perekonomian di negeri kita ini, saya ingin mengajak Saudara semua untuk bersama-sama mencermati perkembangan perekonomian dunia dan juga memahami tanda-tanda zaman yang pada dua, tiga dasawarsa ini sama-sama kita rasakan. Pertama adalah tanda-tanda zaman yang sebenarnya mengubah corak dan tatanan dunia yaitu apa yang terjadi pada medio 1980-an, yaitu sebuah gerakan pembebasan dan juga keinginan untuk keluar dari kekangan pada era perang dingin. Kita saksikan tumbuh, ulangi, tembok Berlin runtuh dan itu menandai era baru dalam tatanan global, era baru dalam geopolitik yang hingga kini terus berlangsung, yang itu semua sebenarnya sebuah tanda-tanda zaman bahwa di dunia tempat kita hidup ini telah terjadi perubahan fundamental pada tatanan politik, perdamaian, dan keamanan dunia, international peace and security, dan juga geopolitics yang terjadi dan berkembang di banyak kawasan.

 

Tanda-tanda zaman yang kedua, itu terjadi pada akhir 2000-an, masih kita rasakan, yaitu terjadinya krisis perekonomian di berbagai tempat di dunia bahkan negara-negara maju, negara-negara yang ekonominya kuat justru menghadapi kesulitan yang cukup serius sekarang ini. Padahal, negara-negara maju itulah yang selama ini mengembangkan teori dan ajaran-ajaran ekonomi yang dianut oleh hampir semua bangsa di dunia. Dari tanda zaman kedua ini, pelajaran yang kita petik adalah ada sebuah keharusan sejarah untuk memikirkan dan meninjau kembali teori ajaran dan sistem perekonomian dunia. Lebih baik kita menyadari seperti itu daripada kita terlambat menyadari bahwa dunia telah berubah, yang memerlukan penyesuaian, adaptasi, dan adjustment dari banyak hal termasuk sistem perekonomian dunia.

 

Sedangkan tanda zaman ketiga yang ingin saya sampaikan adalah, di awal tahun 2010-an, sekarang masih berlangsung, yaitu adanya gerakan di berbagai negara untuk mencari keadilan yang disimbolkan dengan, yang disebut dengan occupied movement. Sebenarnya gerakan ini gerakan dari kelompok bangsa di banyak negara yang melakukan koreksi pada dominasi kapitalisme yang berlebihan, termasuk dominasi dunia perbankan dan perusahaan-perusahaan besar di dunia yang dianggap terlalu mementingkan dirinya sendiri dan kurang memberikan rasa keadilan bagi kehidupan rakyat di negara-negara itu. Dari tanda-tanda zaman yang ketiga ini, yang dapat kita petik dan pahami adalah menurut pendapat saya adanya keharusan untuk memikirkan dan melakukan kerja sama global dan juga upaya nasional agar ekonomi yang kita  jalankan ini di masa depan makin memberikan rasa keadilan. Ada sebuah buku, yang terbit belum lama, yang ditulis oleh peraih nobel ekonomi, Stiglitz, yang berjudul The Price of Inequality. Kalau kita baca, itu berlaku bagi bangsa-bangsa di dunia termasuk negara-negara maju. Betapa mahal, betapa besarnya apabila terjadi ketidakadilan dalam kehidupan ekonomi.

 

Yang terakhir ini, Saudara-saudara, itulah yang menjadi kepedulian kita yang mendasari kebijakan dan aksi-aksi yang kita lakukan di negeri ini atas dasar strategi yang kita jalankan, strategi pembangunan ekonomi empat jalur, yaitu yang pro pertumbuhan, pro lapangan pekerjaan, pro pengurangan kemiskinan dan pro pemeliharaan lingkungan, termasuk program-program pro rakyat empat cluster yang semuanya itu bertujuan untuk memberikan keadilan yang lebih besar dan mencegah kesenjangan yang bisa makin melebar, narrowing the gapped development, mencegah terjadinya kesenjangan yang makin besar antara the haves and the have nots di negeri kita.

 

Di tingkat dunia kita juga makin menyadari bahwa perlu dilakukan koreksi dan penataan kembali kerja sama global di bidang pembangunan. Oleh karena itulah, sekarang pada tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa telah dibentuk yang disebut dengan High Level Panel of the Eminent Person untuk merumuskan The Post 2015 Development Agenda. Panel ini mulai bersidang beberapa hari yang lalu di New York, dan sebagaimana Saudara ketahui, sebagai co-chair, saya telah mendengarkan pandangan dari 26 anggota panel yang menggembirakan bahwa kita semuanya sadar bahwa pembangunan di masa depan harus memikirkan tiga aspek sekaligus, yaitu aspek ekonomi, aspek sosial berarti keadilan sosial dan juga aspek lingkungan. Oleh karena itu, pandangan Indonesia, ideologi Indonesia yang telah saya sampaikan di depan Sidang Umum Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa empat hari yang lalu dan sebelumnya telah saya sampaikan dalam Pertemuan Rio+20 di Rio de Janeiro beberapa bulan yang lalu, adalah sustainable growth with equity. Tiga-tiganya ada, sustainability dari lingkungan kita masuk, equity berarti social justice masuk, dan ekonomi memerlukan pertumbuhan, karena dengan pertumbuhan bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Saya mengajak Saudara untuk melihat perkembangan dunia, satu big picture yang meniscayakan kita untuk melakukan sesuatu bagi dunia kita, rethinking our global economy, rethinking our international peace and security, and rethinking social justice for all, yang menjadi agenda besar pada tingkat dunia.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Saya mengajak Saudara semuanya dengan apa yang saya sampaikan tadi untuk menjemput kalau perlu mendahului dan kemudian melaksanakan pembangunan nasional yang sesuai dengan perkembangan zaman  tadi dengan tiga tanda-tanda zaman yang telah saya sampaikan tadi. Ajakan dan harapan itu saya tuangkan dalam butir-butir sebagai berikut.

 

Pertama, dengan terjadinya krisis di banyak negara, pelajaran yang harus kita petik adalah mari kita perkuat ekonomi domestik. Ini sejalan dengan tema yang dipilih oleh Kadin pada Rapimnas ini. Kita tidak perlu mengikuti ideologi atau strategi pembangunan ekonomi sejumlah negara, termasuk negara-negara tetangga kita yang biasanya memilih strategi export oriented economy. Saya menganggap tidak tepat untuk negara kita karena pertumbuhan di Indonesia bukan hanya bergantung pada ekspor tapi harus bergantung pada kontributor lain yang justru kita memiliki potensi yang besar, misalnya investasi, domestic consumption, dan sebagainya. Pendek kata, mari kita perkuat ekonomi domestik kita yang masih memiliki peluang yang sangat besar untuk ditingkatkan.

 

Kedua, mari kita bangun daya saing ketahanan ekonomi dan industri yang lebih maju. Kalau ini bisa kita lakukan di tahun-tahun mendatang, lima, sepuluh, lima belas tahun ke depan menghadapi gejolak dan krisis perekonomian global apa pun kita tidak perlu takut. Insya Allah, kita akan selamat, kita akan memiliki ketahanan atau resilience dan ekonomi kita tetap tumbuh. Manakala kita memiliki daya saing, kemudian juga produktivitas, lantas industri yang ;ebih maju menghadapi pasar bebas, menghadapi ASEAN Economic Community Tahun 2015 nanti tidak perlu gentar karena kita siap berkompetisi dan kita akan menjadi ekonomi yang tidak mudah runtuh atas gejolak,shock ataupun krisis yang bisa datang setiap saat pada tingkat dunia.

 

Yang ketiga, mari kita galakkan dan kita tingkatkan investasi di seluruh Indonesia. Saya pertama-tama memberi kehormatan kepada pengusaha dalam negeri sebelum mengajak mitra-mitra kita, investor dari negara sahabat untuk benar-benar gigih mendapatkan peluang untuk memperkuat bisnis dan ekonomi nasional kita. Saya ingin manakala MP3EI dapat kita laksanakan dengan benar sampai tahun 2025 maka hampir pasti pembangunan akan lebih merata, seluruh wilayah Jawa dan luar Jawa akan tumbuh makin pesat dan betul-betul baik bagi kemajuan ekonomi yang makin merata.

 

Yang keempat, mari terus kita dorong, kita bina, dan kita kembangkan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, dan sekaligus kita sukseskan program-program pemerintah yang saya sebut dengan program-program pro rakyat. Semuanya itu adalah untuk sekali lagi memenuhi rasa keadilan dan mencegah membesarnya kesenjangan di antara komponen bangsa kita. Kalau MP3EI utamanya adalah investasi di seluruh tanah air, maka MP3KI intinya adalah upaya untuk mempercepat dan memperluas pengurangan kemiskinan di seluruh Indonesia pada lima, sepuluh, lima belas tahun mendatang.

 

Yang kelima, saya berharap Kadin, dunia usaha benar-benar bisa menciptakan peluang bisnis yang ada di negeri kita, Saudaralah yang paling tahu. Oleh karena itu, jangan menjadi seperti tamu dan bersama pemerintah baik pusat maupun daerah, teruslah dengan tekun mencari dan menciptakan peluang untuk usaha di negeri kita. Barangkali ada yang tidak menyadari, tren atau kecenderungan atau perkembangan perekonomian di negeri kita. Banyak sekali lembaga internasional yang telah melaksanakan studi, survei, report tentang perekonomian kita. Salah satu yang baru saja dilaksanakan dan kemarin juga kita bahas di New York, insya Allah di Indonesia akan diluncurkan laporannya itu. Di situ diperkirakan kalau sekarang yang disebut consuming class yaitu kelompok masyarakat yang mengkonsumsi lebih besar atas barang dan jasa itu jumlahnya sekitar 45 juta maka sebelum tahun 2030, jumlah itu akan menjadi 135 juta. Satu potensi yang besar karena mereka akan mengkonsumsi lebih barang lagi barang dan jasa, yang barang dan jasa itu akan diproduksi oleh dunia usaha. Peluang bisnis dalam report atau survei itu dikatakan, sekarang ini sekitar US$ 0,5 triliun untuk empat sektor tertentu: sektor konsumsi; pertanian dan perikanan, kemudian juga pendidikan, dan juga pada aspek pembangunan di daerah. Nanti pada saatnya sebelum tahun 2030, peluang untuk berbisnis di bidang itu akan mencapai jumlah US$ 1,8 triliun. Satu lonjakan yang sangat besar. Kalau saya menyampaikan itu apa artinya bagi bisnis that is your opportunity, dan itu harus mulai dibangun sekarang, diciptakan dan dirintis dari sekarang agar pada saatnya tinggal memetik buahnya.

 

Yang keenam, di samping Saudara kreatif dan cerdas untuk mencari dan menciptakan peluang bisnis di dalam negeri, saya juga berharap dalam tatanan dunia yang makin mengglobal, Saudara juga bisa mencari dan menemukan peluang bisnis di negara-negara lain. Tentu sekarang ini dunia usaha Indonesia tidak lagi hanya menjadi macan kandang karena saya ikuti banyak juga yang berkiprah pada perekonomian dunia. Kita berharap ada kerja sama yang baik antara dunia dengan Indonesia menyangkut perekonomian ini.

 

Yang ketujuh, saya sungguh mendorong agar lebih banyak lagi dunia usaha yang menekuni dan bergerak di bidang bisnis makanan dan bisnis energi. Artinya kita Indonesia dan bahkan dunia menginginkan adanya food security dan energy security yang sustain dan sustainable. Sangat sederhana, penduduk bumi yang tadinya 7 miliar tahun lalu akan menjadi 9 miliar pada 2045, mereka menginginkan 60-70% tambahan bagi bahan pangan, mereka juga menginginkan 60-70% energi. Berbisnis di bidang itu tentu memiliki prospek yang baik, baik untuk Indonesia maupun untuk dunia.

 

Di setiap kali saya menghadiri pertemuan G-20, pertemuan APEC, dan pertemuan yang lain seperti East Asia Summit, dan juga ASEAN Summit, persoalan ketahanan pangan dan ketahanan energi ini juga dibicarakan secara sangat serius. Sebagai contoh, G-20 tahun ini kita selenggarakan di Los Cabos, Mexico, dan kemudian pertemuan APEC tahun ini kita selenggarakan di Vladivostok, Rusia. Topik utama yang kami bicarakan dengan sangat serius juga kerja sama di bidang pangan dan energi. Saya berharap dunia usaha Indonesia menjemput bola, mencari peluang kerja sama agar kita bisa menjadi pelaku dan pemain handal dalam bidang pangan dan energi ini. Itu yang ketujuh.

 

Yang kedelapan, alhamdullilah berkat pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, serta kebersamaan dan kerja keras seluruh rakyat Indonesia, ekonomi kita tumbuh baik di kala dunia mengalami resesi, di kala sejumlah kawasan mengalami persoalan ekonomi. Sementara itu sebenarnya potensi ekonomi kita untuk tumbuh dan berkembang juga masih besar. Sekali lagi saya ingin sampaikan, Saudara-saudara agar rajin membaca hasil survei, report dan studi dari lembaga-lembaga internasional yang kredibel, supaya mengetahui seperti apa Indonesia dilihat oleh mereka, penglihatan yang objektif, penglihatan yang jujur, kalau belum baik dikatakan belum baik, kalau jelek dikatakan jelek. Tetapi ketika baik, juga dikatakan baik. Kita memerlukan studi dan report seperti itu, karena tentu baik. Kalau ada sesuatu yang semua digambarkan serba jelek, tentu tidak baik untuk kita memahami persoalan di dalam negeri kita. Kalau dikatakan semuanya serba baik, itu juga tidak benar. Tetapi kalau fair dan objektif, tentu kita mendapatkan sesuatu.

 

Semua studi mengatakan, harus saya katakan dengan tegas dan berani bahwa prospek perekonomian di negeri kita di tahun-tahun mendatang tetap tinggi, Indonesia masih bisa meningkatkan investasinya dan tidak ada studi dari lembaga internasional mana pun yang mengatakan dan menyimpulkan Indonesia adalah negara gagal. Saya berharap, mari kita tidak sia-siakan momentum ini, mari kita perbaiki hambatan yang masih ada, masih cukup banyak pada tingkat nasional maupun tingkat daerah. Dengan masih banyak hambatan saja, ekonomi kita, alhamdullilah, tumbuh 6,5% apalagi kalau dengan sangat serius semua hambatan itu kita atasi, tentu akan lebih bagus lagi kinerja perekonomian kita.

 

Yang kesembilan, banyak sekali Saudara-saudara, keinginan negara-negara lain untuk bekerja sama dengan Indonesia. Ini saya rasakan ketika kita menyelenggarakan acara business gathering seperti yang minggu lalu kita laksanakan di New York, Investment Day, yang datang amat banyak, top businessman, distinguished business leaders, top companies, kemudian dua, tiga tahun terakhir ini banyak sekali tamu-tamu negara kita dan juga rombongan bisnis yang diajaknya. Lantas saya merasakan setiap ada event internasional, baik multilateral maupun regional maka keinginan sahabat-sahabat saya, para pemimpin dunia untuk melaksanakan pertemuan bilateral itu sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa ada keinginan untuk makin bersahabat dan bekerja sama dengan Indonesia. Kepada para Duta Besar, saya mengucapkan terima kasih. Marilah kita tingkatkan kemitraan dan kerja sama kita di bidang perekonomian dan di bidang apa pun untuk kepentingan bersama, kepentingan negara para Duta Besar, kepentingan Indonesia dan kepentingan dunia. Apakah itu di bidang perdagangan, investasi, pembangunan, energi, pangan, lingkungan dan sebagainya, dengan formula win win cooperation, win win partnership. Bagi Indonesia, setiap kerja sama haruslah membawa manfaat yang senyata-nyatanya bagi rakyat kita, bagi upaya peningkatan kesejahteraannya.

 

Sedangkan yang kesepuluh atau yang terakhir, saya ulangi lagi apa yang saya sampaikan ketika mengadiri acara yang diselenggarakan oleh HIPMI, beberapa saat yang lalu. Dan ini saya tujukan kepada para menteri, para gubernur, para bupati dan  para walikota. Ingat, dalam sistem desentralisasi dan sistem otonomi daerah banyak sekali peran yang telah kita limpahkan, kita alirkan ke daerah termasuk perizinan dengan desentralisasi fiskal yang tidak sedikit. Harapan saya, di sini ada pimpinan Dewan Perwakilan Daerah  juga bisa mengkomunikasikan kepada para gubernur, bupati, walikota yaitu agar pemerintah pusat maupun daerah memberikan atensi dan membantu usaha mikro, kecil, dan menengah, memberikan kesempatan kepada usaha-usaha yang baru dirintis, karena tentu belum siap untuk bersaing dengan mitra-mitranya yang sudah besar. Saya berharap itu bisa dilakukan.

 

Kita punya falsafah, Saudara-saudara, Indonesia identik dengan Garuda. Kita ingin Garuda kita kuat, kokoh, dan terbang tinggi supaya bisa membawa negeri ini di sepuluh, dua puluh, tiga puluh tahun mendatang ke tempatnya yang terhormat. Garuda yang kuat seperti itu, Garuda yang bisa terbang tinggi seperti itu, kita ibaratkan dalam investasi. Investasi yang dilakukan oleh dunia usaha, utamanya usaha menengah dan usaha besar. Tetapi kita tidak hanya memikirkan Sang Garuda, yang tentu makin lama, saya ulangi, tentu bukan hanya memikirkan Sang Garuda, tapi kita juga memikirkan anak-anak Garuda itu yang masih kecil. Kita berharap mereka juga tumbuh kokoh, kuat, dan terbang tinggi seperti yang sudah besar. Yang masih kecil-kecil inilah usaha mikro, kecil, dan menengah, usaha yang baru dirintis. Maka suatu saat, datanglah zaman keemasan, semua Garuda terbang kokoh, kuat dan tinggi mengangkasa mengangkat ekonomi nasional kita dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

 

Akhirnya, Saudara-saudara, tadi saya dengar usulan dari Kadin yang  disampaikan oleh Saudara Suryo Bambang Sulisto tadi, saya dengarkan semua relevan, positiif, para menteri agar dipelajari dan direspon secara tepat. Mestinya ada rencana saya untuk sidang kabinet dengan para menteri tapi saya izinkan untuk pergi ke Prambanan untuk menyukseskan acara Kadin. Setelah itu cepat kembali pulang ke Jakarta, tugas menanti. Dan saya tahu, sebetulnya Rapimnas ini dilaksanakan di Yogyakarta, tetapi saya tidak bisa hadir di Yogyakarta karena hari ini ada tiga kegiatan di samping yang rutin: Pembukaan Rapinas Kadin ini sendiri; nanti setelah ini saya bertemu dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia yang juga akan melaksanakan sebuah pertemuan besar, dan kemudian malam hari masih ada acara alumnus akademi ABRI tahun 70-an yang juga akan melaksanakan acara yang penting. Oleh karena itu, saya minta maaf tidak bisa ikut mencicipi gudeg Yogyakarta. Saya titipkan pada para menteri untuk menikmatinya dengan harapan kerjanya harus makin baik, makin sregep dan membawa manfaat kepada bangsa kita. Demikian pula para Gubernur, Bupati, Walikota, saya tidak tahu ada yang hadir atau tidak lewat Mendagri, tolong juga pelajari respon, rekomendasi dari Kadin tadi karena itu ditujukan kepada para pimpinan daerah itu.

 

Itulah Saudara-saudara, yang ingin saya sampaikan dan akhirnya dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT dan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahiim, Rapimnas Kadin Tahun 2012 dengan resmi saya nyatakan dibuka. Sekian.

 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI