Sambutan Presiden RI pada Perayaan Jubileum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai, NTT, 19 Oktober 2012

 
bagikan berita ke :

Jumat, 19 Oktober 2012
Di baca 1717 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA
PERAYAAN JUBILEUM 100 TAHUN GEREJA KATOLIK
DI KABUPATEN MANGGARAI, NUSA TENGGARA TIMUR
PADA TANGGAL 19 OKTOBER 2012

 

 

 

Yang saya hormati para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, para anggota DPR RI, dan DPD RI, dan para tamu undangan.

 

Yang saya cintai Saudara Gubernur Nusa Tenggara Timur, beserta para Pejabat Pemerintahan yang bertugas di Nusa Tenggara Timur.

 

Yang saya cintai dan saya muliakan Bapak Uskup Ruteng, dan para Uskup, serta Pemuka Agama Katolik, beserta segenap Umat Katolik.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Selamat pagi, salam damai dan salam sejahtera,

 

Saya mengajak Saudara semua untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena pada hari yang cerah dan semoga senantiasa penuh berkah ini, kita dapat bersama-sama mengikuti sebuah kegiatan dalam rangka perayaan 100 tahun kehadiran Gereja Katolik di Manggarai yang kita cintai ini. Oleh karena itu, atas nama negara dan pemerintah, izinkan saya untuk mengucapkan selamat merayakan satu abad atau Jubileum Gereja Katolik di Manggarai. Semoga Gereja Katolik Manggarai terus berperan dan berkontribusi dalam membangun kehidupan masyarakat yang religius, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan berkontribusi dalam pembangunan nasional, utamanya pembangunan di daerah Manggarai dan Nusa Tenggara Timur ini.

 

Hadirin yang saya cintai,

 

Sebagaimana tadi telah disampaikan oleh Bapak Uskup Ruteng dan Bapak Gubernur Nusa Tenggara Timur, bahwa tiga bulan yang lalu saya telah berkunjung ke Sumba Timur antara lain untuk meningkatkan sektor peternakan di Nusa Tenggara Timur ini. Tahun 2011 saya berkunjung ke Kupang, dan kemudian melanjutkan perjalanan darat, singgah beberapa kali, bermalam di tengah jalan sampai ke Atambua, dalam rangka memperingati, silakan tepuk tangan, terima kasih, di samping saya menghadiri Puncak Peringatan Hari Pers Nasional waktu itu, saya memimpin sebuah pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah menteri, gubernur, bupati, dan walikota, jajaran Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk merumuskan kebijakan khusus bagi peningkatan dan percepatan pembangunan di Nusa Tenggara Timur, termasuk, termasuk mengalokasikan anggaran tambahan di provinsi ini.

 

Tadi juga disebutkan, tahun 2007 saya berkunjung ke Manggarai ini, meskipun waktu itu sebagian masyarakat Manggarai sedang berduka karena mengalami musibah bencana. Tahun 2004 sebenarnya saya telah berkunjung ke Alor, untuk menemui saudara-saudara kita yang juga menghadapi musibah bencana, dan tentunya sejumlah kunjungan-kunjungan yang saya lakukan di provinsi ini.

 

Kemarin, pagi hari saya dan rombongan bertolak dari Jakarta, karena pesawat yang saya tumpangi belum bisa mendarat di Labuan Bajo. Mudah-mudahan tahun depan saya sudah bisa mendarat di situ langsung. Sehingga kemarin kami harus berganti dengan pesawat militer C130 Hercules, mendarat di Labuan Bajo dan kemudian sebagaimana disampaikan oleh Bapak Uskup, dan Bapak Gubernur tadi, kami bersama rombongan berjalan selama lima setengah jam menelusuri jalan yang berliku, mendaki, menurun, panas, hujan, dan kabut, tetapi, tetapi hati saya dan hati istri sungguh bersyukur, senang dan bahagia. Rasa lelah dan penat hilang setelah bertemu dan saling menyapa dengan saudara-saudara kami, mulai dari Labuan Bajo sampai Ruteng ini. Sambil menikmati keindahan alam dan sekaligus melihat upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah di Nusa Tenggara Timur ini untuk melaksanakan pembangunan.

 

Saya sempat berhenti di areal persawahan yang irigasinya sedang kita hidupkan kembali, yaitu di Lemor dan sejumlah tempat, mudah-mudahan NTT makin mandiri dalam pangan, NTT juga bisa menyediakan bahan pokok pangan bagi masyarakat yang ada di provinsi ini. Sampai di Ruteng senja hari kemarin, hati kami makin bahagia karena ribuan saudara-saudara kami berbaris di sepanjang jalan menyapa dengan tulus, dan saya balas dengan sapaan yang lebih tulus lagi. Dan, alhamdulillaah, malam hari kami sampailah di kota yang bersejarah ini, kota yang sejuk, indah dengan nuansa kehidupan masyarakatnya yang sangat religius.

 

Bapak, Ibu, Saudara-saudara, Hadirin yang saya hormati,

 

Saya nilai amat tepat, kalau Saudara semua memperingati 100 tahun atau satu abad kehadiran Gereja Katolik di Manggarai ini. Tepat karena nilai sejarahnya, dan tepat karena kontribusi Gereja Katolik di Manggarai bagi umat Katolik, bagi masyarakat luas, serta bagi bangsa dan negara. Jasa dan kontribusi Gereja Katolik Manggarai yang perlu dicatat, antara lain adalah bimbingan dan pendidikan bagi umat Katolik yang secara tekun dan berlanjut terus dilakukan. Pendidikan dan kegiatan sosial yang diabdikan kepada masyarakat luas, serta peran dan kontribusinya dalam membangun dan menjaga kerukunan, toleransi, dan persaudaraan dalam kehidupan beragama. Saya ingin menggarisbawahi, bahwa sejarah telah menunjukkan pemimpin agama Katolik, pemimpin Gereja di Manggarai ini, telah benar-benar di satu sisi bisa mengembangkan kehidupan keagamaan, tanpa, di sisi lain, meninggalkan nilai budaya dan kearifan lokalnya, tanpa meninggalkan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,

 

Harapan saya kepada para pemimpin dan umat agama Katolik pada khususnya, dan juga kepada para pemimpin dan umat agama lain pada umumnya ke depan ini adalah peran pemimpin agama amat penting. Karena sekarang ini Indonesia berada dalam proses perubahan besar, atau yang sering kita sebut dengan istilah trasformasi.

 

Kita melakukan trasformasi menuju Indonesia yang maju di abad ke-21 ini. Indonesia juga terus meningkatkan kualitas manusianya, agar di masa depan kita sungguh memiliki manusia-manusia Indonesia yang berkarakter, unggul, dan maju. Di sisi lain, yang juga tidak kalah pentingnya, Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan dan menjaga persatuan, persaudaraan, harmoni atau kerukunan, dan toleransi, serta sikap saling menghormati. Guna menyukseskan semua agenda besar itu, maka peran pemuka agama sungguh amat penting, pemuka agama mana pun.

 

Selaku kepala negara, saya mengajak dan berpesan kepada para pemimpin dan pemuka agama di seluruh Indonesia, untuk terus membimbing umat atau jemaat, untuk sungguh menjalankan ajaran agama dengan benar, membangun dan menjaga kerukunan hidup sesama umat beragama. Teruslah menjadi contoh atas sikap, tutur kata, dan tindakan yang sejuk dan mencerdaskan. Berikan pula teladan dan kepemimpinan, saya ulangi lagi, harapan saya kepada semua pemimpin agama di negeri ini, untuk memberikan teladan dan kepemimpinan untuk menyelesaikan berbagai perselisihan. Karena bangsa kita bangsa yang majemuk dan bangsa yang dinamis, selalu meskipun kita ingin hidup berdampingan secara damai, saling sayang-menyayangi dan hormat-menghormati, sekali-sekali, hampir pasti ada perselisihan. Dalam kaitan itu, para pemimpin dan pemuka agama harus bisa menjadi contoh, mencari solusi, dan memimpin penyelesaian perselisihan itu secara damai. Jauhi dan cegah kekerasan apa pun, seraya tetap menjaga persaudaraan di antara sesama bangsa Indonesia.

 

Saudara-saudara,

 

Pemerintah akan terus memajukan pendidikan nasional kita, termasuk pendidikan agama dan keagamaan. Alhamdulillaah, ekonomi kita terus tumbuh, tumbuh baik, meskipun dunia mengalami krisis ekonomi dewasa ini. Pendapatan dan belanja negara kita, akibat bersamaan dan kerja keras kita, juga terus meningkat. Dengan 20% anggaran pendidikan dalam APBN dan APBD, kita akan bisa meningkatkan pendidikan nasional kita secara bertahap di masa mendatang, termasuk pendidikan agama, termasuk pendidikan umat Katolik, termasuk pendidikan yang ada di Manggarai ini.

 

Tahun-tahun terakhir ini sesungguhnya pemerintah telah mengeluarkan anggaran yang besar, antara lain untuk membangun infrastruktur, pendidikan atau sekolah di seluruh Indonesia. Meningkatkan kesejahteraan guru dan dosen, membantu saudara-saudara kita yang tidak mampu, padahal mereka semua harus mengikuti pendidikan. Kemudian meningkatkan anggaran dan bantuan bagi sekolah-sekolah agama dan sekolah swasta. Tentu saja Saudara-saudara, semua itu dilaksanakan secara bertahap, karena yang akan kita bangun, atau sasarannya itu amat luas dan banyak di seluruh Tanah Air, sementara keuangan negara selalu ada batasnya.

 

Di samping itu, saya ingin menyampaikan kepada Saudara sekalian, yang sungguh saya cintai, bahwa di samping pemerintah akan terus meningkatkan pendidikan baik nasional, ulangi, baik yang bersifat umum maupun agama, tentu pemerintah juga wajib mengalokasikan anggaran untuk pembangunan kesehatan, infrastruktur, pangan dan energi, pengurangan kemiskinan, dan lain-lain. Tadi malam, saya bertemu dan berdiskusi dengan para Uskup, didampingi oleh semua Menteri, dan Saudara Gubernur, dengan tujuan untuk memadukan upaya peningkatan pendidikan keagamaan di NTT ini. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan komunitas gereja, semua bertanggungjawab, semua harus berperan, agar tahun demi tahun kualitas pendidikan di Manggarai ini, khususnya pendidikan di komunitas Katolik dapat terus ditingkatkan, sama saja di daerah yang lain. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pondok-pondok pesantren juga bersama-sama bertanggungjawab dan harus ikut berperan.

 

Tadi kita dengar dalam sambutan Bapak Uskup Ruteng, disampaikan apa yang ingin dibangun, apakah Katolik Center, kemudian peningkatan seminari dan sekolah, dan banyak lagi, tadi malam lebih banyak lagi. Saya sudah menginstruksikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, beliau juga hadir di sini, juga Wakil Menteri Agama, karena Menteri Agama sedang menjalankan ibadah haji, juga di sini, dan para menteri yang lain, dan Saudara Gubernur, instruksi saya jelas dan tegas. Silakan bantu, kemudian wujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Mudah-mudahan ketika tahun depan, saya menghadiri Sail Komodo, permintaan itu tidak bertambah banyak, tinggal sedikit, tinggal sedikit.

 

Bapak, Ibu, Saudara-saudara, dan Hadirin sekalian yang saya sayangi,

 

Saya pada bagian akhir sambutan ini, ingin menyampaikan apa sesungguhnya yang sedang dilaksanakan oleh bangsa ini, oleh negara ini, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

 

Saudara-saudara,

 

Sejak Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945, negara ini terus membangun. Sejak era pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Putri, Saya, dan pemimpin-pemimpin yang akan datang nanti, membangun untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sekarang ini pemerintah menggalakkan dan meningkatkan pembangunan ekonomi di seluruh Tanah Air. Karena, apabila ekonomi tumbuh, kesejahteraan rakyat juga akan dapat ditingkatkan. Agar pembangunan ekonomi itu berjalan dengan sukses, diperlukan kondisi yang baik, situasi yang mendukung, baik situasi politik, situasi sosial, maupun tegaknya hukum dan keadilan.

 

Sementara itu, sebagaimana Saudara ketahui, pembangunan haruslah adil, merata, berimbang, dan berkelanjutan, dalam arti tidak merusak lingkungan. Dengan desentralisasi, dengan sistim dan sistem otonomi daerah yang kita jalankan sekarang ini, tahun demi tahun lebih banyak anggaran yang kita alirkan ke daerah, atau yang disebut desentralisasi fiskal. Pada tahun anggaran 2013 mendatang, bahkan desentralisasi fiskal akan menembus angka atau lebih dari 500 triliyun rupiah. Pesan saya adalah, pesan saya adalah, baik APBN dan APBD yang alhamdulillaah, terus dapat kita tingkatkan. Mari kita pastikan digunakan dengan tepat dan benar.

 

Saya berharap, kita semua harus mencegah kebocoran dan penyimpangan. 1 rupiah pun, kalau itu uang negara, pastikan digunakan sesuai dengan kebutuhan rakyat kita. Pemerintah pusat akan membantu daerah dan komunitas yang tertinggal, serta daerah dan komunitas yang memang memerlukan bantuan. Dalam istilah ekonomi ini kita sebut dengan the new deal, bisa juga disebut affirmative action untuk komunitas dan daerah tertentu. Implementasi dari kebijakan ini, the new deal dan affirmative action adalah, kita jalankan program-program pro rakyat dalam bentuk empat klaster, yang semuanya bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan yang ada di negeri ini, basisnya adalah rumah tangga-rumah tangga, basisnya adalah komunitas. Puluhan trilyun kita keluarkan tiap tahunnya. Mari kita sukseskan upaya untuk mengurangi kemiskinan saudara-saudara kita di seluruh Tanah Air.

 

Implementasi yang kedua adalah kita mengalokasikan anggaran, sekaligus menjalankan berbagai program untuk daerah-daerah tertinggal, yang kita sebut dengan program pembangunan daerah tertinggal. Basisnya adalah kabupaten-kabupaten yang masih tertinggal di seluruh Indonesia.

 

Sedangkan implementasi yang ketiga adalah kebijakan khusus peningkatan pembangunan, basisnya provinsi. Misalnya provinsi pascakonflik atau provinsi yang infrastruktur, atau tingkat kehidupan ekonominya relatif masih tertinggal. Sebagaimana yang ada di banyak tempat di wilayah timur Indonesia. Itulah tiga implementasi dari kebijakan khusus tadi, the new deal.

 

Tahun-tahun terakhir ini, saya ingin ingin sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Pemerintah menetapkan kebijakan khusus disertai alokasi anggaran tambahan untuk provinsi Nusa Tenggara Timur. Alokasi anggaran ini harapan saya bisa digunakan untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur, jalan, dermaga, pelabuhan, listrik, dan sebagainya, pendidikan, peternakan atau pangan, kesehatan dan lain-lain. Jumlahnya justru disesuaikan dengan kemampuan anggaran negara. Tapi saya pastikan bahwa jumlahnya cukup signifikan untuk mempercepat dan memperluas peningkatan pembangunan di tempat ini. Saya menyaksikan beberapa kali berkunjung ke wilayah Nusa Tenggara Timur, hasilnya mulai nampak, tetapi tentu masih harus kita tingkatkan lagi di tahun-tahun mendatang.

 

Saya berharap saudara gubernur, para bupati dan walikota, dan semua pejabat pemerintahan di daerah ini untuk terus memimpin disertai kerja keras agar apa yang kita rencanakan ini dapat diwujudkan dengan baik. Tantangan dan permasalahan akan selalau ada di mana pun, bukan hanya di Manggarai, bukan hanya di Nusa Tenggara Timur, tapi juga di provinsi yang lain di Indonesia bahkan juga di dunia. Saudara pasti mengikuti kesulitan ekonomi yang diharap, dihadapi oleh bangsa-bangsa Eropa, bangsa Amerika, dan bangsa-bangsa yang lain. Oleh karena itu, kalau ada masalah tantangan, hadapi, cari jalan keluarnya, dan terus berupayalah sekuat tenaga untuk mengatasinya. Saya punya keyakinan sebagaimana keyakinan umat beragama di negeri ini. Tuhan akan senantiasa menolong umatnya yang sungguh ingin berbuat baik, yang sungguh ingin berbuat baik untuk rakyat, bangsa, dan negaranya.

 

Demikianlah Saudara-saudara yang dapat saya sampaikan pada hari yang bersejarah dan penting ini. Sekali lagi, selamat merayakan Jubileum Gereja Katolik Manggarai. Sekali lagi, terima kasih kepada para pemimpin dan umat Katolik atas kontribusinya bagi pembangunan bangsa, dan terima kasih kepada semua jajaran pimpinan daerah di Nusa Tenggara Timur atas kerja keras dan upayanya untuk memajukan kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing perjalanan kita, perjalanan bangsa Indonesia untuk membangun hari esok yang lebih baik.

 

Terima kasih.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI