Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 15 Juni 2013
Di baca 743 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

 PERESMIAN PESTA KESENIAN BALI KE-35

DI ART CENTRE, ARDHA CANDRA, DENPASAR,

TANGGAL 15 JUNI 2013

 

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Om Swastiastu,

Hadirin dan Undangan sekalian yang saya hormati,

Para Seniman dan Budayawan yang saya cintai,

 

Malam ini, dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, kita dapat kembali menghadiri Pesta Kesenian Bali untuk yang ke-35 kalinya. Pesta yang menampilkan puncak-puncak budaya dan kreativitas, tidak hanya budaya dan kreativitas masyarakat Bali, tetapi juga budaya dan kreativitas masyarakat di seluruh Nusantara.

 

Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin ikut mengucapkan selamat datang dan selamat mengikuti Pesta Kesenian Bali kepada para peserta, baik yang datang dari pelosok Bali, maupun dari seluruh Tanah Air dan juga dari mancanegara.

 

Kepada para wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara, saya mengucapkan pula selamat datang  dan selamat menyaksikan Pesta Kesenian Bali ini,  sekaligus menikmati keindahan alam Pulau Dewata yang indah mempesona; "the island of paradise". 

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Pesta Kesenian Bali tahun ini mengangkat tema "Taksu: Membangkitkan Daya Kreatif dan Jati Diri". Tema ini saya nilai tepat, karena dapat memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada para seniman dan budayawan pada khususnya, serta masyarakat luas pada umumnya, untuk terus berkreasi dan mencipta, agar kita bisa melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya bangsa.  Diharapkan pula melalui ajang perhelatan seni dan budaya ini, jati diri kita sebagai bangsa yang majemuk, tetapi tetap menghormati perbedaan juga dapat dijaga dan dipertahankan.

 

Saya memiliki kesan, dari 9 kali saya menghadiri Pesta Kesenian Bali ini, tampilan seni dan budaya Bali selalu indah, menarik, dan sarat dengan pesan-pesan spiritual dan moral.  Bahkan dari tahun ke tahun pesta ini semakin meriah dan sukses. Terima kasih kepada para seniman dan budayawan, terima kasih kepada masyarakat Bali, kami semua bangga.

 

Bersamaan dengan Pesta Kesenian Bali tahun ini, saya juga mengucapkan selamat atas diselenggarakannya World Hindu Summit Ke-2. Pertemuan ini dihadiri organisasi Hindu serta tokoh-tokoh agama Hindu dari seluruh dunia. Pada  World Hindu Summit pertama tahun 2012 lalu, telah dihasilkan Piagam Bali atau Bali Charter. sebuah piagam perdamaian yang disepakati umat Hindu dari seluruh  dunia, untuk menyatukan komitmen dan dedikasi yang luhur, dalam ikut memperjuangkan terwujudnya peradaban dunia, yang mengedepankan prinsip-prinsip keharmonisan, kedamaian, dan kesejahteraan umat manusia. Melalui World Hindu Summit ke-2 ini, saya mengajak umat Hindu untuk mengembangkan tradisi keagamaan yang meneladankan hidup rukun, tentram, damai, dan harmonis.

 

Saudara-saudara,

 

Pada kesempatan yang membahagiakan ini, saya juga ingin mengingatkan kita semua, bangsa Indonesia, tentang pentingnya terus melestarikan seni dan budaya kita. Di tengah kehidupan yang semakin modern, dan dunia yang dinamis serta semakin terintegrasi dalam globalisasi, justru upaya pelestarian ini menjadi semakin penting untuk dilakukan secara bersungguh-sungguh.

 

Sementara itu, terkait dengan kemajemukan bangsa yang kita miliki dengan berbagai perbedaan yang menyertainya, pada satu sisi hendaknya dapat kita lihat sebagai rahmat yang harus kita syukuri. Namun di sisi lain, kita harus mengelola perbedaan itu dengan arif, agar tidak berkembang menjadi konflik dan benturan yang hanya akan merugikan kita semua.  Adalah menjadi sumpah dan kewajiban kita bersama untuk terus menjaga persatuan, kerukunan, dan toleransi di tengah keragaman yang kita miliki itu.

 

Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan kembali bahwa bangsa kita harus tegas dan keras kepada siapa pun yang merusak persatuan, kerukunan, dan toleransi. Seluruh pemimpin, pada tingkatan dan bidang apa pun, memiliki tanggung jawab untuk terus menjaga nilai-nilai dan perilaku luhur itu, kerukunan, toleransi, dan persaudaraan. Kita harus dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama atau identitas apa pun.  Karena, tindakan seperti itu bukanlah nilai, karakter, dan jati diri bangsa yang majemuk, yang harus senantiasa menjunjung tinggi dan mengimplementasikan sesanti Bhinneka Tunggal Ika.

 

Pada tahun 2005 yang lalu, dalam sebuah pertemuan dengan para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat di Pulau Bali ini, saya telah menyampaikan bahwa tidaklah perlu ada jarak dan pertentangan di antara sesama komponen bangsa, termasuk antara kaum mayoritas dan minoritas, kalau semua dapat senantiasa berbagi kasih sayang dan rasa persaudaraan. Kita semua adalah keluarga besar bangsa Indonesia. Saat ini. Saudara-saudara, di tengah Pesta Kesenian Bali ke-35 ini, saya ingin kembali mengumandangkan semangat yang sama, semangat untuk menjunjung tinggi kasih sayang, toleransi, kerukunan, dan persatuan di antara sesama anak bangsa.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Mengakhiri sambutan ini, sekali lagi saya mengajak kepada para peserta Pesta Kesenian Bali untuk menjadikan pesta seni ini sebagai wahana apresiasi budaya bertaraf internasional, yang sekaligus untuk memajukan persahabatan dan kemitraan antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia. 

 

Akhirnya, dengan memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Pesta Kesenian Bali ke-35 tahun 2013, dengan resmi saya nyatakan dibuka.

 

Terima kasih.

Om Shanti Shanti Shanti Om.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI