Sambutan Presiden RI pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H, Jakarta, 25 Januari 2013
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW
TAHUN 1434 H/2013 M
DI ISTANA NEGARA, JAKARTA
TANGGAL 25 JANUARI 2013
Â
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua.
Para Tamu Undangan dan Hadirin sekalian yang saya hormati,
Â
Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air yang saya cintai,
Mengawali sambutan ini, saya mengajak Hadirin sekalian, untuk sekali lagi,
memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, pada malam yang membahagiakan dan insya Allah penuh berkah
ini, kita dapat menghadiri peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW Tingkat Nasional Tahun
1434 Hijriyah, tahun 2013
Masehi.
Shalawat dan salam, marilah kita curahkan kepada Junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, serta para pengikut Rasulullah hingga
akhir zaman.
Peringatan Maulid
Nabi yang kita selenggarakan setiap tahun, baik di Istana Negara maupun di
berbagai tempat di seluruh Indonesia,
merupakan bagian dari upaya kita untuk merenungkan nilai-nilai luhur,
menghadirkan kembali keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan kita saat
ini, serta menyemarakkan syi'ar Islam
di negeri tercinta.
Â
Melalui peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini pula, kita terus memupuk jiwa dan rohani kita dengan ajaran Islam yang luhur dan agung. Kita tanamkan akhlak yang mulia, dan kita sebarkan nilai-nilai kebajikan dan nilai-nilai kemanusiaan yang diteladankan oleh Rasulullah SAW.
Â
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Â
Setelah kita mendengar dan menyimak dengan seksama uraian hikmah Maulid Nabi Muhammad yang bertema "Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara" yang telah disampaikan tadi dengan jelas dan gamblang oleh Prof. Dr. H. Mohammad Mukri, M.Ag., Rektor IAIN Raden Intan Bandar Lampung, kita dapat memetik nilai-nilai penting dari keteladanan akhlak Rasulullah yang luhur dan mulia.
Â
Saya ingin menggarisbawahi beberapa hal yang menurut saya sangat penting, antara lain tentang sifat kepemimpinan Nabi yang mengedepankan kepekaaan atas kesulitan rakyat atau sesama, sense of crisis, semangat untuk meraih kemajuan, sense of achievement, dan semangat kasih sayang kepada sesama.
Sebagaimana kita pahami bersama, Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT di
tengah tatanan masyarakat yang kering dari nilai-nilai luhur kebajikan dan
kebaikan. Hukum diterapkan secara tidak adil, dan tanpa nilai-nilai keadilan.
Perselisihan diselesaikan melalui kekerasan yang penuh dengan kebencian.
Kemakmuran berada dalam jurang ketimpangan yang dalam. Kesejahteraan bertabur materialisme
yang berlebihan dan jauh dari kesholehan sosial.
Dalam menghadapi tatanan masyarakat yang seperti itu, Nabi Muhammad SAW
mengajarkan nilai-nilai ketauhidan, baik sebagai prinsip maupun praktik nyata
yang diwujudkan pada sikap, karakter, dan watak yang agung. Beliau memadukan
nilai-nilai universal ajaran agama yang tertuang dalam Al-Qur'an dengan
tindakan dan perilaku nyata di dalam berbagai aktivitas, saya ulangi, berbagai aktivitas
dakwah dan kemanusiaan. Di sinilah, ketauladanan atas kesholehan individual
tumbuh bersamaan dengan kesholehan
sosial.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Â
Sejarah mencatat, Rasulullah SAW diutus untuk mengubah jalan sejarah umat manusia dari kegelapan menuju cahaya terang. Dalam waktu singkat, sebuah tatanan kehidupan baru yang berkeadaban dapat diwujudkan. Sebuah peradaban baru yang dibangun atas dasar nilai-nilai Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Nilai-nilai universal ajaran Islam, seperti toleransi, keadilan, dan kesholehan sosial terpatri dalam perilaku sehari-hari. Sejarah juga mencatat, peradaban baru itu telah mengubah arah pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebuah kehidupan yang berpijak pada prinsip keadilan sosial, musyawarah untuk mufakat, penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia, penegakan supremasi hukum, dan kebersamaan antar-umat untuk menjaga harmoni antar-sesama.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air yang saya cintai dan saya banggakan,
Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini, saya ingin menyampaikan
pesan, harapan,
dan ajakan, yang saya tujukan kepada seluruh rakyat Indonesia, utamanya para
pemimpin di negeri ini, baik pemimpin formal maupun pemimpin non-formal.
Pesan, harapan,
dan ajakan ini tentu berkaitan dengan apa, maaf (Presiden batuk), yang menjadi bagian
penting dalam setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu perlunya kita
meneladani sikap, pemikiran,
dan perilaku Rasulullah.
Ada 2 hal yang penting untuk kita ingat bersama.
Pertama, sebagaimana pula yang diceramahkan oleh Saudara Prof. Dr. Mohammad Mukri
tadi, bahwa Junjungan kita, Nabi Besar Muhammad, dalam rangka mengajak dan
membimbing umatnya untuk menjalankan hal-hal yang benar, beliau selalu menjadi, dan memberi contoh
melalui perbuatannya, bukan
hanya melalui kata-kata.
Kedua, Rasulullah juga amat gigih dan tegas untuk melawan perilaku-perilaku
yang merusak atau mendatangkan kerusakan. Baik itu kerusakan pada ajaran
agama, maupun kerusakan pada kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, bahkan
kerusakan terhadap alam semesta ciptaan Allah SWT.
Oleh karena itu, pada peringatan hari yang amat bersejarah ini, sebagai seorang
umaro yang tengah mengemban amanah
untuk memimpin negeri ini, saya ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia,
utamanya para pemimpin di seluruh Tanah Air, untuk bersama-sama menjalankan
hal-hal sebagai berikut:
Kalau kita ingin negeri kita rukun dan bersatu, serta penuh dengan toleransi,
marilah kita memberi contoh secara nyata agar semua itu bisa terwujud.
Kalau kita ingin masyarakat kita tidak mudah melakukan kekerasan horizontal dan konflik
komunal, marilah kita memberi contoh untuk benar-benar mencegah hal-hal yang
tidak baik itu, dan tidak sebaliknya memberi angin ke arah itu.
Kalau kita ingin hukum di negeri ini tegak dan korupsi dapat kita cegah dan
berantas, marilah kita memberi contoh dan berjuang dengan gigih agar sasaran
itu dapat kita capai.
Kalau kita ingin radikalisme dan ektrimisme tidak berkembang di negeri ini,
karena hanya akan
membuat kehidupan masyarakat tidak tenang, marilah kita memberi contoh
agar hal-hal buruk begitu
tidak terjadi.
Kalau kita ingin di negeri ini tidak ada penggunaan kekuasaan yang
sewenang-wenang, kita semua, yang memegang kekuasaan, harus mencegah pada diri
kita sendiri untuk melakukan, untuk tidak
melakukan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan itu.
Kalau kita ingin menghidupkan kesetiakawanan pada masyarakat kita, marilah kita
menjadi contoh sebagai orang yang peduli, berbagi, dan membantu saudara kita yang memerlukan
bantuan itu.
Dan, kalau kita tidak ingin mendapatkan fitnah dan perlakuan buruk dari sesama,
marilah kita menjauhkan diri kita dari perilaku yang tidak terpuji, seperti berkata buruk
dan apalagi memfitnah saudara-saudara kita.
Saudara-saudara,
Â
Masih banyak lagi yang sebenarnya dapat kita lakukan untuk kebaikan negeri tercinta ini. Masih banyak pula peran dan teladan yang harus diberikan oleh para pemimpin di Indonesia, yang akan membuat kehidupan di negeri ini menjadi makin tenteram, makin maju, makin adil, dan makin sejahtera. Sebagaimana peran dan teladan agung yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Â
Mengakhiri sambutan ini, khusus berkaitan dengan sejumlah musibah bencana alam yang terjadi di negeri kita, saya mengajak Saudara-saudara yang memiliki kemampuan untuk mengulurkan tangan, bersama-sama mengurangi beban dan kesulitan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah itu. Sekecil apa pun dan dalam bentuk apa pun bantuan yang kita berikan, bantuan itu akan sungguh berguna, serta merupakan wujud dari kesholehan sosial kita.
Khusus berkaitan dengan agenda nasional dua tahun mendatang, menuju Pemilihan Umum tahun 2014, saya
mengajak Saudara-saudara Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air dan
seluruh rakyat Indonesia untuk menciptakan kehidupan berdemokrasi yang santun,
beretika, teduh, dan damai. Suasana yang tertib, aman, dan damai seperti
itu amat kita perlukan untuk membangun negara kita menuju masa depan yang lebih
baik.
Terima kasih,
Saudara-saudara.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Â
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI