Sambutan Presiden RI pd Groundbreaking dan Peresmian Proyek-proyek MP3EI di Kalsel tgl. 23 Okt 2013

 
bagikan berita ke :

Rabu, 23 Oktober 2013
Di baca 731 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

GROUNDBREAKING DAN PERESMIAN PROYEK-PROYEK MP3EI

DI KALIMANTAN SELATAN

TANGGAL 23 OKTOBER 2013

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus dalam kapasitasnya sebagai Ketua Harian Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, KP3EI,

Para Menteri, Wakil Menteri dan Anggota DPD RI,

Saudara Gubernur Kalimantan Selatan beserta para Pejabat Negara dan Pemerintahan yang bertugas di Kalimantan Selatan, baik dari unsur Eksekutif, tentu termasuk para Bupati dan Walikota, unsur Legislatif  dan unsur Yudikatif, dan tentunya juga dari jajaran TNI dan Polri,

Yang saya hormati para Gubernur, Wakil Gubernur se-Kalimantan,

Yang saya muliakan para Ulama, para Pemuka Adat dan para Tokoh Masyarakat,

Yang saya cintai para Cendekiawan dan Pimpinan Perguruan-perguruan Tinggi,

Para Pimpinan Dunia Usaha baik milik negara maupun swasta,

Hadirin sekalian yang saya muliakan.

 

Alhamdulillah, hari ini kita dapat bersama-sama mengikuti kegiatan yang penting, kegiatan yang insya Allah akan mengubah nasib dan masa depan bangsa Indonesia khususnya, dalam konteks ini, adalah nasib dan masa depan saudara-saudara kita di seluruh Kalimantan termasuk Kalimantan Selatan.

 

Sebenarnya saya sudah mempersiapkan naskah sambutan cukup komprehensif, tetapi tidak akan saya bacakan semua barangkali yang bagian akhir saja. Justru saya akan menggunakan kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan secara langsung kepada Saudara semua tentang apa yang negara dan kita lakukan sekarang ini dan ke depan.

 

Mengapa, misalnya, kita lakukan percepatan pembangunan di seluruh Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote? Mengapa kita bangun infrastruktur besar-besaran sejak katakanlah 3-4 tahun yang lalu terus hingga tahun 2025 mendatang? Mengapa kita ingin sungguh mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran dan hal-hal yang berkaitan dengan itu?.

 

Dengan demikian, kalau tadi kita sudah mendengar dengan baik apa yang disampaikan oleh Pak Gubernur, Pak Rudy Ariffin, dan kemudian dilengkapi dengan yang disampaikan Menko Perekonomian maka saya akan lengkapi lagi, mengapa yang kita lakukan itu sungguh diperlukan untuk negara kita.

 

Saya ingin menyampaikan dengan sederhana supaya Saudara-saudara bisa mengikuti jalan pikiran pemerintah dan negara di dalam upaya memajukan kehidupan, dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Namun sebelumnya saya ingin sampaikan kepada Bapak, Ibu, Saudara-saudara yang ada di Banjarmasin ini.

 

Saya masih ingat, pertama kali saya berkunjung ke Banjarmasin ini pada bulan Oktober tahun 2005. Cuaca tidak bagus waktu itu, hujan lebat, mendung tebal, gelap hingga pesawat yang saya tumpangi harus berputar tiga kali di atas kota Banjarmasin ini. Saya mendengar berita Menteri Agama, Bapak Maftuh Basyuni yang menggunakan penerbangan lain tidak tembus mendarat di Banjarmasin, dan harus mendarat di Balikpapan kemudian esok harinya atau setelah itu baru melanjutkan penerbangan ke Banjarmasin.

 

Waktu itu, saya pada titik yang harus mengambil keputusan setelah ADC melaporkan kepada saya. Saya tanyakan kepada, waktu itu Kolonel Bagus, sekarang sudah bintang dua, cuaca buruk, ya betul Pak. Masih ada kemungkinan nggak untuk mendarat? Masih ada kans kalau kita mungkin berputar sekali lagi, kalau tidak kami menyarankan kita mendarat di tempat yang lain. Saya memohon kebesaran Allah SWT dan saya masih ingat bersama isteri, ayo kita baca al-Fatihah, tujuan kita baik, kita berkunjung ke Banjarmasin waktu itu baru saja ada kenaikan harga BBM, kami ingin memberikan bantuan dengan pasar murah-pasar murah di tempat ini sekaligus merayakan Nuzulul Qur'an  bersama saudara-saudara kami umat Islam yang ada di Banjarmasin ini.

 

Allah Maha Besar, pada putaran yang keempat terbuka celah dan kemudian pesawat kami mendarat mudah dengan selamat, dan saya tahu setelah itu cuaca kembali memburuk. Saya masih ingat, dan kami datang kali ini untuk yang kesekian kalinya juga dengan niat yang baik, untuk memajukan kesejahteraan saudara kami di pulau ini utamanya di Kalimantan Selatan, yang tadi sudah disampaikan oleh Pak Gubernur dan Pak Menko Perekonomian. Oleh karena itu, kemarin sore ketika kami baru datang membaca surat kabar lokal, saya dengar ada mahasiswa yang ingin berunjuk rasa dan menyampaikan protes kepada saya. Mengapa tidak ada pembangunan di Kalimantan? Mengapa tidak ada pembangunan di Kalimantan Selatan?.

 

Kalau yang ingin berunjuk rasa ini hadir hari ini, saya kira saya tidak perlu menjawabnya karena sudah dijelaskan tadi, apa yang sudah kita bangun selama ini, tahun-tahun terakhir ini, apa yang sedang kita bangun sekarang ini, dan apa yang hendak kita bangun termasuk besarannya, termasuk jumlahnya yang konon dari enam koridor, Kalimantan menempati urutan kedua dari segi investasi, dan besarnya anggaran untuk membangun Kalimantan ini. Sebenarnya, tanpa unjuk rasa pun kalau menyampaikan kepada saya usulan-usulan, permintaan-permintaan, kritik-kritik pasti saya dengar. Pasti.

 

Selama sembilan tahun saya memimpin negeri ini banyak pertemuan saya, pembicaraan saya dengan berbagai kalangan, termasuk mahasiswa sebenarnya. Tetapi, kalau pertemuannya itu biasa, tanpa unjuk rasa barangkali teman-teman wartawan kurang senang karena tidak ada yang bisa diberitakan. Tapi itulah gunanya demokrasi, kita harus siap Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Walikota harus siap menghadapi, seperti itu baik-baik saja mengingatkan kita yang memiliki tugas, yang mengemban amanah, jangan lalai dan teruslah berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara kita.

 

Jadi, untuk Adik-adik Mahasiswa tanpa berunjuk rasa saya sudah memahami rasa itu, dan sampaikan dengan baik, dalam batas kemampuan negara insya Allah akan kita penuhi, dan kita lakukan pembangunan di berbagai bidang agar masa depan kita semua menjadi lebih baik dibandingkan sekarang ini.

 

Kalau saya dengarkan yang dilaporkan Pak Gubernur, indikator ekonomi misalnya, atau capaian pembangunan di bidang kesra, banyak yang di atas angka nasional. Berarti prestasi bagi Kalimantan Selatan, berarti ada kemajuan di Kalimantan Selatan, sehingga sangatlah tidak jujur, dan kurang pandai bersyukur kalau dianggap tidak ada yang berhasil dilakukan oleh pemerintah ini, termasuk yang di Kalimantan dan di Kalimantan Selatan, tidak jujur kalau jalan di tempat katanya negaranya malah mundur.

 

Tetapi memang saya mengingatkan jangan cepat berpuas diri masih banyak pekerjaan rumah kita. Sehingga kalau ada yang mengatakan semuanya sudah dalam keadaan baik, everything is fine  itu juga tidak jujur. Yang jujur adalah banyak yang telah kita capai di negeri ini, meskipun tidak sedikit pula yang belum kita capai. Dan, kalau para calon presiden yang tahun depan mengganti saya mendengar ucapan saya ini, yang sudah baik-baik yang dibangun oleh bangsa ini, utamanya sembilan tahun terakhir ini jagalah dan bahkan tingkatkan, yang belum baik, yang masih bermasalah silakan untuk memperbaiki, mengatasi, dan meningkatkannya lagi di waktu yang akan datang. Kalau itu semangatnya rakyat akan tenang, siapa pun yang menjadi presiden nanti rakyat akan mendukung karena semangatnya yang baik-baik dijaga, yang belum baik dibikin baik. Setuju Bapak-Ibu? Amin!.

 

Saudara-saudara,

 

Tadi yang disampaikan oleh Pak Gubernur dan Pak Hatta Rajasa adalah urusan bagaimana ekonomi ini lebih cepat, lebih luas, lebih adil, dan lebih merata dibangun di seluruh Indonesia, intinya begitu. Pertanyaannya: mengapa Sejak tahun 2011 kita lakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi? Ada dua sebetulnya yang melandasi pemikiran pemerintah, pemikiran kita, sebagaimana yang saya sampaikan di Bogor, tadi ada tayangan filmnya, begitu.

 

Tahun 2008, 2009 dunia mengalami krisis, krisis besar. Sepuluh tahun sebelumnya, 1998 Indonesia mengalami krisis yang dahsyat, krisis terbesar di dunia, di bidang ekonomi, di bidang politik, di bidang sosial dan lain-lain, bahkan dunia meramalkan Indonesia akan lenyap, akan runtuh seperti nasib Negara Balkan di Eropa Timur, pada tahun 1998 itu, alhamdulillah Tuhan menolong kita, bangsa kita selamat, dan masih tegak berdiri, dan bahkan sepuluh tahun kemudian yang tadinya hancur ekonominya, 2008 Indonesia masuk jajaran G-20, masuk dua puluh ekonomi terbesar di dunia dengan peringkat sekarang nomor enam belas, tentu nomor satu Amerika Serikat, nomor dua Tiongkok, nomor tiga Jepang, dan lain-lain.

 

Kalau dihitung dari purchasing power parity, Indonesia nomor lima belas, alhamdulillah, yang tadinya saya sebut itu sekarang masuk dua puluh besar. Nah, ketika terjadi krisis 2008, 2009 maka kami berkumpul, bertemu beberapa kali, dari Washington, ke London, ke Seoul, ke Toronto, banyak sekali tempat pertemuan, juga di tingkat ASEAN, juga pertemuan APEC, bahkan yang belum lama kita laksanakan di Indonesia. Maka kami semua sadar waktu itu, perlu ada kerja sama yang lebih erat untuk investasi dan pembangunan ekonomi. Mereka berbicara konektivitas, konektivitas Asia Tenggara, konektivitas Asia Timur, konektivitas APEC, begitu bunyinya, semua sepakat. Nah, saya berfikir, Indonesia ini besar, jauh lebih besar dibandingkan Singapura, lebih besar dibandingkan Malaysia, lebih besar dibandingkan Filipina, Vietnam, Laos, Thailand, Kamboja, Myanmar. Nah, kalau tiba-tiba dihubungkan negara-negara itu jadi satu sementara konektivitas, infrastruktur, investasi Indonesia sendiri belum baik, maka kita akan menjadi pihak yang kalah. We will be the losers, bukan the winner, karena belum siap, karena kita sendiri masih belum terhubung satu sama lain, ekonominya belum bergerak benar. Oleh karena itulah, kita sepahamkan, kita berkumpul hampir satu tahun pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, para ekonom, semua, duduk bersama kita, termasuk para penduduk yang sangat aktif, mari kita pikirkan percepatan dan perluasan pembangunan dalam sebuah masterplan.

 

Masterplan ini bukan kertas kosong, bukan macan, bukan macan ompong tapi riil, negara-negara lain Korea Selatan, Jepang, Tiongkok mempelajari MP3EI kita, mengatakan ini bagus, Indonesia punya rencana, Indonesia tahu akan ke mana sampai 2025. BUMN-nya bergerak, ekonomi dalam negeri bergerak, kami kalau bisa ikut membantu juga senang. Itulah landasan pertama mengapa perlu dilakukan MP3EI, sehingga lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi ketika ekonomi Asia, ekonomi Asia Pasifik sudah menjadi satu, terintegrasi, maka Indonesia tidak akan menjadi pihak yang kalah, Indonesia juga akan menang. Menangnya Indonesia berarti menangnya semua, menangnya Sumatera, menangnya Kalimantan, menangnya Sulawesi, menangnya Bali, NTT, menangnya Maluku, menangnya Papua dan menangnya Jawa. Pembangunan ekonomi akan berimbang, lebih adil, lebih merata, dan lebih kuat karena yang kita laksanakan investasi besar-besaran.

 

Sedangkan alasan kedua, begini Saudara-saudara, kalau masih belum merata pembangunan ini, Jawa, luar Jawa, desa, kota, dan perbedaan-perbedaan yang lain maka kesenjangan akan makin melebar. Kesenjangan kesejahteraan, kesenjangan ekonomi, kesenjangan kemajuan antarprovinsi, antarkabupaten, antara yang kaya dan miskin. Oleh karena itulah, kita lakukan pengelolaan dan pembenahan serta memperhatikan penciptaan lapangan pekerjaan, penggerakan ekonomi lokal, dan yang berkaitan dengan itu sehingga pendapatan masyarakat kita juga terus bisa ditingkatkan. Dengan demikian, negara maju, dan harus maju, tetapi sekaligus nasib saudara kita yang belum mampu bisa terangkat keluar pada saatnya nanti menjadi saudara-saudara kita yang berpenghasilan cukup untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

 

Dua alasan itulah yang mendasari mengapa MP3EI itu kita lakukan. Tadi Pak Hatta melaporkan kepada kita sudah keluar 737,9 triliun. Saya masih ingat, pertama kali memimpin negeri ini 2004 akhir, itu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kita total APBN sekitar 400 triliun, tahun 2005, 2006 juga masih rendah. Nah untuk MP3EI saja sekarang sudah mencapai 737,9 untuk diketahui APBN kita sudah empat kali lipat dibandingkan tahun 2005. Sekarang sudah mencapai antara 1.700 sampai 1.800 triliun. Kalau ekonomi Tiongkok, ekonomi Cina yang tumbuh terkuat, terpesat di dunia dalam 10 tahun meningkat lima kali, lima kali Indonesia, meskipun tidak banyak yang menyadari, kalangan kita sendiri tidak suka mengakui, juga mengalami peningkatan empat sampai lima kali. Saya ingin katakan ini fakta, ini sejarah, ini kebenaran.

 

Dulu dengan pemimpin-pemimpin besar kita Bung Karno, Pak Harto yang banyak sekali jasanya, dilanjutkan oleh Pak Habibie, Gus Dur, dan Ibu Mega, negara terus membangun selama 60 tahun, 2000, ulangi, 1945-2005. Income perkapita sebelum Pak Harto lengser, itu 1.200 dollar per kepala, kepala rakyat Indonesia per tahun. Karena krisis 1998 drop mencapai bahkan pernah 600 dollar saja. Maka pemerintah pascakrisis, terutama 5 tahun pertama ada Gus Dur, ada Ibu Mega, saya juga di situ, kita telah kembalikan menjadi 1.100, hampir sama dengan pendapatan perkapita kita sebelum Pak Harto lengser. Alhamdulillah, dengan kerja keras kita semua seluruh rakyat Indonesia termasuk yang di Kalimantan Selatan, di Kalimantan, maka income perkapita kita sekarang sudah mendekati, tahun lalu mendekati 4000 dollar. Mudah-mudahan, mudah-mudahan, insya Allah kalau kita terus bekerja keras, tidak saling menyalahkan, tidak saling mengganggu akhir tahun depan saya menyerahkan kepada pengganti saya, presiden yang akan datang, income perkapita yang sudah mendekati 5000 dollar Amerika Serikat. Agar beliau lebih sukses lagi, lebih bersemangat lagi untuk memimpin kita, termasuk saya nanti, memajukan ekonomi Indonesia, dan kesejahteraan seluruh rakyat di negeri ini.

 

Saudara-saudara,

 

Dua hari yang lalu, saya ingatkan bahwa mengapa saya cerita seperti itu? Agar MP3EI ini betul-betul sukses, karena memiliki latar belakang, tujuan, dan sasaran yang baik, yang sungguh mulia. Tidak ada kata-kata gagal harus sukses, karena akan kita lakukan sampai tahun 2025, berarti sekitar, masih sekitar 11 tahun lagi, masih ada dua presiden, atau kalau presiden kita nanti terpilih lagi satu orang presiden yang mengemban amanah, memiliki tanggung jawab dan tugas untuk melanjutkan apa yang telah kita lakukan ini.

 

Nah saya lanjutkan, setiap kebijakan pemerintah itu ada latar belakang dan tujuannya, bukan asal-asalan, bukan ngawur-ngawuran, bukan rencana bangun tidur, bukan. Oleh karena itulah, kita libatkan semua, termasuk dari perguruan tinggi, para ekonom, pakar, dunia usaha, swasta, BUMN, para gubernur, semua kita ajak bicara.

 

Begini, dua hari yang lalu saya memimpin upacara atau kegiatan di Sukabumi, Jawa Barat. Apa itu? Tekad dari Askes kita sebagai BPJN sektor kesehatan bersama para BUMN agar ketika sudah diberlakukan sistem jaminan sosial nasional bidang kesehatan tanggal 1 Januari 2014, berarti sekitar dua setengah atau dua bulan lebih sedikit, segala sesuatunya sudah siap. Mengapa? Karena program ini adalah program yang besar. Mulai 1 Januari tahun depan, akan diberikan bantuan kesehatan kepada 140 juta rakyat Indonesia tahap pertama, berturut-turut hingga tahun 2019 seluruh rakyat Indonesia mendapatkan coverage, perlindungan kesehatan. Di Amerika Serikat, Obama care yang terkenal itu, ataupun program-program di negara-negara yang menganut namanya welfare state, negara kesejahteraan, jumlah yang dialiri tidak sebanyak yang kita miliki, 140 juta, nantinya semuanya, ini revolusi, ini perubahan besar agar tidak pernah ada lagi cerita nantinya orang miskin, orang tidak mampu tidak bisa berobat, tidak boleh ada cerita itu lagi. Itulah yang kita persiapkan dengan baik, kita hitung APBN kita berapa, jangan sampai tekor, jangan sampai jebol. Nah, karena program ini penting, maka mari kita bangun ekonomi kita. Semuanya ikut membangun, jangan mengganggu. Ekonomi tumbuh pendapatan negara meningkat, APBN meningkat, APBD meningkat kita jaga bantuan kepada rakyat Indonesia terutama kepada golongan miskin dan belum mampu, begitu logika yang harus kita bangun.

 

Saudara,

 

Saya ingin menceritakan juga yang saya sampaikan di Sukabumi kemarin. Dua tahun pertama saya menjadi Presiden, 2004 akhir, 2005, dan 2006, saya sering blusukan, tahu blusukan? Ratusan kali saya berkunjung ke kabupaten, kecamatan, desa di seluruh Indonesia, dua tahun, sambil mengatasi musibah tsunami di Aceh dan Nias. Saya bertemu dengan rumah tangga, kampung nelayan, petani, sektor UMKM dan sebagainya agar saya mengerti persoalan yang dihadapi. Saya melaksanakan belanja masalah untuk kita atasi, untuk kita pecahkan agar kebijakannya kemudian tepat, maka sampailah pada kesimpulan bahwa rakyat kita, rumah tangga-rumah tangga di seluruh Tanah Air terutama golongan tidak mampu, itu ingin kalau sakit bisa berobat, ingin anaknya bisa bersekolah, ingin bisa makan dalam kehidupan sehari-hari, ingin punya pekerjaan, ingin paling tidak ada tempat berteduh, ingin mendapatkan jaminan rasa keamanan, ingin lingkungannya baik, ingin kalau ada musibah ditolong oleh pemerintah, ingin kalau rasanya berat dan lanjut usia juga ada bantuan dari pemerintah. Seperti itu Saudara-saudara. Akhirnya lahirlah berbagai kebijakan, Raskin bantuan langsung sementara masyarakat, Jamkesmas, BOS, KUR, PNPM, jaminan lanjut usia, bantuan musibah bencana, program keluarga harapan bagi yang sangat miskin atau, the poor of the poor, yang menghabiskan uang puluhan triliun, yang alhamdulillah tahun demi tahun mengurangi kemiskinan, dan mengurangi pengangguran. Jadi, kebijakan itu tidak asal-asalan, berangkat dari apa yang diinginkan oleh masyarakat luas dan kita jalankan.

 

Saya berharap, dan menyeru kepada presiden yang akan datang program-program yang nyata-nyata membawa manfaat pada rakyat kita, dan dirasakan langsung itu bisa dijaga, kalau beliau mau menambahkan, mengembangkan bagus sekali. Tetapi jangan sampai, ah ini kan yang dulu hilangkan saja ini, saya takutnya rakyat kita kecewa karena itu sudah dirasakan semuanya oleh saudara-saudara kita.

 

Saudara-saudara,

 

Dua hal sebagai contoh mengapa ada program pro-rakyat dan BPJS dan tadi mengapa ada MP3EI. Apa yang dicapai oleh Kalsel. Pak Gubernur, dan semua tentunya tidak mungkin Pak Gubernur bekerja sendiri, tentu ada kontribusi dari DPRD, kontribusi dari semua, bupati, walikota, masyarakat luas, perguruan tinggi, ulama, semua, tanpa do'a ulama tentu, apa namanya, banyak hambatan yang tidak bisa kita atasi, terima kasih.

 

Selamat sekali lagi, jaga capaian ekonomi dan kesejahteraan rakyat, tingkatkan terus jangan pernah merasa berpuas diri, jangan menganggap, ah sudah cukup, jangan berhenti untuk berikhtiar, untuk membikin kehidupan rakyat menjadi lebih baik. Karena Indonesia juga begitu, kami juga begitu, meskipun masuk G-20, meskipun ketika dunia mengalami krisis 2008, 2009 kita selamat, bahkan ekonomi kita tergolong tumbuh tinggi tetapi saya katakan tidak selalu aman, gejolak datang dan pergi, sekarang pun ada gejolak baru, dan kita terus mengatasi siang dan malam. Artinya, kalau di provinsi, kabupaten, kota. Saudara juga mencapai prestasi yang bagus saya bersyukur, saya berterima kasih, saya mengucapkan selamat, tapi jangan pernah kendor terus carilah apa yang bisa dilakukan di hari-hari mendatang, di tahun-tahun yang akan datang.

 

Saudara-saudara,

 

Permintaan Pak Gubernur tadi masalah air bersih, air minum, Menteri PU juga ada di sini, ini juga menjadi prioritas, yang memerlukan, yang memerlukan bantuan air bersih, air minum ini banyak sekali di seluruh Indonesia. Tahun lalu saja saya putuskan ada 1 triliun rupiah khusus untuk membantu saudara-saudara kita yang sulit air.

 

Bapak, Ibu semua tahu saya lahir di kota Pacitan, Jawa Timur, kota yang sepi, kota yang miskin, kota yang tandus, kota yang gersang, dan kota yang sulit air. Tetangga saya dulu, kalau mengambil air 3 km dengan ember. Jadi saya berasal dari daerah seperti itu. Oleh karena itu, saya juga memiliki perhatian, memiliki hati bersama menteri-menteri untuk membantu saudara kita yang mengalami kesulitan. Dengan permintaan yang banyak sesuai dengan kemampuan anggaran kita, Pak Joko Kirmanto bicara dengan Pak Rudy nanti, bicarakan seperti apa tahapannya, prioritasnya mana, agar bisa ditambahkan lagi dukungan fasilitas air minum. Dan saya kira banyak yang disampaikan Pak Gubernur tadi, silakan ditelaah, saya ini tidak suka berjanji, lebih bagus duduk bersama cocokkan anggaran nasional, anggaran provinsi, anggaran kabupaten dan kota, mana yang mampu dibiayai kabupaten dan kota, biayai. Mana yang mampu tingkat provinsi, biayai. Mana yang pusat harus masuk, kita akan bantu. Dengan demikian akan ada sinergi yang bagus dan itu akan baik bagi kita semua, meskipun saya tidak suka berjanji saya meminta dengan serius para menteri terkait tolong di tanggapi dan dibicarakan baik-baik apa yang disampaikan Pak Gubernur tadi. Itulah yang ingin saya sampaikan, saya cek dulu sambutan saya siapa tahu ada satu, dua halaman yang harus saya baca, saya baca yang terakhir saja.

 

Sebelum mengakhiri sambutan ini, paling enak begini, saya minta Saudara Gubernur, para bupati dan walikota untuk bekerja lebih keras mewujudkan, mewujudkan Kalimantan Selatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang baru. Provinsi yang dapat menjadi salah satu hub, hub itu adalah center, pusat yang bisa mengembangkan di sekitarnya, yang bisa menghubungkan ke tempat-tempat yang lain dan menyumbangkan tumbuhnya ekonomi bagi seluruh kawasan di Indonesia.

 

Saya sungguh berharap, semoga proyek infrastruktur yang kita lakukan grounbreaking-nya pada hari ini dapat diteruskan pembangunannya, sehingga dapat diselesaikan tepat waktu, tadi saya cek kepada Pak Hatta kan ini sudah mulai berjalan, sudah ada 10%, 15%, jadi tidak ada istilah berhenti, jalan terus, saya datang kapan pun. Dan saya datang hari ini alhamdulillah dan menandakan bahwa itu berlanjut dengan harapan tepat waktu. Pastikan pabrik-pabrik, pembangkit listrik dan sejumlah infrastruktur perhubungan, seperti pelabuhan, jalan dan jembatan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan makin menyejahterakan kehidupan rakyat kita. Perbaiki kecepatan dan kemudahan proses perizinan dan iklim investasi lainnya.

 

Bapak-Ibu, kalau ada gubernur, bupati dan walikota yang mempersulit setiap urusan, membikin izin berbelit-belit, tidak welcome terhadap investasi, maka investor itu akan balik-kanan mencari provinsi, kabupaten dan kota yang menjanjikan harapan investasinya berjalan. Kalau ada provinsi, kabupaten dan kota, setiap investor yang datang balik-kanan, jangan harapkan pengangguran akan cepat berkurang, jangan harapkan lapangan pekerjaan akan tercipta, jangan harapkan kemiskinan juga berkurang, jadi itu saling memerlukan. Oleh karena itu, sekali lagi perbaiki kecepatan dan kemudahan proses perizinan dan iklim investasi lainnya, cegah korupsi dan penyimpangan, sudah banyak korban, sudah banyak korban.

 

Dulu yang korupsi itu kebanyakan di pusat, setelah reformasi, desentralisasi, otonomi daerah, peran DPR RI, DPRD menjadi besar, korupsi bergeser banyak terjadi di daerah. Mari kita hentikan, ingat para Pejabat, jangan, tergoda untuk melakukan korupsi, sekali lagi korban sudah berjatuhan. Dulu koruptor aman, bersembunyi, tidak tersentuh oleh tangan-tangan hukum, jangan harapkan sekarang . Oleh karena itu, ayo kita betul-betul menjalankan pemerintahan yang bersih sesuai dengan aturan yang berlaku.

 

Berikan dukungan pada penyempurnaan, penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi, dan untuk mempercepat pelaksanaan MP3EI, ya dan tentu mari kita suksekan MP3EI kita khususnya di koridor Kalimantan yang tadi telah dijelaskan baik oleh Pak Hatta maupun Pak Rudy.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan pesan dan harapan itulah, seraya memohon ridho Allah SWT dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim saya resmikan pengoperasian proyek-proyek infrastruktur di Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan ucapan yang sama, saya minta dilanjutkan pembangunan proyek-proyek yang sedang berlangsung sekarang ini.

 

Terima kasih,

 

Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI