Sambutan Presiden RI pd Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Budaya Banjar tgl. 24 Okt 2013

 
bagikan berita ke :

Kamis, 24 Oktober 2013
Di baca 981 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PENGANUGERAHAN GELAR KEHORMATAN ADAT BUDAYA BANJAR

DI BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN

TANGGAL 24 OKTOBER 2013

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam Sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,

Yang saya hormati Saudara Gubernur Kalimantan Selatan, dan para Pejabat Negara dan Pemerintahan yang bertugas di Kalimantan Selatan, baik dari unsur eksekutif termasuk para Bupati, dan Walikota, dari unsur legislatif, dan unsur yudikatif, serta TNI dan Polri,

Yang saya muliakan dan saya cintai serta banggakan para Pemimpin dan Tokoh Adat Masyarakat Banjar,

Para Peserta Kongres Budaya Banjar yang datang dari seluruh Tanah Air, dan

Hadirin sekalian yang saya muliakan,  

 

Mengawali sambutan ini sebagai mukadimah, saya juga ingin menyampaikan satu buah pantun :

Bila sampan-sampan kecil mulai mendekat

Kian semarak pasar apung di pagi hari

Bila kita tegakkan budaya dan adat istiadat

Insya Allah, hidup kita akan rukun dan damai

 

Sungguh merupakan kebahagiaan dan kehormatan bagi saya beserta istri, pada pagi hari yang membahagiakan dan insya Allah penuh berkah ini, atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, kita dapat menghadiri Acara Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Budaya Banjar kepada saya. Acara ini merupakan bagian dari Kongres Budaya Banjar Ketiga Tahun 2013.

 

Kita juga bersyukur pada pagi hari yang istimewa ini, dapat bersilaturrahim dan bertatap muka dengan para tokoh Masyarakat Banjar baik yang ada di Banjarmasin maupun yang datang dari seluruh penjuru Tanah Air. Kita berkumpul bersama dalam suasana penuh persaudaraan dengan tujuan mulia untuk memelihara, melestarikan, dan mengembangkan budaya dan adat Banjar melalui Kongres Budaya Banjar Ketiga ini.

 

Hari ini, saya juga mendapat kehormatan dari Masyarakat Banjar yang menganugerahkan gelar kehormatan adat budaya Banjar, yaitu   "Tutuha Banua Nang Batuah". Anugerah gelar adat budaya Banjar kepada saya ini, pada hakekatnya saya persembahkan kepada seluruh rakyat Indonesia.

 

Atas penganugerahan gelar yang terhormat ini, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Lembaga Budaya Banjar serta seluruh masyarakat Banjarmasin yang saya cintai. Insya Allah, anugerah gelar yang luar biasa ini, dapat lebih mendorong dan memotivasi tekad, semangat,  dan darma bakti saya dalam memberikan pengabdian terbaik kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.

 

Saya juga ingin menyampaikan ucapan selamat datang dan selamat mengikuti Kongres Budaya Banjar Ketiga, kepada para peserta yang datang dari seluruh wilayah Indonesia. Semoga Kongres Budaya Banjar  kali ini dapat menjadi wahana pelestarian dan pewarisan nilai-nilai budaya Banjar yang luhur dan mulia.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Sering saya katakan, bahwa negara kita memiliki kekayaan  adat  istiadat dan budaya yang luar biasa. Kebudayaan bangsa kita, menjadi muara,  perpaduan dari tiga kebudayaan besar dunia, yaitu Kebudayaan Timur, Kebudayaan Islam, dan Kebudayaan Barat. Perpaduan dari tiga budaya besar dunia itu, telah mewariskan identitas yang sarat dengan tata nilai, sistem sosial, serta seni dan budaya yang khas dan kaya ragam. Identitas bangsa yang membanggakan itu, harus terus kita bina dan kita tumbuh kembangkan sebagai potensi dan modal sosial,  untuk menjadi negara-bangsa yang maju, terhormat, dan bermartabat.

 

Keragaman suku bangsa dengan tradisi dan budayanya yang khas dan unik, harus kita jadikan sebagai pilar-pilar keunggulan dalam menghadapi persaingan antarbangsa di era global sekarang ini. Nilai-nilai keunggulan dan budaya positif warisan nenek moyang kita, merupakan kearifan lokal yang harus kita apresiasi, kita pelihara, dan kita sumbangkan bagi peradaban dunia.

 

Pengembangan tradisi dan budaya bangsa, juga sangat penting untuk memperkokoh perisai budaya, cultural shield, di tengah budaya global yang makin mengemuka sekarang ini. Kita harus dapat memilah dan memilih budaya yang tepat dan sesuai pula dengan karakter dan jati diri bangsa kita.

 

Saudara-saudara,

 

Saya mengenal masyarakat Banjar memiliki budi pekerti yang luhur, budaya yang mulia, serta tradisi yang bersendi religi. Sebagai masyarakat yang religius, dari Bumi Banjar lahir sosok Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, ulama terkenal Banjar yang hidup di abad ke-18. Ajaran-ajarannya menjadi sumber penyebaran agama Islam di Asia Tenggara. Orang Banjar terkenal dengan sikap dan pola hidup yang berpegang teguh pada nilai-nilai Ilahiah.

 

Masyarakat Banjar juga memiliki ragam budaya yang khas dan unik, mulai dari adat istiadat, bahasa dan sastra, tradisi madam atau merantau, kesenian, arsitektur tradisional, hingga makanan tradisional. Tradisi budaya Banjar juga sarat dengan pengetahuan dan pesan-pesan filosofis yang dapat kita terapkan dalam membangun karakter bangsa.

 

Budaya Banjar, saya nilai juga memiliki basis budaya yang kuat, merupakan sumber ekonomi wisata  yang dapat dikembangkan, termasuk wisata sejarah, serta memiliki potensi ekonomi kreatif dengan memadukan antara kreativitas seni, dengan teknologi. Oleh karena itu, Kongres Budaya Banjar ini saya nilai penting sebagai wahana untuk memelihara, melestarikan, dan mengembangkan budaya Banjar di masa kini dan masa depan.

 

Saya juga menyambut baik usulan memasukan pelajaran muatan lokal budaya Banjar, pada jenjang pendidikan. Saya serahkan kepada pemerintah daerah untuk bersama-sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat payung hukum dan aturan  yang dapat dipedomani.

 

Upaya pemeliharaan, pelestarian, pewarisan, dan pengembangan kesenian, bahasa dan sastra daerah, kepurbakalaan, serta sejarah dan nilai tradisional menjadi tugas pemerintah daerah  bersama-sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Saya juga senang mendapat informasi bahwa warga perantauan Banjar sepakat untuk menulis buku tentang sejarah orang Banjar di daerahnya masing-masing. Semuanya itu merupakan upaya yang harus kita dukung dan kita apresiasi bersama.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Dari apa yang saya kemukakan tadi, sekali lagi, saya mengajak para peserta Kongres Budaya Banjar untuk menjadikan kongres ini sebagai sarana pelestarian nilai-nilai kebudayaan  Banjar. Mari kita manfaatkan kongres ini untuk memastikan bahwa masyarakat Banjar yang tersebar di seluruh Tanah Air bahkan di mancanegara dapat terus memelihara, menumbuhkan, dan melestarikan tradisi dan budaya Banjar yang khas, yang unik, dan yang religius.

 

Kita tidak boleh membiarkan budaya Banjar yang kita banggakan ini tergerus oleh budaya global. Kita harus tetap memiliki identitas dan jati diri, baik sebagai warga masyarakat Banjar maupun sebagai warga Negara Indonesia yang dikenal dunia  memiliki sesanti  Bhinneka Tunggal Ika.

 

Saya juga mengajak Masyarakat Banjar untuk tetap memegang teguh tradisi budaya, yang sekaligus menjadi ujung tombak dalam pelestarian  kebudayaan Banjar. Mari kita berikan perhatian besar pada kelompok-kelompok permukiman terpencil dan masyarakat pedalaman di wilayah ini, agar mereka juga terlibat aktif dalam melestarikan budaya Banjar.

 

Mari kita gaungkan Maamalakan Nilai Luhur Budaya Banjar, yaitu budaya Banjar yang sudah digali dan dikuatkan kedudukannya untuk terus dikembangkan dan dilestarikan oleh kita bersama.

 

Saudara-saudara,

 

Saya ingin menutup sambutan ini dengan satu buah pantun lagi

Bunga selasih yang tumbuh di tanah datar, tak pernah layu

Terima kasih saudara-saudara kami masyarakat Banjar, Thanks you.

Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, senantiasa memberikan rahmat dan perlindungan-Nya kepada kita sekalian, dalam melanjutkan tugas dan pengabdian kepada bangsa dan negara tercinta.

 

Terima kasih.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI