Sambutan Presiden RI Pd Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional Th 2565, tgl 7 Feb 2014, di JCC

 
bagikan berita ke :

Jumat, 07 Februari 2014
Di baca 844 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK NASIONAL

TAHUN 2565 KONGZILI

DI JAKARTA CONVENTION CENTER

7 FEBRUARI 2014

 




Bismillahirrahmanirrahim,

 

Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia beserta para tamu dan undangan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang saya hormati,

 

Saudara-saudaraku Umat Khonghucu dan masyarakat Tionghoa di seluruh Tanah Air yang saya cintai,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Sungguh merupakan kebahagiaan bagi saya beserta istri, pada sore yang istimewa ini, bersama-sama umat Khonghucu dan masyarakat Tionghoa dapat kembali merayakan Tahun Baru Imlek 2565 Tingkat Nasional. Saya ingin menggunakan kesempatan yang amat baik ini untuk menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek 2565 kepada Saudara-saudara yang merayakannya di seluruh Tanah Air.

 

Di tahun yang baru ini, Saudara-saudara masyakarat Tionghoa dapat menyongsong tahun baru dengan semangat baru pula. Semoga di tahun yang dikenal oleh masyarakat Tionghoa sebagai Tahun Kuda Kayu ini dapat membawa kebahagiaan, kesejahteraan, dan keberuntungan bagi Saudara-saudara semua.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Tahun Baru Imlek merupakan momentum yang tepat bagi umat Khonghucu dan masyarakat Tionghoa untuk melakukan introspeksi diri, melakukan refleksi dan evaluasi, serta menghayati kebersamaan, persatuan, dan perdamaian. Imlek juga merupakan titik tolak untuk menumbuhkan semangat baru, harapan baru, dan merajut kebersamaan di antara sesama warga bangsa.

 

Perayaan Tahun Baru Imlek kali ini merupakan perayaan tahun baru yang sangat istimewa bagi saya pribadi. Inilah tahun terakhir, atau tahun kesepuluh saya mengemban amanat rakyat sebagai Presiden. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, sebagaimana disampaikan oleh Bapak Wawan tadi, alhamdulillah, saya tidak pernah absen untuk ikut serta merayakan Tahun Baru Imlek bersama Saudara-saudara semua. Bahkan benar, jika dihitung sejak Perayaan Tahun Baru Imlek yang pertama dirayakan secara meriah di negeri kita, di masa Presiden Abdurrahman Wahid, Gus Dur, saya telah hadir selama 15 tahun berturut-turut.

 

Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir ini, kita merasakan Tahun Baru Imlek bukan hanya dirayakan secara meriah dan suka cita oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga oleh segenap warga bangsa di seluruh Nusantara. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bangsa kita yang majemuk sesungguhnya dapat hidup rukun, tentram, dan damai. Kerukunan di antara kemajemukan itu telah menjelma menjadi mozaik yang sangat indah di bentangan khatulistiwa. Dengan kerukunan dalam kemajemukan, disertai rasa saling percaya dan toleransi, saya yakin negara kita akan makin maju dan berkembang, akan tumbuh makin cepat, secepat larinya sang kuda yang gagah perkasa milik Kwan Kong, panglima legendaris dalam cerita Sam Kok.

 

Saudara-saudara,

 

Tahun 2565 bertepatan dengan tahun 2014, yang merupakan tahun politik di negeri kita. Tahun ini kita akan menggelar Pemilihan Umum untuk memilih para anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta memilih Presiden dan Wakil Presiden. Melalui Pemilihan Umum, kita akan memilih wakil-wakil rakyat untuk mengemban amanah periode lima tahun mendatang. Melalui Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, kita juga akan memilih Presiden dan Wakil Presiden yang baru yang akan menggantikan saya dan Pak Boediono untuk masa jabatan lima tahun mendatang. Kita semua berharap, semoga para wakil rakyat, serta Presiden dan Wakil Presiden yang akan kita pilih nanti benar-benar menjaga amanah sesuai dengan harapan rakyat, para pemimpin yang mengedepankan kepentingan rakyat dalam bertindak, dan tepat dalam mengambil keputusan dan kebijakan.

 

Dalam kaitan itulah, saya menyambut baik tema besar Perayaan Tahun Baru Imlek kali ini, yaitu "Pemimpin Sejati Berpegang pada Cinta Kasih dan Kebenaran, Bukan pada Keuntungan." Tema ini saya nilai tepat dan kontekstual menjelang Pemilu dan Pilpres beberapa bulan mendatang. Kita tentu sepakat pentingnya memilih pemimpin sejati yang mewakili hati dan kerinduan masyarakat untuk Indonesia yang makin aman, makin maju, makin adil, dan makin sejahtera. Tema ini menjadi pesan, ulangi, tema ini menjadi pesan moral, sekaligus pesan spiritual yang akan membekali kita di dalam memilih wakil rakyat di tahun politik ini. Tema ini juga mengingatkan kita bahwa kepemimpinan sejati adalah wujud dari ketulusan dalam pelayanan, pengabdian, dan keteladanan. Kepemimpinan harus diabdikan demi sebesar-besar kepentingan rakyat.

 

Kita harus yakin, percaya, dan optimis bahwa Indonesia yang makin maju, sejahtera, dan bermartabat dapat kita wujudkan. Kita tidak boleh berhenti untuk terus mengingatkan, mencerahkan, dan memberi rambu-rambu moral agar bangsa kita tidak khilaf dan alpa. Semoga pesan bernas yang terkandung dalam tema yang saya kemukakan tadi, dapat menjadi panduan dasar bagi masyarakat dalam menentukan pilihannya pada Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden mendatang, demi terciptanya Indonesia yang lebih maju, lebih bersih, dan lebih baik.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Dalam 15 tahun terakhir ini, saya selalu mengikuti perkembangan pemberlakuan hak-hak sipil umat dan kelembagaan Khonghucu. Kita memang tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap sesama warga negara. Berbagai hal yang membelenggu umat dan kelembagaan Khonghucu harus dikesampingkan. Saat ini kita bersyukur Umat Khonghucu telah memilik hak dan kewajiban yang sama dengan saudara-saudaranya yang lain di depan undang-undang dan hukum. Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang bertahun-tahun membelenggu berbagai aktivitas warga Tionghoa dan agama Khonghucu telah dicabut. Tahun baru Imlek juga telah ditetapkan sebagai hari libur nasional.

 

Demikian pula, sebagaimana disampaikan oleh pimpinan Matakin tadi, umat Khonghucu dapat dengan leluasa mencantumkan agama Khonghucu dalam Kartu Tanda Penduduk. Perkawinan secara Khonghucu dapat dicatatkan tanpa hambatan di Kantor Catatan Sipil. Pendidikan Agama dan Keagamaan Khonghucu telah diperbolehkan untuk diajarkan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi. Bahkan, kebebasan dan keleluasaan untuk mendirikan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu juga terbuka lebar.

 

Saya merespon baik usulan dari pimpinan Matakin tadi, dan sudah saya sampaikan kepada Menko Kesra selaku Menteri Agama ad interim, agar merespon dengan baik usulan untuk didirikannya Direktorat Jenderal Agama Khonghucu. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah bisa diwujudkan. Tentu saja, Saudara-saudara, dari berbagai langkah dan kebijakan yang dibuka lebar bagi umat Khonghucu dan masyarakat Tionghoa, masih ada yang harus kita selesaikan, harus kita tuntaskan. Prinsipnya, apa yang baik, benar, dan selaras dengan konstitusi harus segera kita selesaikan. Negara kita adalah negara hukum, negara yang memberikan kebebasan untuk menghirup udara segar, beraktivitas, dan berekspresi bagi semua warganya tanpa kecuali.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Kita patut bersyukur sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Tahun Baru Imlek tahun ini berlangsung aman, tentram, damai, dan tetap semarak. Tahun Baru Imlek disambut dengan suka cita, dan telah menjadi bagian dari pesta rakyat yang dinantikan oleh segenap warga bangsa dari berbagai etnis di seluruh Tanah Air. Kenyataan ini patut kita syukuri, selain merupakan pengakuan, penghargaan, dan penghormatan kepada etnis Tionghoa dan Umat Khonghucu, sekaligus juga menjadi bagian terpadu dari mozaik keragaman etnis dan budaya bangsa kita yang majemuk.

Kenyataan ini juga menunjukkan makin kokohnya kebersamaan kita sebagai bangsa yang multibudaya. Kebersamaan di antara etnis Tionghoa dan etnis lainnya di seluruh Tanah Air telah menjadi kesadaran bersama untuk saling menghormati berbagai perbedaan di antara kita. Melalui perayaan Tahun Baru Imlek, persaudaraan kita sebagai sebuah bangsa harus makin kuat dan makin kokoh. Persaudaraan kita sebagai sebuah bangsa tidak boleh terganggu, dan tidak boleh terpisahkan oleh perbedaan etnis dan perbedaan agama yang kita yakini.

 

Saya mengajak Saudara-saudara masyarakat Tionghoa untuk menjaga kebersamaan, solidaritas, dan harmoni antarsesama warga bangsa. Bila kita hidup rukun, damai, bersatu, berjiwa besar, berlapang dada, bekerja keras dan pintar, serta takwa dan tawakkal, niscaya kehidupan bangsa kita akan terus tumbuh dengan baik. Apalagi saat ini, masih banyak saudara-saudara kita yang tertimpa bencana, baik yang masih berada di pengungsian akibat erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara, banjir di Manado, dan kota-kota besar lain di Tanah Air, serta tanah longsor yang terjadi di Jombang, dan daerah-daerah lain pula.

 

Pada kesempatan yang baik ini, pemerintah, baik pusat maupun daerah, saya sampaikan terus mengatasi dan melakukan kegiatan tanggap darurat, serta terus membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana. Sungguhpun demikian, saya mengajak warga Tionghoa dan umat Khonghucu untuk membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang tertimpa bencana tersebut. Mari kita ulurkan tangan, ulurkan rasa kemanusiaan, dan rasa kesetiakawanan agar saudara-saudara kita tidak merasa sendirian dalam menghadapi musibah bencana.

 

Demikianlah sambutan saya, sekali lagi saya sampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek 2565 kepada masyarakat Tionghoa di seluruh Tanah Air. Berbahagia dan sejahteralah di Tahun Kuda Kayu ini. Semoga tahun yang baru ini membawa keberkahan dan keberuntungan bagi Saudara-saudara yang merayakannya di atas kebenaran, yang menjadi tema perayaan Imlek tahun ini.

 

Demikian.

Terima kasih.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI