Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia di Bali, tgl 25 Nov 2013

 
bagikan berita ke :

Senin, 25 November 2013
Di baca 783 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI MENANAM POHON INDONESIA

DAN

 BULAN MENANAM NASIONAL

 DI DESA DATAH, KECAMATAN ABANG, KABUPATEN KARANG ASEM, BALI,

TANGGAL 25 NOVEMBER 2013

 

 


Bismillahirahmanirrahim,

Om swastiastu,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati para Menteri dan para Anggota DPR RI,

Saudara Gubernur Bali dan para Gubernur, Bupati, dan Walikota dari seluruh Indonesia yang hadir pada acara hari ini,

Yang Mulia para Duta Besar dan Pimpinan Organisasi Internasional atau yang mewakili,

Para Pemuka Agama dan Pemuka Adat,

Para Pemimpin Perguruan Tinggi,

Para Pemimpin Tujuh Organisasi Perempuan dan Lembaga Swadaya Masyarakat Bidang Lingkungan,

Para Pimpinan Dunia Usaha, baik milik negara maupun milik swasta,

Para Pelajar, Anggota Pramuka beserta  para Guru dan Pengasuh,

Hadirin sekalian yang saya cintai,

 

Alhamdulillah, untuk yang kesekian kalinya kita bertemu di tempat ini, di tempat yang indah ini, untuk bersama-sama menyatukan semangat,  tekad,  dan langkah kita untuk membuat negeri yang kita cintai ini, serta dunia tempat hidup kita bersama ini menjadi tempat yang makin hijau, makin indah,  dan makin terpelihara lingkungannya. Sesuatu yang diinginkan oleh  anak cucu kita di masa mendatang.

 

Selama 9 tahun saya mengemban tugas memimpin negara ini, saya dan isteri kerap berkunjung ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Saya yakin para menteri, para gubernur, para bupati, dan para walikota juga melakukan hal yang sama.

 

Yang ingin saya sampaikan adalah apa yang kita lihat, ketika kita berkeliling negeri kita. Memori apa yang kita dapatkan ketika kita menyaksikan alam di mana kita tinggal di bumi ini.  Saya harus mengatakan ketika kita melihat bencana alam dengan korban jiwa dan raga yang tidak terkira,utamanya banjir, tanah longsor,  dan kekeringan tentu di luar tsunami, gempa bumi, dan letusan gunung berapi maka hati kita sedih.

 

Ketika kita melihat hamparan tanah yang gersang, kerontang hati kita pun rasanya ikut menjadi kering. Tetapi kalau kita menyaksikan betapa indahnya alam,  pohon-pohon tumbuh subur, hijau, semuanya terpelihara dengan baik,  maka hati kita ikut teduh. Keteduhan hati sangat penting agar hidup kita juga tenteram menghadapi persoalan hidup apapun. Dengan cerita singkat ini, kita semua yang ada di tempat ini, bahkan saya yakin seluruh rakyat Indonesia,  tentu memiliki harapan dan mimpi-mimpi indahnya.

 

Apa yang saya maksud dengan harapan dan mimpi indah itu,  pertama tentu permohonan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, disertai ikhtiar kita agar bencana tidak sering datang. Apalagi bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim, bencana yang sebagian besar diakibatkan oleh kelalaian umat manusia, kelalaian kita,  jangan sering terjadi di negeri tercinta kita ini.

 

Kita juga berharap dan juga berikhtiar, Indonesia yang kita cintai ini makin kedepan makin subur, makin indah, dan makin hijau. Sekali lagi,  agar anak cucu kita mendapatkan kemudahan hidup yang baik, karena alamnya bersahabat, alamnya mendukung kebutuhan mereka di masa depan. Apalagi kalau kita ingat ada kelalaian umat manusia sedunia, termasuk kelalaian umat manusia yang ada di negeri kita, ceroboh, rakus, dan tidak pandai memelihara lingkungan, akibatnya di seluruh dunia sekarang ini sering terjadi bencana alam. Kita  bersumpah, kita bertekad, kita berikhtiar, mari kita lakukan sesuatu agar bumi ini makin baik,  anak cucu kita selamat dari berbagai bencana di masa depan.

 

Saudara-saudara,

Tadi pagi, saya menghadiri perhelatan internasional yang penting yang dilaksanakan di Pulau Dewata ini di Bali, yaitu yang disebut dengan World Culture Forum, Forum Budaya Sedunia, Forum Kebudayaan Sedunia. Kalau di Eropa,  di Swiss,  di kota kecil namanya Davos, itu ada yang disebut World Economic Forum, Forum Ekonomi Sedunia. Kalau di Brazil misalnya,  diselanggarakan World Social Forum, maka di Indonesia mulai tahun ini dan bertempat di Bali kita selenggarakan Forum Kebudayaan Dunia.

Kita mesti bersyukur dan Saudara-saudara kita yang ada di Bali,   karena Insya Allah dari Bali Indonesia inilah kita pancarkan seruan dan janji-janji yang baik untuk masa depan kita melalui Forum  Kebudayaan Internasional itu.

 

Pagi-pagi saya sampaikan juga, sebagaimana yang disampaikan Pak Gubernur, Pak Menteri Kehutanan bahwa jawabannya sudah kita miliki, dan  dari bumi Bali inilah yang menyampaikan pesan yang tepat yaitu Tri Hita Karana.  Ketentraman dan perdamaian dalam kehidupan karena  ada tiga hubungan yang baik, manusia dengan penciptanya, manusia dengan alam semestanya, dan manusia dengan manusia. Falsafah ini ada di mana-mana, di budaya Jawa, budaya Bali, budaya di tempat-tempat lain dan juga di negara-negara di seluruh dunia. Yang penting,  mari kita jalankan sesanti dan falsafah kehidupan yang baik itu.

 

Kemarin, ulangi,  dua hari yang lalu saya berkunjung ke Danau Batur, di kaki Gunung Batur. saya melihat danaunya jernih, bersih. Demikian juga  hutan di sekeliling Danau Batur, di Bukit Kintamani juga indah, subur, dan menghijau. Lereng Gunung Batur yang indah juga ada tanda tanda untuk terus dibangun dan dilestarikan. Hari ini kita ada di tempat ini,  di antara puncak Gunung Agung dengan samudera yang ada di sebelah kananSaudara- saudara semua.

 

Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Pak Gubernur tadi, mari kita jadikan tanah ini menjadi tanah yang membawa kebaikan di masa depan. Pikirkan baik-baik ada semua untuk memikirkannya. Dengan demikian, setiap tempat di negeri kita ini selalu membawa semangat untuk kebaikan, kebaikan bangsa dan negara kita.

 

Hadirin yang saya cintai,

Setelah saya sampaikan kita semua memiliki harapan dan mimpi-mimpi yang baik. Pertanyaannya kemudian,  bagaimana kita mewujudkan harapan itu, mimpi-mimpi akan datangnya Indonesia yang lebih hijau, lebih indah,  dan lebih lestari alamnya.

Jawabannya sangat sederhana,  dan jawaban itu tiada lain,  mari kita menanam dan memelihara pohon, sekarang, bersama-sama,  sebanyak-banyaknya. Tidak perlu diteorikan, yang muluk-muluk, yang sulit-sulit dan kemudian kita bingung sendiri untuk mengimplementasikannya. Mari menanam,  dan kita pelihara setiap saat, bersama-sama dan juga sebanyak-banyaknya. Itu saja, jangan mengeluh, jangan saling salah- menyalahkan, dan  jangan hanya bicara,  tetapi tidak pernah menanam.

 

Akhirnya, tentu saya mengucapkan terimakasih pada seluruh rakyat Indonesia yang sungguh sadar,  dan mau bersama-sama menanam pohon. Saya juga mengucapkan selamat,  dan terimalah penghargaan saya kepada para  penerima penghargaan, para teladan, mereka yang bekerja melampaui kewajibannya sehingga menjadi contoh bagi kita semua.Terimakasih, sekali lagi selamat.

 

Dan, sebelum saya mengakhiri sambutan ini,  sebagaimanaSaudara ketahui,  ini tahun terakhir saya mengemban tugas sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara. Saya beserta pemerintahan yang saya pimpin akan terus bekerja dan bekerja, sampai nanti saya akan menyerahkan kepada presiden kita yang akan datang,  yang akan memimpin kita semua bersama pemerintahannya,  untuk melanjutkan yang baik-baik dari apa yang kita lakukan, kemudian memperbaiki  yang belum baik dari apa yang ada sekarang ini.

 

Dan, selama sembilan tahun ini, di Era Demokrasi dan Reformasi ini banyak sekali gerakan protes dan unjuk rasa. Ibaratnya tiada hari tanpa unjuk rasa. Kadang-kadang datang di tempat-tempat tertentu sambil, sambil menggelar spanduk agar dibaca tuntutan para pengunjuk rasa itu.

 

Sore ini di tempat yang baik ini,  saya juga ingin  berunjuk rasa. Sekali-kali, saya akan menggelar spanduk nanti,  tapi saya minta istri tercinta Ibu Ani mendampingi saya,. Tolong dibantu oleh ADC. Wartawan boleh meliput unjuk rasa saya ini. "Menanam Selamanya".

 

Terimakasih.

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Om Santi Santi Santi Om

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI