Sambutan Presiden RI pd Peringatan HPS ke-33, tgl 31 Okt 2013, di Sumbar

 
bagikan berita ke :

Kamis, 31 Oktober 2013
Di baca 797 kali

SAMBUTAN

 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA KE-33 TAHUN 2013, PERESMIAN JEMBATAN KELOK 9, INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERMUKIMAN SERTA PEMBANGUNAN KEMBALI ISTANA BASA PAGARUYUNG

DI KOMPLEK STASIUN TVRI PADANG, SUMATERA BARAT

TANGGAL 31 OKTOBER 2013

 

 

Bismillahirahmannirahim,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam Sejahtera untuk kita semua.

 

Yang mulia para Duta Besar dan Kepala Perwakilan Negara-negara sahabat,  

 

Yang saya hormati Pimpinan Perwakilan FAO di Indonesia, dan para Pimpinan Organisasi-organisasi Internasional,

 

Yang saya hormati Saudara Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, para Menteri, para Anggota DPR RI dan DPD RI,

 

Yang saya hormati Saudara Gubernur Sumatera Barat dan para Gubernur yang hadir pada acara hari ini, beserta para Pejabat Negara dan Pejabat Pemerintahan yang bertugas di Sumatera Barat,

 

Yang saya cintai dan saya muliakan para Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Mmasyarakat, para Cendekiawan, dan juga Pimpinan Dunia Usaha,

 

Yang saya banggakan para Penerima Tanda Penghargaan,

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Marilah kita sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu wa Taala, karena pada hari yang membahagiakan, dan insya Allah penuh berkah ini kita dapat menghadiri Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia yang ke-33 Tahun 2013, yang kemudian kita rangkaikan dengan Peresmian Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman di Provinsi Sumatera Barat, serta Peresmian Pembangunan Kembali Istana Basa Pagaruyung. Sejak hari Senin yang lalu, sebagaimana tadi disampaikan oleh Menko Perekonomian dan Gubernur Sumatera Barat, selama 4 hari saya berada di Provinsi Sumatera Barat yang indah ini. Saya berkesempatan bersilaturahim, dan bertatap muka dengan  para tokoh Masyarakat Minangkabau yang terbuka dan religius.  

 

Saya juga berkesempatan mengunjungi Perpustakaan Proklamator Bung Hatta yang pada tahun 2006 yang lalu saya resmikan berdirinya, dan sekaligus bermalam di Istana Bung Hatta di Kota Bukittinggi. Kemarin saya juga berkesempatan meninjau Jembatan Kelok 9 di Kabupaten Lima Puluh Kota, meninjau Padang Penggembalaan  Sapi di Padang Mangatas Kabupaten Lima Puluh Kota, dan Istana Basa Pagaruyung, di Tanah Datar yang sungguh indah dan bersejarah.

 

Dari rangkaian kunjungan saya itu, saya sungguh bersyukur, berbahagia, dan bergembira melihat kemajuan pembangunan di Provinsi Sumatera Barat. Boleh tepuk tangan bersyukur kepada Allah, Insya Allah, Allah akan kasih tambahan anugerah kepada kita. Saya berharap, ke depan pembangunan di Provinsi ini dapat terus kita pacu, dan kesejahteraan rakyat dapat terus kita tingkatkan.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Hari ini, di kota Padang pusat budaya Minangkabau yang kita banggakan, kita peringati Hari Pangan Sedunia tahun 2013. Peringatan Hari Pangan Sedunia kali ini, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Menko Perekonomian tadi mengangkat tema, "Sustainable Food Systems for Food Security and Nutrition". Untuk Indonesia, tema itu kita kembangkan menjadi "Optimalisasi Sumber Daya Lokal Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat."  Dalam pidatonya, Perwakilan FAO di Jakarta telah menjelaskan, mengapa tema besar ini penting untuk mengajak masyarakat dunia bersama-sama meningkatkan ketahanan pangan dan kecukupan nutrisi.

 

Saudara-saudara, 

 

Tema ini mendorong kita bersama untuk membangun sistem pangan, menuju ke kemandirian pangan yang kuat. Sistem pangan dan kemandirian pangan yang kuat, kita lakukan melalui optimalisasi sumber daya lokal, sebagai pondasi utama dalam memperkuat kedaulatan bangsa dan negara kita di bidang pangan. Saat ini, hampir 870 juta orang di seluruh dunia menghadapi kekurangan gizi secara kronis, antara lain akibat model pembangunan yang tidak berkelanjutan.

 

Bapak- Ibu, Saudara-saudara, dan Hadirin yang saya hormati,

 

Boleh dikata, di dunia ini setiap 10 orang, satu orang di malam hari tidak bisa tidur nyenyak. Mengapa? Karena perutnya lapar. Mengapa? Tidak cukup mendapatkan kebutuhan pangan dalam kehidupan sehari-harinya. Tentu kondisi dunia seperti ini harus kita ubah, bangsa-bangsa sedunia harus bersatu, bekerja bersama untuk meningkatkan kecukupan dan ketahanan pangan secara global, agar tidak ada lagi suatu saat di dunia ini saudara-saudara kita yang kelaparan, yang tidak bisa tidur di malam hari karena merasa lapar tadi.

 

Model pembangunan yang merusak lingkungan alam serta mengancam ekosistem dan keanekaragaman hayati harus kita akhiri. Untuk mengatasi masalah kekurangan gizi tidak saja diperlukan intervensi langsung yang bersifat spesifik di sektor kesehatan dan gizi. Tetapi juga yang lebih penting lagi adalah melalui intervensi di semua sektor terkait, misalnya, penyediaan pangan yang cukup, penyediaan air bersih, dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, serta penyediaan pelayanan keluarga berencana, dan pendidikan, khususnya pendidikan bagi kaum perempuan.

 

Dalam penanganan masalah gizi, juga diperlukan komitmen kuat dari kita semua, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, lembaga sosial kemasyarakatan dan keagamaan, akademisi, organisasi profesi, pers dan media massa, maupun dunia usaha dan mitra-mitra pembangunan lainnya. Syukur Alhamdulillah, pada tanggal 16 Juni 2013 lalu, Indonesia menerima penghargaan dari FAO atas keberhasilan kita dalam mengurangi secara drastis angka kelaparan yang sejalan dengan  pencapaian Millenium Development Goals. Terima kasih bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Kebijakan terintegrasi dalam rangka perbaikan gizi telah saya tetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013, tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.  Peraturan Presiden ini kita fokuskan pada upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat pada 1000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak janin dalam kandungan Ibu hingga anak berusia 2 tahun.

 

Saudara-saudara,

 

Saat ini, sudah tiba saatnya kita mengubah pola konsumsi pangan secara bertahap, dengan lebih meningkatkan asupan buah-buahan, sayuran, daging, dan ikan, dan mengurangi porsi beras sebagai sumber karbohidrat. Untuk itu, Indonesia harus mengoptimalkan daya sumber perikanan, peternakan, dan peningkatan upaya diversifikasi pangan. Diversifkasi pangan atau keragaman konsumsi pangan merupakan salah satu strategi untuk mencapai ketahanan pangan secara nasional. Upaya untuk memperkuat kemandirian pangan harus kita lakukan.

 

Saya sendiri, 2 hari yang lalu memimpin rapat kabinet terbatas diperluas, di Bukittinggi untuk menyusun rencana aksi peningkatan produksi pangan terutama lima bahan pangan strategi yaitu beras, kedelai, jagung, gula, dan daging sapi. Juga kami bahas untuk menjaga kecukupan serta stabilitas harga bawang, bawang putih, bawang merah termasuk cabai. Setelah melalui pembahasan yang mendalam dengan melibatkan para menteri terkait, para kepala lembaga pemeritahan non kementerian, para gubernur, dan para pimpinan dunia usaha, secara bersama telah menetapkan sebuah rencana aksi yang kita sebut Rencana Aksi Bukittinggi, yang akan segera kita laksanakan mulai tahun ini juga.

 

Rencana aksi ini merupakan program akselerasi, di samping yang sudah kita jalankan program-program peningkatan kemandirian pangan yang berlangsung  selama ini. Melalui upaya ini, Saudara-saudara, kita optimis di tahun-tahun mendatang Indonesia akan semakin mandiri, dan tidak mudah tergoncang oleh gejolak harga pangan dunia. Hal ini semakin penting mengingat ke depan kita dihadapkan pada meningkatnya permintaan bahan pangan. Permintaan pangan meningkat tidak saja karena pertambahan penduduk di negeri kita yang menuju ke angka 250 juta, tetapi juga karena jumlah masyarakat kelas menengah kita yang semakin besar, dari 50 juta dua tahun yang lalu, konon tahun 2030 akan mencapai 135 juta. Saya berharap Hari Pangan Sedunia yang kita laksanakan di Kota Padang ini dapat menjadi momentum bagi terwujudnya kemandirian pangan yang berkelanjutan. 

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Sebagaimana  saya kemukakan tadi, di awal sambutan ini, bertepatan dengan Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia, kita juga akan meresmikan berbagai proyek infrastruktur  di Provinsi Sumatera Barat, yang jenis dan jumlahnya tadi  telah dijelaskan oleh Menko Perekonomian dan Gubernur Sumatera Barat. Kemarin, saya telah meninjau Jembatan Kelok 9 yang kokoh, megah, dan indah, hasil karya anak-anak bangsa yang sangat membanggakan. Yang belum melihat langsung, datanglah, dan lihatlah, makin bersyukur dan makin bangga kepada bangsa sendiri. Sebuah icon konstruksi yang sangat monumental. Jembatan Kelok 9 selain dapat memperlancar arus barang dan jasa, juga menjadi salah satu monumen keindahan alam Minang dalam sektor konstruksi dan transportasi. Dari peninjuan langsung kemarin, saya kagum dengan konstruksi Jembatan yang mengedepankan green construction. Konstruksi Jembatan yang terbentang di lembah dan pegunungan bukit barisan, dan berdiri kokoh tanpa merusak lingkungan kawasan suaka alam.

 

Sampai tadi pagi, Saya dan Istri, Ibu Negara, menerima pesan SMS, dan juga pesan melalui media sosial, yang intinya kurang lebih begini,"Pak SBY, Bu Ani, tolong dijamin jangan sampai ada lingkungan yang rusak." Yang saya lihat kemarin, hutan masih hijau, pohon-pohonan masih lebat, air masih mengalir, kebersihan masih terjaga. Marilah, kita jaga keindahan, dan keutuhan lingkungan itu.

 

Pak Gubernur, saya titip agar mengeluarkan Peraturan Daerah, untuk memastikan bahwa lingkungan yang indah dan hijau, dan baik itu terus kita lestarikan. Jembatan ini sejatinya akan menjadi urat nadi, ruas Bukittinggi-Pekanbaru. Penghubung antar lintas barat, lintas tengah, dan lintas timur, yang semakin padat yang juga menjadi bagian dari konektivitas koridor ekonomi Sumatera dalam MP3EI yang menghubungkan Sumatera Barat dengan Riau,  dan provinsi-provinsi yang lain. Di samping itu, saya berkeyakinan, tadi Pak Gubernur juga sudah menyatakan, dengan kemegahan dan keindahan yang dimilikinya, Jembatan itu juga akan menjadi tujuan wisata yang baru, yang sangat menarik, dan tentu harapan kita meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Yang penting tertib, aman, dan sekali-sekali jangan sampai ada lingkungan yang terganggu.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan diresmikannya berbagai proyek infrastruktur di Sumatera Barat, saya berharap dapat menjadi inspirasi dalam mendorong model pembangunan yang terintegrasi, integrated development. Keberhasilan pembangunan infrastrukttur di provinsi ini juga menunjukkan komitmen  dan kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Ke depan, dengan beragam infrastruktur yang terus kita bangun bersama-sama, insya Allah, provinsi Sumatera Barat dapat tampil sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi terkemuka di negeri tercinta ini. Kalau bertepuk tangan sekaligus berdoalah kepada Allah agar betul-betul yang kita mohonkan itu bisa dicapai.

 

Kemarin siang, saya juga berkesempatan melihat langsung Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Padang Mangatas di Kabupaten Lima Puluh Kota. Sebuah  balai pembibitan ternak Sapi potong berbasis padang penggembalaan seluas 280 hektar lebih dengan alamnya yang indah, dan udaranya yang sejuk segar. Saya melihat, masih ada potensi yang bisa dikembangkan di Padang Mangatas tersebut yang kemarin saya tinjau, di waktu yang akan datang, demikian. Dengan demikian, saya berharap dari Bumi Minang ini, kita juga akan dapat menyumbang upaya peningkatan produksi sapi di Tanah Air. Ini penting, Saudara-saudara, mengingat kebutuhan daging sapi di negeri kita meningkat dengan tajam. Oleh karena itu, solusinya mari kita tambah produksi sapi di negeri sendiri.

 

Selanjutnya, secara khusus saya sangat bersyukur, dan menyambut gembira atas pembangunan kembali Istana Basa Pagaruyung akibat sembaran, ulangi bukan sembaran, sambaran petir yang memicu kebakaran hebat, dan menghanguskan rumah gadang yang bersejarah itu tahun 2007 yang lalu. Istano Basa ini bukan hanya merupakan warisan sejarah yang tidak ternilai harganya, tetapi juga sarana pelestarian budaya, adat istiadat, dan tradisi masyarakat Minangkabau yang terbuka dan religius. Saya juga mengapresiasi disediakannya ruang terbuka hijau di kawasan Pagaruyung yang berada di sekitar komplek rumah gadang Istano Basa Pagaruyung. Ruang terbuka hijau di sekitar komplek Istano Basa ini, akan dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktifitas masyarakat dan generasi muda kita.

 

Saudara-saudara, Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya ingin menyampaikan ucapan selamat kepada para penerima penghargaan pada Hari Pangan Sedunia ini. Saya juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih, dan penghargaan yang tinggi. Pertama, kepada Saudara Menteri Pertanian dengan jajarannya, atas kerja kerasnya di dalam terus meningkatkan ketahan pangan di Indonesia. Juga kepada Menteri Pekerjaan Umum beserta jajarannya, dan Saudara Gubernur beserta jajaran Pemerintah Daerah, serta semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembangunan berbagai infrastruktur di Sumatera Barat ini.

 

Akhirnya, seraya memohon ridha Allah Subhanallahu wataala, dan dengan mengucapkan Bismillahirahmannirahim, Jembatan Kelok 9 dan Proyek-proyek Infrastruktur Pekerjaan Umum, dan Permukiman di Provinsi Sumatera Barat, saya nyatakan dengan resmi dimulai pengoperasiannya. Dengan, dengan ucapan yang sama, Pembangunan Kembali Istana Basa Pagaruyung serta Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pagaruyung, saya nyatakan dengan resmi dimulai penggunaannya.

 

Terima kasih.

 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

KementerianSekretariat Negara RI