Sambutan Presiden RI pd Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1435 H , tgl.14 Jan 2014, di Jakarta

 
bagikan berita ke :

Selasa, 14 Januari 2014
Di baca 9070 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

DI SILANG MONAS, JAKARTA

TANGGAL 14 JANUARI 2014

 

 

 

 

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin, washsholaatu wassalaamu'alaa asrofil anbiyaa-i walmursaliin, sayyidinaa wamaulana Muhammadin, wa'ala aalihii washohbihii ajma'iin, ammaba'du,

 

Yang saya hormati para Tamu Undangan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,

Yang saya cintai para Pemimpin Dewan Syuro dan Dewan Guru Majelis Rasulullah,

Para Jamaah dan Keluarga Besar Majelis Rasulullah, yang saya cintai dan saya banggakan,

Hadirin dan hadirat yang saya muliakan,

 

Marilah pertama-tama, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena kita semua masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan insya Allah kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, dan pengabdian kita kepada umat, kepada bangsa, dan negara yang kita cintai. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah, karena pada hari ini kita kembali memperingati Maulid Nabi junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW. Kita juga bersyukur, sebagaimana yang setiap tahun kita lakukan bersama-sama di tempat ini, kita bermunajat, berdoa, dan berdzikir memohon ridha Allah, memohon pertolongan Allah, untuk kebaikan dan kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai.

 

Sholawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan pengikut-pengikut Rasulullah, insya Allah termasuk kita semua hingga akhir zaman.

 

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah SWT,

 

Saya atas nama negara dan pemerintah, dan selaku pribadi, ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para Pemimpin Majelis Rasulullah, sebagaimana yang dulu senantiasa disampaikan oleh Almarhum Habib Muntsir Al Musawa, untuk bersama-sama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di tempat ini. Ini merupakan tradisi yang baik, kegiatan yang harus dicontoh, karena kita mengagungkan, memuliakan sambil berterima kasih kepada junjungan kita Rasulullah, Nabi Besar Muhammad SAW.

 

Sebagaimana yang sering saya sampaikan Saudara-saudara, bahwa ada tiga tujuan besar mengapa umat Islam, termasuk umat Islam di Indonesia diharapkan selalu memperingati Maulid Nabi. Pertama, kita bersyukur kepada Allah, karena Allah SWT, telah mengutus Muhammad, junjungan kita, Nabi Besar kita, untuk menyebarkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Itu yang pertama, syukur kepada Allah. Yang kedua, kita berterima kasih kepada Nabi Muhammad SAW, karena beliau telah mengajarkan Islam, beliau telah membimbing umat, membimbing kita semua, dan bahkan beliau tercatat abadi dalam sejarah di dunia, telah memimpin perubahan mahabesar, yang sering kita sebut dengan transformasi, mengubah suatu bangsa, peradaban bangsa, dari zaman kegelapan menjadi zaman yang dipenuhi dengan cahaya iman. Itu yang kedua, terima kasih kita kepada Rasulullah. Sedangkan yang ketiga, yang juga sangat penting adalah kita sebagai umat Islam diharapkan bisa mencontoh dan meneladani Nabi Muhammad SAW. Kita meneladani beliau baik dalam kapasitasnya sebagai pribadi, sebagai pemimpin yang agung, dan tentunya banyak yang patut kita contoh dalam kapasitas beliau sebagai Rasulullah.

 

Pertanyaannya kemudian Saudara-saudara, umat Islam yang saya cintai, apa yang perlu kita contoh? Paling tidak ada lima hal yang harus kita teladani dan kita contoh dari Rasulullah. Yang pertama adalah kepribadian beliau, kepribadian Rasulullah, akhlak beliau, budi pekerti beliau, kearifan beliau, keadilan beliau, sikap beliau, tutur kata beliau, kesantunan beliau, dan sikap, serta sifat beliau yang tidak suka dengan kekerasan. Inilah yang pertama, kepribadian Rasulullah yang agung, yang patut kita contoh, umat Islam, dan bahkan bangsa kita. Ingat, Rasulullah sebagaimana yang kita kenali, junjungan kita bukanlah pribadi yang kasar, kasar dalam berucap, kasar dalam bertindak, dan kasar dalam memimpin.

 

Yang kedua, kita mencontoh Rasulullah, karena Rasulullah selalu memimpin dan mendorong umat untuk terus menuntut ilmu, untuk terus bekerja keras. Beliau tidak menyukai umat beliau yang bermalas-malas, yang mudah menyerah, dan hanya pandai mengeluh dan menggerutu. Itu Rasulullah.

 

Yang ketiga, Rasulullah juga mencontohkan agar kita terus berikhtiar, terus berupaya, dan bekerja keras sekuat tenaga. Meskipun keadaannya sangat berat, meskipun banyak sekali peran perimbangan dan hambatan, meskipun seolah-olah persoalan itu tidak mungkin bisa diatasi, tetapi beliau memberi contoh bekerja keras, berikhtiar, dan terus berupaya. Setelah semua dilakukan, beliau bertawakal, berserah diri seraya memohon pertolongan Allah SWT. Sejarah telah mencatat, pertolongan Allah kerap-kerap tiba, pada saat Nabi Muhammad menghadapi permasalahan yang maha berat, Allah tolong, dan akhirnya permasalahan itu bisa dihadapi. Itu yang ketiga, yang jangan pernah dilupakan, kalau kita memperingati Maulid Nabi, dan ingin mencontoh apa yang dilaksanakan oleh Rasulullah.

 

Yang keempat, kita mencontoh Rasulullah sebagai pemimpin yang agung, beliau berhasil memimpin sebuah bangsa yang majemuk, beliau mengayomi semua, beliau membangun toleransi, beliau menjaga ukhuwah dan menjaga kerukunan bagi semua yang dipimpin. Ini amat cocok kalau dikaitkan dengan Indonesia. Indonesia sebagai yang disampaikan oleh Almukarom Habib Ahmad Bin Jindan tadi, adalah umat Islam terbesar di dunia, tetapi bangsa kita adalah bangsa yang majemuk. Islam Indonesia harus memberikan contoh, bahwa Islam adalah menaburkan rahmat bagi semesta alam. Rasulullah telah memberi contoh, insya Allah kalau kita juga lakukan di negeri tercinta ini, maka bangsa kita akan menjadi bangsa yang rukun dan bersatu.

 

Sedangkan yang kelima Saudara-saudara, mengapa kita contoh Rasulullah? Karena beliau di dalam memimpin perubahan mahabesar yang saya sampaikan tadi, itu berhasil. Pemimpin agung yang melaksanakan transformasi besar di dunia ini tercatat yang nomor satu adalah Nabi Besar kita, Muhammad SAW. Beliau memimpin perubahan besar pada zamannya, pada bangsa yang beliau pimpin dengan bijak, menunjukkan arah yang benar. Perubahan dilaksanakan secara bertahap, menjaga keseimbangan, semua diajak, tidak ada yang ditinggalkan, dilaksanakan terus-menerus, dan selama melaksanakan perubahan itu, karena luar biasa cobaan, rintangan, dan tantangannya, beliau bersabar, dan mengajak para sahabat semua juga untuk bersabar, alhamdulillah, Allah Maha Besar, perubahan besar itu bisa dilaksanakan dengan baik, dengan kepemimpinan Rasulullah yang agung.

 

Saudara-saudara, Hadirin-hadirot yang saya muliakan,

 

Kalau kita bawa ke alam Indonesia, kita harus untuk mencontoh apa yang dilakukan oleh Rasulullah untuk memimpin perubahan, memimpin pembangunan sebagaimana yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sekarang ini. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama turut berikhtiar, bekerja, dan berupaya sekuat tenaga mengubah negara kita, membangun Indonesia. Tuhan tidak akan mengubah dan nasib masa depan kita, kecuali kita sendiri yang mengubahnya, tentu dengan izin dan pertolongan Allah SWT.

 

Dalam melaksanakan pembangunan di negeri ini, menuju hari esok yang lebih baik, kita tidak boleh mudah menyerah, tidak boleh gampang marah. Tidak ada jalan pintas, tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita yang mulia. Cuaca pun tidak selalu cerah. Oleh karena itu, kalau kita ingat kembali apa yang dilakukan dan disabdakan oleh Rasulullah, maka kita yakin, kita percaya, di masa depan akan datang eranya Indonesia akan menjadi negara yang makin maju, makin adil, makin aman, dan makin sejahtera.

 

Hadirin-hadirot yang saya muliakan,

 

Siapa yang harus mencontoh Rasulullah? Pertama-tama orang-seorang, umat Islam, kita semua. Yang kedua, keluarga-keluarga kita. Yang ketiga, masyarakat. Dan yang keempat, bahkan bangsa dan negara, karena banyak sekali nilai, perilaku, sikap, dan keteladanan beliau yang harus kita contoh.

 

Saudara-saudara,

 

Tahun 2014 ini, sebagaimana Saudara ketahui adalah tahun Pemilihan Umum. Mari dengan mengingat dan mencontoh apa yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW, dalam menjalani Pemilihan Umum itu mari kita bikin suasananya tetap aman, damai, dan tertib. Bangsa Indonesia tetaplah rukun dan bersatu, cegahlah kekerasan yang tidak perlu terjadi, dan para pemimpin-pemimpin politik, berikan contoh satu kegiatan yang teduh, yang aman, yang damai, yang membawa ketenteraman bagi umat yang ada di negeri kita ini.

 

Dan, ini kesempatan yang baik melalui mimbar yang mulia ini, saya mengajak kepada para pemimpin dan para pejabat yang bertugas di negeri ini, baik di pusat maupun di daerah, meskipun tahun ini tahun politik, untuk terus melayani rakyat, untuk terus mengelola ekonomi, agar rakyat kita tidak mendapatkan kesulitan. Dan terus bekerja sesuai dengan amanahnya untuk memimpin rakyat dan memajukan negeri ini.

 

Saya mendengar dengan seksama hikmah Maulid Nabi tadi. Saya juga mengajak diri saya sendiri dan para pemimpin, senantiasa dekat dengan Allah SWT, selalu terus mencintai, membimbing, dan melayani rakyat, umat yang sama-sama kita cintai.

 

Yang terakhir Saudara-saudara, akhir-akhir ini cuaca atau iklim sedang tidak baik, bahaya banjir kembali datang, ada juga bencana satu-dua di tempat yang lain. Saya berharap, marilah kita berwaspada, kemudian manakala musibah datang, sebagaimana yang sering dilakukan oleh umat Islam, bagi yang memiliki kemampuan lebih, bantulah saudara-saudara kita yang memerlukan. Pemerintah tentu akan terus membantu, terus menangani, dan terus mengatasi bencana itu. Dengan demikian, kesetiakawanan sosial, ini juga sebuah nilai Islam yang patut kita tumbuhkembangkan di negeri tercinta ini.

 

Itulah Saudara-saudara yang dapat kita sampaikan. Terima kasih, sekali lagi kepada para Habaib, para Ulama, para Kyai, dan Jamaah Majelis Rasulullah, atas tekadnya untuk terus menjalankan ajaran Islam yang benar, menjadi teladan di negeri ini, dan kemudian bersama-sama membangun Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

 

Terima kasih.

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI