Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tgl 5 Feb. 2014, di Pekalongan

 
bagikan berita ke :

Rabu, 05 Februari 2014
Di baca 901 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1435 H

DI GEDUNG KANZUS SHOLAWAT

JLN DR. WAHIDIN 70, PEKALONGAN, JAWA TENGAH

TANGGAL 5 FEBRUARI 2014

 

 

 

 

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin, washsholaatu wassalaamu'alaa asrofil anbiyaa-i walmursaliin, sayyidinaa wamaulana Muhammadin, wa'ala aalihii washohbihii ajma'iin, ammaba'du,

 

Yang saya hormati para Menteri, Panglima TNI, Kapolri,

Yang saya cintai Gubernur Jawa Tengah,

Yang sama-sama kita cintai dan muliakan, Al Mukarom Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dan para Habaib, para Ulama, para Kyai, dan para Santri,

Hadirin-hadirat yang saya muliakan,

 

Pada kesempatan yang amat baik, dan semoga senantiasa penuh berkah ini, saya mengajak Saudara semua untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wa taala atas perkenan rahmat dan ridha-Nya, kita semua masih diberikan kekuatan, kesempatan, dan kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, dan pengabdian kita kepada umat, kepada masyarakat, dan kepada bangsa dan negara tercinta. Kita juga bersyukur karena kita dapat kembali memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga peringatan ini juga membawa kebaikan bagi kita semua, dan tentunya bagi bangsa dan negara tercinta.

 

Shalawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga beliau, para sahabat beliau, dan pengikut-pengikut beliau, insya Allah termasuk kita semua hingga akhir zaman.

 

Al Mukharom, Habib Luthfi, sahabat saya,

 

Mewakili teman-teman yang datang dari Jakarta, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, atas prakarsa yang baik, dan atas undangan kepada kami semua untuk bersatu dalam doa, dalam zikir, dalam tekad, pada hari ini dan ke depan untuk memajukan kehidupan bangsa Indonesia, sekaligus apa yang menjadi tema besar, ‘Menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia'. Kalau bangsa Indonesia memiliki semangat dan tekad, dan upaya seperti yang dicontohkan oleh Habib Luthfi selama ini, kita bersatu sebagaimana yang disampaikan Pak Gubernur tadi, kemudian bekerja keras bersama untuk membangun negeri, maka dengan izin Allah subhanahu wa taala Indonesia makin ke depan akan makin maju, makin aman, makin adil, dan makin sejahtera.

 

Persatuan di atas segalanya. Kalau bangsa ini sungguh bersatu, apa pun perbedaannya apakah perbedaan karena agama, karena suku, karena etnis, karena bahasa, karena daerah, tetapi tetap bersatu, berikhtiar bersama, maka tidak ada persoalan seberat apa pun, tentu dengan izin Allah, yang tidak bisa kita atasi.

 

Saudara-saudara tahu bahwa sejak Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945, para pemimpin bangsa terus membangun negeri ini. Mulai Bung Karno, dilanjutkan Pak Harto, dilanjutkan Pak Habibie, dilanjutkan Gus Dur, dilanjutkan Ibu Megawati, sekarang saya lanjutkan, dan insya Allah akan dilanjutkan oleh presiden-presiden nanti, semuanya untuk membangun negeri ini. Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan bukan hanya oleh pemimpin-pemimpinnya, meskipun peran pemimpin tetap penting, tetapi atas kebersamaan dan dukungan seluruh rakyat Indonesia.

 

Alhamdulillah, negara kita sekarang ini oleh dunia makin dipandang sebagai negara yang memiliki perkembangan yang baik,  dunia mengakui. Namun demikian, meskipun kita sudah mencapai banyak hal, apakah di bidang politik, di bidang ekonomi, di bidang pertahanan dan keamanan, di bidang kesejahteraan, di bidang kebudayaan, di bidang hubungan internasional, di bidang pendidikan, di bidang kesehatan, dan yang tidak kalah pentingnya, bidang kehidupan beragama, tetapi tantangan dan permasalahan yang kita hadapi masih banyak. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Nah, pekerjaan rumah ini, sekali lagi, memerlukan persatuan dan kebersamaan kita.

 

Rakyat Indonesia insya Allah akan makin sejahtera, kalau kita terus membangun ekonomi kita. Ekonomi akan dapat kita bangun manakala negara ini dalam keadaan stabil, aman, dan damai. Oleh karena itu, mari seluruh rakyat Indonesia, utamanya saudara-saudara kami yang ada di Pekalongan dan Jawa Tengah ini bergandengan tangan, bersatu-padu, untuk menciptakan keadaan Indonesia yang stabil, aman, dan damai. Menciptakan keadaan Indonesia yang sungguh bersatu, Indonesia atas dasar bangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, Indonesia berdasarkan Pancasila, Indonesia yang menjalankan UUD 1945, dan Indonesia yang bersasanti Bhinneka Tunggal Ika dalam arti, meskipun kita berbeda-beda, tapi tetap satu yaitu bangsa Indonesia.

 

Habib Luthfi, saya terharu, saya bangga, dan saya bersyukur, dari bumi Pekalongan ini terus dihidupkan ajakan bagi bangsa Indonesia untuk terus bersatu kemudian membangun masa depan yang lebih baik.

 

Saudara-saudara Kaum Muslimin dan Muslimat yang saya cintai, dan saya banggakan,

 

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW kita selalu diingatkan bahwa, yang pertama, kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa taala yang telah mengutus Nabi kita untuk menebarkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Memperingati Maulid Nabi, kita juga patut berterima kasih kepada Rasulullah yang telah membimbing, dan memimpin umat manusia dan dalam melaksanakan perubahan maha besar pada zamannya. Dan yang tidak kalah pentingnya, kita harus mencontoh beliau, meneladani Rasulullah. Banyak sekali yang harus kita teladani. Misalnya, kita meneladani kepribadian Rasulullah, akhlaknya, moralnya, budi pekertinya, perilakunya, tutur katanya, dan sebagainya.

 

Kita juga mesti meneladani Rasulullah karena beliau dengan arifnya memimpin bangsa yang majemuk tetapi tetap rukun dan bersatu. Memimpin Madinah dari zaman kegelapan menjadi zaman yang dipenuhi oleh cahaya iman. Beliau pemimpin terbesar di dunia. Kita wajib mencontoh, memimpin bangsa yang berbeda-beda tetapi tetap rukun dan bersatu. Kita harus mencontoh Rasulullah, karena Rasulullah meminta umat Islam menuntut ilmu, bekerja keras, tidak malas, tidak mengeluh, sampai betul-betul masa depannya berubah. Banyak sekali yang harus kita contoh dan teladani dari Rasulullah. Oleh karena itulah, kalau kita ingin Indonesia kita maju, mari di satu sisi sebagai umat Islam kita mencontoh Rasulullah karena semua bisa diterapkan dalam kehidupan kita, dan sebagai warga negara Republik Indonesia marilah kita jalankan tugas kita sebagai warga negara yang baik.

 

Bapak-Ibu, Saudara-saudara yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Tadi Pak Gubernur mengingatkan kita, bahwa bencana alam sedang terjadi di negara kita. Sebenarnya di seluruh dunia sedang terjadi bencana alam. Banjir itu terjadi di Eropa, di Asia, di Amerika Latin, dan banyak lagi negara-negara yang lain. Kebakaran hutan terjadi di Australia. Badai salju terjadi di Amerika dan di Eropa. Allah sedang menguji umat manusia, apakah kita pandai merawat alam kita, menjaga kelestarian alam kita. Karena kalau kita pandai dan arif menjaga alam kita tentu kita bisa mengurangi bencana yang ada. Nah, ketika bencana datang, saya setuju dengan Pak Gubernur tadi, marilah kita bergandengan tangan untuk mengatasi masalah ini.

 

Di Indonesia, misalnya di Sumatera Utara, masih ada bencana letusan Gunung Sinabung. Di Jambi dan di Bengkulu, di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur ada banjir. Demikian juga di Sulawesi Utara dan di Maluku.  Semua sedang mengatasi sekarang ini. Pemerintah Pusat tentu memberikan bantuan sepenuhnya. Namun semua itu juga memerlukan kebersamaan di antara kita masyarakat luas. Harapan saya, kita bisa mengatasi bencana ini dengan, dan kemudian kita melanjutkan pembangunan kita di berbagai bidang untuk hari esok yang lebih baik.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Saya kira itulah inti yang ingin saya sampaikan berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, berkaitan dengan semangat yang digelorakan oleh Habib Luthfi bin Yahya, agar kita menegakkan NKRI dan bersatu membangun bangsa. Dan yang terakhir adalah, bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, Tanah Air-nya luas, sejarah dan peradabannya tinggi, kita memiliki potensi yang juga besar, tahun-tahun terakhir dunia mengakui kemajuan kita.

 

Oleh karena itu, marilah kita wujudkan cita-cita para pendiri Republik Indonesia, suatu saat di abad 21 ini benar-benar bisa menjadi bangsa yang maju, adil, dan makmur. Kalau bangsa lain bisa, bangsa Indonesia harus bisa. Kalau bangsa lain bisa maju, Indonesia bisa maju. Kalau bangsa lain bersatu membangun negerinya dan sukses, Indonesia juga bisa bersatu membangun negeri kita dan insya Allah sukses.

 

Itulah Saudara-saudara, marilah kita jalankan kewajiban kita sebagai umat hamba Allah, marilah kita lanjutkan ibadah kita seraya memohon ridha Allah, dan marilah kita jalankan tugas kita sebagai warga negara Republik Indonesia bersama-sama membangun negeri ini menuju masa depan yang lebih baik.

 

Sekian, terima kasih.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI