AMBUTAN PRESIDEN RI PADA PUNCAK PERINGATAN HARI NUSANTARA KE-9, 24-12-2008

 
bagikan berita ke :

Rabu, 24 Desember 2008
Di baca 1007 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI NUSANTARA KE-9
GRESIK, JAWA TIMUR
TANGGAL 24 DESEMBER 2008

 

Sebelum saya menyampaikan sambutan pada acara yang sungguh penting ini, saya ingin memberikan komentar. Hari ini memang penuh dengan barokah karena banyak sekali yang panen, panen tanda penghargaan dan panen bantuan, saya tadi begitu melihat Pak Fuad sebenarnya ingin menyampaikan penghargaan karena laporan yang saya terima yang saya pelajari, diantara para pimpinan daerah yang berprestasi Gubernur, Bupati dan Walikota muncul nama beliau. Satu, karena dalam APBD itu anggaran pendidikan mencapai lebih dari 40% dan kemudian pembangunan infrastrukturnya bagus. Mengapa beliau berprestasi karena masakannya enak, rahasianya saya baru tahu, mengapa beliau punya prestasi di dua bidang itu.


Bismillahirrahmanirrahim,
 
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Bapak, Ibu Anggota Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,

 

Pak Sarwono Kusumaatmadja hadir di samping sebagai anggota DPD beliau juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, saya perhatikan yang rajin datang beliau setiap kita memperingati Hari Nusantara,

 

Saudara Kepala Staf TNI Angkatan Laut dan para Pimpinan TNI dan POLRI,

 

Saudara Pejabat Gubernur Jawa Timur,

 

Segenap unsur pimpinan provinsi Bupati, Walikota dan segenap pejabat yang bertugas di Jawa Timur, baik dari unsur eksekutif, legislatif dan yudikatif maupun TNI dan POLRI,

 

Para Pimpinan Badan-Badan Usaha Milik Negara dan Pimpinan Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen,

 

Para Pimpinan Perguruan Tinggi, lembaga pendidikan, para mahasiswa dan para siswa,

 

Para Pimpinan dunia usaha terutama yang bergerak di sektor transportasi, utamanya transportasi laut maupun usaha di sektor kelautan dan perikanan,

 

Saudara-saudara para petugas dan karyawan jajaran Departemen Perhubungan serta Departemen Kelautan dan Perikanan,

 

Yang saya muliakan dan saya cintai para ulama, para kyai, para Pimpinan Pondok Pesantren, para pemuka agama serta tokoh masyarakat dan tokoh adat,

 

Saudara-saudara para nelayan dan segenap anggota komunitas, baik yang bergerak di bidang perikanan maupun jasa kelautan,

 

Para Pimpinan Organisasi Kewanitaan,


Bapak  Ibu, Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena kepada kita masih diberikan kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT karena hari ini, di tempat ini kita dapat memperingati Hari Nusantara pada tahun 2008.


Saudara-saudara,

 

Tadi kita telah mendengar apa yang disampaikan oleh Saudara Menteri Perhubungan selaku Ketua Panitia Hari Nusantara tahun ini. Dan apa pula yang disampaikan oleh Saudara Gubernur Jawa Timur hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan di sektor kelautan dan perikanan dan di sektor perhubungan. Dalam sambutan ini, saya akan menggarisbawahi hal-hal yang penting dari apa yang disampaikan oleh kedua beliau tadi. Di samping tentunya saya ingin menyampaikan ajakan dan harapan kepada seluruh rakyat Indonesia, kepada segenap komponen bangsa bagaimana kita ke depan lebih bersatu melangkah bersama, bekerja lebih keras untuk mengembangkan pembangunan, kemaritiman dan kebaharian di negeri tercinta ini untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

 

Saudara-saudara,

 

Saya harus memulai terlebih dahulu dengan ucapan selamat, terima kasih, dan penghargaan saya selaku Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, maupun selaku pribadi, kepada semua pihak baik organisasi maupun perseorangan, yang telah meraih prestasi dan melakukan hal-hal yang luar biasa sehingga menjadi contoh teladan bagi masyarakat luas. Teruslah memberi contoh, teruslah menjadi contoh, teruslah berprestasi demi masa depan bangsa dan negara kita yang lebih baik.

 

Saya juga berpesan agar semua bantuan yang diserahkan tadi, baik oleh Departemen Perhubungan maupun Departemen Kelautan dan Perikanan agar digunakan dengan sebaik-baiknya. Kalau itu infrastruktur tolong dirawat dengan baik, kalau itu juga sarana pelayaran seperti kapal-kapal tadi peliharalah pula dengan sebaik-baiknya, karena anggaran negara yang kita gunakan untuk mengadakan semuanya itu tidak sedikit. Marilah kita pelihara supaya tidak cepat rusak sehingga biaya yang lain, anggaran yang lain, bisa kita gunakan untuk menambah lagi infrastruktur maupun sarana perhubungan, baik untuk kepentingan, pengembangan sektor transportasi maupun sektor kelautan dan perikanan.


Saudara-saudara,

 

Menteri Perhubungan telah menjelaskan dengan gamblang makna dan arti Hari Nusantara ini dikaitkan dengan tema besar 100 tahun Kebangkitan Nasional, yang sekaligus beliau juga mengajak kita tadi untuk melakukan refleksi, melakukan pencerahan bagaimana ke depan kita sungguh memiliki visi, memiliki alam pikiran, menggunakan pendekatan-pendekatan yang tepat bahwa membangun bangsa dan negara menuju kemakmuran rakyat jangan hanya menggantungkan sumber daya yang ada di daratan. Justru kita harus mendayagunakan dan mengelola dengan sebaik-baiknya secara optimal sumber daya yang ada di lautan kita. Yang ingin saya sampaikan adalah, Saudara-saudara, sebagai wujud dari terima kasih dan penghargaan kita yang besar kepada para pendahulu kita adalah mari kita bayangkan kalau Indonesia tidak diakui oleh dunia sebagai negara kepulauan, oleh karena itu saya minta khusus kepada petugas, tolong waktu saya bicara, di belakang saya di tayangkan peta Indonesia.

 

Kalau Perdana Menteri Ir. Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957, 51 tahun yang lalu, tidak mendeklarasikan bahwa Indonesia dinyatakan sebagai satu kesatuan negara kepulauan, yang kemudian periode berikutnya lagi diperjuangkan secara gigih oleh para pakar hukum laut kita diantaranya yang terkemuka adalah Prof. Mochtar Kusumaatmadja, Prof. Hasim Djalal, dan para pakar hukum laut yang lain selama 25 tahun sampai diakuinya konsep dan sistem negara kepulauan oleh masyarakat dunia yang ditandai dengan Konferensi PBB yang di sebut dengan United Nation Convention on Law of the Sea 1982. Kalau tidak ada itu Saudara-saudara, coba dilihat di belakang saya, ini menjadi wilayah pelayaran internasional, negara kita dipecah-pecah, di batasi oleh ramainya lintas pelayaran dunia. Bagaimana mungkin kita bisa memelihara kesatuan, belum keamanannya, belum sisi pertahanannya, belum pengembangan ekonomi secara nasional dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang berjiwa besar mestilah kita berterima kasih dan menghormati para pemimpin, para pendahulu, dan para pahlawan kita termasuk tiga nama yang saya sebutkan tadi Ir. Djuanda, Mochtar Kusumaatmadja, dan Hasjim Djalal.


Saudara-saudara,

 

Luas negara kita ini kurang lebih 8 juta km2 ¾ nya 5,8 juta adalah lautan dan hanya ¼ nya sekitar 2 juta km2 adalah daratan. Garis pantai kita kalau itu disambung begitu adalah termasuk garis pantai yang panjang di dunia 95.180 km. Kalau sapi dijejer disitu sepanjang garis pantai bisa dibayangkan berapa ekor sapi sepanjang garis pantai. Maksud saya itu peluang untuk usaha perikanan, itu peluang untuk bagaimana memajukan masyarakat pesisir dan kaum nelayan di sepanjang garis pantai itu. Jumlah pulaunya berapa Saudara? Masih ingat? Memang agak beda-beda ini, catatan saya di sini 17.480, Pak Jusman mengatakan 17.508, barangkali kalau air pasang ada yang tenggelam dan kecil tidak kehitung, air susut muncul lagi yang jelas lebih dari 17.000. Saya ingin menggambarkan itulah kekayaan kita, masa depan anak cucu kita harus benar-benar bisa membangun, mendayagunakan, mengelola sumber daya yang luar biasa itu.


Hadirin yang saya hormati,

 

Sekarang setelah kita punya Wawasan Nusantara, setelah negara kita ditetapkan sebagai negara kepulauan, apa misi besar kita? Generasi ini maupun generasi-generasi mendatang. Pertama kita bertugas untuk mempertahankan dan mengamankan wilayah nusantara ini yang ¾ nya berupa lautan. Itulah sebabnya tahun demi tahun sejalan dengan  pertumbuhan ekonomi kita, sejalan dengan peningkatan APBN kita, kita mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit untuk meningkatkan kekuatan pertahanan kita, utamanya Angkatan Laut ditopang oleh Angkatan Udara dan juga kekuatan kemananan kita, Kepolisian dan satuan lainnya yang bersama-sama untuk meyakinkan tidak ada satu jengkal tanah pun, satu mil laut pun yang boleh direbut oleh bangsa lain, oleh kekuatan lain. Yang di masa depan tidak boleh wilayah ini begitu saja dijadikan wilayah kejahatan, kejahatan biasanya gabungan antara oknum-oknum penjahat dalam negeri maupun sindikat luar negeri. Oleh karena itu tugas pertama sambil bersyukur, sambil berterima kasih, mari kita pelihara keamanannya dan mari kita pertahankan keutuhannya. Itu yang pertama.

 

Yang kedua, mari kita bangun dan kita kembangkan sumber daya alam yang banyak sekali demi kesejahteraan rakyat kita. Tepat kiranya ke depan ini pembangunan di negeri kita harus bersama-sama secara seimbang, menggunakan, mendayagunakan sumber daratan dan sumber kelautan. Yang ketiga, kita bangun dan kembangkan perikanan kita. Kita tahu masih banyak potensi yang harus kita kembangkan lebih lanjut dari sektor perikanan ini. Memang tidak sedikit biayanya untuk mengembangkan sektor perikanan. Kita memerlukan dermaga-dermaga, kita memerlukan angkutan laut, kita memerlukan pengolahan ikan-ikan kita dan sebagainya. Tetapi arah yang kita lakukan sudah benar makin ke depan makin kita perkuat apa yang diperlukan untuk mengembangkan sumber daya perikanan itu.

 

Yang keempat, di dasar laut di wilayah kita banyak sekali minyak dan gas dan juga mineral. Sebagian sudah kita eksploitasi, sudah berproduksi sebagian belum. Mari ke depan ini anak bangsa, Merah Putih lebih berkibar untuk mengelola dan mendayagunakan sendiri apa yang kita miliki di wilayah nasional kita. Yang kelima mari kita bangun dan kembangkan pelayaran nasional, saya jelaskan nanti apa yang sedang kita lakukan sekarang ini agar kapal-kapal berbendera merah putih menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, di wilayahnya sendiri. Yang keenam jangan sia-siakan indahnya luar biasa, saya sering mengunjungi pulau-pulau yang terpencil, pulau-pulau terluar daerah-daerah pedalaman yang luar biasa keindahan alamnya, keluhuran budaya dan warisannya, sayang sekali kalau itu tidak kita kembangkan menjadi daerah wisata utamanya wisata bahari.

 

Yang ketujuh, kita bangun dan kita kembangkan terus infrastruktur, kalau ekonomi mau maju, infrastuktur mesti kita bangun, membangun infrastruktur biayanya besar, oleh karena itulah kita bangun secara bertahap memadukan biaya Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten dan Kota. Lantas yang kedelapan kita majukan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan dunia maritim dan bahari. Generasi muda kita harus terampil, memiliki pengetahuan dan bisa mendayagunakan apa yang kita miliki dengan konsep Wawasan Nusantara dan negara kepulauan tadi. Yang kesembilan, yang sangat penting kita kembangkan program khusus untuk masyarakat pesisir dan kaum nelayan.


Bapak Ibu sekalian,

 

Saya ini berasal dari Pacitan, saya mengerti suka duka kehidupan nelayan, kalau laut sedang tidak bersahabat, kalau ikan menjauh, musim buruk, berhari-hari bahkan berminggu-minggu tidak mendapatkan tangkapan ikan. Oleh karena itu pernah saya kira dua tahun yang lalu musim begitu buruknya, saya melihat televisi membaca ada badai, gelombang yang sangat tinggi di berbagai wilayah di Indonesia. Saya malam hari telepon Pak Fredy Numberi, ”Pak Fredy, sudah dicek itu ada berapa tempat yang mengalami kesulitan untuk melaut?” Kata beliau sudah, bahkan sudah dipersiapkan bantuan untuk itu. Saya hanya ingin menggambarkan betapa tingginya resiko memilih profesi sebagai nelayan.

 

Kalau menanam padi asalkan tidak ada hama yang luar biasa, alhamdulillah sekarang kita bisa atasi atau tiba-tiba banjir sebagai bencana alam hampir pasti panen. Dan panennya bisa diperkirakan nanam sekarang sekian bulan yang akan datang panen, begitu pertanian. Tapi nelayan yang mencari ikan, saya kira kadang-kadang sulit diprediksi. Oleh karena itu, kita memberikan atensi bagaimana kita betul-betul membantu kehidupan para nelayan. Pembangunan pom-pom solar di tempat-tempat pelabuhan ikan itu adalah salah satu contoh mengapa kita kemarin menurunkan solar dari 5500 menjadi 4800, kita ingat nelayan betapa mereka memerlukan harga solar yang lebih murah dan dengan subsidi-subsidi tertentu. Doakan harga minyak bumi dunia tidak naik dan bahkan turun stabil sehingga siapa tahu insya Allah kita bisa menurunkan lagi harga solar dan premium.

 

Yang kesepuluh, jangan lupa malapetaka akan datang, anak cucu kita akan menderita kalau kita ceroboh memelihara lingkungan. Bukan hanya kita memelihara hutan kita, tidak digunduli, banjir bandang, tanah longsor tapi kita juga harus memelihara terumbu karang semua yang ada di wilayah lautan kita. Oleh karena itu pembangunan harus meningkatkan kesejahteraan rakyat harus, tapi jangan merusak lingkungan. Ini lingkungan kita, Indonesia kita, rumah kita. Mari kita pelihara sebaik-baiknya aspek lingkungan di wilayah lautan. Itulah makna sepuluh langkah besar yang harus terus kita lakukan sebagai rasa syukur sebagai penghormatan kepada pendahulu kita yang telah berhasil menggolkan Indonesia sebagai negara kepulauan dan sekarang diakui oleh masyarakat dunia.


Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Secara khusus saya ingin menggarisbawahi satu dua hal, masih berkaitan dengan pembangunan di wilayah lautan, pembangunan maritim, transportasi laut, kelautan dan perikanan. Pertama untuk transportasi laut, Instruksi Presiden telah kita keluarkan pada tahun 2005 yang terkenal dengan Inpres 5 tahun 2005. Waktu itu saya masih ingat Menhub-nya masih Saudara Hatta Radjasa, yang kira-kira niat kita itu memberdayakan pelayaran nasional. Tadi Pak Jusman, Menhub. mengatakan ”Kita kedepankan azas (inaudible) kemudian transportasi laut di perairan Indonesia harus kapal berbendera Indonesia”. Kita ingin mengembalikan kejayaan armada nasional, apa yang terjadi 2005 sekarang 2008? Tiga tahun setelah itu kalau tahun 2005 dulu jumlah armada nasional kita adalah 6041 unit kapal, tahun 2008 sampai dengan bulan lalu November menjadi 8256 unit kapal naik 36,7 %, boleh tepuk tangan. Kita ingin naik lagi sehingga betul-betul berbendera merah putih kapal-kapal yang mengangkut barang dan angkutan yang ada di wilayah kita ini.

 

Sementara itu dari Inpres Nomor 5 itu yang sekarang terus digalakkan oleh Departemen Perhubungan adalah kapasitas yang di bawa oleh transportasi laut kita, yang di angkut oleh maskapai nasional. Tahun 2005 itu 55,5 % dari keseluruhan yang di angkut, tahun 2006 sudah naik 61,3 %, tahun lalu 2007 naik 65,3 %, 2008 semester satu itu sudah mencapai 71,4 %. Ini yang betul. Yang tidak betul kalau yang lebih banyak berlayar di wilayah kita ini maskapai asing. Mari kita bertekad benar-benar kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri.


Saudara-saudara,

 

Sekarang masalah perikanan, tahun 2005 pula kita mencanangkan revitalisasi maksudnya pembangunan kembali pertanian, perikanan, dan kehutanan. Apa yang terjadi? kerja keras kita semua bukan hanya kerja keras SBY saja, kerja keras kita semua di seluruh Indonesia termasuk para petani.  Tahun ini alhamdulillah kita sudah berswasembada beras, tahun depan harapan kita surplusnya makin tinggi. Berarti yang kita canangkan tahun 2005 dari segi pertanian itu sudah meraih kemajuan-kemajuan yang signifikan. Dari unsur perikanan produktivitasnya terus meningkat, 2005 catatan saya 6,9 juta ton, 2006 naik menjadi 7,5 juta ton, tahun 2007 8 juta ton, 2008 baru kwartal kedua saja sudah mencapai 8,68 juta ton. Berarti arahnya benar, kebijakan kita benar, tinggal bagaimana kita semua lebih bergiat lagi, bekerja lebih keras untuk menyukseskan semua program itu.


Saudara-saudara,

 

Langkah ke depan di bidang perikanan adalah mari kita tingkatkan semua pengelolaan perikanan kita, metode, infrastruktur dan sebagainya. Kemudian mari kita lanjutkan terutama Saudara Menteri Kelautan dan Perikanan, para Gubernur, Bupati, Walikota yang memiliki wilayah lautan pesisir, mari kita terus membantu taraf kehidupan nelayan dan masyarakat pesisir dan mari kita dukung perguruan tinggi, lembaga pendidikan, akademi, untuk betul-betul bisa mendorong mempercepat perkembangan dari sektor perikanan ini.


Hadirin yang saya muliakan,

 

Khusus pemberdayaan wilayah pesisir pulau kecil dan pulau terdepan, saya memberikan atensi yang tinggi, mengapa? Kalau kita tidak pandai-pandai untuk membina, memberdayakan, mengelola, mengawasi, memberi tanda pulau-pulau kita apalagi yang terdepan itu berbahaya. Ingat dalam sengketa dua pulau di sini, Ligitan dan Sipadan, kita kalah dengan Malaysia beberapa tahun yang lalu. Mengapa konon Malaysia dianggap di kedua pulau itu lebih eksis, memiliki kehadiran dalam tanda kutip sehingga seolah-olah lebih dekat dengan Malaysia di bandingkan dengan Indonesia, di masa silam, di waktu itu. Oleh karena itu, mengambil pelajaran dari itu dan memang menjadi kewajiban kita untuk peduli membantu saudara-saudara kita di pulau-pulau terluar, pulau-pulau terdepan, maka tahun-tahun terakhir ini kita memang mengembangkan kebijakan dan program khusus untuk mereka semua.

 

Peraturan Presiden telah saya keluarkan pada tahun 2005 juga, bagaimana kita mengelola pulau-pulau kecil terluar. Sebagai contoh bahwa kita sangat serius, tadi jumlah pulau kita berapa? 17.000 sekian, banyak yang ternyata belum ada namanya, ini dangerous, ini berbahaya kalau tiba-tiba ada negara lain yang meng-claim itu pulau kami, nenek moyang kami ada di situ. Oleh karena itulah, kita lakukan kegiatan besar-besaran tahun 2005, kita telah melakukan inventarisasi dan penamaan pulau-pulau sebanyak 5029 di sebelas provinsi.

 

Tahun 2006 kita lanjutkan lagi 3856 pulau di sebelas provinsi. Agustus tahun lalu kita telah mendaftarkan 4981 pulau pada pertemuan UN Conference on the Standardization of Geographical Names. Harus diakui, harus disahkan oleh komunitas dunia agar betul-betul sah terdaftar. Ini akan terus kita lanjutkan sehingga  tidak ada satu pun pulau di negeri kita yang tidak terdaftar, tidak tercatat dan tidak diberikan namanya.


Saudara-saudara,

 

Dengan penjelasan itu maka menutup dari sambutan ini saya ingin memberikan instruksi kepada para Menteri, Kepala Daerah baik Gubernur, Bupati, dan Walikota karena mereka semua jajaran pemerintahan. Presiden menurut Undang-Undang Dasar adalah pemegang kekuasaaan pemerintahan, wajib hukumnya di negeri ini semua jajaran pemerintahan menjalankan Instruksi Presiden. Ini bukan politik, ini adalah sistem pemerintahan yang harus kita jalankan dengan sebaik-baiknya karena semuanya itu tujuannya untuk pembangunan, tujuannya untuk rakyat bukan tujuannya untuk orang seorang. Kepada Menteri Perhubungan terus tingkatkan kinerja pelayaran nasional kita. Bangun dan tata secara terus menerus infrastruktur pelayaran nasional, lakukan inspeksi secara berkala agar semua maskapai transportasi, utamanya kelautan memiliki kelaikan dan standar keamanan, setuju jangan terjadi lagi kecelakaan-kecelakaan di lautan.

 

Saya memeriksa tahun depan paling tidak 12 triliun anggaran dari Dephub untuk membangun infrastruktur di seluruh Indonesia. Gunakan itu untuk membangun infrastruktur tepat sasaran jangan ada yang belok ke sana ke mari sehingga dengan demikian bisa berguna bagi kehidupan masyarakat kita. Pada Saudara Menteri Kelautan dan Perikanan dan pengurus Dewan Maritim Indonesia, mari kita terus kembangkan, mengembangkan kebijakan yang cerdas yang tepat untuk sektor kelautan dan perikanan kita, seraya tetap memelihara kelestarian lingkungan.

 

Kita lanjutkan revitalisasi di sektor perikanan, berdayakan nelayan di seluruh tanah air, bantu dan permudah urusan mereka. Dan kemudian bangun, dorong generasi muda kita termasuk pramuka bahari dan berbagai organisasi untuk makin mencintai lautan kita, memiliki semangat yang lebih tinggi untuk membangun wawasan dan pembangunan kebaharian. Meskipun tidak hadir Menteri Kebudayaan dan Pariwisata bertugas untuk berkreasi, berinovasi, bersama para Gubernur, Bupati dan Walikota membangun wisata kelautan. Jangan sia-siakan, banyak negara lain yang tidak lebih indah dibandingkan negara kita tapi mereka maju, mestinya kita lebih maju lagi karena kita punya yang mesti kita jual dan wisatawan datang berbondong-bondong ke tanah air kita. Meskipun alhamdulillah angkanya makin bagus wisatawan yang datang ke Indonesia tetapi harapan kita lebih besar lagi di waktu yang akan datang.

 

Kemudian berkenaan dengan yang disampaikan Menhub tadi, tahun depan ada tiga perhelatan besar. Indonesia akan menjadi sohibul bait yaitu Konferensi tentang World Ocean di Manado memelihara lautan sambil memelihara lingkungan. Ada lagi Coral Triangle Initiative bagaimana kita bersama-sama enam negara lain merawat baik-baik wilayah ini, sehingga kelestarian sumber daya lautan di pelihara lingkungannya terjaga. Ini adalah ide Indonesia, pertama-tama saya sampaikan di Sidney pada tahun 2007 di depan Asia Pacific Economic Cooperation Summit yang kemudian saya sampaikan kembali atau saya sampaikan pada forum yang lain di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dan ini mendapat dukungan, mari kita sukseskan mengamankan negara kita termasuk wilayah lima negara sahabat.

 

Dan yang terakhir Sail Bunaken bagus kalau kita sukseskan, menarik wisatawan, mengembangkan daerah, meningkatkan persahabatan dengan bangsa lain di dunia. Saudara  Kasal tolong disukseskan dan pejabat-pejabat yang lain.

 

Itulah Saudara-saudara yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Marilah kita tetap menjadi bangsa yang optimis, bangsa yang berpikir positif, bangsa yang berjiwa terang, bangsa yang bersyukur pada Allah SWT, bangsa yang sabar, tegar, tawakal menghadapi ujian, bangsa yang tidak pernah berhenti berikhtiar untuk membangun  hari esok yang lebih baik. Kita ingin hari esok lebih baik dari hari ini, agar tidak merugi dan percayalah setiap masalah ada solusinya. Bersama kesulitan ada kemudahan. Dengan pesan dan harapan itu mari kita melangkah ke depan mewujudkan impian kita, masyarakat Indonesia yang aman, adil, demokratis dan sejahtera.
 
Demikian Saudara-saudara.

 

Terima kasih.

 

Wassalamualaikum Wr.Wb.