Angka Serapan Dana Desa Tinggi, Presiden Apresiasi Peran Pendamping Desa

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 02 Februari 2019
Di baca 1249 kali

Presiden Joko Widodo mengapresiasi realisasi penggunaan Dana Desa di Provinsi Jawa Timur yang mencapai angka 99,6 persen di tahun 2018. Menurutnya, hal ini bisa tercapai karena kerja keras dan militansi seluruh pihak terkait utamanya para pendamping desa.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019 di Provinsi Jawa Timur. Acara ini dihelat di DBL Arena, Kota Surabaya, pada Sabtu, 2 Februari 2019.

"Saya melihat dibanding provinsi-provinsi lain, di Jawa Timur ini pendamping desa begitu militan untuk desanya masing-masing. Tadi saya dibisiki oleh Pak Menteri Desa, realisasi di 2018 berapa persen, Pak Menteri? 99 persen. Sangat sangat tinggi sekali," kata Presiden seperti dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Dalam empat tahun pelaksanaan Dana Desa, Provinsi Jawa Timur telah mendapatkan Rp19 triliun. Presiden berpesan agar uang sebesar itu tidak kembali ke kota atau bahkan kembali ke Jakarta.

"Usahakan agar uang-uang itu berputar terus dari desa ke desa," kata Presiden.

Presiden menjelaskan, dengan perputaran uang yang semakin banyak di desa, maka kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat.

"Teorinya adalah semakin uang beredar di desa-desa, kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat. Itu teori ekonomi yang tidak bisa diutak-atik lagi," jelas Presiden.

Kembangkan Potensi Desa

Pada kesempatan ini, Kepala Negara memaparkan beberapa capaian Dana Desa selama empat tahun. Sejak digulirkan pada tahun 2015, sejumlah Rp187 triliun telah digelontorkan pemerintah ke desa melalui program Dana Desa ini.

"Kita lihat dari Rp187 triliun sampai akhir 2018 telah dibangun 191.000 kilometer jalan desa, panjang sekali," jelas Presiden.

Dari Dana Desa juga telah dibangun sebanyak 24.000 Posyandu, 50.000 PAUD, dan 8.900 pasar desa yang tersebar di seluruh Tanah Air. Selain itu, sejumlah infrastruktur lain seperti irigasi, embung, air bersih, hingga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dibangun juga merupakan buah dari program Dana Desa ini.

"Artinya ini sebuah pekerjaan besar yang banyak selesai. Tetapi memang sering ketutup karena pembangunan jalan tol, airport dan pelabuhan besar. Padahal ini lebih fundamental menurut saya," kata Presiden.

Untuk ke depannya, selain untuk pembangunan infrastruktur, Presiden berharap Dana Desa ini penggunaannya digeser ke pemberdayaan ekonomi dan inovasi-inovasi desa. Misalnya, pengembangan desa yang memiliki potensi wisata yang baik.

Presiden memberikan contoh Desa Umbul Ponggok di Jawa Tengah. Menurutnya, setelah digarap dengan baik, kini desa tersebut bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp14 miliar per tahun dari sektor wisata.

"Daerah yang lain juga bisa mengerjakan ini dengan pola yang sama tapi mungkin produknya berbeda. Kenapa tidak. Sekali lagi potensi kekuatan desa sekarang ini menjadi sebuah fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air kita," jelas Presiden. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0