Arahan Presiden di Satkorlak Bengkulu

 
bagikan berita ke :

Senin, 17 September 2007
Di baca 1397 kali

TRANSKRIPSI
ARAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DI SATKORLAK BENGKULU
17 SEPTEMBER 2007

 

Bismillahirrahmanirrahim,
Terima kasih Saudara Gubernur atas laporannya. Dan memang mengelola keadaan seperti ini tidak semudah yang dibayangkan oleh banyak orang, apalagi kalau belum pernah menghadapi keadaan seperti ini. Kalau saya bicara, karena selama 3 tahun ini, saya berada di lapangan di depan bersama juga pejabat yang lain, Gubernur, Bupati, Walikota, TNI, Polri, PMI, tentu Bakornas sendiri dan pihak-pihak lain, termasuk para LSM. Jadi kalau saya bicara hari ini atas dasar pengalaman, atas dasar apa yang kita lakukan selama ini, mana yang pas, mana yang tidak pas, mana yang harus dapat dilakukan, mana yang memang keadaan selalu tidak mudah ya. Oleh karena itu, saya memberikan apresiasi kepada semua yang bertugas melaksanakan tanggap darurat sejak gempa bumi terjadi 12 September yang lalu hingga hari ini.

Apapun yang saya berikan penghargaan dan ucapan terima kasih, karena Saudara sudah berusaha berbuat yang terbaik, sudah mengelola keadaan, melakukan pendistribusian, merawat yang sakit, mengebumikan yang meninggal saudara-saudara kita, dan kegiatan-kegiatan tanggap darurat yang lain. Saya ingin diteruskan, ditingkatkan. Dan pemimpin, saya minta semua turun ke lapangan. Saya tidak bisa menerima alasan, justru pada saat yang kritis, pemimpinnya tidak menjalankan tugas kepemimpinan. Inilah pemimpin, siapapun, tingkat apapun, justru pada saat-saat yang menentukan, dia berada di lapangan mengambil resiko, mengatasi, memberikan direction ataupun instruksi-instruksi kepada pimpinan bawahannya, membimbing rakyat, mengarahkan rakyat, sehingga semua bisa dilakukan dengan baik. Kalau pemimpinnya tidak ada, takut, tidak mau mengambil resiko, ya bukan pemimpin, ini sangat mendasar.

Saya menyerukan di seluruh tanah air, siapapun yang ingin menjadi pemimpin, persiapkan sebaik-baiknya, mentalitasnya, kesediaannya untuk berkorban dan pengetahuan, serta ketrampilan yang lain, karena yang dipimpin rakyat, yang dipimpin daerah, keadaan tidak selalu mudah, di situ ya. Saya juga tidak bisa menerima, karena pemimpin-pemimpinnya mengungsi, sehingga pengelolaannya kurang baik, sambil mengungsi pun masih bisa mengeluarkan perintah-perintah, sambil mengungsi pun karena memang barangkali masih ada gempa susulan, kemungkinan tsunami, saya tidak menyalahkan, mereka meninggalkan tempat, tapi tidak berarti tugas kepemimpinan, pekerjaan pemimpin tidak dijalankan, harus tetap dijalankan.

Mereka yang trauma, oke. Ulama memberikan pendekatan-pendekatan keagamaan spiritual, tapi yang diperlukan juga kembali Bupati, Camat, Kepala Desa memberikan arahan, itu berita tidak benar, berita ngaco, ini memang ada warning dari BMG, sehingga sahih. Dengan demikian, begini cara mengatasinya, begini langkah-langkah yang dilakukan, begitu. Sambil saya menyeru masyarakat luar, jangan dalam suasana seperti itu menimbulkan, memberikan desas desus, rumor yang tidak perlu. Kepada pers saya tekankan juga, berikan berita yang akurat, ambil sumber-sumber yang resmi. Merugi kita dalam keadaan seperti ini, masing-masing berpikir, berjalan mewartakan sesuai dengan keinginan sendiri-sendiri. Ini perlu, perlu.

Oleh karena itu, saya akan lihat di depan nanti di Muko-muko, di Lunang, di Painan, apa yang dilakukan oleh para pemimpin, distribusinya. Kalau perlu tujuh malam tidak perlu tidur pemimpin di situ. Itulah memang ya di situ. Kalau pemimpin tidak memimpin, hampir pasti tidak akan berhasil. Ya, saya akan lihat nanti seperti apa. Dan ini babak baru, bagaimana negeri ini kita kelola, masyarakat kita pimpin, masalah kita atasi dengan cara pemimpin berada di depan untuk mengatasi masalah. Selalu ada kekurangan di sana di sini, negara manapun juga, negara-negara yang besar, seperti Amerika Serikat mengatasi bencana di New Orleans, terus di negara-negara besar yang lainnya di China, di India, Eropa, di Greece, juga ada masalah-masalah, mereka juga tidak selalu mudah. Kita tahu, tetapi ya pemimpin sedapat mungkin, sejauh mungkin, sedikit mungkin bekerja untuk mengatasi masalah itu.

Saya mengecek tadi. Mengapa? Supaya betul-betul yang memerlukan kita berikan bantuan. Saya tidak senang, kalau ada satu pun warga negara kita, penduduk Bengkulu yang betul-betul memerlukan bantuan, tidak kita bantu, wajib hukumnya. Satu orang pun harus kita bantu. Tetapi tentu semua itu ada logikanya, ada datanya, dilakukan pengecekan. Dengan demikian, jangan sudah dalam keadaan seperti ini yang ditulis, yang dihitung tidak masuk akal. Kita juga harus akuntabel di situ. Sekali lagi dasar saya pengalaman, 3 tahun di banyak tempat. Jadi ini penting.

Baiklah Saudara-saudara, yang sudah dilakukan, laksanakan terus, kekurangan-kurangan perbaiki dan tekanan saya adalah kepemimpinan harus dijalankan dengan benar, ambillah resiko, ambilah pengorbanan untuk rakyat kita. Oleh karena itulah, saya juga ingin merasakan nanti, saya ingin bermalam juga di tempat yang katanya masih ada gempa. Dulu di Nabire saya tidur di tenda, masih bergetar-getar. Saya merasakan, supaya instruksi saya, kebijakan saya, keputusan saya tepat. Demikian juga waktu tsunami, waktu di Nias segala macam. Kalau saya, kalau saya saja yang ada di lapangan, jangan yang lainnya, mengungsi dan tidak memberikan perintah-perintah, arahan-arahan, bimbingan apapun. Mari kita ambil tanggung jawabnya, mulai dari saya sampai ujung paling depan dari pemimpin-pemimpin di negeri ini. Kalau itu yang kita lakukan, insya Allah seberat apapun akan dapat kita atasi.

Demikian Pak Gubernur dan semua pejabat. Sekali lagi, lanjutkan, tingkatkan, perbaiki dan saya bukan hanya menyerukan, saya menginstruksikan semua Pejabat Pemerintah untuk kembali ke tempat, menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati, korbankan waktu, pikiran, ambil risiko, agar rakyat kita tenang ada yang memimpin dan ada yang mengatur.

Demikian terima kasih dan saya akan melanjutkan perjalanan ke depan. Mudah-mudahan semua masalah dapat kita kelola dengan baik. Dan yang meninggal sudah dikebumikan semua pak Gubernur? Sudah, dengan cara-cara yang baik. Sampaikan bela sungkawa saya, saya ulangi lagi kepada keluarga korban.

Demikian Saudara.
Terima kasih.

 

*****

 

Biro Pers dan Media
Rumah Tangga Kepresidenan