Belajar Berwirausaha, Kemensetneg Adakan Webinar

Indonesia  | English
bagikan berita ke :

Selasa, 21 Desember 2021
Di baca 1763 kali

“Melalui kegiatan pada hari ini , kita semua dapat menimba ilmu dan belajar dari para narasumber sehingga memungkinkan bagi PNS untuk bisa memulai usaha serta bagi yang sudah memulai bisa kita minta informasi. Kemudian ada etika yang tetap kita jaga, conflict of interest yang harus kita perhatikan selain pelaksanaan tugas dan fungsi kita di Kemensetneg jika nanti ingin memulai usaha,” kata Agussalim sebagai Kepala Biro SDM saat membuka sesi sharing session entrepreneurship bertajuk “PNS Berkinerja Sambil Berwiraswasta, Bisakah?” pada Selasa (21/12).

Berlangsung dalam jaringan (daring), webinar mengundang empat narasumber yang akan berbagi pengalaman dan kiat berbisnis dengan profesional tanpa mengganggu kinerja sebagai pegawai. Semakin banyaknya kebutuhan membuat banyak orang mulai berpikir menambah penghasilan termasuk ASN. Selain menambah penghasilan, berbisnis juga dapat memperluas jaringan atau relasi dan untuk mengisi waktu luang.

Sebagai narasumber pertama, Pendiri Kinarya Anak Bangs sekaligus Pengusaha, Rosita YS Wibawa membagikan pengalaman dalam berwiraswasta. “Sharing pengalaman ini semoga bisa menjadi cermin untuk bapak ibu menentukan pilihan bagaimana berwiraswasta sambil berkarier,” ucap Rosita.


Dalam berbisnis, ia menerangkan beberapa strategi untuk membangun support system agar bisa mulai mencari peluang berpenghasilan lebih selagi bekerja kantoran. Strategi tersebut antara lain dengan mengenali potensi keluarga lalu berbagi peran dengan pasangan. Selanjutnya, memanfaatkan dan membagi waktu 24 jam untuk pasangan, anak-anak, pekerjaan, dan sosial. Ketiga adalah dengan membuat aturan keluarga, seperti Perjanjian Pernikahan yang bisa dipedomani sebagai regulasi atau semacam undang-undang dalam keluarga (Pacta Sunt Servanda).

Narasumber kedua yaitu seorang Fulltime Officer dan Travel Business Owner, M. Arif Rahman. Bertahun-tahun menggeluti berbagi bisnis, Arif mempelajari sembilan hal penting yakni sebagai berikut. Bisnis adalah tentang keberanian melihat peluang dan mengatasi kegelisahan; Bisnis merupakan pengorbanan waktu; Bisnis memerlukan kerja sama tim/partner dengan visi yang sama; Tidak semua bisnis memerlukan modal awal namun kepercayaan dan personal branding; Bisnis adalah tentang layanan dan servis, bukan hanya perang harga; Dalam berbisnis lebih baik hilang uang dari pada nama baik; Bisnis tidak boleh terlalu membuat terlena; dan Gagal/jatuh dalam berbisnis itu biasa, yang terpenting adalah bangkit kembali.

Paparan selanjutkan dibawakan oleh Public Speaker, Banker, dan VP-Head of Faculty and Program Management, Mandiri University, Ade Suryana yang memberikan beberapa kiat berbisnis mulai dari mental karyawan menjadi usahawan. Ia menjelaskan jika ingin mulai berwiraswasta maka seseorang harus siap keluar dari zona nyaman. Kemudian, ketika sedang berbisnis harus tahan banting dan memiliki mental yang Tangguh. Berikutnya adalah membangun jaringan, merupakan suatu impak yang luar biasa saat menjadi wirausahawan berbarengan dengan status sebagai karyawan sehingga koneksi yang dimiliki sangat luas. Kemudian Ade menekankan untuk terus mau belajar walaupun usaha diawali dengan susah payah karena tidak ada sesuatu kesuksesan yang instan. Tidak lupa, Ade mengajak untuk mencintai dan menekuni usaha yang sudah dimulai tersebut.


Lalu, apakah diperkenankan seorang pegawai atau ASN bisa menjadi seorang Enterpreneur? “Bisa dilakukan sepanjang berintegritas yaitu tidak ada conflict of interest, tidak bertentangan dengan kode etik profesi, dan tetap loyal serta berprestasi di tempat kerja,” tegas Ade sambil mengingatkan peserta webinar untuk memperhatikan work-life balance.

“Ketika kita berperan sebagai Personal dan Profesional serta mampu menjalankan work-life balance dengan baik dan bijak maka anda telah menjadi Meaningful People yang mempu memberikan arti, bertanggung jawab, dan konsekuen,” pungkas Ade.

Mengakhiri webinar, VP Micro Personal Loans Bank Mandiri, Puntuh Wijaya menyampaikan pentingnya perencanaan keuangan. Memiliki bekal di hari tua dapat dilakukan dengan memulai berinvestasi baik dalam bentuk aset maupun passive income. Puntuh juga mengingatkan untuk bijak dalam berhutang dengan memeriksa kemampuan membayarnya dan mempelajari jenis hutang guna memenuhi kebutuhan hidup. (DEW-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           0           0           0           0