Bersama Selesaikan Persoalan Dalam Negeri

 
bagikan berita ke :

Jumat, 05 Februari 2016
Di baca 594 kali

"Ini menjadikan kita optimis, ini modal untuk berani menatap ke depan karena situasi-situasi yang sangat berat. Tahun kemarin bisa kita hadapi, meskipun setiap saat kita tidak tahu negara lain akan terguncang seperti apa. Kita lihat pertumbuhan ekonomi di Brazil, Rusia, sudah pada posisi -2,7 persen, -3 persen," kata Presiden pada Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Tahun 2016 di Jakarta Convention Center, Jumat 5 Februari 2016. Demikian seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.

Oleh sebab itu, lanjut Presiden, kita perlu bergotong-royong menyelesaikan persoalan di dalam negeri. Persaingan yang terjadi saat ini, bukan lagi antar individu, antar kota, tapi sudah antar negara. Untuk itu, Presiden mengingatkan jika kita tidak bersatu, masih bercerai berai akan berat menghadapi situasi yang sulit.

Di awal sambutannya, Presiden mengatakan bahwa PKB adalah partai terbuka bukan eksklusif milik warga NU. "Tapi tetap saja sekarang saya merasa sedang berdiri dihadapan IGGI, Ikatan Gus Gus Indonesia," kata Presiden.

Ia menyampaikan apresiasi kepada keluarga besar PKB atas kebersamaan dengan pemerintah dalam suatu perjuangan politik untuk rakyat. Pada tahun 2015, kata Presiden, Indonesia tengah dipontang-pantingkan dengan situasi global yang tidak menentu, di mana terjadi krisis yang bermula dari Yunani. "Kita bingung dan mempersiapkan apa yang harus kita antisipasi dan disiapkan," ucap Presiden.

Belum selesai menghadapi krisis global, muncul depresiasi yuan yang saat itu menjadi perhatian kita. "Itu juga kita pontang-panting dan ada lagi kenaikan suku bunga The Fed di AS," ujar Presiden.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi itu menunjukkan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi batas antara negara dengan negara, dan juga regional dengan regional, sehingga begitu terjadi masalah di suatu negara akan berimbas ke negara lain. "Begitu ada negara besar ekonomi turun, maka negara yang lain ikut bergerak turun," kata Presiden.

Kondisi itu menunjukkan bahwa kita telah memasuki era global dan yang perlu diingat bahwa persaingan-persaingan global sudah bukan akan lagi. "Tapi sudah kita masuki sejak awal Januari lalu dengan dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN," tutur Presiden.

Kunci dari memenangkan persaingan global bukan dari penguasaan sumber daya alam (SDA) tapi justru terletak dari sumber daya manusia (SDM). "Tidak ada yang lain. Kuncinya adalah di SDM, siap tidak kita?" kata Presiden.

PKB : Partai Humanis-Religius Utamakan Pluralismen dan Toleransi
Selanjutnya Presiden menekankan bahwa Demokrasi Indonesia tidak akan matang, tidak akan berdiri tegak, kalau partai politik hanya sibuk mengejar kekuasaan, mengabaikan kebajikan politik, meremehkan fatsun politik, melalaikan kaderisasi, dan tenggelam dalam praktik oligarki.

Sebagai partai penjaga keutuhan Bangsa Indonesia, sebagai partai humanis relegius, sebagai partai yang mengedepankan pluralitas dan toleran, Presiden berharap PKB tidak terjebak pada defisit kebajikan tersebut.

Presiden berharap di tahun percepatan kerja, PKB mampu menjaga kehidupan masyarakat harmonis, bekerja tidak monoton, tidak terjebak dalam rutinitas dan turut menyiapkan masyarakat dalam era kompetisi dan mengantisipasi perubahan cepat yang terjadi.

"Sekali lagi saya ajak seluruh peserta mukernas dan kader PKB dari Sabang sampai Merauke untuk meresapi dan menerapkan semangat holopis kuntul baris. Bersemangat bahu-membahu dan semangat kebersamaan membangun bangsa dan negara," ujar Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Ade Komarudin dan Ketua DPD Irman Gusman. Acara ini dihadiri pula oleh para menteri Kabinet Kerja dan juga pimpinan partai politik. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0