Cegah dan Berantas Narkotika, Kemensetneg Gelar Sosialisasi P4GN

 
bagikan berita ke :

Senin, 26 Agustus 2024
Di baca 211 kali

Biro Sumber Daya Manusia Kementerian Sekretariat Negara (Biro SDM Kemensetneg) menyelenggarakan Sosialisasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika (P4G) yang dilaksanakan secara daring, Senin (26/8).

Menghadirkan dua narasumber yaitu Publik Figur Henry Jacques Pattinasarany dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangerang AKBP Josephien Vivick Tjangkung, sosialisasi ini bertujuan untuk menambah wawasan serta upaya mencegah, memberantas serta menyalahgunakan Narkotika di lingkungan Kemensetneg.

"Terima kasih kepada narasumber yang akan mengisi sosialisasi pada hari ini, tentunya sosialisasi ini sangat amat diperlukan ditengah maraknya peredaran narkoba saat ini," ungkap Kepala Biro SDM Kemensetneg, Agussalim dalam sambutannya.

Agussalim juga mengatakan bahwa pentingnya sosialisasi P4GN diadakan untuk mengedukasi pejabat dan pegawai di lingkungan Kemensetneg. "Tentunya sosialisasi ini sangat bermanfaat serta menambah wawasan dan harapannya seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kemensetneg dapat mencegah dan memberantas peredaran gelap narkotika ini baik di tempat kerja maupun di rumah," kata Agussalim.

Aktif sebagai pegiat anti narkoba, Henry Jacques Pattinasarany yang biasa disapa Yerry ini dahulu menjadi pecandu narkoba. Ia menceritakan awal perkenalannya dengan narkoba sampai dampak dari mengonsumsi narkoba.

"Saat itu saya kelas 1 SMP, seorang penjual minuman di sekitar sekolah menawarkan saya narkoba pertama kali, ada sindikat terorganisir yang cukup agresif dan terorganisir untuk mencari mangsanya, terutama generasi muda, karena penasaran saya coba untuk pertama kalinya, dan dampak Narkotika itu sangat nyata ya seperti penurunan prestasi dan daya konsentrasi, serta emosi yang tidak stabil," jelas Yerry.

Yerry yang saat ini berprofesi sebagai publik figur dan pendeta menerangkan berbagai upaya yang ditempuh untuk pulih dari ketergantungan narkoba.

"Dulu saya sampai jual barang-barang dirumah, sekolah pindah-pindah sampai dijuluki anak pulau karena sekolah di Jakarta gak ada yang mau nerima saya, namun saya merenung dan bertanya-tanya "Apakah saya bisa keluar dari situasi ini?" sampai pernah karena narkoba saya tidak sadarkan diri dan ditolong oleh ayah saya," ucap Yerry.

Peran keluarga terutama ayah sangat memiliki pengaruh yang kuat bagi Yerry. Memiliki ayah yang terkenal sebagai Bapak Futsal Indonesia, membuat Yerry bertekad untuk sembuh.

"Ayah saya, Ronny Pattinasarany adalah seorang Kapten Timnas tahun 70-an dan dia beralih menjadi Pelatih Timnas di tahun 90-an, di puncak karirnya 2 putranya terjerumus dalam narkoba, dan itu yang membuat dia berhenti dari sepakbola untuk memulihkan 2 putranya, ayah saya juga selalu mendampingi dalam proses pemulihan dan hal ini yang membuat saya ingin sembuh tidak hanya untuk diri sendiri namun juga untuk kedua orangtua saya, yang telah berdoa, menangis dan mengorbankan segalanya untuk kesembuhan 2 anaknya," terang Yerry.

Sebelum menutup penjelasannya, Yerry mengatakan bahwa peran keluarga terutama orangtua sangat berarti dalam proses pemulihan dirinya untuk terlepas dari narkoba.

"Narkoba sangat berbahaya dan merusak, kehidupan, keluarga memiliki peran penting dalam mencegah penyalahgunaan narkoba, orangtua terutama ayah memiliki peran penting dalam pengendalian narkoba di lingkungan sekitar, cinta dan kasih keluarga dapat mengalahkan kejahatan teroganisir oleh karena itu Yayasan Ayah Hadir Indonesia digagas untuk melibatkan orangtua dalam pencegahan narkoba," tutur Yerry seraya menutup penjelasannya.

Narasumber kedua, Kepala BNN Kota Tangerang, AKBP Josephien Vivick Tjangkung menjelaskan bahwa sosialisasi P4GN ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018. "Sosialisasi ini menargetkan seluruh lembaga dan kementerian serta masyarakat Indonesia untuk bertanggung jawab secara penuh bahwa kementerian melaporkan informasi P4GN kepada para pimpinan dan pegawai di instansi negara, serta mengajak untuk peduli terhadap masalah narkoba," jelas wanita yang disapa Vivick ini.

Vivick menjelaskan peredaran narkoba di Indonesia telah masuk ke seluruh pelosok tanah air karena Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan banyak daerah yang tidak terjangkau pengawasan.

"Narkoba tidak memandang siapapun, sangat memprihatinkan karena potensi pasar yang besar di Indonesia, penyalahgunaan narkoba di Indonesia cukup tinggi, jaringan narkoba di Indonesia sangat kuat,  bahkan 80% kasus narkoba di Indonesia melibatkan jaringan lapas," jelas Vivick.

Vivick menambahkan bahwa Indonesia menjadi target pasar narkoba karena jumlah penduduk yang besar dan jalur masuk narkoba paling dominan di Indonesia melalui laut khususnya di Sumatera.

Sosialisasi berjalan dengan sangat aktif dengan banyaknya pertanyaan dari peserta yang hadir. (ART/YLI-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0