Dialog dengan Nasabah, Presiden Terima Masukan Soal Bank Wakaf Mikro

 
bagikan berita ke :

Rabu, 28 Maret 2018
Di baca 840 kali

Bank Wakaf Mikro diluncurkan untuk membangun jiwa wirausaha di lingkungan pondok pesantren mendapat sambutan yang sangat positif. Hingga awal Maret 2018, Bank Wakaf Mikro yang saat ini berjumlah 20 telah menyalurkan modal usaha ke 2.784 nasabah dengan pembiayaan sebesar Rp2,45 miliar.

Sebagai bentuk dukungan bagi pemberdayaan umat, Presiden berharap jumlah dari Bank Wakaf Mikro akan terus bertambah.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo meminta masukan dari para pengelola dan nasabah Bank Wakaf Mikro agar dapat dilakukan penyempurnaan bagi pendirian dan pendampingan Bank Wakaf Mikro ke depan.

"Saya ingin menanyakan kepada pengurus, apakah ada masalah di lapangan yang bisa disampaikan?" kata Presiden saat bersilaturahmi dengan para pengelola dan nasabah Bank Wakaf Mikro di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.

Salah seorang nasabah Bank Wakaf Mikro berkesempatan untuk menyampaikan kendala yang terjadi di lapangan. Ia menyebut bahwa kebanyakan dari para nasabah masih memerlukan bantuan dalam hal-hal teknis terkait jalannya usaha.

"Kebanyakan dari kami itu mengelola (menjual) makanan. Kami merasa kurang dari bagaimana meningkatkan kemasan supaya lebih menarik," ungkap Nasabah.

Seperti dilansir dalam Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Presiden sangat antusias mendengar pengakuan itu. Karena dirinya memang menyadari bahwa salah titik lemah dari usaha kecil yang dijalankan masyarakat ialah pada persoalan pengemasan produk.

"Tadi saya lihat yang di depan itu barangnya bagus, kelihatannya enak, tapi kemasannya kurang menarik. Nanti saya kirim tim untuk mengerjakan kemasan-kemasannya. Saya minta ke Bekraf untuk masuk ke pondok-pondok untuk membangun brand sehingga meningkatkan nilai jual," tutur Kepala Negara.

Dalam kesempatan yang sama, pengelola Bank Wakaf Mikro lainnya memberikan usulan kepada Presiden terkait pendampingan usaha para nasabah yang mendapatkan pinjaman modal. Hal ini menurutnya sangat diperlukan karena banyak nasabah yang sebelumnya belum memiliki pengalaman usaha namun ingin menjadi lebih produktif.

"Usul kami, mungkin dari departemen tertentu ada yang bisa bersinergi dengan program ini untuk secara berkala memberikan semacam pelatihan untuk bisa melatih ibu-ibu sehingga ada usaha yang bisa dilakukan dari modal itu," ucap Khumaidi, yang datang dari Jombang.

Kepala Negara menyambut baik usulan tersebut. Ia memiliki pandangan yang sama terkait hal itu dan rencananya, bersama dengan para menteri, pemerintah akan merumuskan terlebih dahulu program pelatihan dan pendampingan dimaksud.

Selepas acara, Presiden menyatakan bahwa masukan-masukan yang didapat dari para pengelola dan nasabah Bank Wakaf Mikro akan digunakan sebagai bahan penyempurnaan jalannya kebijakan ini di masa mendatang.

"Kita membuka Bank Wakaf Mikro karena memang arahnya untuk usaha-usaha kecil yang tidak memiliki agunan. Sehingga yang biasanya larinya ke 'bank keliling' itu bisa masuk ke Bank Wakaf Mikro. Arahnya ke sana. Ini akan kita perbaiki di tahapan kedua," tutur Presiden. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0