DIALOG
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DENGAN PETANI KEDELAI DI NGANJUK, JAWA TIMUR
TANGGAL 10 SEPTEMBER 2008
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Presiden :
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Alhamdulillah Bapak Ibu, Saudara-saudara yang saya cintai, hari ini kita bisa bersilaturahim di tempat ini sambil bersama-sama menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan ini dan sambil kita berdialog untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kabupaten Nganjuk utamanya, kesejahteraan petani di Desa Demangan yang tadi disampaikan oleh Bapak Jamari.
Bapak, Ibu, hadirin yang saya cintai hari ini saya datang dengan para Menteri dengan Pejabat Gubernur dan para pejabat baik pusat maupun di daerah dan tentunya dengan Pak Bupati dan Pak Camat untuk bertemu muka dengan Bapak, Ibu dan Saudara-saudara sekalian. Tujuan saya adalah saya ingin melihat langsung apa yang dilakukan oleh daerah untuk mengembangkan produksi pangan baik itu beras, jagung, kedelai kemudian bawang merah, semangka dan lain-lain.
Tadi saya di stasiun Nganjuk berhenti sebentar dan oleh Pak Bupati diberi kesempatan untuk melihat pameran produk-produk pertanian memang hasilnya luar biasa, boleh tepuk tangan. Saya mengangkat semangka hampir tidak kuat karena besar sekali, bawangnya bagus, kami foto-foto di dekat bawang merah tadi. Demikian juga padi-padi yang dikembangkan, saya berharap baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, para dunia usaha dan para petani terus mengembangkan pertanian kita. Kalau kita terus mengembangkan pertanian. Pemerintah, misalnya, memberikan subsidi untuk benih, untuk pupuk dan lain-lain yang jumlahnya sangat besar tahun depan ini insya Allah akan kita berikan subsidi untuk membantu petani benih dan pupuk dan yang lain-lain itu jumlahnya itu lebih dari 30 triliun rupiah.
Harapan kami semua itu bisa digunakan secara adil, secara baik-baik oleh para petani di seluruh tanah air untuk mengembangkan produksinya. Negara tidak boleh kekurangan pangan, setuju? Oleh karena itu pemerintah berbuat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan anggaran yang tersedia. Demikian juga Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, saya meminta seperti BUMN Petrokimia, ini membantu dengan program-program yang baik. Tadi Pak Direktur Utama Petrokimia, mana beliau?, telah menyampaikan kepada saya tentang kerjasama antara Petrokimia dengan petani khususnya petani kedelai di Desa Demangan di Nganjuk ini.
Harapan saya, Bapak, kerjasamanya yang jelas yang menguntungkan petani kalau ada apa-apa segera diselesaikan dengan demikian jangan sampai niatnya baik ingin membantu petani tetapi barangkali tidak jelas perjanjiannya, aturannya, kerjasamanya bisa masuk angin, karena ada orang yang tidak suka kalau semuanya itu tumbuh dengan baik, pertanian tumbuh dengan baik, padahal tentunya mulia kalau semua membantu petani bekerjasama dengan petani untuk mengembangkan pertaniannya.
Sebagai contoh senang sekali kalau kita melihat hamparan tanaman kedelai saya lihat tadi jagung, saya lihat sebelumnya padi dan sebagainya. Teruslah mengengembangkan varietas-varietas baru yang penting karena banyak sekali putra-putri Indonesia, petani-petani kita yang genius coba tadi yang mendapat penghargaan dari Presiden, dari negara supados jumeneng coba tadi siapa saja beliau. Coba berikan tepuk tangan yang meriah, beliau-beliau ini adalah mengembangkan melakukan penelitian agar makin bagus hasilnya makin produktif, nah kalau banyak di Indonesia dari Sabang sampai Merauke melakukan penelitian seperti ini semuanya senang, leres toh?. Tolong kita bantu untuk melakukan penelitian, dan silakan duduk kembali, dan kemudian penelitian itu diatur, dibantu oleh Departemen Pertanian. Menteri Pertanian-nya sedang saya tugaskan ke Eropa untuk memperjuangkan pertanian Indonesia di dunia karena ada yang mempersoalkan tentang kelapa sawit dan macam-macam. Pak Anton berangkat ke Eropa, sampaikan Indonesia itu negara yang tertib, negara yang baik, negara yang ingin mengembangkan pertaniannya termasuk kelapa sawit jangan diganggu. Nah, yang mewakili ada Dirjen Pertanian mana Pak Tarto. Nah tolong Pak Tarto beliau-beliau ini yang mengembangkan entah padi, entah kedelai, entah jagung, entah semangka, entah bawang itu dibantu. Kalau dibantu maka akan bagus prosesnya begitu sudah dinyatakan baik oleh Departemen Pertanian dikembalikan lagi kepada petani di tanam hasilnya insya Allah akan bagus. Inilah yang kita lakukan, silakan duduk.
Saya mendorong untuk mencari akal melakukan penelitian apa saja yang bisa meningkatkan produk pertanian kita sambil saya katakan tadi pemerintah terus melakukan bantuan-bantuannya. Bapak Ibu sekalian, tanpa barangkali disadari kita patut bersyukur kehadirat Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Dunia ini sekarang sedang mengalami krisis pangan banyak negara di dunia yang keadaanya sulit sekali pangannya tidak cukup banyak kegagalan panen, bahkan banyak yang meninggal, Saudara-saudara kita di negara lain karena kekurangan pangan.
Tahun ini sekali lagi insya Allah dengan kerja keras kita semua dan utamanya para petani di seluruh Indonesia produksi padi diperkirakan cukup atau dalam istilah dulu zaman Pak Harto dinamakan swasembada. Nah kalau kita bisa berswasembada padi atau beras di Indonesia tidak perlu mengimpor lagi berarti negara kita sudah mandiri di bidang padi atau beras. Ini harus kita kembangkan supaya makin ke depan makin cukup, apa namanya produksi beras kita, setuju Bapak Ibu? Oleh karena itu mari bekerjasama pemerintah, swasta, petani.
Saya minta Kepala Desa seperti Pak Jamari terus mau membantu koordinasi, kerjasama itu, Pak Camat di atasnya, Pak Bupati tentunya agar makin ke depan pertanian kita makin tumbuh kerjasama makin baik, petani kita makin sejahtera. Nah tentunya, Bapak, Ibu, pemerintah menyadari masih ada Saudara-saudara kita yang belum sejahtera, masih miskin dan ini juga dialami oleh negara-negara lain bukan hanya Indonesia terus membantu bermacam-macam program kita berikan, beras untuk rakyat miskin, berobat gratis bagi yang miskin, Bantuan Operasional Sekolah, bantuan langsung tunai bersyarat kemudian ada program PNPM untuk kecamatan dan desa, Kredit Usaha Rakyat, untuk usaha-usaha mikro kecil ini adalah bantuan pemerintah untuk rakyat. Namun jangan hanya karena bantuan itu tapi teruslah semua berikhtiar, semua berupaya agar masing-masing desa, masing-masing kecamatan, masing-masing kabupaten terus tumbuh meningkatkan kesejahteraannya. Inilah pesan dan harapan saya sekarang monggo siapa yang ingin menyampaikan saran atau pertanyaan atau pendapat kepada saya karena saya didampingi oleh para menteri, monggo saya persilahkan, apa adanya bapak jangan ditutup-tutupi karena saya datang ingin mendengarkan masalah apa yang dihadapi oleh rakyat, saya persilakan.
Pak Timin:
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Kepada Bapak Presiden Republik Indonesia beserta Ibu yang kami hormati, perkenalkan nama saya Timin Martodiharjo, saya di sini sebagai ketua kelompok tani dan di tingkat kabupaten saya juga sebagai menjadi ketua KTNA plus menjadi penangkar benih padi, palawija yang ada di Kabupaten Nganjuk. Justru hari ini Pak, yang saya geluti ini kita difokuskan oleh daerah untuk menangani perbenihan kedelai, khusus itu Pak. Yang saya kembangkan ini memang yang spesial adalah wilis Pak, kalau untuk di daerah sini. Kenapa? karena permintaan pasar dan kekurangan benih nasional sangat kurang berusaha perlu saya mengembangkan upaya-upaya untuk mengembangkan benih bersertifikat di kawasan Nganjuk, Pak. Jadi setelah kita kembangkan benih bersertifikat namun kita juga punya keinginan terus mengembangkan ke kawasan hutan, Pak. Jadi dua tahun yang lalu kita karena kekurangan benih dan pada tahun akhir-akhir ini produksi beras juga naik, jagung juga naik namun saya punya ide, Pak. Saya tidak mau mengubah areal tanaman jagung dan areal tanaman padi. Jadi saya tergugah hati saya di kawasan bukit-bukit itu banyak yang kosong Pak, ini saya kembangkan awalnya saya masuk lima hektar tahun ke dua dua puluh lima hektar tahun ini Pak, ini sudah masuk di kawasan hutan seratus hektar. Dengan produksi pak awal itu baru 1,6 ton perhektar. Dengan saya mengkaji teknologi yang ada di kawasan bukit Pak tahun ini bisa naik menjadi 2,6 ton per hektar di kawasan hutan.
Jadi dalam rangka kebutuhan benih kedelai yang sangat kurang Pak. saya selalu berupaya bagaimana kawasan-kawasan hutan yang kosong ini kita manfaatkan untuk perbenihannya. Jadi sampai hari ini saya bermitra dengan teman-teman petani yang ada dikawasan LMDH yang ada di Kabupaten Nganjuk ini. Jadi permasalahan kita kerjasama dengan petani yang ada dikawasan hutan Pak kita sudah ijin kepada Bapak Kepala LMDH jadi petani kita yang nanam kedelai di sana tidak ada yang namanya dipajaki Pak. Jadi semuanya bisa LDH kehutanan pak. Jadi selama ini petani kita nanam kedelai ada di kawasan hutan tidak ada dipajakin oleh petugas yanga ada di kawasan hutan, Pak. Saya kira itu Pak yang bisa saya sampaikan bila mana ada kurang lebihnya saya mohon maaf.
Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Presiden:
Pak Timin, maturuwun,
Begini, ini contoh yang bagus. Kita ini kan suka makan tempe dan tahu leres? Bapak Ibu kalau rawuh di Istana ke tempat saya pasti ada tempe dan tahu. Saya ini dari Pacitan dari kecil senengannya tempe dan tahu lah meniko kan dari kedelai. Nah, kedelai kita ternyata kurang kita masih mengimpor, impor dari Amerika, dari China, dari Brasil dan lain-lain, tidak boleh Indonesia yang makanannya tempe tahu kok kedelainya impor, harus terus kita tingkatkan. Dulu memang terus terang karena harga kedelai rendah Pak Timin ingih jadi para petani banyak yang tidak suka menanam kedelai. Nah sekarang karena kedelainya alhamdulillah harganya bagus ngih, maka harus kita tingkatkan produktivitas kita.
Pak Bupati tolong dibantu pengembangan kedelai meniko Bapak, sampaikan Pak Seskab kepada Menteri Kehutanan jangan ada yang ganggu, masa ada yang majeg-majegi Pak, mboten toh ngih, nggak boleh majeg-majegi pajak apa, baik. Tolong sampaikan ke Menteri Kehutanan supaya, Pak Tarto Menteri anu Dirjen pangan tolong dibantu. Kalau sampai 2,6 ton per hektar meniko tinggi, karena saya lihat di Purwodadi Jawa Tengah tahun lalu itu masih mendekati 2,5 ton, nah kalau 2,6 dan bisa dipertahankan bagus bapak. Yang masih kurang itu kedelai produksi nasional baru sekitar 600 sampai 700 ribu saja, kebutuhan kita dua kalinya Pak Tarto. Nah kita perlu 2 juta ton pertahun kita baru memproduksi tujuh ratusan jadi masih sepertiganya mari kita tingkatkan produksi kedelai kita supaya bagus dan saya minta supaya membantu agar bisa ditingkatkan. Nanti Pak Timin tahun depan tolong saya diberitahu silakan kalau mau datang ke Istana saya ingin tahu perkembangannya bagaimana. Apakah ya, harus makin bagus, harus makin bagus kalau ada hambatan tolong beritahu saya tentunya tidak boleh ada yang ganggu untuk kita semua ngih, maturuwun.
Pak Timin:
Masih ada sedikit lagi pak, kebetulan dalam rangka penanaman kedelai pada saat ini yang bisa dipersani Bapak Presiden sepanjang jalan tadi bahwa ini saya kelompok tani pak ini kemitraan dengan Petrokimia Gresik yang mana dapat kemudahan pinjaman pupuk yang bayarnya itu panen, Pak.
Presiden:
Bagus, mana Pak Dirutnya angkat tangan, ah, itu beliau.
Pak Timin:
Dan ini dapat kemudahan lagi dari teman-teman Petro juga membantu tentang mengawal teknologinya ini sampai hari ini, Terima kasih, Pak.
Presiden:
Baik, Bapak tolong diteruskan supaya pahalanya makin tinggi, nanti kalau Bapak membantu petani kedelainya meningkat nanti Petrokimia-nya juga meningkat, jadi Allah itu Maha Besar, niatnya baik membantu pada Allah kasih rezeki untuk Petrokimia. Nah kalau rezekinya banyak bantu lagi petani lebih banyak lagi begitu. Silakan yang lain. Ya silakan yang lainnya, setelah ini Bapak, nanti.
Ahmad Syaiful:
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Perkenalkan nama saya Ahmad Syaiful dari kelompok Jelita Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk. Yang terhormat Bapak Presiden RI beserta Ibu, kami dari kelompok tani padi sehubungan dengan setiap panen itu harganya kurang stabil mohon agar dapat ditingkatkan untuk kerjasama dengan petani dengan Bulog supaya ditingkatkan, Pak, itu saja terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Presiden:
Bapak Ibu waktu saya tinggal sedikit nanti bapak ngendiko setelah ini karena saya akan ke Jombang akan ketemu dengan petani jagung Saudara-saudara kita dan juga pengrajin usaha mikro dan kecil monggo silakan saya jawab sekaligus berdua nanti.
Suwaji:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Kepada yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia beserta ibu, kepada yang terhormat Bapak Menteri, juga kepada yang terhormat Bapak Bupati beserta Ibu, dan yang saya hormati bapak kita, Bapak Camat beserta ibu, yang kami hormati dumateng seluruh bapak penjabat ingkang rawuh wanten ingpersewakan agung ingkang kawula hormati. Kawulo, nama kawulo utawi jeneng kawulo Suwaji dari kelompok tani Lestari Desa Demangan Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, Indonesia, betul sekali.
Meniki ngaten gandeng kulo tiang nganjuk asli menawi kulo ngangge boso Nganjuk menopo pripun saged, matur semabah nuwun. Memang kulo niku asli dari Nganjuk dilahirkan di Nganjuk, bekerja di Nganjuk lajeng mbenjeng gih wangsul teng Nganjuk, langsung kemawon, Pak ngih, meniko kawulo menyambung menopo niku usulanipun penjenenganipun Bapak Ketua, Bapak Timin niki ingkang pertama ingkang kawulo usulaken pertama-tama masalah pengairan, Pak. Pengairan niku Desa Demangan termasuk 16 desa kecamatan Tanjung Anom ingkang manggenipun wanten sudut ler piyambak perbatasan kaliyan Kecamatan Gondang. Niku masalah pengairan niki sangat sulit sekali, niku gampange terus-terang lancare niku pas nuju banjir. Jadi banjir niku banyu katah dadi sing mlebu teng mriki niku mboten banyu tok dadi limbah-limbah sangkrah seentene niku teng demangan niki, ngaten, Pak.
Wondene wanten kaleipun Bapak-bapak ingkang kulo hormati niki masalah minyak tanah, minyak tanah niku sangat langka teng mriki nopo sumbere niku pun mboten mili nopo pripun niki. Lan maleh niku mben dino regane mundak terus. Kapeng tigane Bapak-bapak sedoyo ingkang kulo hormati, niki Bapak Presiden kolowau sampun lewat wanten dalan ler niki. Dalan ler niku terus terang mboten dalan buntu, Pak, niki, menawi tindak ngetan ngono saged wanten pondok-pondok gede wonten ngene kertosono, ngene krempyang niku saged dugi Suroboyo ratan ler meniko, Pak. Lah menawi ngilen perlu kulo utaraken saged dugi teng Nganjuk, Madiun ngih saged dugi teng Jakarta nopo, Pak. Pramilo kulo nyuwun supados ratan ler niki saking dusun kilen niku pak namung sak tik mawon sampai dugi dusun wetan niko perlu dipun aspal ngaten lo, Pak. Langsung kemawon, Pak, kawulo mboten saged matur katah-katah kawulo ingih titah sawantah menungso lumrah tentu kemawon wonten kesalahan-kesalahan, mbok menowo wonten lepat kulo ingkang sengojo lan mboten kawulo nyuwun agunging sih samudro pangaksami,
akhirukalam wabilahitaufik walhidayah.
Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Presiden:
Ini Pak Suwaji kalau ndalang pasti bagus ini, maturuwun Pak Suwaji. Jadi pertama Pak Ahmad Syaiful tadi inggih. Yang pertama Bapak Ibu, harga naik turun meniko dalam hukum ekonomi di negara manapun ketika produksinya melimpah cenderung harganya turun, kalau produksinya berkurang harganya cenderung naik, oleh karena itulah sesungguhnya pemerintah sudah mengatur supaya harga itu tidak bergejolak sehingga merugikan petani dan menyusahkan pembeli. Bulog juga sudah melakukan operasi-operasi pasar supaya harga itu tetap stabil, itu akan terus kita lakukan maturuwun apa yang disampaikan supaya apapun yang terjadi kita bisa kelola dengan baik.
Yang kedua masalah pengairan Pak Waji, negara kita mengalami krisis sepuluh tahun yang lalu, ekonominya hancur, uang negara sedikit, bertahun-tahun kita tidak membangun infrastruktur termasuk irigasi pengairan meniko, memang waktu itu tidak ada uang tidak juga kita rawat dengan baik memang ekonominya sulit, tahun-tahun terakhir meniko ketika ekonomi mulai pulih kita mulai membangun tetapi yang kita bangun banyak sekali bukan hanya banyak, buuaaanyak sekali. Oleh karena itu diatur tahapannya, diatur prioritasnya mana irigasi yang bisa dibangun oleh kabupaten monggo Pak Bupati, mana yang harus melibatkan provinsi Pak Pejabat Gubernurnya terpilih, siapa yang jadi Gubernur tanggung jawab Beliau, mana yang tanggung jawab pusat tanggung jawab kami.
Saya minta tolong Pak Bupati nanti dilaporkan ke atas keadaan irigasi seperti apa termasuk tanggung jawab-tanggung jawabnya akan kita lihat dan kemudian Menteri PU tentu apabila itu tanggung jawab pusat akan diatur pembangunannya sesuai dengan kemampuan dan tahapan. Embung itu juga penting Pak Bupati sehingga kalau hujan itu airnya tidak kemana-mana airnya ditampung pada musim kemarau begini bisa digunakan, matur nuwun.Â
Yang kedua adalah masalah minyak tanah terakhir, masalah jalan juga demikian wonten ingkang tanggung jawabipun Pak Bupati, wonten Pak Gubernur, wonten ingkang kulo dan para Menteri. Oleh karena itu silakan lihat nanti jalan ruas jalan mana yang rusak jalan antar provinsi menopo jalan intern kabupaten, supaya kita perbaiki sesuai dengan tanggungjawabnya. Menopo risak sanget Bapak, malah bagus kaya naik kuda, ...ini Menteri keuangan disini Ibu Ani, jadi beliau juga ikut menghitung nanti.
Yang terakhir minyak tanah, mekaten Bapak Ibu harga minyak di dunia ini bukan hanya naik tapi juga meroket, tinggi sekali semua negara mengalami kesulitan kalau yang menangis bukan hanya bangsa Indonesia bangsa-bangsa lain juga menangis kecuali negara-negara yang memang penghasilannya minyak meniko yo kebanjiran rezeki. Tapi negara-negara lain susah, meskipun kita memproduksi minyak tetapi penduduk kita bertambah terus, pabrik kita bertambah terus, ekonomi kita juga tumbuh yang kita produksi lebih sedikit dibandingkan yang kita gunakan. Akibatnya dengan harga minyak yang tinggi di dunia kita mengalami kesulitan. Meskipun dengan sangat terpaksa, sangat terpaksa sedih saya sebagai Presiden harus menaikan BBM pada bulan Juli yang lalu harga BBM kita ini termasuk yang paling rendah, monggo dipersani negara-negara lain. Di Asia Tenggara ah Asia meniko yang lebih rendah hanya Brunei dibandingkan dengan Indonesia. Meskipun kita merasa mahal dibandingkan dengan negara lain sesungguhnya masih murah, dibandingkan.
Oleh karena itulah kami ingin terus mengelola ini supaya tidak membebani rakyat. Dengan bantuan-bantuan yang lain yang telah saya sampaikan tadi termasuk BLT. Perihal minyak tanah yang kurang meniko makaten Bapak satu liter minyak tanah itu harganya mestinya sekitar harganya sepuluh ribu tapi pemerintah hanya menjual tiga ribu atau dua ribu, harga pemerintah memang sampai di bawah karena ambil untung, ambil untung, ambil untung harganya lebih tinggi. Maksud saya kita mengeluarkan uang puluhan triliun untuk menomboki kekurangan harga minyak tanah yang menomboki pemerintah, nah, mengapa langka ada yang nakal yang mestinya minyak tanah untuk rakyat yang disubsidi dialihkan digunakan untuk kebutuhan yang lain, itu ada yang nakal, wonten juga yang nakal diselundupkan ke tempat lain, ya kalau ketemu ya masuk di penjara karena menyusahkan rakyat menyusahkan kita semua. Tapi memang DPR itu juga memberikan namanya kuota, pemerintah produksi minyak tanah tidak boleh sekian, sebab kalau lebih dari itu subsidinya besar sekali kita juga tawar menawar dengan DPR. Oleh karena itu kami akan terus mengelola minyak tanah jangan sampai langka bapak katakan tadi jangan sampai harganya naiknya tidak karuwan-karuwan karena sesungguhnya yang ditetapkan pemerintah meniko rendah.
Saya ingin mendapatkan laporan Pak Bupati, Pak Pejabat Gubernur apa yang terjadi di Jawa Timur utamanya di Nganjuk mengapa langka, kemudian saya akan panggil Dirut Pertamina, ini Meneg BUMN disini, beliau atasannya Dirut Pertamina tolong dicek Pak Sofyan mengapa ada kelangkaan mestinya tidak boleh ada kelangkaan kecuali yang nakal-nakal tadi, diselundupkan, ditimbun, digunakan yang tidak-tidak terima kasih atas yang disampaikan tadi, Bapak. masalah minyak tanah karena tapi saya jelaskan apa adanya. Saya ini tidak suka berjanji saya tidak suka memberikan angin surga memang keadaan dunia seperti ini masalah minyak dan keadaan negara kita tetapi tentu tidak boleh langka, tidak boleh harganya naik-naik terus karena sudah kita patok dan harganya tidak tinggi. Meniko Bapak Ibu ini sudah ditulis atau di-SMS saja karena kami sudah terlambat berapa ini, sudah terlambat ditunggu Saudara kita di Jombang petani menopo jagung dan usaha kecil.
Mari kita lanjutkan kerjasama kita tolong Pak Bupati perhatikan rakyat, tapi rakyat mendukung pak Bupati untuk mensukseskan program-programnya. Pak Timin tahun depan saya tunggu untuk kedelai kemudian kalau yang lain-lain yang irigasi, yang menopo tadi, yang minyak tanah nanti Pak Bupati bisa melaporkan ke saya apa persoalan intinya. Demikian selamat beribadah, selamat berjuang bapak ibu sekalian kami semua menyayangi rakyat semoga Tuhan memberikan jalan bagi bangsa Indonesia.
Sekian.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI