DOORSTOP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
GROUNDBREAKING PROYEK MOBILE POWER PLANT (MPP)
JERANJANG DENGAN KAPASITAS 2 X 25 MEGAWATT
LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT
11 JUNI 2016
Presiden:
Ya ini saya ke lapangan sekali lagi terus mengontrol, ingin melihat langsung progress, perkembangan setiap proyek pembangunan yang telah kita putuskan.
Memang yang kita lihat kemarin banyak yang masih mobile power plant.
Kemudian nantinya akan kita lihat lagi yang hydro power plant.
Dan kita lihat lagi juga yang PLTU, tapi yang besar-besar.
Ini, kalau nanti sudah jalan, jalan, jalan, artinya apa? Kita ingin melihat provinsi-provinsi yang kurang. Itulah yang ingin kita kejar, kita tambahi terlebih dahulu. Yang kurang dikejar untuk ditambah, biar tidak ada biarpet. Itu yang pertama.
Kalau sudah cukup, itu yang akan kita perluas lagi. Ada ekspansi di situ karena kita harus melihat perkembangan setiap tahun.
Itu pasti akan ada pertumbuhan, akan ada permintaan. Yang sudah cukup ini tetap dihitung lagi. Akan kita perintahkan lagi untuk ekspansi.
Ini harus mulai berpikir ke konversi, perpindahan ke energi bersih, energi yang baru terbarukan. Arahnya ke sana.
Tapi memang yang masih banyak adalah yang kurang, sehingga yang kita kejar adalah seperti di NTB ini, masih kurang. Ini insya Allah nanti pada bulan Agustus mobile power plant.
Kemudian ada juga datang yang kapal, juga nanti di NTB. Kira-kira bulan apa, Pak Dirut? September-Oktober, yang kapal itu juga akan datang.
Artinya di sini memang harus melimpah listrik. Ada provinsi lagi yang sudah lebih dari cukup. Ini yang kita harapkan.
Wartawan:
Daerah-daerah khusus yang akan mendapat perhatian seperti itu tadi, itu yang seperti apa, Pak?
Presiden:
Yang pertama, yang kita lihat yang kurang banyak.
Yang kedua, di situ ada pertumbuhan ekonomi yang ke depan harus diantisipasi.
Jangan sampai ada pertumbuhan ekonomi tidak diantisipasi, sehingga pertumbuhan itu menjadi berhenti atau malah turun. Ini yang berbahaya.
NTB ini—tadi saya sampaikan—pertumbuhan ekonomi 9,9 persen. Ini ada pertumbuhan.
Tapi, kalau enggak diikuti dengan penambahan daya listrik, pertumbuhan itu akan terhambat, terkendala.
Wartawan:
Pak, bagaimana caranya mengawal supaya proyek-proyek ini tidak mengalami hambatan?
Presiden:
Ya ini tadi, kemarin di Kalbar juga berhenti. Ternyata di sini, dari tiga yang sudah ada, ada satu juga yang berhenti.
Ini nanti khusus yang berhenti-berhenti ini akan kita rataskan, rapat terbataskan, kemudian diputuskan. Saya enggak tahu keputusannya karena mestinya kan ini harus dicek lagi oleh BPKP.
Tidak karena, kalau yang IPP, kita belinya itu setrum. Tapi yang ini, yang berhenti ya ini kita dulu beli setrum. Tapi, kalau enggak jadi, kerugian besar di situ ya.
Wartawan:
Pilihan unggulan sistemnya yang mana, Pak? Pilihan unggulan yang MPP, IPP, atau yang lain, Pak?
Presiden:
Saya kira ini kombinasi. Karena kita mengejar kecepatan, itu yang MPP, yang mobile power plant. Ini cepat. 6 bulan-7 bulan rampung.
Ini untuk mengejar yang seperti yang ada di Jeranjang ini.
Tapi dalam jangka panjang, mestinya akan kita lihat juga masalah cost-nya, harga persennya. Mana yang murah? Masih batu bara.
Tetapi ke depan, karena kita juga mempunyai potensi air, sungai, hydro juga akan kita sebentar lagi akan kita tunjukkan di mana nanti yang hydro dan yang lain-lainnya.
Ya saya kira cukup. Terima kasih.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.
****
Biro Pers, Media dan Informasi