Dukung Asian Games 2018, Kemensetneg Hadirkan Bambang Pamungkas dalam Bedah Buku "BEPE20 PRIDE"
Kegiatan bedah buku ini merupakan rangkaian kegiatan "Road to Asian Games 2018" yang diselenggarakan oleh Kemensetneg setelah sebelumnya menggelar kegiatan Setneg Fun Run Asian Games 2018 pada Minggu, 29 Juli 2018. Kegiatan bedah buku sudah rutin diselenggarakan Perpustakaan Kemensetneg untuk meningkatkan minat baca pejabat/pegawai di lingkungan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan.
Bambang Pamungkas (Bepe) selain dikenal sebagai pesepak bola, ia juga dikenal sebagai blogger dan penulis buku. Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan (Hublemmas), Dadan Wildan menyampaikan, “Acara bedah buku ini diharapkan memberikan inspirasi dan manfaat bagi kita. Saya menyampaikan apresiasi kepada Perpustakaan Kemensetneg karena dapat menyelenggarakan acara bedah buku yang selalu rutin dilaksanaka,” ujar Dadan saat membuka acara. Dadan juga merasa sangat bangga karena seorang pesepak bola dapat mengolah kata yang dituangkan dalam buku. "Bukunya sangat menarik karena dialamnya berisi juga momen-momen sejarah persepakbolaan di Indonesia," kata Dadan.
Muharromi, Kepala Bagian Mutasi, Biro Sumber Daya Manusi yang bertindak sebagai moderator acara mengajak seluruh audiensi menyerukan yel-yel “Asian Games, Energy of Asia” sebelum memulai sesi diskusi.
Dalam paparannya Bepe menceritakan beberapa hal yang menjadi fokus dirinya yaitu Plurality (keberagaman), Responsibility (tanggung jawab), Integrity (keteguhan), Dignity (martabat), dan Equality (kesetaraan). Hal itulah yang menginspirasi dia memilih judul PRIDE yang artinya kebanggaa karena judul itu dinilai mewakili isi buku.
Bepe yang hadir ditemani sang istri, kemudian menjelaskan pesan dibalik judul bukunya. Huruf P (Plurality) dari "PRIDE" menceritakan tentang sepakbola yang tidak mengenal batasan usia, suku, ras, agama, jenis kelamin, dan status sosial.
Kemudian, huruf R (Responsibility) mengisahkan tentang sebuah tanggung jawab sebagai pesepak bola. Tidak hanya berkaitan dengan diri sendiri, tetapi soal keluarga, dan masa depan sepakbola itu sendiri. Lalu huruf I (Integrity) yang berarti sebuah perjuangan sepakbola dimana pada hakikatnya sepakbola bukan sebagai alat pribadi, golongan atau pun politik. Sedangkan huruf D (Dignity) yang menjelskan pemikirannya untuk menjaga harkat dan martabat para pesepak bola, baik secara pribadi ataupun mewakili APPI (Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia).
Pada di huruf terakhir E (Equality), Bepe mengisahkan perjalanannya dalam memperjuangkan kesetaraan pesepak bola bersama APPI mulai dari pemain lokal, asing, tentang gaji, kesehatan, kebebasan untuk berbicara dan membela Tim Nasional.
Dalam bedah buku ini Bepe sesekali mengungkapkan filosofi yang dia pegang selama ini, "Menjadi sukses dan tetap menjadi diri sendiri ketika sukses adalah dua hal yang berbeda," ungkap Bepe. Diisela-sela paparannya, Bepe sempat membacakan sepenggal puisinya, "Simpul perjuangan ini, kuanyam dengan nyali, yang dialiri dengan darah, aku tak akan menyerah walau terluka parah”.
Sebelum acara ditutup, audiens yang datang terlihat antusias bertanya dan meminta langsung Bepe untuk berswafoto serta menandatangani bukunya. Selain dihadiri pejabat dan pegawai di lingkungan Kemensetneg, Kemensetneg juga mengundang perwakilan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Firman Utina Football Academy. (YLI-Humas Kemensetneg)