Dukung Program Keluarga Berencana, UNFPA kembali Jalin Kerjasama dengan Indonesia

 
bagikan berita ke :

Senin, 09 Oktober 2017
Di baca 974 kali

Program yang ditandatangani oleh Kemensetneg, BKKBN, UNFPA sejak tanggal 30 September 2016 ini diikuti oleh 10 peserta asal Filipina (Autonomous Region in Muslim Mindanao of  the Philippines Youth Muslim Leaders) dan  akan berlangsung selama 7 hari dari tanggal 8 s.d 9 Oktober 2017 di Jakarta dan 10 s.d 14 Oktober 2017 di Palembang, Sumatera Selatan. 

Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Seskemensetneg) yang  diwakili Staf Ahli Bidang Politik, Pertahanan dan Keamanan, Gogor Oko Nurharyoko, dalam sambutan tertulisnya menyatakan bahwa program yang dilaksanakan bersama BKKBN ini merupakan salah satu wujud komitmen pemerintah Indonesia untuk melaksanakan Kerjasama Teknis antar Negara Berkembang dengan berbagi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman.

“Apresiasi juga kami tujukan kepada UNFPA atas dukungan dan kontribusinya dan terus berupaya memperkuat kegiatan South-South and Triangular Cooperation di Indonesia di bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,” ujar Seskemensetneg yang disampaikan Gogor Oko Nurharyoko.

Melalui program tersebut Seskemensetneg mengharapkan agar seluruh peserta mendapat pengalaman yang luar biasa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam hal ini mengenai Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi. “Selanjutnya, sangat diharapkan bahwa peserta juga memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai peran organisasi dan pemuda muslim dalam keluarga berencana, serta menghargai nilai-nilai ajaran Islam pada Keluarga Berencana,” tambahnya.
 
Kontribusi Indonesia

Kementerian Sekretariat Negara adalah National Focal Point program ini. Kementerian Sekretariat Negara mengoordinasikan beberapa program Kerjasama Teknik Luar Negeri dalam bentuk pengembangan kapasitas antara Pemerintah Indonesia dan UNFPA. Berbagai program pengembangan kapasitas yang menjadi prioritas antara lain mencakup isu kependudukan (population), keluarga berencana dan pembangunan keluarga (family planning and family development), kesehatan reproduksi (reproductive health) pembangunan generasi muda (youth development) dan kesetaraan gender (gender equality).

 “Indonesia sebagai negara Muslim terpadat di dunia, memiliki banyak pengalaman dalam melibatkan para pemimpin Muslim muda dalam Program Keluarga Berencana. Kesuksesan ini telah diakui dalam skala global. Jadi dengan kapasitas yang cukup ini, para peserta akan belajar bagaimana Indonesia mengelola masalah ini,” terang Seskemensetneg dalam pidato tertulisnya.

Setelah mendapat masukan dan evaluasi dari kementerian lembaga dan mitra luar negeri, tahun ini pemerintah terus meningkatkan serta memperbarui kualitas dan pelayanan kualitas kerjasama luar negeri.

Dalam kesempatan yang sama Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty menjelaskan bahwa Keunikan pendekatan Program Keluarga Berencana di Indonesia dibandingkan dengan banyak negara lain terletak pada landasannya yang menekankan pada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui peraturan anak-anak. Pelayanan kontrasepsi kemudian dipandang hanya sebagai sarana program bukan tujuan. “Mengubah perspektif keluarga terhadap norma keluarga terhadap keluarga kecil yang memenuhi syarat adalah titik awal program Keluarga Berencana,” tegas Surya dalam sambutannya.

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil UNFPA untuk Indonesia, Annete Sachs Roberston, Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty, Staf Ahli Mensesneg Bidang Politik, Pertahanan dan Keamanan, Gogor Oko Nurharyoko, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Rizal Martua Damanik, serta Staf Ahli Mensesneg Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nandang Haris. (PNH,ABS-Humas Kemensetneg).
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0