Dukung Program Merdeka Belajar, Kemensetneg Terima Kunjungan Mahasiswa UGM

 
bagikan berita ke :

Selasa, 25 Oktober 2022
Di baca 963 kali

Kementerian Sekretariat Negara menerima kunjungan mahasiswa Departemen Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM). Bertempat di Ruang Sidang Kabinet, Kementerian Sekretariat Negara, kunjungan dihadiri sekitar 89 orang mahasiswa dan 2 orang dosen pendamping pada Selasa (25/10).

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, ikut menghadiri acara ini. Dalam sambutannya, Pratikno menyampaikan bahwa dunia berubah dengan cepat.

“Ke depan belum tentu sama persis dengan sekarang ini, banyak sekali job loss. Tetapi jangan lupa juga banyak job gain. Yang jelas, job change, pekerjaan berubah cepat,” jelas Pratikno.

Lebih lanjut, Pratikno mengajak agar para peserta dapat merdeka memperjuangkan masa depannya dan terua bisa menggerilya dengan konsep merdeka belajar.

“Sehebat-hebatnya mahasiswa, sehebat-hebatnya student, adalah mereka yang mempelajari bukan yang diajari, makanya belajar bukan hanya ke pengetahuan lain, tetapi juga karakter dan skill pembelajar,” jelas Pratikno.

Selain itu, terdapat beberapa rangkaian acara lainnya diantaranya, pemaparan materi dari Kepala Biro Humas Kementerian Sekretariat Negara, Eddy Cahyono Sugiarto dan Staff Khusus Menteri Sekretaris Negara Bidang Komunikasi dan Media, Faldo Maldini.

Kepala Biro Humas Kementerian Sekretariat Negara, Eddy Cahyono Sugiarto menyampaikan bahwa salah satu visi Indonesia Maju adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Hal tersebut dapat tercipta dengan adanya kolaborasi sebagai kunci.

“Di dalam kehidupan society 5.0, kita tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri. Jejaring dan kolaborasi merupakan kunci yang perlu terus diinternalisasikan di dalam kehidupan agar dapat terus survive menghadapi berbagai persaingan,” ujar Eddy.

Melanjutkan kegiatan, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Bidang Komunikasi dan Media, Faldo Maldini, memaparkan tentang tantangan populasi dan demografi bagi mahasiswa sebagai generasi muda bagi masa depan bangsa.

Dalam pemaparannya, Faldo menyampaikan bahwa mahasiswa akan mendapatkan tantangan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di skala nasional maupun internasional.

“Masalah ketimpangan saat ini ialah masalah populasi dan demografi, makanya untuk menghadapi masalah ketimpangan tersebut terdapat dua kunci, yaitu aksesibilitas dan inklusivitas,” ucap Faldo.

Faldo menjelaskan bahwa ketika mahasiswa mampu untuk menjadi jawaban dari permasalahan yang dimaksud, maka mahasiswa sudah tidak menjadi warga negara biasa melainkan sudah bisa jadi warga kelas dunia (the world citizen). Dengan demikian hal tersebut yang akan menjadi pembeda bagi anak muda, khususnya mahasiswa.

Kegiatan dilanjutkan dengan sharing session bersama alumni Departemen Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pada sesi ini, pada alumni yang berasal dari berbagai latar belakang di luar pemerintahan memberikan masukan serta pandangan, dan pengalamannya kepada seluruh peserta, berdasarkan sudut pandang yang dimiliki dari masing-masing bidang pekerjaan.

Menurut Muhammad Salman Alfarisi, salah satu mahasiswa yang ikut serta, ia mengatakan kegiatan ini tak hanya sebatas kunjungan biasa saja tetapi memberikan banyak inspirasi bagi para peserta.

“Dari sesi sharing session alumni tadi, highlightnya adalah kita sebagai mahasiswa harus berani keluar dari politik fundamental kita tetapi untuk kemudian kita tidak boleh melupakan dari mana kita berasal yang mana menjadi bekal paling besar kita. Kita harus bisa mengeksplor sisi-sisi kehidupan lain ataupun disiplin ilmu lainnya,” tambah Salman. (NIS/NIS/ABS/Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           1           0           0           1