Sebelum menerima kunjungan resmi Presiden Republik Nauru, Presiden Joko Widodo terlebih dahulu menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Tunisia, Khemaies Jhinaoui, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 8 Desember 2017.
Presiden yang didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyambut baik kunjungan tersebut dan menyatakan komitmen Indonesia untuk meningkatkan hubungan bilateral maupun kerja sama kedua negara. Bahkan, pada saat pelaksanaan Bali Democracy Forum yang ke-10, Indonesia juga membuka chapter Tunisia sebagai mitra strategis Indonesia dalam hal pengembangan demokrasi.
"Bapak Presiden sudah menyampaikan bahwa kerja sama di bidang demokrasi ini akan terus kita perkuat di masa mendatang," ujar Retno Marsudi kepada para jurnalis usai pertemuan.
Dalam pertemuan tersebut, seperti dikutip dari rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin disebutkan bahwa Khemaies Jhinaoui juga menyampaikan kondisi Tunisia saat ini yang sedang menghadapi tahap transisi menuju negara demokrasi. Apalagi serangan dua kali di masa yang lalu juga mendorong Tunisia untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kepercayaan dunia internasional.
"Tantangannya adalah bagaimana demokrasi ini bisa bekerja dan mendatangkan manfaat bagi rakyatnya," ucap Retno.
Selain itu, Khemaies Jhinaoui berharap agar kerja sama ekonomi utamanya investasi di bidang infrastruktur antara Indonesia dan Tunisia dapat terus ditingkatkan. Saat ini, lanjut Retno, salah satu perusahaan swasta Indonesia di bidang migas telah melakukan investasi di Tunisia.
Tak lupa, Khemaies Jhinaoui juga menyampaikan undangan Presiden Tunisia kepada Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Tunisia.
"Menteri Luar Negeri menyampaikan undangan Presiden Tunisia bagi Bapak Presiden untuk berkunjung ke Tunisia," tutur Retno. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?