Berbicara pengelolaan Istana Kepresidenan merupakan suatu hal yang tidak akan habis didiskusikan. Istana Kepresidenan sebagai tempat penting dan sarat dengan sejarah karena sebagai kantor presiden di sanalah pusat pemerintahan, tempat keputusan-keputusan penting kenegaraan diambil. Selain itu, di sanalah Presiden menerima para menteri, pembantu-pembantunya, bahkan menerina tamu-tamu penting baik dari dalam maupun luar negeri untuk mendiskusikan berbagai hal untuk mengambil keputusan-keputusan penting.
Hal menarik untuk kita ulas terkait Istana Kepresidenan yakni mengenai penataan dekorasi istana, kesenian yang disajikan di istana, jamuan di istana kepresidenan, cerita menarik dari setiap istana kepresidenan di seluruh Indonesia, dan cerita di balik layar mempersiapkan ragam pesona di istana kepresidenan yang paripurna. Pada kesempatan kali ini, mari kita mengupas lebih detil mengenai dekorasi istana dengan memanfaatkan sumber daya lokal khususnya flora nusantara.
Ragam Pesona Nusantara Dibalik Megahnya Istana Kepresidenan
Istana Kepresidenan banyak menggunakan bunga dengan berbagai tujuan yakni dekorasi harian, rangkaian bunga, dan acara-acara kenegaraan. Aneka ragam bunga digunakan untuk dekorasi harian hingga dekorasi acara-acara kenegaraan. Bunga-bunga yang digunakan oleh Istana Kepresidenan merupakan flora asli nusantara.
Istana Kepresidenan harus menjadi contoh bagi intitusi lainnya baik di pusat maupun daerah, yakni dengan memanfaatkan aneka ragam bunga lokal untuk dekorasi ruangan atau acara-acara khusus. Istana Kepresidenan memanfaatkan bunga-bunga lokal untuk dekorasi harian dan mempercantik ruangan-ruangan yang ada di Istana Kepresidenan maupun mempercantik dekorasi pada saat menyambut tamu-tamu negara.
Keindahan dan kecantikan aneka ragam bunga lokal Indonesia ini dapat menjadi satu bahan obrolan bagi para tamu negara yang hadir. Tamu yang hadir menjadi tahu bahwa di Indonesia begitu banyak ragam bunga yang tak kalah cantik dengan bunga dari negara mereka atau negara-negara lainnya.
(Sumber Foto: BPMI Setpres)
Istana Kepresidenan sebagai tempat dimana banyak tamu negara berkunjung sehingga dirasa perlu memperkenalkan ragam flora nusantara sebagai identitas bangsa kepada para tamu negara yang hadir. Masuknya bunga-bunga lokal ke Istana Kepresidenan diharapkan menjadi pendorong para petani bunga agar lebih semangat dan optimis bahwa bunga-bunga lokal Indonesia memiliki prospek yang baik, tidak hanya di dalam negeri namun juga dapat diekspor ke luar negeri.
Istana Kepresidenan ingin menyampaikan pesan dengan menggunakan aneka ragam bunga lokal untuk menghias dan mempercantik istana. Istana Kepresidenan ingin turut serta memberdayakan petani bunga dan memperluas budi daya bunga lokal serta mempromosikan bunga lokal agar go international. Penggunaan flora nusantara sangat bermaanfaat bagi perputaran ekonomi. Hal ini dikarenakan sektor Hortikultura menjadi sektor yang memiliki nilai tambah tertinggi dibandingkan dengan sektor-sektor bidang pertanian lainnya.
(Sumber Foto: BPMI Setpres)
Bunga impor memang indah, namun bunga nusantara memiliki keunggulan tersendiri. Tingginya penggunaan flora nusantara berdampak pada meningkatnya taraf kehidupan para petani bunga. Semua elemen terkait dalam suplai Hortikultura adalah kegiatan yang padat karya. Letak geografis Indonesia yang dilintasi oleh garis khatulistiwa memberikan keuntungan dibandingkan dengan negara-negara kepulauan lainnya. Indonesia memiliki beribu ragam spesies Hortikultura yang belum dikembangkan, sebagai contoh Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah spesies Anggrek terbanyak di dunia.
Komoditas Hortikultura berdasarkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang dapat diakses melalui http://www.litbang.pertanian.go.id/hortikultura/, khususnya terkait flora terdiri atas Alpinia, Anggrek, Anthurium, Anyelir, Melati, Sedap Malam, Gladiol, Mawar, dan Krisan.
Aneka ragam flora nusantara ini memiliki ragam spesies dari setiap bunga, seperti Alpinia memiliki empat macam spesies, Anggrek memiliki 27 macam, Anthurium memiliki tujuh macam, Anyelir memiliki 14 macam, Gladiol memiliki 16 macam, Mawar memiliki 25 macam, dan Krisan memiliki dua macam. Keanekaragaman hayati ini merupakan salah satu sumber daya genetik Indonesia yang menjadi satu kekuatan bagi Indonesia. Untuk itu, perlu dukungan dari semua pihak secara utuh agar sektor Hortikultura di Indonesia dapat terus meningkat dan berkembang semakin baik. Indonesia mempunyai peluang besar dan dapat menjadi pusat Hortikultura tropis terbesar di dunia.
(Sumber Foto: BPMI Setpres)
Pemanfaatan bunga lokal oleh Istana Kepresidenan diharapkan dapat diikuti oleh lembaga-lembaga lain, baik pusat dan daerah maupun sektor swasta sebagai dekorasi ruangan dan acara-acara khusus. Dengan begitu semua pihak turut andil menggerakkan perekonomian di tengah masa pandemi saat ini. Masa pendemi yang telah berlangsung selama kurang lebih 10 bulan memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan ekonomi masyarakat khususnya petani bunga.
Diperlukan satu langkah konkret untuk mendukung petani bunga agar lebih maju dan berkembang melalui peningkatan kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Istana Kepresidenan hingga saat ini masih menjalin kerja sama terkait dengan pemanfaatan flora nusantara antara lain dengan Perguruan Tinggi (IPB) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) serta berbagai kementerian/lembaga lainnya. (R. Efa Febryana - Pranata Humas Ahli Madya pada Biro Humas Kemensetneg)