Kemensetneg Jadi Rujukan Untuk Belajar Keprotokolan

 
bagikan berita ke :

Rabu, 09 November 2016
Di baca 1164 kali

Para delegasi tersebut disambut langsung oleh Asisten Deputi Hubungan Masyarakat, Masrokhan. Dalam sambutannya, Masrokhan menjelaskan mengenai pentingnya keprotokalan bagi lembaga Pemerintah seperti Kemensetneg, “Mengenai Protokol dan KIP, kedua hal ini memiliki posisi yang sangat penting di setneg, karena setneg sendiri merupakan sebuah lembaga yang menyelenggarakan dukungan teknis dan administrasi serta analisis urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara untuk membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara”, ujar Masrokhan. “Kita mempunyai pusat pendidikan dan pelatihan yang melatih khusus untuk materi keprotokolan”, tambah Masrokhan

Kepala Kantor Humas dan KIP Universitas Indonesia, Rifelly Dewi Astuti. Rifelly mengungkapkan bahwa penting bagi jajarannya untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan dalam membangun standar keprotokolan yang baik bagi Universitas Indonesia. Karena menurutnya, UI bukan hanya membawa nama sebuah lembaga pendidikan tetapi juga Indonesia, “Banyak sekali tamu baik dari pejabat tinggi negara dan juga tamu tamu negara asing datang untuk memenuhi undangan.  Mereka datang bukan hanya untuk memenuhi undangan dari rektor dan dekan, tetapi juga undangan yang dikirimkan dari mahasiswa”, ujar Rifelly.

Acara kunjungan delegasi tersebut diisi oleh pemaparan materi serta pengalaman penyelenggaraan keprotokolan negara oleh Kepala Subbagian Penyiapan Acara Kenegaraan dan Diplomatik, Sekretariat Presiden, Simson Leider Nadeak. Dalam paparannya Simson mengatakan bahwa keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/ kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.

Menurutnya menjadi seorang protokol yang profesional adalah mampu menempatkan diri menjadi jembatan yang dapat berfungsi sebagai penghubung. “Seorang protokol profesional tidak menempatkan diri menjadi guide keeper, orang yang suka, melarang-larang tetapi dapat menempatkan diri menjadi jembatan”, ungkap Simson
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           0