KETERANGAN PERS DAN DIALOG PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KERJA KE PERUM (BULOG) DI JAKARTA, 4-02-2009

 
bagikan berita ke :

Rabu, 04 Februari 2009
Di baca 895 kali

KETERANGAN PERS DAN DIALOG
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN WARTAWAN
PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA
KE PERUSAHAAN UMUM BADAN URUSAN LOGISTIK (BULOG)
DI JAKARTA
TANGGAL 4 FEBRUARI 2009

Saudara-saudara,

Hari ini saya bersama para menteri terkait berkunjung ke Bulog dengan pemberitahuan yang tidak lama atau mendadak, hanya sekian jam, kita beritahu bahwa saya akan berkunjung ke Perum ini. Tujuan kunjungan saya ke Bulog ini adalah untuk mengetahui kinerja Bulog tahun 2008, yang itu dapat saya ketahui dari laporan Direktur Utama Perum Bulog, yang kedua saya juga ingin mengetahui kesiapan Bulog untuk mengemban tugas di tahun 2009.

Saudara mengetahui bahwa tahun 2009 adalah tahun yang tidak mudah bagi perekonomian kita sebagaimana tahun yang berat bagi perekonomian dunia. Dari tujuh prioritas yang saya tetapkan dalam bidang perekonomian tahun ini, satu diantaranya adalah kita mesti menjaga kecukupan pangan dan energi. Bicara kecukupan pangan, kita bicara bahan pangan pokok yaitu beras, oleh karena itu negara dalam hal ini pemerintah harus yakin bahwa tahun ini kita memiliki kecukupan pangan, pilar dari ketahanan pangan. Bicara kecukupan pangan sederhananya, yang ada di sawah-sawah, di ladang-ladang pertanian diperkirakan cukup memenuhi konsumsi pangan dalam negeri, pangan yang sudah ada di pasar juga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada hukum penawaran dan permintaan dan kemudian sebagai sabuk pengaman maka stok beras nasional termasuk cadangan beras pemerintah juga harus cukup dan tersedia. Itulah yang kita kategorikan sebagai kecukupan pangan sehingga kunjungan saya hari ini untuk memastikan bahwa yang di tangan Perum Bulog adalah cukup untuk menjamin kecukupan pangan pada tahun 2009 ini.

Saudara-saudara,

Saya menilai kinerja Bulog tahun 2008 yang lalu baik, ini di tinjau pertama dari stok yang dimiliki berjumlah 3.2 juta ton dan ini stok yang tinggi dalam katakanlah 10 tahun terakhir dan saya tahu bahwa tahun ini ingin meningkatkan stok itu menjadi 3.8 juta ton dan akan lebih aman kalau sampai pada tingkat itu. Cadangan beras pemerintah sendiri tadi dilaporkan sekitar 300.000, raskin yang didistribusikan tiap bulannya juga sekitar 300.000 ton, dengan titik distribusi 50.000, jumlah desa seingat saya sekitar 80.000, berarti tiap satu setengah desa atau tiap tiga desa ada dua titik distribusi, tentu jumlah yang cukup memadai sepanjang harus dipastikan itu, di satu sisi efisien, di sisi lain harus bisa melayani distribusi dari raskin itu, balance  sheet saya lihat tahun 2008 mulai biru, tadi tercatat profit lebih dari Rp 80 milyar yang sebelum-sebelumnya tidak berada pada posisi seperti itu. Dan yang tidak kalah pentingnya salah satu peran Bulog yang mengemuka di tahun lalu, di samping usaha-usaha yang lain, di samping produksi pangan kita yang meningkat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, di Indonesia terjadi harga beras yang stabil, dan ini perlu dicatat ketika harga beras dunia tidak stabil. Kita mampu mengisolasi, kita mampu menjaga stabilitas itu dengan harga yang juga rata-rata setahun di bawah harga beras dunia. Tentu ini catatan tersendiri dan saya tentu memberikan apresiasi atas peran Bulog dalam ikut menstabilkan harga beras di negeri kita.   
 
Saudara-saudara,

Isu-isu penting yang berkaitan dengan peran dan tugas Bulog tahun ini dan tahun-tahun mendatang ada beberapa hal, yang pertama mencakup ekspor beras, saya tahu ada diskursus, ada wacana, ada pemikiran-pemikiran di kalangan masyarakat, ya tentu tidak selalu sama pemikiran itu, itu biasa dalam alam demokrasi tentang apakah sudah saatnya kita mengekspor beras? Kalau mengekspor beras berapa banyak? Beras jenis apa? Lantas bagaimana kepentingan untuk mencukupi kebutuhan sendiri? Dan sebagainya, dan sebagainya.

Bulog tadi telah merencanakan setelah mencukupi kebutuhan dalam negeri, maka apabila ada peluang untuk mengekspor pada jenis tertentu itu akan dilakukan. Arahan saya tadi rencanakan dan persiapkan matang-matang tetapi teruslah antisipatif melihat perkembangan harga beras di tingkat dunia, termasuk perkembangan harga dan supply beras di dalam negeri. Manakala kita sudah bisa mencukupi kebutuhan sendiri dan ada peluang untuk mengekspor beras dalam jumlah tertentu atas jenis beras tertentu yang mendatangkan keuntungan ekonomi, tentu hal itu bisa dilakukan.

Yang kedua, saya berpesan tadi agar distribusi beras utamanya penyaluran beras untuk rakyat miskin itu betul-betul mengantisipasi perkembangan iklim dan cuaca, jangan ketika terjadi cuaca yang buruk baru kita bingung bagaimana menyalurkan beras untuk rakyat miskin itu. Baik di pusat maupun daerah melakukan langkah-langkah antisipasi yang baik, bagi saya ukurannya apakah cukup mengantisipasi, menyiapkan segalanya apabila rakyat kita yang perlu mendapatkan pelayanan itu tidak terlambat menerimanya, itu yang penting. Caranya silakan, contohnya tadi saya dengar ada model yang sedang dikembangkan oleh Bulog apakah melewati titik distribusi yang selama ini berjalan. Bulog memiliki kewajiban dari satu titik ke titik tertentu, titik berikutnya lagi, daerah sampai didistribusikan kepada rumah tangga sasaran atau mengembangkan yang disebut warung-warung desa misalnya. Saya persilakan dikembangkan, berkoordinasi sebaik-baiknya dengan pemerintah daerah bagi saya makin cepat dan makin efisien distribusi itu sampai pada sasarannya, ya itulah model dan sistem yang baik yang harus kita pilih dan kita jalankan.        

Isu yang ketiga adalah yang menyangkut aset-aset Bulog yang tersebar di seluruh Indonesia, sudah saatnya Bulog menata kembali aset-asetnya tidak boleh menjadi beban tapi harus menjadi aset yang mendatangkan sumber-sumber pendapatan yang baik, tentu penataannya harus transparan, harus akuntabel, dan kemudian diarahkan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih baik lagi, saya dukung upaya itu dan itu segaris dengan upaya pemerintah untuk menertibkan aset nasional, barang-barang milik negara, milik pemerintah yang barangkali puluhan tahun banyak yang belum terkelola dengan baik, meskipun menertibkan aset di Indonesia ini memerlukan waktu yang lama, harus kita mulai dan pemerintah sudah memulainya sejak dua tahun yang lalu. Dengan demikian pemerintahan di negeri ini, di waktu mendatang, jauh ke depan tidak diwarisi oleh tidak tertatanya, terdatanya, terkelolanya aset negara termasuk barang-barang milik pemerintah.  
 
Saudara-saudara,

Isu keempat adalah bagaimana peran Bulog dalam stabilisasi harga, Saudara mengetahui bahwa tidak mudah untuk menstabilkan harga, mengapa? Ya memang ada hukum-hukum pasar, market mechanism meskipun kita tidak menganut penuh fundamentalisme pasar seperti itu dan selalu ada peran pemerintah. Dan pemerintah ini akan terus kita jalankan sebaik-baiknya agar adil ekonomi itu, agar yang penghasilannya rendah tidak diabaikan, maka kita memikirkan bagaimana harga-harga barang dan jasa kita stabil. Contohnya beras, Bulog mampu ikut serta dalam stabilisasi harga beras, mengapa minyak goreng kok sulit sekali stabil? Meskipun, alhamdulillah, minggu-minggu terakhir ini mengalami penurunan sehingga baik bagi rumah tangga kita. Oleh karena itulah, ke depan silakan Bulog memikirkan agar ikut serta pula melakukan stabilisasi harga di luar beras yang memang baik bagi perekonomian kita dan baik bagi upaya untuk stabilisasi harga atau menjaga inflasi pada tingkat yang baik.

Dan yang terakhir, isu yang kita angkat dan merupakan perintah saya, arahan saya tadi adalah agar Bulog betul-betul membangun tata perusahaan yang baik good coorporate governance, saya memberikan apresiasi atas kinerja Bulog pada tahun-tahun terakhir ini khususnya tahun lalu dan saya katakan ini tahun yang bersejarah, Bulog bisa untuk mengibarkan bendera sebagai contoh dari company yang baik, perusahaan yang baik. Hilangkan sisa-sisa citra masa lalu yang tidak baik, katanya Bulog itu sumber penyimpangan dan kekeliruan. Saudara mampu mengubahnya tahun lalu mestinya bisa dipertahankan tahun-tahun mendatang sehingga betul-betul sejarah terukir dan Bulog tampil sebagai satu Badan Usaha Milik Negara yang bagus, yang responsif, yang transparan, yang akuntabel dan juga berkemampuan atau capable melaksanakan tugas-tugasnya. Itulah hal-hal penting Saudara-saudara yang saya sampaikan berkaitan dengan kunjungan saya hari ini ke Perum Bulog dan pembahasan materi tadi yang dihadiri oleh para menteri, pimpinan Bulog, dan pejabat teras di Perum Bulog ini. Demikian, apakah ada pertanyaan yang berkaitan dengan Bulog ini yang mendasar? Sedangkan yang teknis, operasional tentu lebih tepat dijawab oleh Dirut Perum Bulog ataupun Menteri Negara BUMN, saya persilakan.

Wartawan:
Saya Joko dari (tidak terdengar) yang ingin saya tanyakan dengan adanya kondisi banjir dimana-mana ini apakah pemerintah juga menetapkan target produksi beras kita atau pangan kita masih sesuai dengan rencana semula?, atau memang nanti ada evaluasi lagi, akan ada penurunan. Terus bagi Bulog sendiri apakah tadi juga ditekankan mengenai rencana adanya pembelian beras yang dari masyarakat itu, panen yang nanti di semester kedua atau semester berikutnya untuk menutupi kebutuhan nasional, terima kasih.

Presiden RI:
Pertama prediksi atau ramalan dari produksi beras itu di buat setiap tahunnya, berangkat dari faktor-faktor yang telah ditetapkan, sesungguhnya yang namanya kemungkinan gangguan dari alam itu sudah termasuk faktor yang di hitung, selalu ada yang di luar assumption, selalu oleh karena itu kalau dinamika alam katakanlah itu sudah menjadi bagian dalam penghitungan produksi beras tiap tahun atau tahun 2009 ini berarti kita mengikut pada itu. Tahun lalu kalau tidak salah sekitar 60 juta ton gabah kering giling, tahun ini barangkali kita bisa mencapai katakanlah 63 juta ton gabah kering giling atau setara atau lebih dari nanti tentunya 36 atau 37, 38 juta ton beras, 40 gross-nya, kita lihat di situ tentu saja kalau ada gangguan yang berskala besar di luar kewajaran tentu ada penyesuaian dan itu terjadi di negara manapun ketika kita menetapkan atau menghitung produksi beras setiap tahunnya.

Yang kedua, petugas Bulog memang dengan policy ada HPP, stabilisasi pasar, menjaga kelayakan penghasilan bagi petani tentu siap menjalankan apa saja, manakala harus melakukan pembelian. Detailnya saya tadi mendengarkan yang disampaikan Dirut Perum Bulog secara rinci bagaimana, apa-apa yang akan dilakukan pada masa-masa panen di tahun ini sehingga sekali lagi policy kita, masalah beras ini, atau harga beras, petani mendapatkan penghasilan yang layak, yang lain bisa membeli, yang miskin kita berikan subsidi yaitu beras untuk rakyat miskin, seperti itu.

Wartawan:
Murdini Pak, dari Rakyat Merdeka Pak, Pak Presiden ada satu hal yang ingin kita minta penegasan, bahwa tadi Bapak mengisyaratkan bahwa Bulog selain beras Bulog mungkin bisa menangani komoditas lain, memberi kesempatan, kira-kira yang waktu yang secepatnya komoditas apa Pak? Karena selama ini masih banyak komoditas yang memenuhi hajat hidup orang banyak belum ter-cover, dalam arti belum bisa dikendalikan harganya, untuk selain beras kira-kira komoditas apa? Isu yang kita dengar dulu kan pernah dilemparkan masalah gula pasir, minyak goreng dan lain-lain, kira-kira menurut Bapak Presiden kira-kira apa yang secepatnya perlu ditangani oleh Bulog, terima kasih.
Presiden RI:
Ya, dari yang disebut bahan pangan pokok di samping beras, kita bicarakan tadi minyak goreng, kita bicarakan gula, namun saya pesankan kepada pimpinan Bulog, kepada Menteri Negara BUMN, bicarakan dengan baik, harus matang konsepnya, harus jelas apa yang akan dilakukan Bulog sehingga betul-betul menjadi bagian dari solusi terutama manakala kita harus menstabilkan harga-harga itu untuk konsumsi atau untuk rakyat kita. Jadi dua komoditas itu yang tadi kita bicarakan, minyak goreng dan gula pasir.   
   
Wartawan:
Terima kasih Bapak Presiden, nama saya Oman dari Pusat Informasi Perkoperasian. Terkait dengan peran Bulog, memaksimalkan peran Bulog, di dalam penyerapan gabah dari petani, apakah Bulog di beri kelonggaran Pak untuk mendapatkan pinjaman murah dari pemerintah karena ini menyangkut persaingan yang di bawah, di lapangan Pak, Bulog tidak akan mampu melawan para tengkulak kalau seandainya beban bunga yang cukup besar yang dihadapi kalangan Bulog, terima kasih Pak. Assalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh.

Presiden RI:
Terima kasih, begini dalam rapat tadi memang ada sejumlah, sebutlah insentif yang diinginkan oleh Bulog, yang diberikan oleh pemerintah, yang bisa mengurangi cost, pembiayaan, pengeluaran dari Bulog dalam menjalankan fungsinya. Ada memang yang berkaitan dengan, yang 2% tadi apa itu? Management fee ada juga yang seperti uang muka, yang bisa diberikan oleh pemerintah, ya dalam PSO itu dan sejumlah insentif keuangan, katakanlah gitu yang memungkinkan Bulog itu bisa menjalankan tugasnya. Saya tidak akan masuk ke wilayah itu secara definitif sekarang karena saya sudah memerintahkan tadi kepada menteri terkait, Menteri Keuangan, Pimpinan Bulog sendiri bicarakan mana yang betul-betul akan membikin tugas Bulog akan berjalan dengan baik, yang dalam batas kemampuan kita pemerintah sesuai dengan APBN untuk memenuhinya tentu itu baik. Yang ingin saya katakan adalah dan saya sampaikan tadi kepada Pimpinan Bulog tahun ini adalah tahun yang tidak mudah, Saudara tahu ekspor kita akan mengalami penurunan yang tajam, sebagaimana ekspor negara-negara lain, kalau ekspor turun maka pertumbuhan turun, kalau ekspor turun sektor riil terganggu, sektor riil terganggu pajak berkurang akhirnya penerimaan negara berkurang, penerimaan negara berkurang pembelanjaan berkurang spending berkurang, itulah kita akan sangat cermat dalam mengalokasikan porsi dari APBN kita, mana yang untuk stimulus, mana yang untuk jaring pengaman sosial, dan mana yang untuk tugas-tugas pemerintahan umum. Itu secara umum tetapi menjawab pertanyaan Saudara, ya tadi kita memikirkan apa yang bisa diberikan oleh pemerintah untuk memungkinkan Bulog bisa kompetitif, bisa menjalankan misinya dengan baik. Demikian saudara-saudara. Terima kasih.
   
Wassalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh