Keterangan Pers Presiden RI dan PM Jepang, Nusa Dua-Bali, 10-12-09

 
bagikan berita ke :

Kamis, 10 Desember 2009
Di baca 903 kali

 

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

 DAN

PERDANA MENTERI JEPANG

PADA ACARA

BALI DEMOCRACY FORUM II

DI HOTEL GRAND HYATT - NUSA DUA, BALI
TANGGAL 10 DESEMBER 2009

 

 

 

Bismillahirrahmaanirrahim,

 

Yang Mulia Perdana Menteri Hatoyama,

 

Saudara-saudara,

 

Indonesia mendapat kehormatan dengan kehadiran Perdana Menteri Jepang yang hadir dalam Bali Democracy Forum, yang bertindak sebagai co-chair bersama-sama saya, dan sekaligus tadi melaksanakan pertemuan bilateral yang sangat produktif.

 

Dalam pertemuan bilateral tadi, kami membahas beberapa isu penting yang intinya untuk meningkatkan persahabatan dan kerja sama antara Indonesia - Jepang. Kami sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang perekonomian dan bidang-bidang lain. Apalagi kami telah bersepakat untuk bekerja sama dalam format Economic Partnership Agreement. Di samping itu, dalam pertemuan tadi, Perdana Menteri Jepang juga menyampaikan bahwa Jepang dalam rangka kerja sama dan kemitraan dengan Indonesia memberikan bantuan hibah untuk pembangunan jembatan, baik di Pulau Nias maupun di NTB, yang besarnya sekitar total Rp 220 miliar.

 

Di samping itu, juga ada bantuan Jepang  dalam rangka ODA Climate Change dalam bentuk pinjaman lunak, dan juga untuk emergency budget support, yang total jumlahnya sekitar Rp 4 triliun. Itu semua menjadi bagian kerja sama perekonomian dan kemitraan bilateral di antara Indonesia dan Jepang. Dalam pertemuan bilateral tadi, kami juga membahas pentingnya untuk terus menggalakkan kerja sama di bidang investasi. Saya menyampaikan kepada beliau, Indonesia memberikan peluang kepada partner dari Jepang untuk kerja sama pembangunan ekonomi dalam bentuk investasi di berbagai sektor perekonomian.

 

Kami juga berharap kerja sama di bidang energi ataupun di bidang-bidang yang lain, yang membawa manfaat bersama bagi Indonesia dan Jepang. Di bidang climate change, kami bersepakat untuk bersama-sama menyukseskan Konferensi Kopenhagen. Dan saya sampaikan kepada beliau bahwa Indonesia telah memiliki target untuk mengurangi emisi karbon sebanyak 26 persen sampai tahun 2020. oleh karena itulah, kerja sama di antara Jepang dan Indonesia sangat perlu agar target 26 persen itu dapat Indonesia capai.

 

Dan yang terakhir, dalam pertemuan bilateral tadi. Saya menyambut baik untuk sebuah kerja sama pelatihan atau exercise menghadapi bencana alam, yang telah disusun dalam format ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercises, dimana Jepang dan Indonesia akan menjadi host atau tuan rumah dalam exercise yang akan dilaksanakan di Manado tahun depan.

 

Itulah hal-hal penting yang kami bahas tadi, dan untuk Saudara ketahui kami telah bertemu tiga kali dengan beliau. Ini menunjukkan bahwa betapa Perdana Menteri Hatoyama memiliki komitmen agar persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan Jepang terus meningkat dari masa ke masa.

 

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, dan saya mohon Perdana Menteri Hatoyama juga bisa memberikan penjelasan kepada pers tentang upaya kita untuk meningkatkan persahabatan dan kerja sama. Saya persilakan.

 

(Selanjutnya pernyataan dari PM Jepang dalam bahasa Jepang)

 

Sesi tanya jawab dengan wartawan

 

Wartawan:

Nama saya Novi dari Investor Daily. Saya akan bertanya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Yang Mulia Bapak Perdana Menteri Jepang. Pertanyaan saya untuk Bapak Presiden, apakah dalam pembicaraan bilateral dengan Yang Mulia Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama tadi dibahas tentang komitmen investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2010 karena setiap tahun Indonesia membutuhkan sedikitnya Rp 2000 triliun untuk investasi? Dan bagaimana dengan climate investment yang digagas oleh Indonesia?

 

Pertanyaan kedua kepada Yang Mulia Perdana Menteri Jepang, terkait dengan pemberlakuan EPA (Economic Partnership Agreement) antara Indonesia dan Jepang yang diberlakukan tahun 2008 lalu, sejauh mana respons pengusaha Jepang terhadap pemberlakuan EPA ini? Yang kedua, apa respons pemerintah Jepang terhadap upaya pemerintah Indonesia menurunkan emisi karbon hingga 26 persen pada tahun 2020. Terima kasih.

 

Presiden RI:

Terima kasih, Novi dari Investor Daily. Pertanyaan kepada saya apakah dalam pertemuan bilateral tadi ataupun pertemuan one on one saya dengan Perdana Menteri Hatoyama, sempat dibahas untuk kelanjutan dan peningkatan investasi dari Jepang di Indonesia dikaitkan dengan keperluan kita untuk mencapai sekurang-kurangnya Rp 2000 triliun investasi tiap tahun, agar kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi tujuh persen pada tahun 2014 nanti. Saya menyampaikan kepada beliau bahwa Indonesia akan terus membangun ekonominya. Saya juga tetap mengundang dan mengajak partner dan investor dari Jepang untuk menjadi bagian dari pembangunan ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Saya katakan memang dari, katakanlah, US$ 200 miliaran per tahun, harapan saya bisa dipenuhi untuk investasi dalam negeri. Separuhnya tentu kita berharap investor negara-negara sahabat bisa berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi termasuk dari Jepang. Dan dalam pertemuan tadi, saya katakan bahwa reformasi yang Indonesia lakukan untuk membuat business climate, investment climate itu lebih bagus akan terus dilanjutkan apakah itu menyangkut kebijakan ekonomi yang tepat, kemudian kepastian hukum, kemudian proses perizinan, dan aspek-aspek lain dimana investasi ataupun kegiatan dunia usaha akan berjalan dengan baik. Saya tidak mengatakan secara spesifik kepada beliau tentang berapa investasi yang kita harapkan dari Jepang, tetapi dengan gambaran itu terbuka opportunity, peluang, bagi kerja sama di Indonesia, di berbagai sektor seperti energi, bukan hanya energi tetapi juga renewable energy, industry. Kemudian juga di bidang-bidang lain seperti transportation, infrastructure building, food security, dan sebagainya. Itu yang saya sampaikan kepada beliau bahwa intinya Indonesia akan terus membangun perekonomiannya. Kita mengundang, welcome, untuk sebuah kerja sama termasuk kerja sama investasi.

 

(Wartawan Jepang: pertanyaan dalam bahasa Jepang)

 

Presiden RI:

Terima kasih. Pertanyaan kepada saya adalah bagaimana tanggapan dan pandangan saya terhadap konsep atau inisiatif yang berjudul East Asia Community? Sebelum saya menyampaikan pandangan, satu hal yang perlu kita ketahui bahwa ada berbagai regional cooperation architecture yang sudah terbangun di kawasan ini. Pertama adalah ASEAN. Yang kedua adalah ASEAN+, termasuk ASEAN+4 misalnya, ASEAN bekerja sama dengan Jepang, dengan Tiongkok, dengan Korea Selatan, dan dengan India. Ada lagi East Asia Forum dimana ASEAN+ tadi ditambah dengan New Zealand dan Australia. Bahkan ada yang lintas Pasifik yaitu yang disebut APEC. Semua adalah arsitektur yang kita miliki sekarang ini. Terhadap gagasan atau konsep East Asia Community, pada prinsipnya Indonesia terbuka terhadap gagasan itu, dan kita tentu ingin mendiskusikan lebih lanjut tentang apa yang membedakan dengan the existing regional cooperation infrastructures. Tetapi saya selalu menerima pandangan apapun secara positif karena bagi Indonesia yang penting apapun bentuk kerja sama itu agar dipastikan membawa manfaaat bagi semua, semua negara, semua bangsa.

 

Kemudian yang kedua juga bisa mempolarisasi potensi yang kita miliki, potensi ekonomi dan non ekonomi, sehingga membawa manfaat bagi kemakmuran  bersama. Kemudian di dalam membangun architecture itu, kita mendengarkan pandangan dari semua pihak di kawasan ini. Dengan demikian architecture kita akan lebih efektif, lebih bisa mencapai tujuan dan sasaran seraya mempertahankan saling hormat-menghormati, mutual respect, dan kemudian bringing mutual benefit kepada semua.

 

Itulah pandangan saya terhadap gagasan East Asia Community yang dapat kita bicarakan lebih lanjut di waktu yang akan datang. Demikian. Terima kasih.

 

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI