KETERANGAN PERS PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KERJA KE DEPARTEMEN KEUANGAN RI, 31-12-2008

 
bagikan berita ke :

Rabu, 31 Desember 2008
Di baca 947 kali

KETERANGAN PERS
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
KUNJUNGAN KERJA KE
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
JAKARTA, INDONESIA
TANGGAL 31 DESEMBER 2008

 

 

Bismillahirrahmanirrahiim,

 

Assalamualaikum Warrahmatulaahi Wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Saudara-saudara,

 

Baru saja saya berkunjung dan memimpin Rapat Koordinasi di kantor ini untuk pertama-tama mendengarkan laporan dan presentasi dari Pejabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Menteri Keuangan dan kemudian yang kedua dilanjutkan dengan pembahasan pada masalah-masalah yang fundamental dari pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk tahun 2009 mendatang. Sebagaimana kita ketahui, Jajaran Departemen Keuangan malam ini akan kerja lembur, bisa sampai pagi untuk mencatat semua apa yang berkaitan dengan utamanya penerimaan negara dan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan itu.

 

Hal itu pula yang tadi disampaikan oleh Menteri Keuangan tentang realisasi dari APBN 2008 pada posisi terkini aspek penerimaan negara, pembelanjaan negara, kemungkinan angka defisit dan hal-hal yang berkaitan dengan itu termasuk implementasi pada tingkat Departemen, Kementerian, Lembaga maupun pada tingkat pemerintahan di daerah.

 

Dengan demikian kita bisa melakukan evaluasi secara utuh, menyeluruh, nanti pada saatnya yang indikator utamanya sudah bisa diketahui sekarang ini tentang performance dari APBN kita pada tahun 2008 ini.

 

Saudara-saudara,

 

Di samping itu, dilaporkan kepada saya juga tadi oleh Saudari Menteri Keuangan tentang prospek perekonomian kita tahun depan, yang tentu sangat dipengaruhi oleh krisis keuangan global dan resesi perekonomian dunia sekarang ini, termasuk juga segi-segi penerimaan negara, pajak misalnya, ataupun penerimaan yang berasal bukan dari pajak, lantas juga angka atau garis besar pembelanjaan yang akan dikeluarkan oleh negara dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan upaya kita untuk di satu sisi menjaga perekonomian nasional sebagai bagian dari pembangunan kembali ekonomi pasca krisis 10 tahun yang lalu, tapi di sisi lain juga mengatasi kemungkinan terjadinya persoalan baru dalam perekonomian kita akibat krisis keuangan global dewasa ini.

 

Di samping itu, kepada saya juga dilaporkan oleh Menteri Keuangan tentang reformasi internal yang dilakukan oleh jajaran Departemen Keuangan termasuk pengembangan instrumen, sistem, metodologi yang mengenalkan teknologi baru (IT), dengan demikian, dalam memproses semua data untuk sampai pada perkiraan, itu lebih cepat dan lebih tepat, bahkan juga, alhamdulillah, kita telah bisa menciptakan satu sistem sehingga kita bisa melakukan satu exercise, satu perkiraan, untuk nantinya mengarah kepada policy adjustment apabila diperlukan untuk merespon berbagai dinamika dan persoalan di bidang perekonomian terutama yang berkaitan dengan kebijakan fiskal kita.

 

Dari semuanya itu, Saudara-saudara, pada tingkat yang lebih rinci, yang lebih operasional dan teknis, tentu Menteri Keuangan yang akan menjelaskan, tetapi pada tingkat saya, pada top decision maker, adalah bahwa kita telah siap untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang terjadi, menyangkut perekonomian kita dari segi fiskal. Sejumlah kebijakan yang tertuang dalam apakah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan-Peraturan Pemerintah, ataupun instrumen yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan, yang bisa betul-betul memberikan back-up pada keseluruhan program pemerintah pada tahun 2009 mendatang.

 

 Perlu saya sampaikan sekali lagi, pada sidang-sidang kabinet yang kami lakukan akhir-akhir ini, ada 7 hal yang kami tetapkan sebagai sebutlah agenda utama atau prioritas dalam bidang perekonomian tahun depan. Pertama, kita harus bisa mengatasi kemungkinan terjadinya pengangguran baru akibat resesi perekonomian dunia ini. Yang kedua, kita juga harus bisa mengelola inflasi pada batas tertentu. Bulan ini saya mendapatkan informasi kita mengalami deflasi mudah-mudahan inflasi tahun depan baik, dan dalam jangkauan daya beli rakyat kita untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Yang ketiga, yang menjadi prioritas, bagaimana pun kita harus berupaya sekuat tenaga untuk menjaga pergerakan sektor riil kita. Oleh karena itu, sejumlah kebijakan telah kita ambil termasuk insentif fiskal yang Menteri Keuangan bisa menjelaskan satu demi satu, pada saatnya nanti, dengan demikian kita pun ingin menyelamatkan dunia usaha kita, sektor riil kita, agar pada gilirannya, sektor riil itu, dunia usaha itu, perusahaan-perusahaan, juga menyelamatkan pekerja-pekerja kita, buruh kita untuk tidak begitu saja melakukan pemutusan hubungan kerja.

 

 Yang keempat, kita juga menggarisbawahi perlunya mempertahankan daya beli rakyat kita, bagi yang memiliki gaji, karena pegawai negeri, Saudara sudah mengetahui tahun depan gaji kita naikkan lagi termasuk gaji ke-13 dengan demikian daya beli itu akan memiliki kemampuan yang lebih tinggi lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Sedangkan yang tidak menerima gaji, ada bantuan dalam bentuk yang lain, yang sering saya katakan bantuan langsung kepada masyarakat yang semua tujuannya adalah meningkatkan, menjaga daya beli rakyat kita. Yang kelima, yang tidak kalah pentingnya adalah melindungi saudara-saudara kita yang miskin. Berbagai kebijakan, berbagai scheme, juga telah kita keluarkan dan akan kita lanjutkan di tahun 2009 mendatang. Yang keenam, yang menjadi prioritas kita adalah memelihara yang saya sebut dengan kecukupan pangan dan kecukupan energi, food security dan energy security. Alhamdulillah, Saudara mengetahui bahwa untuk beras misalnya kita sudah pada tingkat swasembada, dalam keterjangkauan harga yang tepat bagi semua. Demikian juga energi, utamanya bahan bakar minyak maupun gas yang juga makin diminati oleh masyarakat kita. Saudara tentu memberikan perhatian kepada pergerakan harga minyak di tingkat dunia sekarang ini, kami pun juga terus memantau, melakukan exercise, dan pada saatnya tentu kita juga akan menyesuaikan kebijakan tentang harga BBM di dalam negeri kita yang tepat dengan perkembangan pada tingkat dunia, sesuai dengan APBN kita dalam arti subsidi, dan kemudian juga tepat dengan situasi perekonomian di dalam negeri kita sendiri.

 

Yang ketujuh adalah dari itu semua, kita berharap Saudara-saudara karena, insya Allah, tahun ini ekonomi kita tumbuh baik, harapan saya, bisa mencapai 6 persen tahun ini dan itu angka yang tergolong baik di masa krisis dunia seperti ini, sehingga karena semua negara, semua ekonomi melakukan koreksi pertumbuhannya dan rata-rata mengoreksi ke bawah, maka kita berharap tahun depan itu meskipun ada perlambatan pertumbuhan, kita bisa memelihara angka yang pantas. Kalau konservatifnya saya berharap, berupaya sekuat tenaga agar pertumbuhan kita tahun depan di atas 4,5 persen. Angka yang realistik tetapi kalau kita sungguh-sungguh bekerja di seluruh tanah air, angka itu sangat bisa kita capai. Itulah 7 prioritas yang kita tetapkan di tahun mendatang, tapi di atas segalanya, karena Departemen Keuangan sangat penting, sektor keuangan sangat-sangat penting, kebijakan fiskal akan mempengaruhi pembangunan perekonomian upaya kita mengatasi gejolak perekonomian global dewasa ini, dengan demikian saya datang tadi juga memberikan semangat di samping mendengarkan laporan dan presentasi karena mereka akan bekerja terus di akhir tahun ini dan mudah-mudahan semua terkelola dengan baik, dan kita melangkah mulai esok hari tahun 2009 dengan tetap optimis, dengan penuh keyakinan, tapi disertai kekompakan dan kerja keras kita semua untuk menyelamatkan perekonomian kita, meneruskan peningkatan kesejahteraan rakyat di seluruh tanah air. 

 

 Itulah Saudara-saudara dan sebelum saya berikan kesempatan untuk berbicara melalui saudara-saudara, saya menyampaikan Selamat Tahun Baru 1 Januari 2009 kepada seluruh rakyat Indonesia sebagaimana pula saya mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharam 1430 Hijriah kepada saudara-saudara kita yang merayakannya. Demikian penjelasan saya, saya beri kesempatan apakah ada pertanyaan.


Wartawan Financial Times:

 

Saya Taufan dari Financial Times. Saya ada 2 pertanyaan. Pertanyaan pertama, untuk paket stimulus untuk sektor infrastruktur, kalo nggak salah pernah dijelaskan beberapa waktu lalu, itu kira-kira berapa nilainya dan mekanismenya bagaimana, kapan akan mulai diluncurkan, mungkin kalau tidak Bapak Presiden, mungkin Ibu Ani bisa menjawab. Yang kedua mungkin Bapak Presiden bisa memberikan komentarnya tentang paket stimulus yang akan diberikan.  Oke, terima kasih, Pak.

 

Presiden RI:

 

Pertama untuk paket stimulus ekonomi, stimulus package. Dalam banyak kesempatan sudah saya jelaskan bahwa konstruksi dari APBN kita tahun 2009 sudah memasukkan, sudah included sebetulnya apa yang bisa kita bantukan dari segi fiskal, untuk stimulasi pertumbuhan, untuk penciptaan lapangan pekerjaan, antara lain dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur apakah itu yang dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Perhubungan, Kementerian Perumahan Rakyat, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, termasuk Departemen Pertanian. Yang lalu dari yang sudah masuk post-nya Departemen PU saja ada 32 triliun rupiah, yang masuk post-nya Departemen Perhubungan 16 triliun rupiah, dan masih ada angka-angka yang lain, secara nasional, bahkan 3 hari yang lalu saya juga memimpin rakyat di kantor saya, bersama Menteri Keuangan dan Menteri-menteri terkait, sedang dihitung sekarang, setelah selesai penggunaan anggaran dari APBN 2008, akan ada sejumlah dana lagi yang akan kita gunakan menjadi bagian dari paket stimulus yang baru. Nanti Bu Ani bisa menjelaskan berapa billion $ US itu, berapa triliun rupiah on top, di luar dari apa yang sudah kita rencanakan sebelumnya dalam APBN 2009.

 

Saudara-saudara,

 

Kita sungguh memikirkan bagaimana menyelamatkan sektor riil, bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan baru termasuk paket-paket stimulasi yang kita perlukan. Tentu disesuaikan dengan seberapa besar perekonomian kita terpengaruh oleh perekonomian dunia, seberapa mampu kita menyediakan paket stimulus itu karena tentunya tidak ingin kita melakukan pinjaman dari luar negeri yang melebihi kepatutannya, meskipun itu untuk stimulasi perekonomian kita yang justru nanti kontra produktif dan membebani di kelak kemudian hari di samping tentunya tidak semudah itu kita mendapatkan pinjaman-pinjaman baru. Saya kira Menteri Keuangan juga sudah menjelaskan, second line of defence, dari keuangan kita, kerja sama kita dengan badan-badan dunia, kerja sama kita dengan negara-negara sahabat, dalam berbagai format yang itu semua adalah juga satu kekuatan apabila terjadi dinamika kontigensi di negeri kita ini. Lapis-lapis itulah, pertama APBN, yang kedua paket stimulus yang di luar APBN tadi yang akan segera disampaikan oleh Menteri Keuangan nanti, yang ketiga, pertahanan kedua, apabila terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, harapan kita tetap kita bisa mengatasi semuanya itu, persisnya berapa triliun karena angka ini dipastikan terus, nanti Menteri Keuangan bisa menjelaskan secara definitif


Wartawan Kompas:


Selamat petang, Pak Presiden, Ada 2 hal Pak. Yang pertama kalau memang stimulus fiskal itu akan ditingkatkan, bagaimana menjaga keseimbangan dengan defisit, Pak, karena Ibu Menteri kemarin menyatakan akan menjaga kisaran 1 persen. Itu mungkin bisa dijelaskan. Yang kedua, Pak, 6 bulan ini, Pak, menjelang Pemilu kira-kira fokus yang akan dilakukan Pak di dalam pengelolaan anggaran maupun bagaimana menjaga situasi politik Pak terkait dengan berbagai mungkin ekskalasi politik Pemilu maupun juga putusan pengadilan yang membebaskan Pak Muhdi tadi mungkin bisa diantisipasi secara umum saja, Pak. Terima kasih Pak.

 

Presiden RI:

 

Saya tidak ingin masuk terlalu dalam masalah politik ada saatnya nanti saya bicara politik, tunggu tanggal mainnya karena sudah 4 tahun lebih saya diam, saya kira sudah saatnya, insya Allah, mulai Januari saya juga berbicara. Begitu demokrasi. Karena memang sudah dekat harinya dengan Pemilihan Umum. Tapi khusus masalah perekonomian tadi, defisit sudah kita tetapkan dalam APBN 2009. Ada angkanya. Dari sumber-sumber tertentu. Nah, kalau nanti ada stimulus package on top dari itu, tentunya tidak akan mendapatkan kesulitan dari segi pinjaman karena dana itu sebetulnya apa yang tidak kita gunakan dalam APBN 2008. Jadi itu bisa kita gunakan di situ dengan demikian tidak mencemaskan dari segi dari mana menutupnya dari mana dapat anggarannya. Anggaran itu ada tersedia. Lantas berkaitan dengan tahun depan, mari kita masuki dengan pikiran yang positif, tetap optimis, demokrasi itu keniscayaan, Pemilu itu regularitas demokrasi yang harus kita sukseskan untuk penyegaran kehidupan politik nasional, begitu, dan semua sudah masuk dalam perencanaan kita. Dukungan anggarannya, dukungan untuk KPU, dukungan untuk petugas keamanan, dukungan untuk semuanya yang bisa mendorong, menjamin, keberhasilan dari Pemilu itu sendiri. Bahkan di banyak kesempatan saya mengatakan Pemilu itu juga merupakan kegiatan ekonomi. Biarkan. Yang memiliki kemampuan mengadakan simbol-simbol, bendera, kaos dan sebagainya, itu juga ekonomi, menggerakkan sektor riil, yang baik untuk menjaga perekonomian kita.

 

Jadi, janganlah kita melihat tahun depan itu dengan sesuatu yang  katakanlah, jangan kita cemas memikirkan tahun 2009, tapi ya marilah kita bersama-sama menyukseskan tahun 2009 dari aspek politik. Pemilu katakanlah, dari aspek ekonomi mengatasi perekonomian kita karena krisis keuangan global, dari kehidupan sosial, tetap kita bersama-sama menjalani kehidupan kita. Dengan semangat itu, insya Allah, kita akan bisa melampaui tahun 2009 yang berat dengan sebaik-baiknya. Pemerintah tentu berdiri di depan untuk menyukseskan semua program kerja kita di tahun mendatang.

 

Demikian Saudara-saudara,

 

Terima kasih,
 

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh