Keterangan Pers Presiden RI Sebelum Berangkat ke London, Jakarta, 30 Oktober 2012

 
bagikan berita ke :

Selasa, 30 Oktober 2012
Di baca 702 kali

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SEBELUM BERANGKAT KE LONDON

TANGGAL 30 OKTOBER 2012

DI BANDARA HALIM PERDANA KUSUMA, JAKARTA

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Saudara-saudara para Wartawan yang saya cintai,

 

Sebagaimana Saudara ketahui, saya beserta delegasi akan melaksanakan tugas dan kunjungan ke luar negeri, dalam hal ini ke Inggris dan ke Laos. Kunjungan saya beserta delegasi ke Inggris akan berlangsung selama lebih kurang tiga setengah hari, dan kemudian kami akan berkunjung ke Laos selama kurang lebih dua hari, sisanya kita gunakan untuk berjalan atau penerbangan, sehingga insya Allah kami akan melaksanakan tugas di luar negeri ini selama tujuh hari.

 

Kami berkunjung ke Inggris atas undangan Ratu Elisabeth. Dan sebagaimana Saudara ketahui, Inggris sebenarnya tahun ini memiliki agenda internasional dan nasional yang amat padat, di antaranya adalah olympic dan paralympic, juga peringatan 60 tahun Tahta Ratu Elisabeth. Tetapi kita mendapatkan kehormatan, dan saya diundang oleh Ratu Elisabeth untuk melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Inggris.

 

Delegasi kali ini relatif kuat dan lengkap, mengingat pentingnya kunjungan, baik di Inggris maupun di Laos nanti dalam rangka menghadiri Pertemuan Puncak Pimpinan Asia, Eropa. Bersama saya kali ini adalah Ketua DPR RI, Ketua DPD RI dan anggota DPR RI senior, lantas Ketua KADIN, Ketua Ekonomi Nasional, dan nanti akan bergabung Ketua KNPI, dan tentunya delegasi pemerintah. Yang ini diharapkan bisa melaksanakan tugas diplomasi, tugas-tugas untuk mencapai kepentingan nasional kita.

 

Di Inggris sendiri pada prinsipnya ada dua jenis kegiatan, kegiatan pertama adalah rangkaian kunjungan kenegaraan dan sejumlah kegiatan saya selama di Inggris. Yang kedua adalah untuk mengikuti pertemuan kedua High Level Panel of Eminent Persons on the Post 2015 Development Agenda. Yang pertama, untuk acara bilateral kita dengan Inggris tentu ada rangkaian kegiatan kunjungan kenegaraan, tetapi di samping itu yang tidak kalah pentingnya adalah pertemuan saya dengan Perdana Menteri Inggris, Wakil Perdana Menteri Inggris, dan kemudian leader of the opposition, Ed Miliband.

 

Sebagaimana Saudara ketahui, kerja sama strategis kita dengan Inggris terus berkembang dengan baik, nilai perdagangan meningkat dan hampir mencapai US$ 3 milyar. Kuartal ketiga ini Inggris melaksanakan investasi nomor besar, nomor dua besar, terbesar di Indonesia setelah Singapura. Kemudian, sebagaimana yang kami sepakati ketika Perdana Menteri Inggris berkunjung ke Indonesia beberapa saat yang lalu, kami akan mengutamakan lima bidang prioritas untuk kerja sama bilateral, yaitu investasi, perdagangan, kemudian lingkungan hidup, serta climate change, yang berikutnya lagi pendidikan, sedangkan yang kelima adalah kerja sama interfaith dialogue, dan urusan-urusan demokrasi. Tentu banyak lagi yang harus kita lakukan untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kerja sama ini.

 

Selama di Inggris, saya dijadwalkan untuk melaksanakan pertemuan dan memberikan pidato, antara lain di depan komunitas of the Lord Mayor of London, yaitu komunitas industri jasa keuangan, maritim, dan jasa-jasa yang lain. Lantas saya dijadwalkan untuk bertemu dan menyampaikan pidato di parlemen, yaitu namanya adalah All Party Parliamentary Group of Indonesia. Kemudian saya juga akan melaksanakan pertemuan dan menyampaikan pidato di hadapan Royal College for Defence Studies. Kemudian di Wilton Park itu komunitas foreign policy community di London, dengan dunia usaha. Dan tentunya, sejumlah pertemuan yang semuanya untuk membulatkan kerja sama dan kemitraan strategis kita, antara Inggris dan Indonesia. Saya juga akan bertemu dengan Pangeran Charles, terutama membahas kerja sama di bidang lingkungan hidup.

 

Saudara-saudara, itulah agenda bilateral kita, yang akan diemban tugasnya oleh delegasi Indonesia. Sementara itu, untuk pertemuan High Level Panel untuk urusan development agenda. Saudara mengetahui bahwa kita sudah bertemu dengan pertama-tama di New York pada bulan September yang lalu. Ini pertemuan yang kedua. Sebagaimana biasa, pertemuan akan dipimpin oleh tiga co-chair: saya sendiri, Presiden Liberia, dan Perdana Menteri David Cameron.

 

Ini pertemuan-pertemuan yang penting, karena kami atau PBB hanya memberi waktu sampai dengan bulan Mei tahun depan, sedangkan yang kita akan susun adalah pengganti nanti, pengganti 2015 development agenda. Saya sungguh berharap pertemuan di London kali ini juga menghasilkan sesuatu yang nyata dan membangun satu kerangka kerja sama baru yang lebih tepat setelah tahun 2015 mendatang.

 

Saudara-saudara,

 

Setelah itu, kami akan meninggalkan London menuju ke Vientiane, Laos, sekali lagi untuk menghadiri Asia Europe Meeting atau ASEM, 30, saya ulangi 16+18, 34 Kepala Negara ataupun Kepala Pemerintahan akan hadir dari Eropa dan Asia. Ya, saya juga diundang oleh Presiden Laos untuk melaksanakan kunjungan kenegaraan. Selama berada di Vientiane, akan kami gunakan untuk meningkatkan lagi kerja sama Indonesia dengan Eropa, Indonesia dengan Asia, dan tentunya Asia dengan Eropa.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah sebenarnya tujuan, kepentingan, dan agenda kunjungan luar negeri saya beserta delegasi kali ini.

 

Saudara-saudara,

 

Ada hal yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, yang mengait kepada situasi dalam negeri kita. Pertama, saya harus bicara lagi tentang upaya kita untuk mencegah dan kemudian menanggulangi aksi-aksi terorisme. Kita tahu bahwa terorisme sesuatu yang tidak kita kehendaki untuk terus terjadi di Indonesia. Terorisme adalah kejahatan. Agama mana pun melarang aksi-aksi terorisme itu. Yang menjadi korban tidak pandang bulu, sebutlah orang-orang yang tidak berdosa ikut menjadi korban. Kalau aksi terorisme dilaksanakan dengan aksi bunuh diri, itu juga korban. Oleh karena itu, sekali lagi saya ingin menyerukan, mengajak, dan untuk jajaran pemerintahan menginstruksikan agar kita tetap melakukan langkah-langkah pencegahan untuk tidak terjadi lagi aksi-aksi terorisme ini di masa mendatang. Manakala masih ada aksi terorisme, harus segera ditindak, dan pelakunya dibawa ke pengadilan.

 

Saya ingin mengajak dan menyerukan, pertama-tama bagi keluarga-keluarga di seluruh Tanah Air, teruslah membimbing putra-putrinya, anggota keluarganya, menyerukan, mengajak untuk tidak melaksanakan kejahatan terorisme itu. Yang pertama akan menjadi korban adalah mereka yang disebut dengan pembom bunuh diri. Yang kedua, lingkungan masyarakat, RT, RW, desa, juga harus peduli. Tugasnya mencegah. Kalau ada keganjilan, ada rumah kontrakan yang tidak jelas penghuninya, bekerjanya malam hari, tidak boleh apatis, tidak boleh tidak punya kepekaan dalam hal itu. Lakukanlah sesuatu untuk mencegah dan mencegah. Kemudian tentunya para pemimpin agama membimbing, tampil, menyerukan, agar tidak ada aksi-aksi seperti itu.

 

Pemerintah daerah, bupati, walikota, gubernur, tentu jajaran Polda dan kepolisian daerah juga harus terus melakukan segala upaya untuk mencegah dan menanggulangi aksi-aksi terorisme ini. Jangan hanya diserahkan kepada kepolisian ataupun komando teritorial TNI. Semua memiliki tanggung jawab, semua harus peduli dan juga melakukan langkah-langkah yang semestinya. Saya melalui mimbar ini juga menyeru kepada dunia, pada negara-negara sahabat, agar di dalam menjalin dukungan antarbangsa, antarnegara, juga mengindahkan yang disebut dengan saling menghormati, saling menghargai, dan sensitif terhadap apa yang berlaku di komunitas lain, di bangsa lain, di agama lain. Jangan sampai dunia juga memproduksi sumber-sumber, sehingga terjadi aksi-aksi kapitalitas dan kekerasan, termasuk terorisme. Saya sungguh menyeru, di dalam negeri mari kita jaga kebersamaan, keutuhan, persaudaraan, toleransi, dan harmoni, demikian juga di luar negeri, sehingga istilah penistaan agama yang beberapa kali terjadi, hentikanlah, sehingga tidak ada alasan apa pun, tidak ada pra kondisi apa pun bagi terjadinya aksi-aksi kekerasan, termasuk terorisme itu.

 

Itu hal pertama yang ingin saya sampaikan, dan masih mengait kepada terorisme, muncul juga sejumlah aksi kekerasan horizontal yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia tahun-tahun terakhir ini, yang terakhir di Lampung. Saya menyerukan sama dengan seruan saya tadi. Semua pihak harus ikut bertanggung jawab. Semua pihak peduli. Semua pihak bekerja. Jangan sekali lagi hanya menyerahkan kepada aparat kepolisian dan komando teritorial TNI. Hanya dengan cara itu, kita bisa mencegah secara lebih optimal dan lebih efektif.

 

Hal yang terakhir, saya juga mengikuti perbincangan di masyarakat luas, yang akhir-akhir ini hangat, diangkat di berbagai forum yaitu tentang pengawalan APBN. Hadir bersama saya hari ini juga Ketua DPR RI dan Ketua DPD RI. Semangat untuk mengawal dan menyelamatkan APBN dan APBD, ini semangat semua. Semangat pemerintah, semangat DPR RI, semangat DPD RI. Keinginan untuk mengawal implementasi APBD jika terjadi penyimpangan, juga semangat jajaran pemerintah daerah, semangat DPRD, dan semua pihak yang ada di daerah.

 

Saudara mengetahui bahwa ekonomi dunia belum pulih benar, masih banyak ketidakpastian di masa mendatang. Oleh karena itu, sebagaimana yang sering saya sampaikan, negara kita harus bisa menjaga diri. Ekonomi kita, di satu sisi kalau ada goncangan baru, harus tetap bisa bertahan, tidak boleh jatuh seperti tahun 1998 yang lalu. Tetapi di sisi lainnya pertumbuhan ekonomi kita terus meningkatkan kesejahteraan rakyat kita.

 

APBN kita jumlahnya sekarang besar, sudah mencapai 1.683 trilyun. Cukup besar dibandingkan tahun 2004 dulu yang baru sekitar 400 trilyun lebih. Transfer ke daerah, sekarang mencapai Rp 528 triyun, besar. Oleh karena itu, marilah sejak kita menyusun APBN itu sendiri, sebagaimana yang kita tempuh selama ini, itu benar, tepat. Kemudian, ketika digunakan, kita pastikan juga tepat dan benar, tentu kita tidak ingin ada keterlambatan pengaliran atau penggunaan APBN, karena kehilangan momentum kita, karena bisa tidak tercapai sasaran yang telah kita rumuskan baik-baik pada tahun berjalan itu. Proses untuk sampai ke APBN juga panjang, atas bawah, bawah atas, dalam arti dari pusat ke daerah, daerah ke pusat, termasuk Musrenbangnas, dan lain-lain. Sudah kita pikirkan masak-masak, mengalir dari RKP, mengalir dari prioritas dan agenda. Oleh karena itu, pada saat pembahasan di DPR, sebagaimana yang kita lakukan selama ini, kita juga ingin itu tetap pada apa yang telah kita rumuskan selama ini. Tentu saja ada perubahan-perubahan, ada modifikasi, itu masih terjadi dan sepanjang untuk kepentingan bersama kita tentu setuju dengan Dewan Perwakilan Rakyat, untuk membulatkan, untuk menghadirkan APBN yang benar-benar tepat.

 

Setelah disetujui, setelah menjadi undang-undang, kita juga berharap, mengalir. Kita masih mendengar istilah dibintangi di DPR maupun juga di Kementerian Keuangan. Mari ke depan ini, di satu sisi semua kementerian dan lembaga benar-benar siap untuk mengalirkan anggaran. Tidak perlu dibintangi, tetapi sekaligus manakala sudah siap semuanya, jangan ditimbangi, dengan demikian akan mengalir sampai kepada sasaran yang hendak kita capai.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan perasaan yang tidak gembira, ada ratusan pejabat negara, pejabat pemerintah, termasuk anggota DPR RI dan DPRD yang harus menjalani proses hukum karena penyimpangan penggunaan APBN dan APBD ini. Tentu ini tidak kita kehendaki. Kita ingin semuanya selamat, jajaran pemerintah pusat selamat, jajaran pemerintah daerah selamat, jajaran DPR RI selamat, jajaran DPRD selamat, dan yang penting uang negara, uang rakyat betul-betul kita gunakan dengan sebaik-baiknya.

 

Saya menyeru sekali lagi. Saya sudah menyampaikan kepada KPK, saya sudah menyampaikan kepada BPK untuk bekerja sama, mengawal, ulangi, mengawal, dan menyelamatkan APBN kita, untuk sebesar-besar kepentingan rakyat Indonesia.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan, di samping penjelasan saya tentang tugas dan kunjungan saya beserta delegasi ke luar negeri, dan masalah domestik utamanya kebersamaan, kesungguhan, dan kerja keras kita dalam mencegah dan menanggulangi aksi-aksi terorisme dan kekerasan horisontal. Dan yang kedua, semangat serta kerja sama yang harus kita lakukan untuk mengawal, menyelamatkan, dan menggunakan APBN dan APBD dengan sebaik-baiknya. Terima kasih.

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI