Manfaatkan Momentum Krisis dengan Melakukan Lompatan Kemajuan

 
bagikan berita ke :

Jumat, 14 Agustus 2020
Di baca 894 kali

Jumat (14/8), Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada Sidang tahunan MPR RI Tahun 2020 dan Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan RI. Bertempat di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Presiden menyampaikan pidato Penyampaian Laporan Kinerja Lembaga-lembaga Negara dan pidato terkait HUT Kemerdekaan RI Tahun 2020.

Disambut Sekretaris Jenderal MPR Ma’ruf Cahyono, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, dan Ketua DPD La Nyalla Mattalitti, tampak Presiden mengenakan pakaian adat khas Sabu, Nusa Tenggara Timur, saat tiba di Gedung Nusantara. Dengan memakai salah satu pakaian adat nasional, Presiden ingin mengajak masyarakat untuk lebih mencintai produk Indonesia yang kaya seni kriya, tenun, dan kebudayaan nusantara.

Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI tahun ini didahului pembukaan oleh Ketua MPR dilanjutkan penyampaian pidato pengantar Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI oleh Ketua DPR.

Tanpa terkecuali, di tengah masa sulit terjadinya pandemi Covid-19, sebanyak 215 negara mengalami kemunduran seperti krisis perekonomian. Presiden Jokowi menyambut hangat seruan moral dari para ulama, pemuka agama, dan tokoh-tokoh budaya agar menjadikan momentum musibah pandemi ini sebagai sebuah kebangkitan baru untuk melakukan sebuah lompatan besar.

“Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara Upper Middle Income Country. 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia Negara Maju,” kata Presiden.


Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden


Ketika krisis kesehatan berdampak pada perekonomian nasional, pemerintah Indonesia juga cepat bertindak, antara lain dengan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat berupa sembako, bantuan sosial tunai, subsidi dan pengurangan tarif listrik, BLT Desa, dan subsidi gaji seperti membantu UMKM untuk memperoleh restrukturisasi kredit, memperoleh bantuan presiden produktif berupa bantuan modal darurat dan membantu tenaga kerja yang menjadi korban pemutusan kerja melalui bantuan sosial serta program prakerja.

“Krisis ini telah memaksa kita untuk menggeser channel cara kerja. Dari cara-cara normal menjadi cara-cara ekstra-normal. Dari cara-cara biasa menjadi cara-cara luar biasa. Dari prosedur panjang dan berbelit menjadi smart shortcut. Dari orientasi prosedur menjadi orientasi hasil,” ucap Presiden.

Selain merubah cara kerja, Joko Widodo juga menekankan perubahan pola pikir dan etos kerja dengan memprioritaskan efisiensi, kolaborasi, dan penggunaan teknologi yang fleksibel, cepat, dan tepat. Tidak membiarkan krisis membuahkan kemunduran, Presiden menghimbau untuk tidak menyia-nyiakan pelajaran dari krisis yang terjadi melainkan memanfaatkan momentum ini dengan melakukan lompatan kemajuan. (DEW-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0