Masyarakat Indonesia Punya Potensi Besar yang Harus Dikembangkan

 
bagikan berita ke :

Jumat, 22 April 2016
Di baca 2198 kali

Optimisme Presiden ini disampaikan karena meyakini  generasi muda Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dan bisa berkembang serta berkibar di dunia internasional, terlebih lagi setelah melihat pameran desainer muda Indonesia di London.

 

"Saya bangga para desainer Indonesia bisa melakukan pameran di departemen store terkemuka di London. Dan busana yang diperdagangkan laku keras dalam seminggu. Padahal harganya sekitar 30-an juta rupiah jika dikurs," ungkap Presiden. Demikian seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.

 

Pemerintah pun tidak tinggal diam untuk mendukung potensi anak-anak muda Indonesia ini. Pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif akan terus membantu dan memfasilitasi kebutuhan anak-anak muda Indonesia agar dapat berkibar di dunia internasional. "Saya telah meminta Kepala Badan Ekonomi Kreatif untuk memikirkan cara-caranya".

 

Demikian pula halnya dengan kuliner, Presiden mengakui kuliner Indonesia perlu lebih dikembangkan. Untuk itu, Presiden merasa perlu untuk mempelajari kisah sukses kuliner Thailand yang bisa menjamur di manca negara. "Saya akan coba minta Garuda mungkin bisa memberi keringanan biaya pengiriman bahan baku untuk menunjang progam ini," tutup Presiden seraya mengakhiri sesi tanya jawab.

 

Era Persaingan Tidak Dapat Dihindari

 

Presiden menyampaikan, bahwa dalam tiga hari, dirinya sudah bertemu para pemimpin negara-negara di Eropa, termasuk Presiden Parlemen Eropa, Presiden Dewan Eropa, dan Presiden Komisi Eropa serta Raja Philippe dari Belgia.

 

"Kenapa kita harus bertemu mereka-mereka?" tanya Presiden. Sebab, menurut Presiden, Indonesia sudah memasuki era persaingan. Ada banyak blok perdagangan, seperti Uni Eropa (UE), blok Cina, belum lagi TPP Amerika Serikat. Semua harus digarap, dan menurut Presiden lagi, "Ini dunia yang kita hadapi, tidak bisa kita bilang tidak mau gabung".

 

Lebih lanjut, Presiden menyatakan, bahwa sebenarnya bangsa Indonesia memiliki kemampuan, namun seringkali terlena. Presiden mencontohkan, subsidi BBM selama ini menghabiskan sekitar Rp300 triliun setahun yang menurut Presiden terbuang percuma. Karena yang merasakan manfaatnya adalah para pemilik mobil yang merupakan golongan masyarakat mampu. Padahal, "Subsidi itu harus untuk membantu yang tidak mampu," tutur Presiden yang disambut tepuk tangan hadirin.

 

Oleh karena itu, di awal pemerintahannya, Presiden Jokowi langsung memotong subsidi BBM. Diakui oleh Presiden ini merupakan kebijakan yang tidak populer dan pasti menurunkan elektabilitas. Namun sebagai Presiden, resiko itu harus berani diambil. "Jadi Presiden kok nyari popularitas," ucap Presiden.

 

Lebih lanjut Presiden mengatakan, bahwa subsidi BBM sebesar itu sudah dapat membangun jalur kereta api dari Sabang sampai Merauke. Presiden juga menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur seperti tol, pelabuhan, bandara membutuhkan sekitar Rp5500 triliun. Itu bisa diwujudkan bila alokasi dana subsidi digunakan sebagaimana mestinya. (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
7           12           4           2           3