MENYAKSIKAN PEMUTARAN FILM LASKAR PELANGI, DI BLITZ MEGAPLEX, JAKARTA, 8 OKTOBER 2008

 
bagikan berita ke :

Rabu, 08 Oktober 2008
Di baca 1050 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
MENYAKSIKAN PEMUTARAN FILM LASKAR PELANGI
DI BLITZ MEGAPLEX GRAND INDONESIA, JAKARTA
TANGGAL 8 OKTOBER 2008

 


Bismillahirrahmanirrahiim,

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan.

 

Khususnya para artis pendukung, penulis buku, sutradara, produser, dan semua yang telah menghadirkan karya seni yang indah dan mengagumkan ini. Para pendidik, anak-anak yang saya cintai, saya banggakan, teman-teman wartawan, dan semua yang alhamdulillah malam hari ini bersama-sama kita di tempat ini.

 

Kita patut sebagai umat, hamba Allah untuk senantiasa memanjatkan puji dan syukur karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan dan insya Allah kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita serta tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta. 

 

Saya juga memberikan apresiasi kepada Bapak Gubernur Bangka-Belitung yang datang malam hari ini bersama-sama kita di Jakarta ini. Sebelum saya menyampaikan satu-dua hal yang patut kita perhatikan sebagai bangsa yang ingin maju, menyongsong masa depan yang lebih baik. Tadi saya diberi tahu oleh Saudara Andi Mallarangeng, teman-teman wartawan ada yang menanyakan apakah jadi malam hari kita berada di sini untuk menyaksikan film Laskar Pelangi ini. Saya mengetahui bahwa dunia sekarang ini mengalami flu yaitu krisis keuangan yang bermula dari Amerika Serikat masuk ke wilayah dunia yang lain dan implikasinya juga dirasakan di negeri tercinta ini.

 

Saya katakan kepada Andi, terima kasih atas apa yang disampaikan itu, namun tolong disampaikan, kita berada di tempat ini bukan untuk berpesta pora tapi kita berada di tempat ini, pertama tentu ingin memberikan apresiasi yang tinggi atas lahirnya karya seni yang indah ini, dan juga merupakan dukungan kita. Saya juga senang karena anak-anak kita yang tadi disebutkan pada mereka kita harus lebih memberikan kasih sayang, bantuan agar masa depan mereka juga seindah anak-anak yang lain. Tentunya juga ingin malam hari ini dapat bersilaturrahim sambil menyaksikan film yang membangkitkan semangat, yang mencerminkan karakter dari anak-anak bangsa yang ingin maju menjadi putera-puteri bangsa yang insya Allah memiliki masa depan yang baik.    

 

Terus terang saya belum membaca buku yang ditulis oleh Saudara Andrea Hirata, saya juga belum menyaksikan film ini tetapi saya mendengar dari banyak pihak bahwa karya seni ini indah, karya seni ini patut diberikan apresiasi, mari kita saksikan bersama-sama pesan-pesan yang ditampilkan melalui film ini.

 

Kembali kepada apa yang disampaikan oleh beberapa rekan wartawan tadi, menyangkut krisis keuangan yang memang dua-tiga hari terakhir ini memukul sistem keuangan global. Saya sampaikan bahwa sistem terus bekerja sejak lebaran hari pertama, kami terus bekerja, selesai acara ini jam sepuluh malam, kami juga akan membahas kembali dengan sejumlah menteri, pimpinan BUMN, Bank Indonesia, dan lain-lain, untuk melanjutkan langkah-langkah pengelolaan.

 

Tadi malam, saya bertemu dengan dunia usaha untuk menserasikan langkah kita, sebelumnya saya bertemu dengan jajaran Bank Indonesia dan sebelumnya saya bertemu dengan jajaran Departemen Keuangan yang merupakan simpul-simpul untuk mengelola permasalahan yang kita hadapi ini.

 

Dan saya yakin, sebagian dari hadirin menyimak bahwa salah satu yang saya sampaikan dalam direktif saya menghadapi krisis keuangan yang sedang melanda dunia bukan berasal dari Indonesia, berasal dari Amerika Serikat dan memukul negara-negara lain adalah mari kita justru terus mengembangkan produk dalam negeri, mari kita justru terus mengembangkan ekonomi kreatif, kalau ini terus berkembang, maka ketergantungan kita kepada barang yang berasal dari luar makin susut. Kalau ketergantungan kita makin susut, maka makin bagus ekspor dan impor kita, kalau itu bagus maka tidak tertekan dari segi neraca pembayaran yang biasanya dihadapi oleh bangsa-bangsa yang menghadapi krisis. Jadi keberadaan kita untuk mendorong berkembangnya ekonomi kreatif termasuk perfilman, ini bagian dari solusi besar kita bukan hanya ketika menghadapi krisis tapi juga untuk pembangunan ekonomi di negeri kita jangka menengah dan jangka panjang.     

   

Saudara-saudara,

 

Film salah satu bentuk ekonomi kreatif, jangan diremehkan, bahwa ekonomi kreatif ini terus tumbuh di negeri kita. Tahun 2007, kontribusinya 7% dari keseluruhan ekonomi kita. Antara tahun 2002 dan 2007 itu ada 105 trilyun yang disumbangkan dari ekonomi kreatif, tahun 2006 saja, dua tahun yang lalu, ekonomi kreatif menyumbang 81.5 trilyun, luar biasa dan ini akan meningkatkan kemampuan neraca pembayaran yang ditakutkan oleh banyak negara, apalagi menghadapi krisis ini.

 

Ekonomi kreatif juga menampung, menciptakan lapangan pekerjaan, ada 5.4 juta tenaga kerja yang diserap oleh ekonomi kreatif mulai tahun 2002-2006. Tahun 2006 saja ada 2.2 juta saudara-saudara kita yang tadinya menganggur bekerja di ekonomi kreatif ini, sedangkan film ini bersama saya ada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Menteri Pendidikan, perkembangannya juga patut kita syukuri.

 

Dulu terus terang antara 1992-2004 apalagi kita mengalami krisis, produksi film nasional kita mengalami kemandekan, ada yang mengatakan mati suri, kita sepakat untuk bangkit dengan para seniman, budayawan, apa namanya artis perfilman kita dan alhamdulillah yang tadinya pada periode suri itu tiap tahun hanya diproduksi dua sampai lima judul film. Tahun 2007 it was last year tahun lalu telah diproduksi 53 film. Tahun 2008 sampai bulan Agustus di produksi 67 film, yang insya Allah pada akhir tahun ini bisa mencapai 80 film. Mari kita lihat 2000, 6 judul film, 2001, 4 judul, 2002, 9 judul, 2003, 13 judul, 2004, 22 judul, 2005, 21 judul, 2006, 45 judul, 2007, 53 judul, dan saya katakan insya Allah kita bisa mencapai lebih dari 70 judul.

 

Yang menggembirakan, yang patut kita syukuri, film Indonesia telah menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Liburan yang lalu, libur lebaran, 500 layar 92% adalah film produksi dalam negeri, tepuk tangan. Saya menonton Naga Bonar jilid 2, saya menonton Ayat-ayat Cinta, malam ini kita akan menonton Laskar Pelangi.

 

Laskar Pelangi yang saya tangkap adalah mari kita saksikan sama-sama, menunjukkan karakter dan semangat anak-anak Indonesia yang gigih, yang berjuang, yang tidak pernah menyerah untuk menjemput masa depannya. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Saudara Andrea Hirata yang telah menginspirasi dan mengangkat cita-cita ini, tidak pernah ada jalan yang lunak anak-anak untuk mencapai tujuan yang mulia. Barangkali kita bisa menyaksikan liku-liku kehidupan, perjuangan berat yang mesti kita teladani, kita tiru terutama anak-anak sekalian, dengan bantuan kita semua, baik yayasan, orang tua, pendidik agar mereka punya jalan yang baik untuk menjemput masa depannya.

 

Dan yang terakhir, prioritas pemerintah sekarang ini, meningkatkan pendidikan sangat serius, mari kita sukseskan secara bersama, mari kita sukseskan pendidikan kita, mari kita sukseskan kebangkitan perfilman Indonesia dan mari kita berikan apresiasi yang tulus kepada semua yang telah memungkinkan film ini hadir di tengah kita terutama penulis buku, sutradara, produser, dan semua yang patut kita berikan penghargaan. Demikian, mari kita saksikan bersama-sama, semoga masa depan kita lebih baik.        

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI