Pabrik Sagu Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat Sekitar‎

 
bagikan berita ke :

Jumat, 01 Januari 2016
Di baca 1450 kali

Presiden bersama Ibu Negara didampingi Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Direktur Utama Perum Perhutani berkeliling melihat proses pengolahan sagu. Presiden berharap dengan mulai beroperasinya pabrik sagu ini akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. "Dan yang bekerja berasal dari lngkungan masyarakat sekitarnya," ujar Presiden.‎

 

‎Pembangunan Pabrik Sagu ini dimulai sejak 2013 dan telah dinyatakan selesai pembangunannya pada akhir Desember 2015. Tiga bulan selanjutnya akan dilakukan comissioning di pabrik sebelum pabrik beroperasi penuh, sebagaimana dilansir dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.

 

Kapasitas produksi tepung sagu sebanyak 100 ton/hari dengan bahan baku 5.000 sampai 6.000 potong tual per hari. Tual adalah potongan batang sagu sepanjang satu meter. Rendemen diperhitungkan 15% dan limbahnya 85%. Pada tahun 2012 saat sebelum pabrik sagu dibangun, harga jual sagu adalah Rp5.200 per kg sampai Rp6.500 per kg. Akhir 2015 harga pasaran tepung sagu di Jawa mencapai Rp6.800 per kg. Harga ini tentu akan terus meningkat sejalan dengan kebutuhan tepung sagu untuk bahan pangan secara nasional, bahan baku industri lainnya di dalam dan luar negeri.

 

‎Dari total investasi sebesar Rp150 miliar dan tenaga kerja lebih kurang 40 orang bekerja di pabrik serta 400-600 orang tenaga kerja di lahan-lahan hutan sagu, maka pabrik sagu Perhutani ditargetkan akan memberikan kontribusi pendapatan ke perusahaan Rp100 miliar per tahun, dan juga akan menjadi pemicu penggerak ekonomi wilayah Sorong Selatan.

 

Kunjungan Presiden ke Papua, Berputar Tiada Henti

 

Dalam pertemuan dengan warga Kabupaten Sorong Selatan‎ usai melihat proses pengolahan sagu, Presiden mengatakan bahwa dirinya telah berada di Tanah Papua selama 4 hari 3 malam. "Berputar tanpa henti, tapi semakin sering ke Tanah Papua semakin saya tahu, bahwa Papua adalah surga kecil yang diturunkan ke bumi," tutur Presiden.‎

 

Selain itu, Presiden juga semakin mengetahui masyarakat Papua. "Pada intinya sama semua, baik-baik dan ramah-ramah.  Saya senang sekali bisa bertemu," ucap Presiden.

 

Dalam kunjungan ke Papua sejak tanggal 29 Desember 2015 hingga 1 Januari 2016, tercatat Presiden mengunjungi tujuh lokasi, yakni Merauke, Wamena, Timika, Nduga, Sorong, Raja Ampat, dan Sorong Selatan dengan acara yang sangat padat.

 

Dimulai dengan kedatangan pertama di Merauke untuk bermalam. Esok harinya Presiden mengikuti acara Ekspedisi Kapsul Waktu dan mengunjungi Pelabuhan Perikanan. Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju Wamena dengan menggunakan pesawat Hercules. Di Wamena, Presiden bertemu masyarakat Pegunungan Tengah Papua dan meresmikan gedung otonomi. Di sini, Presiden dan rombongan menginap satu malam. 

 

Pada hari ketiga, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan pesawat Hercules dari Wamena ke Kabupaten Nduga dengan transit di Timika untuk berganti Heli Super Puma milik TNI AU. Setelah dari Nduga, Presiden kembali ke Timika untuk transit berganti pesawat Kepresidenan Indonesia-1 menuju Sorong. 

 

Di Sorong, Presiden meninjau bandara baru dan langsung melanjutkan perjalanan ke Raja Ampat dengan menggunakan pesawat CN-295 milik TNI AU. Setelah bermalam di Raja Ampat, Presiden melanjutkan perjalanan menuju Sorong Selatan dengan menggunakan Heli Super Puma milik TNI AU untuk meninjau pabrik sagu. Dari Sorong Selatan, Presiden dan rombongan menuju Sorong untuk berganti Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 menuju Jakarta.‎ (Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0