Pegabdian Staf Khusus Presiden dalam Pemerintahan dan Masyarakat

Indonesia  | English
bagikan berita ke :

Selasa, 22 Maret 2022
Di baca 2607 kali

Berlangsung daring melalui Zoom Meeting dan YouTube PPKASN, Selasa (22/3), Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (PPKASN), Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) menggelar Program Setneg TOP (Talk with Outstanding People) Episode 5 bertema “Pengabdian Staf Khusus Presiden dalam Pemerintahan dan Masyarakat”. Menghadirkan narasumber Koordinator Staf Khusus Presiden, AAGN Ari Dwipayana, Program Setneg TOP diselenggarakan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta motivasi dan inspirasi kepada pejabat/pegawai di lingkungan Kemensetneg.  

Lahir di Ubud pada Februari 1972, Ari besar dalam suasana daerah yang kental akar tradisi berpadu dengan modernitas dimana warisan heritage yang luar biasa memiliki seni sastra yang hidup sampai sekarang. Ari juga banyak berinteraksi dengan Ekspatriat yang datang dari luar Ubud yang justru membawa knowledge bagi masyarakat Ubud. Selain Ekspatriat, Ari juga bergaul dengan Antropolog yang melakukan riset dan menghayati kehidupan masyarakat Ubud. Hal itu membuat Ari hidup dalam sebuah desa dengan tradisi tapi kosmopolitan.

“Nah, akhirnya banyak sekali membentuk diri saya sendiri dengan mengapresiasi tradisi, tapi pada saat yang bersamaan juga kita berinteraksi dengan cakrawala pengetahuan dunia luar dari para turis dan peneliti yang datang. Menurut saya itu satu pengalaman yang sangat menarik pada saat saya kecil,” kata Ari.

Menjalani masa remaja di Gianyar, Ari menambah spektrum pergaulan yang lebih luas. Ia melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di luar Bali dan memilih Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta mulai S1 jurusan Ilmu Pemerintahan, S2 Ilmu Politik, hingga mencapai puncak akademik dengan gelar Doktor Ilmu Politik. Yogyakarta yang terbuka dengan ragam kebudayaan, Ari bersama banyak teman dari beragam etnis dan agama tidak menghalanginya untuk bekerja sama dan membuat proyek.

Memiliki pengalaman kerja sebagai seorang Akademisi, Ari terjun ke dunia birokrasi menjadi Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara pada Desember 2014. Setahun kemudian, ia diangkat sebagai Staf Khusus Presiden RI. “Masuk ke dalam pemerintahan itu kita punya visi transformasi. Tidak semata-mata bergabung saja tapi transformasi apa yang ingin kita bangun. Itu satu hal yang penting ketika bergabung di pemerintahan. Kemudian visi itu memang menjadi visi Pak Jokowi karena beliau awalnya ingin mengembangkan transformasi bangsa dan itu sesuai dengan visi saya,” ujar Ari.


Di Istana, Ari bertugas menyinergikan lingkup Sekretariat Negara, Sekretariat Wakil Presiden dan Sekretariat Kabinet serta Kantor Staf Presiden dengan melakukan konsolidasi menjadi satu sinergi yang kuat untuk mendukung Presiden RI. Sebagai Staf Khusus Presiden RI, ia merumuskan hal-hal terkait substansi yang akan dibaca oleh Presiden. Tugas tersebut memiliki persamaan dengan apa yang Ari kerjakan ketika masih di kampus yaitu mengonsolidasikan pemikiran dan gagasan kemudian menuangkan ke policy paper akademik. Kalau di pemerintahan, Ari menjelaskan policy paper akan dibaca oleh pemimpin tertinggi yang kemudian menjadi satu informasi dan bahan kajian yang kuat atau bahan bacaan bagi Presiden.

Dengan intensitas kegiatan presiden yang sangat tinggi, Staf Khusus Presiden menyiapkan substansi yang akan digunakan Presiden untuk bahan pidato maupun arahan presiden pada banyak acara seperti rapat terbatas kabinet, kunjungan kerja, penerimaan tamu, dan arahan kepada para menteri, kepala lembaga, juga masyarakat umum.

Sejak periode kedua pemerintahan Joko Widodo, pria yang juga aktif menulis buku ini menerima penugasan baru sebagai Koordinator Staf Khusus Presiden yang bertugas mengoordinasikan kerja sebelas Staf Khusus Presiden yang menjalankan tugas-tugas khusus dari presiden seperti gagasan baru, inovatif, dan penuh terobosan dari para Staf Khusus milenial sehingga tim menjadi kuat dalam mendukung kerja Presiden Joko Widodo.

Berbagi tentang tugasnya, Ari yang juga menulis pidato presiden menyampaikan beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain penyampaian pesan presiden yang strict to the point (langsung ke inti), singkat, menggunakan bahasa yang lugas, tegas, dan dimengerti audiens sehingga komunikasi presiden berjalan efektif.

Untuk ASN Kemensetneg, terutama para milenial, Ari berpesan untuk lebih smart, adaptif terhadap perubahan, energy knowledge, energi skills, memberikan kontribusi kepada masyarakat dan untuk transformasi bagi bangsa.

“Gunakan kesempatan Anda sebagai ASN milenial yang terus belajar. Gunakan untuk mengerjakan hal bermanfaat bagi transformasi bangsa sehingga kehadiran ASN dapat memberikan solusi yang solutif dan warna bagi transformasi bangsa. Terakhir, jangan lupa menjadi ASN yang bahagia. Jadi ASN itu tidak identik dengan kaku, rutin, sekat-sekat, cubical, tidak bahagia, banyak kredit, tapi menjadikan kegiatan kita untuk mendukung pemerintah yang tidak hanya bekerja keras tapi jangan sampai kehilangan kebahagiaan,” pungkas Ari mengakhiri sesi sharing-nya. (DEW/YLI-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           0           0           0           0